Change Fate

By Aiutapu

108K 6.9K 200

Leoni Cahaya, gadis yang masuk kedalam sebuah novel. apakah gadis itu menjadi antagonis? tidak. figuran? tida... More

Prolog
(01)- Kilas Balik
(02) -Novel?
(03) -Mimpi
(05) -Pindah Sekolah
(06) -Murid Baru
(07) -Baiknya Dia
(08) -Mimpi Buruk
(09) -Balapan
(10) -Sepupu Glora
(11) -Sampai Sini Saja
(12) -Gafa vs Arsen
(13) -Kesepian
(14) -Andreas
(15) -Aurora
(16) -Rahasia
(17) -Terungkap
(18) -Wajah Aslinya
(19) -di Rumah Gafa
(20) -War
(21) -Bakso
(22) Al
(23) Zora dan Alvin
(24) Wanita Aneh
(25) Alvin Gila
(26) Ketahuan
(27) Malaikat?
(28) Poltak
(29) Gak Habis Pikir
(30) Hari Ibu
(31) Lengkap
(32) Kehilangan
(33) Masalah baru

(04) -Gafandra

5K 334 5
By Aiutapu

Ada yang mau masuk dunia fiksi kayak Leoni?
Hehe, ingat! Itu cuma halu aja...

***

"Hargai orang lain, dan kita akan di hargai juga."-Al

***

"Lo itu sebenarnya apa?!" Leoni menganga tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Al, pemuda itu sekarang tubuhnya sudah tidak tembus lagi, dan sekarang Leoni sudah bisa memukul pemuda itu.

"Aiss... lo jangan nyubit dong!" Pekiknya di saat Leoni mencubit kulitnya cukup kuat. Sedangkan sang pelaku hanya cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Gue masih gak percaya. Ternyata hantu kayak lo bisa juga jadi manusia," ucapnya. Al melongo tak percaya saat Leoni mengatakan bahwa dirinya adalah hantu.

"Gue bukan hantu."

"Suka-suka Leoni. Apa? Mau protes?"

Al memutar bola matanya. "Terserah." Al berjalan kearah depan. Sedangkan Leoni menatap heran Al. "Mau kemana lo?" Tanya nya.

"Ck, Lo bego, jangan bego benget. Gue mau jalani rencananya."

Leoni manggut-manggut mengerti. Kemudian dia memperhatikan gerak-gerik Al dari jarak yang bisa di bilang tidak jauh. Dia berjongkok di balik semak-semak yang ada di depan halte bus.

Al berjalan kearah Aurora. "Permisi, boleh gue duduk di sini?" Tanyanya lembut. Aurora mendongak kemudian mengangguk pelan. Melihat hal itu Al duduk dengan tersenyum manis.

Sedangkan Leoni yang melihat hal itu hanya memutar bola matanya jengah. Lihat lah pemuda itu, disaat berbicara dengan nya saja nadanya terkesan bodoamat dan judes. Sedangkan dengan Aurora, dia seperti anak yang baik dan rajin beribadah. Menyebalkan.

"Dih, sok kalem," cibirnya pelan.

Aurora merasakan canggung saat seseorang tak di kenal duduk di samping kanan nya. Aurora ingin sekali mengajak pemuda itu mengobrol agar suasana canggung ini berhenti. Tapi, ia sadar bahwa dia tidak bisa.

"Lo di sini sendirian gak takut apa?" Al memulai percakapan.

Aurora sedikit terpana akan tampang dari orang di sampingnya ini. Tapi dengan cepat Aurora menepis pikiran nya. Kemudian ia menggeleng menjawab pertanyaan Al.

"Motor gue mogok di sana." Dia menunjuk sebuah motor yang terparkir di pinggir jalan, "dan gue lagi nunggu orang buat perbaiki nya," lanjutnya.

Leoni mengarahkan pandangannya kearah motor yang terparkir tak jauh dari mereka. Sejak kapan itu motor disana? Perasaan gak ada. Batinnya bertanya-tanya.

Aurora hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Ia tidak yakin jika orang di samping nya ini bisa mengerti bahasa isyarat.

"Lo sariawan ya?" Pertanyaan itu membuat Aurora kalang kabut, ia takut pemuda ini tidak nyaman dengan dirinya yang hanya diam, dan diam, tanpa mengeluarkan suara. Dengan cepat Aurora menggerakkan tangannya dan menggunakan bahasa isyarat kepada Al.

Al diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh gadis di sampingnya. Disaat Aurora sudah berhenti menggerakkan tangannya dan terus menatap dirinya untuk mendapatkan respon.

Al tertawa pelan, dan hal itu membuat Aurora takut dan sedih. Ia kira Al sedang mengejek nya. "Gue tau. Ngeliat ekspresi lo buat gue gemes," kata Al.

Aurora menatap manik mata Al polos. Lalu menggerakkan tangannya lagi. Ingin mengatakan, "kamu tau aku tunawicara?"

Al mengangguk. "Gue juga bisa bahasa isyarat."

Aurora terkejut saat Al menggunakan bahasa isyarat kepadanya. Sebuah perasaan tenang menghampiri hati Aurora. Setidaknya dia tidak takut lagi kalau-kalau orang di samping nya itu tidak nyaman.

"Nama kamu siapa?" Tanya Aurora.

"Al. Nama gue Al," jawab nya cepat. Aurora mengangguk pelan.

"Lo gak kedinginan? Pakaian yang lo pakai tipis, dan ini juga udah malam." Al menatap serius Aurora. Sedangkan gadis itu menegang saat Al berkata seperti itu. Jika boleh jujur, sebenarnya Aurora kedinginan sedari tadi, di tambah angin malam yang kencang menerpa kulitnya.

Al berdiri dan melepaskan jaket yang ia pakai. "Nih, pakai jaket gue. Setidaknya lo gak kedinginan. Di tambah, malam ini kayaknya mau hujan deras," katanya.

Aurora ragu-ragu menerima jaket itu.

"Pakai aja, gapapa," sahut Al.

Aurora tersenyum dan mengambil jaket itu dan memakainya. "Terimakasih, Al," katanya. Al mengangguk. Mereka mengobrol cukup lama, sesekali Al akan menggunakan bahasa isyarat kepada Aurora.

Plak!

Leoni menggerutu saat nyamuk-nyamuk disini mulai menggigit kulit halusnya. "Sial, tuh orang lama bener njir! Lumutan gue nunggu."

Leoni menatap kearah Al yang sedang berbincang-bincang dengan Aurora dengan mimik wajah teduh. Leoni mencibir dalam hatinya, sungguh melihat Al yang seperti itu membuat Leoni akan muntah. "Giliran sama gue aja agak beda," gumamnya.

Dia mendongak menatap langit yang sangat gelap. Untung saja dia memakai pakaian yang tebal, jika tidak mungkin dia sudah mati kedinginan sekarang. "Lama bener tuh anak. Gue bunuh juga lama-lama entar."

Al merasakan kuping nya gatal. "Kamu gak papa?" Tanya Aurora saat dia melihat Al yang sedang menepuk-nepuk kupingnya.

"Gapapa. Kayaknya ada yang ngomongin gue," balasnya.

Rintik hujan mulai turun ke permukaan bumi, dan hal itu dapat Al rasakan. Dengan cepat dia berdiri. "Lo lapar gak? Ikut gue yuk ke supermarket di dekat sini, gue laper soal nya," katanya.

Aurora ingin menolak karna takut akan di marahi oleh Abangnya. Ya, yang mengantarkan Aurora di sini itu Abangnya, abang tirinya.

"Udah, gak boleh nolak rezeki!" Dengan lembut Al menarik tangan Aurora dan berjalan menjauhi halte bus.

Leoni yang melihat itu menganga. Apa-apaan?! Jadi dia di tinggal begitu saja di sini? Sendiri?! Leoni terus menyumpah serapahi Al.

Dengan langkah yang kesal, Leoni berjalan menuju halte bus karna rintik-rintik hujan mulai membasahi dirinya. "Ughh, sial banget gue. Awas aja lo Al, gue balas lo nanti," desisnya tajam.

***

Hujan deras mulai berguyuran di halte. Suara rintik hujan itu terdengar sangat nyaring di telinga Leoni. Walaupun di sana berisik karna suara hujan, justru itulah yang membuat Leoni merasakan kantuk yang amat kuat menyerangnya.

Suasana dingin membuat Leoni memeluk tubuhnya sendiri, dan terkantuk-kantuk karna hari sudah menunjukkan pukul 22.09. Hal hasil, mata Leoni tertutup pertanda bahwa ia tertidur dengan cara memeluk tubuhnya sendiri.

Bahkan kehadiran dua orang saja tidak Leoni rasakan disana. Sampai sebuah tepukan di bahunya terasa. Barulah mata Leoni langsung terbuka dan menatap orang yang menepuk bahunya.

"Lo gapapa?" Tanya orang itu. Seketika insting Leoni muncul, tubuhnya kaku. Suara ini... suara lembut yang mengalun merdu di pendengarannya, membuat Leoni langsung paham siapa yang sedang ia hadapi sekarang.

"Halo...." pemuda itu melambaikan tangannya di hadapan wajah Leoni yang sedang menatap dirinya tanpa berkedip.

Sumpah ganteng bengett, bener-bener sesuai dengan apa yang di deksripsi kan di novelnya.

Sebuah goyangan kecil membubarkan lamunan Leoni. Dan kemudian gadis itu tersenyum kikuk kearah kedua pemuda di dekatnya. Yang satu memiliki wajah yang teduh, sedangkan yang satunya lagi menatap datar dirinya.

"G-gue gapapa kok," jawabnya gugup.

Tentu saja gugup! Siapa yang tidak gugup di saat bertemu dengan idola kalian?! Bahkan sekarang rasanya Leoni ingin sekali teriak dan melompat-lompat sangking ke senang nya.

"Lo sendiri?" Pemuda itu duduk di samping Leoni. Ah, Leoni akan gila sekarang rasanya.

Leoni mengangguk kaku menjawab pertanyaan itu. "K-kalian berdua....?"

Ohh, Leoni rasanya sangat sulit hanya mengucapkan beberapa kata karna sangking ke senang nya dia.

"Kita numpang neduh," jawabnya. Leoni mengangguk sekali lagi. Kemudian tercipta keheningan di antara mereka bertiga.

Ayolahh Leoni, jangan sia-siakan kesempatan!

"Em... nama gue Glora," ujarnya. Leoni mati-matian menahan pekikan kesenangan.

Pemuda itu tersenyum manis kearahnya. "Gue Gafa, dan ini temen gue Dilan."

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

44.2K 1.2K 11
[ Dilarang keras memplagiat! ] Entah kesalahan apa yang telah dilakukan oleh gadis cantik langganan bk hingga membuat jiwanya tersangkut di dalam rag...
48.2K 4.5K 82
Perjalanan cinta personil dan ex personil NF STAR
Changed (Hiatus) By Γ‰ros

Historical Fiction

8.3K 855 17
Dasar perempuan! Ribet! Itulah yang kupikirkan kala adik perempuan ku terus mencak-mencak sendirian perkara ending novel bacaannya tidak sesuai denga...
92K 5.6K 29
Cerita ini sedang di revisi total, dan ceritanya akan sedikit tidak nyambung. Mohon maaf dan selamat membaca.. Akan ada perbedaan alur pada cerita ya...