Hadirnya Kamu | Tamat

By jeszyc09

655K 25.7K 565

Kehidupan Sultan berubah saat seorang gadis tiba-tiba hadir menjadi belahan jiwanya yang semula hilang. Gadi... More

Tokoh
1: Dijodohkan dengan om-om?
2 : Pertemuan
3: Cafe 70's
4: Bertemu Calon Mertua
5: Hari bersejarah
6: Jangan Marah, Diajeng
7: Drama Berkeluarga
8: Perubahan Sikap
9: Kecewa di Hari Merah
10 : Khawatir Seorang Suami
11 : Hilangnya Mahkota
12: Kelembutan Hati Sultan
13: Hinaan Serta Kekecewaan
14: Menerima Semuanya
15: Berkunjung ke Solo
16: Selamat Pak Prabu
17: Bahagia Tiada Tara
18: Masih Ngidam
19: Ciuman Manis
20: Berjarak Sebentar
21: Bunga Tidur
22: Kecurigaan Berujung Penyesalan
24: Bunda Yang Hebat
25: Keluarga Kecil Bahagia
26: Jabatan Kades
27: Keributan Antar Keluarga
28: Selamat Ulang Tahun Papa
Cerita Baru
Extra Part
Siapa Yang Kangen?
Bantu Penulis Vote Cover Yu
Info Open PO!
Hadir di Shopee!!

23: Selamat Datang Si Kembar

18.6K 855 21
By jeszyc09

Hai haii, gimana kabar kalian. Semoga baik-baik aja, selalu jaga kesehatan teman-temannn. Terima kasih sudah setia menunggu🦋💝

🦋

Waktu berlalu begitu cepat usia kandungan Laurenza kini sudah memasuki usia ke 9 bulan, tinggal menunggu hari kelahiran saja. Sejak usia kandungan Laurenza berumur 9 bulan Sultan meminta kedua mertuanya untuk tinggal dirumahnya berjaga-jaga jika dia sedang ada kerjaan yang tak bisa ditinggalkan takut-takut terjadi sesuatu dengan Laurenza.

Kedua orangtua Sultan pun tak pernah absen menghadiri kediaman Sultan untuk melihat kondisi Laurenza, dan kadang kedua orangtuanya sering memarahi Sultan karena Sultan kadang pergi bekerja padahal mereka sudah menyuruh Sultan untuk cuti.

"Kowe ko dikandani ora ono krungu-krungune, kupingmu didedol ning ndi to le?!"

( Kamu ko dibilangin gak ada denger-dengernya, telingamu dijual dimana sih?! )

Sultan tidak bisa melawan saat sang ibu memarahinya yang baru saja pulang dari kantor. Sultan tadi mendapat laporan jika ada sesuatu barang miliknya yang tertinggal di kantor, Sultan pun sudah berpamitan dengan Laurenza dan mertuanya untuk mengambil barang yang tertinggal dikantor. Tetapi tetap saja walaupun Karina sudah diberi tahu oleh besan dan menantunya wanita itu tetap kesal pada putra pertamanya ini.

"Sultan cuman ambil barang yang tertinggal bu, gak kerja" balas Sultan lembut.

Karina menggelengkan kepalanya. "Ya tetap saja kamu meninggalkan istrimu!"

Sultan menghembuskan nafasnya lalu dia mengangguk-anggukan kepalanya dan mencium punggung tangan sang ibu. "Iya bu iya, Sultan minta maaf."

Laurenza yang sedang duduk sembari meluruskan kakinya di sofa ruang keluarga itu terkekeh melihat wajah sang suami yang dimarahi oleh mertuanya. Setelahnya Sultan duduk dihadapan Laurenza dan mengangkat perlahan kedua kaki Laurenza ke atas pangkuannya, Sultan memijat lembu kaki Laurenza yang terlihat sedikit lebih besar dari sebelumnya. Sultan pun sering mendapatkan rengekan Laurenza karena badan wanita itu yang berubah tidak seperti dulu lagi, tapi Sultan dengan sabar selalu menanggapinya dengan ucapan-ucapan lembut dan menenangkan.

"Sudah dihabiskan belum makannya?" Tanya Sultan kedua bola matanya menatap teduh Laurenza yang sedang membaca novel.

"Gak habis, kenyang banget." Balas Laurenza melirik sebentar Sultan.

"Mas bawa buah naga, mau gak?" Tawar Sultan, satu tangannya mengusap lembut perut Laurenza yang sudah sangat membesar.

Laurenza menurunkan kedua kakinya dari pangkuan Sultan dan mengubah posisinya menjadi duduk, Sultan menggeser tubuhnya agar lebih rapat dengan Laurenza dan satu tangannya menelusup masuk ke pundak Laurenza. Sultan tersenyum mengingat jika sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ayah, sebuah julukan yang ingin dia punya sekali seumur hidup. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan kelamin calon anaknya, tetapi dia ingin mengetahuinya nanti saja saat hari kelahiran itu tiba.

"Buat nanti malam aja mas, dibuat jus kalau boleh" balas Laurenza sembari mendongak menatap wajah Sultan sembari tersenyum.

Sultan menganggukkan kepalanya. "Iya, nanti mas bikinin."

Sultan melirik jam dinding sudah pukul 11 siang, dan sekarang adalah hari jumat jadi sebagai seorang laki-laki Sultan harus melakukan kewajibannya. Sultan pun melihat ayah dan papa mertuanya sudah siap untuk pergi bersama ke masjid untuk melaksanakan sholat jumat.

"Mau bareng gak Sultan?" Tawar Gunawan yang melihat Sultan masih duduk disamping Laurenza.

"Duluan saja pa sama ayah," balas Sultan yang dibalas anggukkan oleh Gunawan dan Joko.

Sultan berdiri dan sebelum pergi Sultan meninggalkan kecupan didahi Laurenza dan perut buncitnya, Laurenza tersenyum mendapatkan perlakuan manis dari sang suami.

🦋

Sultan berlari tergesa-gesa dilorong rumah sakit, wajahnya tampak sangat panik. Dalam hatinya tak henti-henti mengucapkan permohonan doa kepada sang pencipta agar sang istri bisa melahirkan anak-anak mereka tanpa hambatan sedikit pun.

Arya mengabarkan Sultan yang sedang berada di Solo sebab Sultan mendapatkan kabar dari teman bisnisnya jika ada salah seorang pekerja yang melakukan sabotase di proyek yang sedang dilaksanakan olehnya dan juga teman bisnisnya. Mau tak mau Sultan datang ke Solo tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, sebenarnya Laurenza dan kedua mertuanya sempat melarang karena prediksi dokter kandungan Laurenza mengatakan jika Laurenza akan melahirkan dalam waktu yang tidak lama lagi.

Namun Sultan tetaplah pria yang keras kepala dia memaksa dan sempat berdebat dengan ayah mertuanya, Sultan tidak mungkin meninggalkan pekerjaan yang modalnya sangat besar, dan semuanya tidak ada nilainya sama sekali saat kakak iparnya mengabari jika Laurenza dibawa ke rumah sakit dan mengalami pendarahan. Sekujur tubuhnya menjadi lemas setelah mendengar itu, bahkan dia meninggalkan Solo tanpa sepengetahuan temannya, biarkan dia mencari sekarang tidak ada yang lebih penting dibandingkan dengan istrinya.

Sultan melihat Joko, Gunawan serta Hastungkara yang berdiri didepan ruangan bersalin, Sultan menghampiri dan kedatangan pria itu membuat mereka bertiga terkejut akan penampilan Sultan yang tidak menggambarkan seorang pemimpin perusahaan, pria itu tampak tergesa-gesa dan dadanya naik turun tak beraturan. Kedua mata teduh Sultan melihat papanya yang menatap dirinya dengan penuh amarah, Sultan tahu ini pasti terjadi dan dia tidak akan melawan memang ini benar kesalahannya.

"Goblog kamu! Sudah berapa kali dibilang hah?! SUDAH BERAPA KALI DIBILANG?!"

Hastungkra mengusap lengan papanya agar tetap tenang dan mengingatkan jika sekarang sedang berada di rumah sakit, tidak baik berteriak-teriak.

"Seberharga apa pekerjaan kamu itu? Apa yang kamu dapatkan sampai-sampai tega meninggalkan istrimu hah? Dimana otakmu?" Lanjut Joko tak habis pikir dengan anaknya.

Gunawan pun sama kecewanya, tak disangka jika Sultan tetap pergi meninggalkan Laurenza. Dia tidak bisa lagi berkata, biarkan itu semua diwakilkan oleh Joko.

Sultan tidak menjawab sama sekali dia hanya menundukkan kepalanya tanda sangat merasa bersalah, setelah Joko berhenti bicara Sultan tampak mengangkat kepalanya bukan untuk melawan ucapan sang papa tetapi pria itu menerobos masuk begitu saja ke dalam ruang bersalin Laurenza, tidak ada yang bisa menahan karena tenaga pria itu cukup kuat.

Sultan masuk dan dia melihat Laurenza yang sedang terbaring di brankar dengan menangis menahan sakit ditemani oleh Karina dan Dini disana yang sedang berusaha menenangkan Laurenza yang kesakitan karena bayinya akan lahir sebentar lagi.

Sultan mendekat dan menerobos menggeser dua wanita yang berdiri disamping brankar Laurenza, Sultan menggenggam erat telapak tangan Laurenza pria itu tak bisa lagi menhan air mata yang memaksa dikeluarkan. Laurenza menatap Sultan dengan tatapan menyakitkan, Sultan tak sanggup melihat, Sultan lebih memilih Laurenza menatapnya marah daripada seperti ini, dia sangat takut, cemas, akan tatapan itu.

"Sakit mas..." Lirih Laurenza dia mencengkeram erat lengan Sultan.

"Tahan sayang, kamu bisa, kamu perempuan hebat. Kamu perempuan hebat yang mas miliki, jangan takut sayang, mas ada disini, disamping kamu selamanya." Bisik Sultan dengan suara begetar, dia menangis. Tak tega melihat Laurenza seperti ini, dia sadar perjuangan seorang ibu semenyakitkan ini.

"Ikuti aba-aba saya bu, jangan panik ya, kita akan melakukan yang terbaik" ucap dokter kandungan yang berusaha menenangkan pasien yang tampak ketakutan.

Laurenza menatap suaminya yang sedang berlinang air mata. "Mas percaya kamu diajeng, kamu bisa, kamu kuat, kamu yang terbaik. Mas yakin kamu bisa melakukannya, buang jauh-jauh ekspetasi jelek kamu dan bawa ekspetasi yang membuat kamu semakin yakin jika kamu bisa melakukan ini, Allah ada bersama kita dan mas ada bersama kamu."

Laurenza menganggukkan kepalanya dia beralih menatap mama dan ibu mertuanya meminta dukungan, kedua wanita tersenyum dan memberikan ucapan yang membuat Laurenza yakin jika dia bisa melewati ini.

Peluh terus memenuhi dahi Laurenza yang berusaha melahirkan buah hatinya ke dunia, ucapan semangat tak pernah berhenti diucapkan Sultan, dan ketika Laurenza sudah tidak kuat mengejan lagi suara tangisan bayi saling bersahutan mereka yang berada diruang bersalin tampak menghembuskan nafas lega. Sultan mendekat dan mencium seluruh wajah Laurenza, bibir pucat Laurenza tampak membentuk senyum lega saat melihat anak kembarnya berada diatas dadanya. Tangisan dari kedua bayi itu perlahan mereda saat bersentuhan dengan kulit ibunya.

Sultan tidak pernah merasa sebahagia ini, setelah sekian lama hanya bisa membayangkan kini tercapai juga akhirnya, satu tangannya mengusap bergantian tangan anak hasil buah cintanya bersama Laurenza. Raut bahagia tampak jelas menghiasi wajah tampannya, Sultan beralih menatap Laurenza yang kini tersenyum padanya.

"Mereka mirip kamu mas" ucapnya lemas.

"Terima kasih sayang, terima kasih sudah mau berjuang. Maafkan mas yang selama ini selalu membuatmu kesal, maaf mas selalu melanggar laranganmu, dan maaf mas pernah membuatmu curiga. Tolong ampuni mas diajeng, mas ikut merasakan sakit saat melihatmu berjuang, sekali lagi mas ucapkan terima kasih karena mau berjuang melahirkan anak-anak kita dengan selamat." Bisik Sultan dengan suara bergetar, Laurenza menganggukkan kepalanya satu tangannya terulur untuk mengusap lembut pipi Sultan disampingnya.

Karina dan Dini ikut menangis melihat pemandangan didepannya, mereka terus mengucapkan syukur karena Laurenza telah berhasil melahirkan normal.

"Jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan, berat dan panjangnya pun normal. Selamat ya pak, bu sebentar lagi rumah kalian ramai karena si kembar sudah lahir." Ucap sang dokter kandungan sembari mengangkat perlahan bayi kembar yang semula ada diatas dada Laurenza, dibantu oleh suster.

Karina berpamitan sebentar ingin keluar ruangan bersalin untuk mengabari orang-orang yang menunggu proses persalinan Laurenza diluar, Sultan pun mengikuti dia ingin meminta maaf pada mertua dan ayahnya.

"Bagaimana?" Tanya Gunawan saat melihat Karina dan Sultan baru saja keluar ruangan bersalin.

"Sudah lahir, jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan." Jawab Karina dengan senyuman bahagia.

Gunawan, Joko, serta Hastungkara bersama-sama mengucapkan syukur mendengarnya. Sultan menghampiri Gunawan dan mencium tangan mertuanya.

"Maafkan Sultan telah melanggar perintah papa kemarin" ucapnya dengan nada suara yang penuh akan rasa bersalah.

Gunawan menganggukkan kepalanya, dia mengusap bahu menantunya. "Berjanjilah tidak akan mengulanginya lagi Sultan, jika itu sampai terjadi lagi saya sangat sulit untuk memaafkanmu."

Sultan menganggukkan kepalanya. "Iya pa, saya berjanji."

Sultan pun membalikkan tubuhnya agar bisa berhadap-hadapan dengan Joko yang kini sudah tidak memandangnya dengan penuh amarah lagi, Sultan mencium punggung tangan ayahnya.

"Maaf yah, Sultan sudah berjanji tidak akan mengulanginya."

Kedua tangan Joko menepuk kedua bahu putra sulungnya, dia tersenyum pada Sultan. "Berjanjilah pada dirimu sendiri." Sultan menganggukkan kepalanya yakin.

Tak lama Basyira datang bersama suaminya sembari membawa jinjingan yang diperintahkan oleh Dini dan Karina. Jinjingan itu berisi baju ganti Laurenzadan beberapa popok, baju bayi, serta sabun pakaian lengkap dengan pewanginya.

"Bagaimana mas? Lancar?" Tanya Basyira.

"Alhamdulillah, lancar dan normal."

"Alhamdulillah!" Ucap syukur Basyira serta suaminya bersamaan.

"Ini mas pakaian bayi sama baju gant Laurenza, ada sabun sama pewangi pakaian juga buat bersihin kain bekas persalinan." Basyira menyodorkan paper bag berukuran besar pada Sultan.

"Kamu bawa masuk, nanti biar saya saja yang mencuci kain bekas persalinan Laurenza." Balas Sultan yang langsung dilaksanakan oleh Basyira.

"Sebaiknya sekarang kamu pulang dulu le, bersihkan tubuhmu." Ucap Joko.

"Sultan mau membersihkan tubuh di kamar mandi rumah sakit saja, Kara mas minta tolong ambilkan baju ganti mas di rumah."

"Lebih baik kamu pulang dulu saja Sultan, mungkin kamu lapar setelah perjalanan jauh." Sambung Gunawan.

Sultan menggelengkan kepalanya. "Cepat ambil." Perintahnya kepada Hastungkara yang masih berdiam diri ditempat.

🦋

Namanya siapa ya?

Terima kasih telah membaca bab 23 sampai habis, saya harap kalian suka dengan cerita di bab ini. Jangan lupa untuk vote serta komentar positifnya agar penulis jadi lebih semangat untuk melanjutkan ke bab berikutnya.

Follow instagram

Continue Reading

You'll Also Like

596K 43K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1.4M 6.3K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.2M 33.1K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
6.3M 325K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...