Little Lotus

By MaidenRui

7.7K 948 178

Fanfiction. Tokoh, lokasi Dan lainnya bersumber dari drama Mysterious lotus casebooks. . . . Di feisheng hany... More

Aku menemukanmu
Hanya kau
berniat mati
pita rambut
awal mula
Bangun dari tidur
minum
Tamu
Menara lotus yang membelah malam
Pertemuan tiga tabib (bag.1)
Pertemuan tiga tabib (bag.2)
Pertemuan tiga tabib (bag.3)
Teratai dibawah bulan
Teratai berwarna darah
hidup Dan mati (bag.1)
Menghilang bersama asap
Yang ditinggalkan
Kota Bulan Salju
Kilasan Orang itu
Pertemuan kembali

Hidup dan mati (bag.2)

302 43 19
By MaidenRui

.
.
.
.
.

Fang Duobing berlari disepanjang koridor Aula Tianji seperti anak panah. Matanya tajam, keningnya berkerut dalam. Erya ditangannya berlumuran darah. Ada panik yang terpahat jelas diwajahnya.

Aula Tianji dipenuhi pelayan Dan pengawal yang tergeletak tidak sadarkan diri. Ada bayangan hitam yang berkeliaran disekitarnya. Beberapa menyerang, beberapa melewatinya begitu saja. Fang Duobing tentu menghabisi sebanyak yang dia bisa, tapi penyusup seperti tidak ada habisnya.

Sebelum dia bisa menemukan cara yang lebih baik, nafasnya sudah terengah-engah. Jelas-jelas kewalahan.

Setelah berlari entah berapa lama, akhirnya gerbang utama terlihat. Zhan YunFei berdiri dengan pedang terhunus bersama dua lusin penjaga. Dia dikelilingi hampir selusin penyerang. "Zhan-ge!!" Fang Duobing melompat, menyabet pria berpakaian hitam bertubuh tegap. Melumpuhkannya dengan satu tebasan. "Apa yang terjadi? Siapa mereka?"

"Tidak tau."

"Niang sudah kembali?"

Zhan YunFei meliriknya sekilas, "belum." Pedangnya menusuk perut penyerang didepannya. Dia mundur perlahan hingga punggungnya bertabrakan dengan punggung Fang Duobing. Mereka terkepung.

Tiba-tiba dilangit terdengar bunyi peluit. Begitu nyaring sampai tanah berdarah Aula Tianji hening setelahnya. Di feisheng berdiri kokoh diatas gerbang utama yang tingginya hampir empat meter. Ditangan kirinya ada sebuah peluit besi, sementara tangan kanannya menggenggam pedang. Lalu dari segala arah muncul pasukan lain, kali ini dengan pakaian biru gelap hampir hitam. Beberapa menggunakan pakaian aneh yang tidak pernah dilihat Fang Duobing.

Di feisheng berteriak lantang dari atas, "BUNUH SEMUA PENYUSUP!!"

Fang Duobing melompat naik, berdiri disamping Di feisheng. "A Fei? Kau kenal mereka?" Di feisheng meliriknya, "Di Mengzhu."

Fang Duobing mengerucutkan bibirnya kesal, "lalu? Di Mengzhu yang terhormat, kau mengenal mereka?" Di feisheng tersenyum miring, "tidak."

"Hah? Lalu siapa mereka?"

Di feisheng tidak menjawab, seperti identitas tidak penting baginya. Dihadapannya hanya ada musuh yang harus dihancurkan, sisanya tidaklah penting. "Kembali ke kamar, lindungi Xiangyi." Pria itu lalu melompat turun, menggerakkan pedangnya. Setengah lusin penyerang langsung terpukul mundur. Fang Duobing diam-diam mengaguminya.

Pemuda itu lalu turun, sekali lagi kembali menyusuri koridor panjang Aula Tianji. Ada lebih banyak mayat penyusup yang tergeletak. Semuanya mati.

Semakin dekat kamar Li lianhua semakin banyak mayat yang bergelimpangan. 'mereka mengincar Li lianhua.'

Fang Duobing memaksa kakinya berlari lebih cepat, hampir jatuh tersungkur karena kelelahan. Ada bunyi pedang beradu yang nyaring didepannya. Jantungnya berpacu semakin liar, "Li lianhua.."

Wu Yan bertarung sengit melawan setengah lusin penyerang. Fang Duobing sampai tepat ketika sebilah pedang hampir menyayat punggung pria itu. Fang Duobing menyelamatkannya dengan satu hempasan pedang, berdiri beradu punggung dengan tangan kanan setia Di feisheng. "Li lianhua?"

"Bersama Yao Mo."

Fang Duobing menimbang situasi sejenak, dia melirik Wu Yan lagi. "Kau bisa menangani ini?"

"Silahkan pergi."

"Hati-hati." Fang Duobing melesat lagi, meninggalkan pria itu bersama setengah lusin penyerang. Pemuda itu membuka pintu kamar Li lianhua lalu menutupnya lagi dengan bunyi 'brak' keras. Dia menghindar kesamping saat matanya menangkap sesuatu yang terbang ke arahnya.

"Fang Duobing!!"

Dia menoleh, Yao Mo berdiri didepan ranjang. Posturnya tegang.

Fang Duobing melirik pintu dibelakangnya, seekor kelabang raksasa dengan warna mengerikan menjalar disana. Pemuda itu bergidik geli, tapi tidak berkomentar lebih. Matanya menyusur pada ranjang dibelakang pria tua itu. Li lianhua masih tertidur, seperti tidak mendengar apa-apa.

Mungkin dia memang tidak mendengar apa-apa.

"Tabib Guan?"

Pria tua itu menggeleng. Fang Duobing mengangguk pelan, "Li lianhua?"

"Tidak terpengaruh. Kondisinya cukup stabil untuk saat ini." Fang Duobing menurunkan pedangnya. Melangkah cepat mendekati ranjang. Dia duduk ditepiannya, menyentuh telapak tangan putih diatas selimut. "Tubuhnya dingin." Fang Duobing bergumam pelan, ujung jarinya menekan pelan nadi Li lianhua. Berdiam disana sangat lama.

Dia baru melepaskannya setelah yakin Li lianhua sungguh-sungguh masih hidup. "Siapa sebenarnya orang-orang ini? Membawa pasukan dalam jumlah besar, mengepung Aula Tianji begitu tiba-tiba."

"Nanyin."

Suara Di feisheng terdengar dingin. Fang Duobing bahkan tidak mendengar pria itu membuka pintu. Bau darah menguar jelas, memenuhi ruangan dengan bau anyir yang memuakkan. Di feisheng mendekati ranjang, melihat Li lianhua dengan pandangan rumit. Alisnya berkerut dalam, "Dia tidak bisa tetap disini."

Fang Duobing melotot, berdiri. "apa maksudmu?!"

"Mereka jelas mengincarnya. Tempat ini tidak memiliki cukup pertahanan."

"SIAPA YANG BILANG RUMAHKU TIDAK MEMILIKI PERTAHANAN!!!!"

Suara lantang He Xiaohui terdengar bersama bunyi pintu yang terbuka dengan kasar. Nyonya besar pemilik Aula Tianji itu berdiri dengan hanfu biru langit. Wajahnya kusam karena perjalanan. Ada pedang bernoda darah ditangan kanannya, beberapa pengawal berdiri dibelakangnya.

Fang Duobing memekik kaget, "Niang!!"

"Tarik mundur pasukan. Buka gerbang hukuman langit!!" Penjaga dibelakang He Xiaohui mundur beberapa langkah, mengeluarkan sesuatu seperti tabung dari dalam bajunya lalu mengarahkannya kelangit. Suar kuning berpendar dilangit, disusul bunyi gemuruh hebat dimana-mana.

"A Fei!! Tarik pasukanmu mundur. Mereka akan mati!!" Di feisheng meliriknya dengan sebelah alis terangkat, bertanya tanpa suara.

"Hujan panah."

Pemimpin Jinyuan itu tersenyum miring. Matanya bertemu dengan WuYan sebentar. Bawahan setia Di feisheng itu lalu mundur dan menghilang. Tidak lama bunyi peluit memekik dilangit, beradu dengan lesatan seribu anak panah.

Di feisheng lantas duduk dipinggiran ranjang, tidak peduli sama sekali dengan keberadaan nyonya rumah. Pedang bermata Dua tertancap dilantai, tidak terlepas dari genggamannya. He Xiaohui menghampiri meja ditengah ruangan lalu duduk disalah satu kursinya. Pintu utama disebelah kanan, Di feisheng disisi lainnya. Seorang pengawal menuangkan teh untuknya. Fang Duobing buru-buru mengikuti ibunya duduk, "Niang."

He Xiaohui melihat putranya lalu menghela nafas lelah, "kau!!" Tangannya menunjuk hidung Fang Duobing gemas. "Jika tidak ada yang mengirim pesan kilat padaku, apa aku bisa kembali secepat ini?"

Di feisheng mengacuhkan sepenuhnya percakapan ibu dan anak itu. Perhatiannya ada pada tubuh putih yang berbaring diranjang. Tangan kirinya terangkat, menyentuh pipi Li lianhua. Mengusapnya pelan. Suara pedang Dan lesatan anak panah berlangsung cukup lama. Hampir setengah dupa, sebelum keadaan menjadi hening.

Wu Yan membuka pintu perlahan, membungkuk tanpa masuk ke ruangan. "Zhunshang. Pasukan Nanyin sudah mundur." He Xiaohui tersenyum bangga. "Berani mengepung rumahku. Tidak takut mati."

Fang Duobing tersenyum sama bangganya. Di feisheng tidak menimpali. Dia sama sekali tidak tersenyum, alisnya masih berkerut dengan bibir yang membentuk garis. Sesuatu masih terasa salah. Tangannya masih mengusap pipi Li lianhua, berpikir.

Pria itu tiba-tiba melotot, didepannya Li lianhua membuka mulutnya, tarikan nafasnya begitu keras hingga Di feisheng bisa mendengarnya. Setelahnya, pria itu hanya terus membuka mulut, berusaha bernafas dengan sia-sia. Wajahnya menunjukkan kesakitan. "YAO MO!!" pria tua itu kaget, hampir melompat. Dia cepat-cepat bergerak, wajahnya seketika panik saat melihat Li lianhua. Pria itu memekik, "Dia tidak bisa bernafas!!"

Di feisheng berdiri kaget, "ada yang Salah." Fang Duobing melihat ibunya yang balik melihatnya. Bertanya-tanya.

Dibelakang mereka, seorang pengawal tiba-tiba jatuh pingsan. Dua orang lagi menyusul sedetik kemudian. Fang Duobing berdiri kaget, matanya mengawasi sekitar dengan liar. He Xiaohui mengeryit, "ada bau yang aneh, ini.." dia melihat tempat dupa yang mengepul dimeja samping. Alisnya berkerut. Sedetik kemudian matanya melotot. Wanita itu bangun, tangannya menggebrak meja lalu berteriak, "ADA RACUN DIUDARA!! TAHAN NAFAS!! BUKA JENDELANYA!!!"

Pengawal yang masih bisa bergerak segera berlari, membuka pintu dan jendela lebar-lebar. Nyonya besar Aula Tianji itu tiba-tiba berlari, menyambar tempat dupa di atas meja samping lalu melemparkannya ke luar.

Di feisheng mengumpulkan seluruh tenaga dalamnya, membuat pusaran angin didalam ruangan lalu mendorongnya kesegala arah. Membersihkan udara dengan hempasan kuat. Selusin pengawal terpental menghantam tembok, Fang Duobing terdorong beberapa langkah sementara He Xiaohui bertahan dengan pedang tertancap dilantai. Yao Mo menelungkup diatas ranjang, melindungi tubuh Li lianhua.

Pria tua itu lalu terburu-buru bangun, matanya terbelalak,

"LI MENGZHU TIDAK BERNAFAS!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

15.8K 2K 64
menggambil beberapa cast mlc dan tboy, cerita mungkin diluar ekspektasi pembaca, hasil dari ngehalu🙂
27.8K 3.2K 14
Cerita ini tidak bermaksud untuk mengubah cerita Naruto karya Mas Masashi. Ini murni hanya imajinasi saya sebagai penulis FF yang selalu mengimajinas...
11.7K 1.2K 12
Zeng Shun Xi menangis hingga matanya bengkak karna penjahat didalam novel yg dia sukai mati dibunuh oleh protagonis. bertransmigrasi kedalam novel da...
65.7K 7.6K 25
Yoshi juga manusia, Yoshi juga bisa merasakan sakit dan kesepian.