Semua karakter milik MK, saya hanya meminjam.
•
Main Chara: Naruto dkk
•
Pair: Sasunaru, Dll
•
Genre: romance, ninja
•
Warning: BXB, Yaoi
•
Naruto Masa Depan [md] : 33 y.o
•
Sasuke Masa Depan : 35 y.o
•
Naruto Masa Lalu [ml]: 17 y.o
•
Sasuke Masa Lalu : 19 y.o
•
Noted:
tidak semua cerita ini berhubungan dengan anime Naruto. Ini hanya imajinasiku yang yang aku gabung dengan beberapa cerita di Naruto. And sasunaru ga buntung disini ya ges ya.
•
Don't like? Go away!
•
Happy reading!
•
•
•
•
•
•
•
•
"Hmmm rasanya aku kembali menjadi Naruto yang dulu, hahaha"
Sasuke MD tersenyum mendengar ucapan Naruto MD. Tersenyum tipis, tipis sekali sampai sampai hanya dia yang bisa merasakan nya. Ia juga tak menyangka akan bersatu dengan rival nya.
"Kamar disini hanya tiga" Sasuke menatap ketiga orang tersebut. Setelah Sasuke mempersilahkan mereka duduk di sofa. Mereka mulai memperbincangkan sedikit hal.
"Aku akan satu kamar dengan Naruto"
Sasuke MD menarik pinggang Naruto MD mendekat, memberi tanda bahwa Naruto masa depan yang akan satu kamar dengan nya. Mereka sudah menikah, jadi tidak ada salahnya satu kamar.
"Jadi, jika aku satu kamar dengan Naruto pun tak apa"
"Tidak!" Tolak mentah mentah dari Naruto. Ia dan Sasuke tidak ada hubungan apa apa, bagaimana bisa satu kamar. Walaupun mereka laki laki, namun di masa depan mereka menikah.
"Benar kata Naruto, kalian jangan satu kamar!" Ucap Naruto mendelikan matanya.
"Rasanya aneh kau memanggil diriku Naruto dan aku juga memanggil mu Naruto. Bagaimana kita sepakati, jika memanggil ku adalah Naru dan jika memanggilmu adalah Naruto. Begitupula dengan Sasuke, kita akan memanggil Sasuke masa depan dengan sebutan Sasuke, sedangkan Sasuke yang saat ini adalah sasu"
Naruto ML berucap panjang lebar. Menatap ketiga orang yang juga menatapnya.
Naruto MD mengangguk anggukan kepalanya. Ia setuju, benar juga mereka akan saling bingung jika seperti ini.
"Hmm kurasa itu tidak buruk"
(Kalo gue nulis nya cuman Naruto, Sasuke berarti yang dimaksud Naruto, Sasuke masa lalu, tapi kalo gue nulis nya Naruto MD, Sasuke MD berarti itu masa depan)
Naruto tersenyum. Ah rasanya damai sekali setelah mengetahui jika dirinya di masa depan adalah seorang hokage yang hebat, ia tak sabar menantikan itu.
"Ah iya Sasuke, apa kau sudah membuat nama samaran?" Tanya Naruto MD pada Sasuke MD. Ah iya Sasuke hampir melupakan hal itu.
"Ya, Ryota"
"Wahh bagus sekali. Aku siapa ya?"
Naruto MD tampak seperti berpikir. Siapa nama samaran yang akan ia gunakan, bisa gawat jika orang luar desa mengetahui identitas asli mereka. Ini akan sangat berbahaya, bisa bisa mereka mengubah takdir masa depan.
"Bagaimana jika haruki?. Kurasa itu bagus"
Naruto MD menoleh saat Naruto memberikan usulan nama samaran nya. Itu tidak terdengar buruk, daripada ia sudah susah memikirkan nama. Toh ini hanya sementara.
"Boleh juga. Yasudah, ayo kita istirahat. Mungkin saja besok kita akan mengeluarkan banyak energi"
Naruto MD lebih dulu bangkit. Ia meninggalkan ketiga nya di ruang tamu.
"Hn, aku juga"
Kini tinggalah Sasuke dan Naruto. Naruto sendiri sangat canggung dengan Sasuke. Padahal dia adalah orang yang sangat cerewet, namun mengingat Sasuke adalah suami masa depan nya. Itu membuatnya agak sedikit canggung.
"Sasuke"
(Kalo cuman dua orang gini, percakapan nya kaya biasa aja. Tapi kalo berempat balik lagi kaya tadi, si Sasuke masa lalu dipanggil sasu)
"Hn"
"Mengapa kau meninggalkan desa?"
Diam sejenak. Hening melanda keduanya, Sasuke menatap lurus dan menghela napas panjang. Sedangkan Naruto menunggu jawaban dari Sasuke.
"Kau tau sendiri alasan nya"
Sebenarnya Naruto memang tau sendiri alasan nya, banyak sekali desas desis yang beredar di desa ini semenjak Sasuke pergi meninggalkan desa, atau lebih tepatnya ia menjadi ninja buronan.
Naruto hanya ingin mendengar penjelasan langsung dari sang empunya, ia ingin Sasuke sendiri yang menjelaskan. Namun sepertinya itu mustahil mengingat Sasuke tak suka berbicara panjang lebar.
"Jangan tinggalkan desa lagi. Aku lelah mencari mu, sakura-chan juga terlihat sedih. Apa kau tak kasihan?"
"Kau lelah mencari ku hanya untuk sakura?"
Bukanya menjawab pertanyaan Naruto, Sasuke malah balik bertanya. Terdengar nada tak suka saat ia menanyakan itu.
"Tidak juga. Kau masih temanku, aku juga tau kau. Aku akan melakukan apapun agar membawa mu pulang dan menyadarkan kau"
"Sekarang aku sudah kembali. Apa yang akan aku dapatkan?"
Naruto diam. Dia tak pernah terpikirkan memberi apapun pada Sasuke, yang ia pikirkan hanya membawa Sasuke pulang. Memangnya apa yang Sasuke harapkan darinya?
"Apakah aku mendapatkan sebuah pelukan? Atau ciuman darimu?"
• • •
"Kau meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Apa yang akan mereka lakukan"
Sasuke MD mengendikam bahunya acuh. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang, lelah untuk hari ini.
Naruto MD menghela napas, tidak ada gunanya bertanya pada Sasuke MD.
"Kapan outsusuki itu datang menyerang" gumam Naruto MD yang dapat di dengar oleh Sasuke MD. Sejujurnya Sasuke MD pun memikirkan hal tersebut, yang pasti outsusuki sulit di prediksi kapan mereka akan datang.
Namun, sejauh ini Sasuke belum merasakan cakra outsusuki berada di sekitar sini. Sungguh, Sasuke kalut akan hal ini.
"Kita tidak ada yang tau kapan keparat itu datang. Jadi berhati hati dan waspadalah" Ucap Sasuke MD sembari memejamkan matanya.
"Hmm, aku lelah. Aku ingin tidur sebentar"
Naruto MD ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Sasuke MD. Ia menarik selimut hingga ke atas dada.
"Sayang, aku ingin"
Mendengar perkataan Sasuke. Naruto dengan cepat membalikan badannya lalu menggulung tubuhnya dengan selimut sampai tak terlihat.
Sasuke menarik Naruto lebih dekat dengannya hingga menubruk ke dada bidangnya. Membuka selimut yang menggelung tubuh Naruto.
"ARGHH tidak tidak!! Kita sedang berada di masa lalu Sasuke!" Naruto membalikan badannya menghadap Sasuke dengan wajah yang merah. Entah karena marah atau malu.
"Lalu apa salahnya? Kita sudah menikah"
Sasuke memeluk Naruto lebih erat sembari menyeringai menatap Naruto. Sungguh, seringai yang menyebalkan bagi Naruto. Ia tak menyangka Sasuke sangat bernafsu. Padahal dahulu Naruto kira Sasuke adalah kulkas yang tak peduli dengan apapun, bahkan Naruto berpikir jika Sasuke tak merasakan hasrat.
"Bodoh, aku malu"
Sasuke terkekeh melihat wajah merah Naruto. Kenapa harus malu, mereka sudah menikah. Kalaupun ada yang memergoki nya, mereka juga tak akan bisa menghakimi nya karena Naruto dan Sasuke sudah menikah.
"Baiklah baiklah. Cepatlah tidur, aku juga mengantuk"
Naruto akhirnya memposisikan dirinya di pelukan Sasuke. Ia menyelimuti dirinya dan juga suaminya. Kemudian mereka berdua menuju ke alam mimpi.
• • •
Bruk
"Tsunade-sama ini adalah beberapa berkas yang harus anda periksa lagi"
Tsunade menatap datar tumpukan berkas yang baru saja diletakan oleh Shizune. Jujur, ia sangat pusing dengan semua berkas ini.
Tsunade menghela napas panjang. Shizune hanya tersenyum kikuk. Sejujurnya ia juga sudah berusaha membantu Tsunade.
"Kepala ku rasanya hampir meledak. Berkas masih banyak, dan sekarang ditambah ada Sasuke dan Naruto dari masa depan..??!"
"Saya juga tak menyangka jika itu akan terjadi, Tsunade-sama"
Tsunade sebenarnya juga tak menyangka jika mereka berdua dari masa depan. Terlebih bocah pirangnya itu benar benar menjadi Hokage. Ia juga ikut bangga akan hal itu.
"Yahh, bocah tengil itu. Dia berhasil menggapai impiannya"
Tsunade tersenyum. Ia juga teringat akan Jiraiya yang sekarang sudah tiada. Guru Naruto yang membawa Naruto sekuat sekarang, yang bahkan bisa menjadi Hokage ke delapan.
'Jiraiya..lihat, Naruto menjadi hokage seperti apa yang ia impikan. Tidak kah kau ingin melihatnya?'
Bulir bening jatuh ke pipi Tsunade. Ia menangis mengingat Jiraiya. Teman satu tim nya, bagian dari Sannin legendaris.
Shizune yang melihat itu merasa bingung.
"Ada apa...Tsunade-sama?" Tanya Shizune pelan.
"Ah, tidak apa apa"
Tsunade mengusap pelan air mata di pipi nya. Ia beranjak dari tempatnya, sepertinya ia akan keluar untuk menenangkan pikirannya.
"Shizune, aku akan keluar sebentar. Kau tetap lah disini, jika ada yang kemari. Bilang saja aku sedang berada diluar"
"Baik, Tsunade-sama!"
Tsunade benar benar keluar. Tujuannya saat ini adalah makam Jiraiya, ia merindukan teman satu tim nya itu. Mengingat Jiraiya adalah orang yang ceria seperti Naruto.
Tsunade menatap makan Jiraiya di depannya itu. Ia berjongkok kemudian mengusap nisan yang bertuliskan Jiraiya.
"Kau pasti disana sudah tenang ya? jangan lupakan kami. Lihatlah muridmu, Naruto di masa depan menjadi hokage. Kau berhasil mendidiknya, sayang sekali kau tak dapat melihatnya ya.."
Tsunade berucap pelan. Air mata nya tak bisa ditahan, sungguh ia merindukan teman nya ini.
"Aku akan menjaga Naruto. Kau tak perlu khawatir, maafkan aku karena dulu membiarkan mu melawan musuh sendirian. Kau berhasil mendidik Naruto. Naruto sangat menyayangimu...aku yakin kita akan bertemu. Tunggu aku Jiraiya"
Wush..
Tsunade berdiri. Angin kencang baru saja melewati dirinya. Ia mengusap air matanya kasar, ada apa ini? Tak biasanya angin marah seperti ini.
Wush..
Lagi lagi angin itu datang lagi. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Tsunade berjalan pelan, ia harus tetap waspada. Ia teringat akan seseorang yang ingin mengambil bijuu dari tubuh Naruto.
Mata Tsunade menajam. Ia menatap was was kesana kemari.
DUARR!!
Bunyi yang sangat menggelegar. Seperti seseorang melempar blm ke desa ini. Tsunade dengan cepat mencari ke arah suara tersebut.
Asalnya tak jauh dari sini. Ia melihat sebagian rumah warga sudah hancur.
"Ada apa ini?! Siapa yang membuat kekacauan ini?!"
Tsunade melihat sekeliling. Ia kemudian menangkap sosok dengan kulit putih dan rambut panjang. Apakah itu yang dimaksud Sasuke?
"Siapa dia...apa itu...outsusuki?"
• • •
DUAR!!
Naruto MD segera bangun dari tidurnya mendengar ledakan tersebut, begitupula dengan Sasuke MD.
Mereka berlari keluar rumah, Sasuke dan Naruto pun juga ikut melihatnya. Ada apa ini, mengapa ada ledakan.
Sungguh pikiran mereka tidak ada yang tenang. Naruto sendiri sudah panik di tempatnya, takut takut jika pain hidup kembali walaupun tidak mungkin.
"Ada apa ini?!" Sasuke bertanya pada Sasuke MD. Karena Sasuke belum bisa merasakan cakra Outsusuki, lebih tepatnya belum terbiasa. Jadi ia tak tau.
"Sasuke! Ada apa ini?!"
"Hei hei, ada apa ini?! Kalian mendengar ledakan itu?!! Ayo kita cari asal suara nya"
Naruto panik sendiri. Tak jauh beda dengan Naruto MD. Sedangkan Sasuke MD memejamkan matanya merasakan cakra seseorang.
Cakra yang sangat aneh dan juga kuat. Keringat membanjiri wajahnya.
'apakah, dia sudah datang?'
"Ayo cepat kita ke asal suara!"
Sasuke MD berlari lebih dulu mencari asal suara ledakan tersebut. Disana mereka berempat sudah melihat Tsunade yang bertarung dengan sosok tadi.
"Sial Outsusuki sudah datang!"
"OUTSUSUKI???"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
tBC
Sorry kalo pendek