Bad The Geng

By chihamusen

321K 3.6K 344

Meera kira the geng cowok yang pernah menolongnya akan mau berteman tulus dengan dirinya, akan tetapi salah s... More

Sentuhan terlarang?!
Getaran Candu?!
Dada yang menantang?!
Cumbuan panas?!
Tempat Gelap Bercinta?!
Terima Hadiah?!
Seseorang yang datang!?
Permen Manis dimulutnya?!
Pengen Ngenwe?!
Telan sayang?!
Mencuri sesuatu?!
Sebuah Apartemen!?
Kaos dan Bercak noda?!
Penguntit!?
Ketergantungan nafsu?!
Olahraga Bersama?!
Menjadi lebih baik
Menggigit manis.
Gadis kesayangan?!
Janji Susu?!
Hubungan sesuatu?!
Sebuah Rencana?!
Siasat buruknya?!
Maaf Terlambat?!
Kaden VS Yurra
Mengambil kesuciannya?! ⚠️
Shit! Brother Love?!
Jalang incaran?!
Usapan Bibirnya?!

Mafia Family!?

1.8K 38 5
By chihamusen

Happy reading!!

Semoga suka dan terhibur....

Harap maklum typos bertebaran....

.
.
.

Sudah dua hari lamanya pun berlalu Adhery lebih memilih memutuskan bolos dari sekolahnya. Hal yang hampir tidak pernah mau Adhery sendiri lakukan dulu kini telah terjadi padanya. Sesuatu mungkin cukup menyakitkan bagi cowok berprestasi nomer satu di sekolahnya itu juga harus jatuh tumbang sakit lebih tepatnya sakit hati mengingat penolakan konyol Meera karena sahabatnya itu terlalu agresif tak akan membiarkan siapapun orang yang ingin memiliki gadis itu. Meski Rivanca pun juga kena keroyokan dari Sevan dan Enggar yang tidak kalah sengit menentangnya saling meributkan soal percintaan diantara mereka.

"Sialan bacot banget sih Regar! Mentang-mentang andalan ranking kita bolos sekolah dia sengaja mencari celah buat jatuhin kita juga!!" kesal Enggar tak habis pikir begitu mengingatkegiatan belajar saat siang di kelas sedang mengadakan kerja kelompok. Memang Regar cukup terkenal ambisius sekalipun harus curang ingin merebut gelar Adhery yang sementara tidak masuk sekolah hari ini sebagai murid genius. Hingga akhirnya kelompok Enggar sedikit kesusahan dan harus mendapatkan tugas tambahan untuk melakukan sesuatu tentang yang masih berhubungan dengan pembahasan kelas mereka hari itu.

"Ini semua gara-gara Lo Adhery bangsat ah!!" umpat Sevan seketika membuat Adhery yang sedari tadi hanya terdiam sedikit terkejut saat cowok itu berada disampingnya berteriak penuh kesal.

"Ini gara-gara Gaztra goblok!!" Enggar malah berbeda pendapat dengan Sevan.

"Ck gue lagi deh yang kena." sahut Gaztra bergumam malas seolah tak peduli.

"Adhery tolol!!" desis Sevan.

"Gaztra anjing!!" umpat Enggar kasar.

Tentu saja Enggar ikutan marah mengingat Gaztra tak bisa diandalkan sama sekali. Seharusnya Gaztra bisa saja menempati posisi kosong Adhery sebagai juara satu dari urutan kedua. Bahkan Gaztra pun bisa memimpin mereka sebagai ketuanya. Namun anak cowok itu tidak pernah mau mempedulikannya. Ia memilih membiarkannya saja dan lebih parahnya menyerahkan semua masalahnya pada saingan Adhery yang tidak berarti apa-apa untuknya. Regar cukup berani sekali jika Adhery tidak ada di dikelas. Makanya Regar sedikit bisa lebih leluasa bergerak bebas apalagi begitu tahu Gaztra tidak ada niatan untuk menang.

Enggar yang tidak terima, Sevan pun menjadi terganggu ditantang oleh keangkuhan kecil dari Regar. Beda dengan Kaden cowok itu hanya bisa diam saja dan Rivanca yang tidak bisa diharapkan sama sekali. Lalu Meera yang kewalahan menerima serangan dari kelompok Regar yang tak mau kalah tentu Meera juga yang susah menghadapinya. Enggar tidak bisa berpikir selain berniat ingin menonjok muka songong Regar pun harus ditahan dulu oleh Sevan yang memiliki rencana lain diam-diam ingin membalas Regar lebih dari sekedar pukulan mautnya.

"Udah udah! Kita ngerjain tugasnya gak akan selesai kalau kalian ribut terus gimana sih? Atau kita pulang aja biar tenang dulu gitu?" lerai Meera sebentar pada kedua orang yang masih ingin ribut saling menyalahkan atas temannya sendiri. Adhery terpaksa dijemput oleh Rivanca untuk segera menyelesaikan tugas sekolah mereka karena Enggar dan Sevan selalu terpancing emosi setiap kali mengingat saingannya Adhery punya sedikit dendam kesumat pada teman mereka.

"Emang tugas kita disuruh mencari apa sih? Kok sampai keliling dunia segala..." heran Adhery mendengus pelan yang sebenarnya masih betah ingin di dalam kamarnya sambil meratapi kesedihannya karena gadis yang disukainya direbut oleh temannya kini sekarang ia pun harus keluar mengikuti mereka.

"Lo yang harus mengerjakan sendirian disini!!" tekan Sevan agak galak.

"Iya gue yang sendiri yang akan mengurusnya." jawab Adhery tidak ingin ambil pusing daripada terus berdebat dengan Sevan yang masih kesal padanya.

Posisi mereka saat ini tengah berada di luar sekolah pada hari liburnya. Kelompok Meera harus remedial menganalisa tempat yang kemungkinan menarik untuk dikunjungi dan dijadikan sebagai wisata bersantai. Akhirnya mereka yang lengkap sudah dengan adanya Adhery meski harus dengan paksaan sedikit aneh. Namun Meera cukup senang akhirnya mereka semua pun berkumpul bersama lagi setelah kurang satu orang kemarin hingga akhirnya kelompok Meera begitu berakhir kalah kemarin.

Adhery saja tidak percaya kalau kelompoknya bisa dikalahkan oleh Regar cupu yang tidak pernah namanya terdengar menjadi juara sekolah kini dia mulai bertingkah sebagai orang terpintar di kelasnya.

"Lo cukup jadi modelnya." ucap Sevan datar seketika.

"Hah?! Emang gue model apaan sih brengsek!!" sewot Adhery mulai tak terima.

"Disini kita akan menjelaskan tentang alasan kenapa tempat ini hampir sering setiap hari dikunjungi oleh anak muda mudi kayak kita yang bisa bersenang-senang berada disini..." ujarnya sambil menjelaskan dengan gesture seperti hosting.

"Mulai lagi deh! Sevan ide Lo cemerlangan dikit dong ngapa sih?! Masa harus kayak gitu juga apanya yang bersenang-senang Lo pikir ini kebun binatang heh maniak banget sialan gak ah males gue ikutan?!" protes Enggar sembari menggeleng kepalanya hampir gila dengan pikiran Sevan yang tidak masuk akal.

"Justru ini yang bikin kita menang dari si curut Regar sok pintar itu. Pokoknya percaya gue kita bisa ngehajar dia habis ini juga!!" Sevan terlihat berapi-api sekali dengan kepalan tangannya.

Meera pun sedikit melotot ngeri mendengarnya. "Iih Tepan! Jangan kayak gitu ah!!" tegur Meera kecil ketika tahu Sevan mempunyai niat rencana lain ingin memberi perhitungan pada Regar setelahnya nanti.

"Iya sayang enggak kok tenang aja,," sahut Sevan langsung terkekeh manis pada gadis itu setelah berbalik sembari mencubit gemas pipi gadis itu sebentar. Enggar memutar bola matanya jengah. Membuat Rivanca melotot penuh tajam ingin menghajarnya.

"Udah deh buruan mulai ck!!" decak Sevan kemudian beralih dan mengatur kembali bagian mereka masing-masing.

"Kali ini kita bikin vlog berdurasi singkat." ujar Sevan sembari memikirkannya sejenak.

"Sebentar kita sebenarnya mau promosi atau ngeiklan sih? Bingung gue maunya Lo apa Sev dikira mau jualan olshop basreng!!" sela Enggar sesaat mendengus kasar.

"Meera Lo coba baringan dulu disitu,," tunjuk Sevan lebih dulu menggiring Meera ke tempat dimana ada sebuah batu besar didepan mereka daripada harus menjawab langsung pada Enggar.

"Lo siapin kameranya bego gak usah banyak tanya dah!!" kesal Sevan melotot tajam.

"Ribet banget sih Lo anjing!!" sungut Enggar sambil mulai mengeluarkan benda pipihnya dengan malas.

"Dhery sini Lo goblok!! Malah diem cosplay jadi patung batu segala nih bocah dongo!!" panggil Sevan pusing sendiri melihat tingkah Adhery yang belum paham maksudnya.

"Eh cut cut! Jangan mulai dulu masih belum siap ini campang!!" panik Sevan sendiri saat Meera sudah mengikutinya untuk segera berbaring diatas sebuah batu itu tadi. Adhery baru ikut mendekat ralat lebih tepatnya diseret oleh Sevan juga sebentar. Hampir saja Adhery juga ingin menggigit tangan Sevan yang kurang ajar padanya. "Bangsat anak kecil ingusan mau ngamuk!!" Sevan agak kaget melihat Adhery enggan patuh padanya.

"Apa sih anjing, gue lagi benerin kameranya juga!!" dengus Enggar.

"Awas aja Lo mau bikin porn hub. Disini gak ada yang jadi aktris Jepang dadaka! Entar si Adhery keenakan mau bikinin Meera ketindihan,," cibir Sevan. Adhery langsung melototkan matanya. Meera hanya menggelengkan kepalanya. Sevan tak akan mau membiarkan Meera juga harus ikut tersorot masuk dalam permainan kamera yang akan dimulainya.

"Tahan dulu ngapa sih?!" titah Sevan melirik sekilas pada Kaden saat Rivanca ingin bergerak ke arah mereka tak setuju. Kaden pun seolah mengerti akan maksud Sevan selebihnya dari isyarat mata mereka berdua.

"Sadar bro! Eh sabar dulu dong Meera cuma lagi mau akting Lo jangan mengacaukan ide sintingnya Sevan ya awas!!" kata Kaden dia pun sudah bersiap akan menghadapi bagaimana emosinya Rivanca.

"Bangsat banjingan Lo pada mau ngapain sih, Meera jangan ikutan pliss!!" umpat Vanca mulutnya tidak bisa terkontrol lagi selain ingin mengutuk temannya itu. Sevan tak peduli bagaimana akan tatapan membunuh dari Vanca menyorotnya penuh tajam. Untung ada Kaden yang masih bisa menyeimbangi kekuatan cowok itu saat yang ingin mengamuk.

Kali ini Sevan benar-benar berlagak seperti sutradara seakan ingin membintangi anak buahnya dalam sebuah film berlayar besar meski hal itu berbau aneh dalam pikirannya yang agak konyol dan sungguh memalukan mungkin.
Setelahnya Meera pun bangkit dari tempat dia berbaring tadi dia atas batu itu meski ia juga bingung harus melakukan apa selain menurutinya yang tak berlangsung lama disuruh berhenti. "Bagus Meer! Sekarang Lo pindah. Sini giliran Adhery lagi yang mulai,,"

Barulah Rivanca bisa bernafas sedikit tenang, setelah Meera menjauh dari sana. "Dhery Lo harus peragakan dengan sentuhan yang penuh lembut pada batu sekeras itu. Biar feelnya dapat bahwa batu itu bukan sebuah batu sembarang yang bisa dipakai sebagai kasur empuk kapan kalau mau tiduran santai...." ucap Sevan

"Hah?! Maksud Lo kayak gimana sih?! Masa gue cuma pegang-pegangan doang sama batunya cih?!" desis Adhery bingung sekaligus tidak terima dengan pemikiran Sevan yang benar-benar diluar nalar ingin membuatnya terlihat bodoh sekali.

"Udah nurut aja anjing!!" ketus Sevan menjadi lebih galak membuat Adhery pun terkesiap. "Lo yang harus tanggung jawab! Udah gue atur juga jangan ngebantah!! Ini tugas kita bersama biar Regar gak malu-maluin kita lagi!!" balas Sevan seperti bapak-bapak memimpin perang.

Mau tidak mau Adhery pun terpaksa harus mengikuti apa yang Sevan arahkan padanya tadi sebelum akan memulainya sekarang. "Ingat muka ekspresi Lo harus keenakan gitu,," kata Sevan yang membuat Adhery hampir terpancing emosinya.

"Mulai! Kamera action!!" seru Sevan bersuara keras dengan gulungan kertas pada mulutnya.

"Gar yang serius jadi kameramennya yang bener aja Lo dah! Awas kalau gagal kita ulang terus sampai 1000x semalaman." celetuk Sevan saat mengintip Enggar memfokuskan kameranya.

"Ck, beneran dah ini udah gue zoom sampe lubang hidungnya sama bentuk debu upilnya juga ikut keliatan noh Lo pakai aja mikroskop kalau masih buta,," sahut Enggar kemudian sambil menahan tawanya.

"Sialan bangsat bukan itu goblok! Ekspresi Adhery yang lebih penting tolol!!" Sevan langsung menggeplak kepala Enggar yang seenaknya saja mengambil aib muka orang yang tidak sesuai ekspektasinya.

Adhery pun langsung menutup setengah wajahnya menahan malu lalu seketika melemparkan sepatunya ke arah Sevan. "Bajingan udahlah gue nyerah!!" Kesal Adhery sambil melambaikan tangannya sedikit pasrah.

"Eitss gak kena." ledek Sevan lantas tergelak lucu kemudian.

Enggar yang masih terbahak sendiri begitu melihatnya belum selesai, ia terus memperhatikan hasil kameranya yang tertangkap menggelikan, "Enggar anjing Lo bisa aja nyuri aib dia, good job!!" Hingga Sevan dan Adhery malah saling kejar-kejaran.

Kaden terkekeh lucu menyaksikan kekonyolan mereka bertiga. Rivanca hampir saja tadi ikut tertawan namun dia lebih menahannya karena masih kesal pada Sevan begitu terbayang Meera akan melakukan sesuatu hal aneh dari ide pikiran bodoh temannya itu.

"Eh mana Gaztra tadi?" Sevan pun baru menyadarinya setelah berhenti sebentar.

"Dia lagi bantuin kakek Lo metik pucuk daun teh buat kita makan,," jawab Kaden mengarahkan pandangan pada Gaztra yang tak jauh dari mereka terlihat cowok itu membantu orang tua yang sedikit kelelahan dengan beban dipunggungnya.

"Yaudah kita lanjutin lagi! Dhery gue serius ya Lo gak usah pedulikan Enggar entar biar gue aja yang tukarin aib dia sama punya Lo tadi." kata Sevan menawarkan perjanjian damai.

"Woy sialan Lo Sev!!" decak Enggar.

Setelah sempat membantu orang tua tadi Gaztra diberi bagian sebagai tukang kebun oleh skenario buatan Sevan. Seakan mereka benar-benar melakukan sesuatu untuk membuat sebuah adegan alami video blogger demi tugas sekolah mereka.

"Anjing sialan vibes Gaztra disini kek tukang kuli bangunan sambil megang celurit. Aw awh dedek meleleh bang cepat boboin aku dong udah gak tahan nih,, ujar Enggar lebay seperti menyuarakan isi hati anak-anak cewek yang mulai memperhatikannya begitu melihat perawakan lelaki itu lebih bagus. Jarang-jarang melihat Gaztra membuka bajunya namun dia juga memilih menutupi sebagian wajahnya hingga hanya matanya saja yang terlihat dibalik kaos yang sengaja diikatkan sebagai topeng miliknya.

Sedari tadi kedatangan mereka pun sudah menyita banyak perhatian beberapa orang namun begitu melihat Gaztra tanpa bajunya cewek-cewek centil semakin mendekat disekitar mereka demi bisa menikmati pemandangan indah yang jarang terjadi itu. Gaztra nampak tak peduli. Dia lebih memilih memotong rumput sebentar mengalihkan pandangannya.

"Ngomong sekali lagi leher Lo gue pancung Gar!!" ancam Gaztra sadis seketika cewek yang ada disekitarnya ikut menatap takut.

"Still musiknya!!" Sevan menjentik jarinya.

"Nya-nya salah pasang........"

Sekarang terlihat Adhery mulai meraba-raba diatas batu kosong yang sempat membekas tempat Meera berbaring sebelumnya tadi, dengan ekspresi penuh yang mengigit sedikit bibirnya serta mata yang merem seakan bahwa batu itu pun masih meninggalkan kesan kenikmatan hangat sehabis bermain dengan lawannya saat membayangkan pernah terjadi sesuatu.

"Batu ini terkenal sebagai kasurnya alam bebas... Disini orang bisa tiduran bahkan bercinta sekalipun tak akan menjadi masalah besar demi keberlangsungan hidup baru untuk berkembang biak para makhluk binatang yang suka berkeliaran. Hanya saja inilah alasan viralnya batu terkutuk ini bukan karena durhaka sama Ibu terbelah dua tapi karena empuknya mengalahkan ranjang legendaris yang menyatukan sang belahan jiwa,," jelas Sevan begitu dramatis dalam menyampaikan pesannya seolah-olah sebagai reporter diakhir sela videoklip tadi ia pun menutupnya dengan sekian terima kasih.

"Mending gue pura-pura mati aja dah besok!!" Adhery yang baru sadar dia pun sudah lelah menghadapi tingkah Sevan yang tak ada habisnya sungguh merepotkan bahkan sangat memalukan baginya.

"Akhirnya beres juga! Gue yakin Regar bakalan trauma liat si Adhery,," Kekeh Sevan saling bertos ria dengan Enggar yang kegirangan. Sedangkan Adhery sudah pasrah berat mau bagaimana lagi mukanya akan tersebar depan anak-anak lain demi memenuhi ambisi Sevan yang dendam pada musuhnya itu.

****

"Tumben bos Lo itu mau ngadakan pertemuan penting .Emangnya ada hal yang lebih serius mau dibicarakan." tanya Sevan saat mereka semua sudah berkumpul di suatu marskas rahasia pada malam hari.

"Gue gak tau. Tapi kayaknya dia mau ngasih tau kita sesuatu,," jawab Vanca juga bingung.

"Gaztra Lo juga ikut?" Enggar sedikit terkejut melihat Gaztra juga mau bergabung biasanya cowok itu akan selalu melewatkan perkumpulan mereka begitu saja.

"Gue yang ajak dia kesini." jawab Kaden dengan topinya yang tarik kebawah.

"Selamat datang. Akhirnya kalian datang juga ke tempat gue." terdengar kata dari orang itu yang diikuti oleh kedu anak buah disisinya.

"Salam bang. Lama gak ketemu." kata Enggar sopan.

"Salam bang." sapa Sevan meangguk kecil. Orang itu balas menepuk pundak Sevan dan Enggar bergantian lalu maju lebih mendekati Rivanca. Adhery hanya terdiam saja dengan senyuman tipis..

"Vanca ada yang mau gue kasih tau sama Lo, bahkan kalian semua mungkin juga harus tahu." ujar orang itu yang dikenal lebih tepatnya dengan nama Bragas.

"Apa itu bang?" sahut Enggar penasaran.

"Ada seseorang yang mau gue kenalkan sama kalian semua." ucap Bragas.

"Sayang masuklah..." panggil Bragas pada seseorang untuk menyuruhnya kemari.

Mereka semua pun seketika langsung terdiam saat ada seorang cwek yang tengah perlahan berjalan mendekat kearahnya.

"Ini adek gue Meera..." kata Bragas dengan senyuman kecilnya yang tersungging.

Rivanca lantas melototkan matanya dengan ngeri. Bahkan Adhery sangat terkejut mendengar fakta bahwa gadis itu adik dari sang mafia. "Demi apa? Meera adiknya Bragas?" Adhery mulai sekarang bertekad untuk melupakan perasaannya pada gadis itu.

Sevan dan Enggar tercengang cukup lama menatapnya tak percaya.

"Abang kok teman-teman aku ada disini sih?" heran Meera baru menyadari keberadaan mereka. Bahkan gadis itu sempat melambaikan tangannya pada Sevan dan Enggar yang masih terdiam membatu ditempatnya. Bahkan kedua cowok itu sontak langsung mundur demi menjaga jarak dari gadis itu saat mata mereka bertubrukan dengan mata tajam Bragas dari belakang gadis itu membuat Meera bingung dengan tingkah Enggar dan Sevan yang langsung menggeleng kepala mereka.

"Wah wah rupanya kalian sudah saling kenal ya?" tiba-tiba aura Bragas berubah drastis menatap satu persatu diantara mereka secara bergantian dengan mata penuh tajam. "Nggak bang kita nggak ngapa-ngapain kok." jawab Sevan agak ngeri saling berpegangan dengan Enggar yang gugup setengah mati takut Bragas salah paham dengannya begitu terlintas mengingat dirinya dulu pernah bersikap aneh pada gadis itu.

"Shit! Adeknya Bragas Gaz!!" bisik Kaden pada Gaztra yang terdiam.

"Lama gak ketemu Lo Gaz!!" Seketika aura Bragas sedikit kembali normal begitu melihat ada Gaztra ikut disini.

"Tumben Lo menghilang gak ada kabarnya." tanya Bragas begitu sampai di hadapan Gaztra yang masih memilih diam. Meera mengernyitkan keningnya bingung menatap kedua orang itu seperti sudah saling mengenal cukup lama.

"Gak usah sok akrab sama gue!!" tepis Gaztra dingin tak bersahabat.

"Ck! Lo kenapa sih gak sopan banget sama gue?!" decak Bragas. "ohh sorry..." Bragas sedikit mendengus pelan begitu tatapan tajam Gaztra semakin menghunusnya.

"Maafin dia Bang, Gaztra lagi stress." kekeh Kaden garing. Ia menatap tak enak dengan Bragas karena sikap acuh Gaztra sungguh menyebalkan.

"Oke. Gue gak akan lama-lama buang waktu kalian. Buat Vanca cukup Lo aja yang jaga adek gue karena Lo adalah ketuanya,," kata Bragas kembali sambil merangkul Meera penuh sayang.

"Ingat yang boleh dekatin Meera cuma hanya Rivanca saja. Yang lain dilarang mendekat!!" tegas Bragas. Enggar dan Sevan langsung terkesiap ngeri. Adhery memilih mengalihkan pandangannya.

"Lo dengar kan Vanca?" ucap Bragas mengulangi perkataannya.

"Si-siap bang!!" gugup Vanca yang sedari tadi berusaha menahan dirinya untuk tidak menggigit jarinya sendiri saat sedang cemas didepan mereka.

"Kak kok gitu sih?! Meera gak mau ah!!"

"Penting demi keselamatan kamu sayang. Gue gak mau Lo kenapa-kenapa sama orang lain. Jadi ada Rivanca yang rela menggantikan nyawanya saat kamu dalam bahaya. Biar Vanca yang bertanggung jawab siap mati." ujar Bragas dengan senyuman manisnya namun terlihat mematikan untuk Enggar dan Sevan. Bahkan Vanca pun sedikit gemetaran menatapnya.

"Mampus kita berdua." bisik Enggar ciut.

"Gue titip Meera dulu." ucap Bragas kemudian sebelum akan berlalu pergi.

"Kak kok mau pergi lagi sih?" Meera mendengus kesal apalagi mengingat Bragas sempat mengancam Enggar dan Sevan membuat kedua cowok itu enggan mendekatinya karena ulah Abangnya itu.

"Abang ada urusan sayang. Kalau udah selesai gue pasti pulang kok." Bragas mencium kening gadis itu sebentar.

"Ingat hidup Lo habis ada ditangan gue,, " bisik Bragas pada Vanca yang masih bisa dengar oleh Enggar maupun Sevan yang mati kutu ditempatnya sejenak. Setelahnya Bragas benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Enggar baru bisa menghirup udara bebas. Adhery bahkan menggaruk kepala belakangnya agak canggung. Sevan sedikit lemas. Terlihat Rivanca linglung dengan pikirannya, ia bingung haruskah senang atau sedih ketika Meera disatukan dengannya. Walau sebenarnya lebih senang karena tidak ada lagi yang akan berani mendekati gadis kesayangannya itu. Sedih mengingat kesalahan terbesarnya pada Meera yang belum diketahui oleh Bragas dibelakangnya.

"Gue baru tahu Lo adeknya Bragas ya gue hampir mengira Lo tadi selingkuhannya,," Kaden memberikan senyuman tipisnya.

Tanpa mereka sadari bahwa Gaztra terkekeh samar. Disaat yang lain tidak berani mendekati Meera lagi. Gaztra sendiri yang akan memulai aksinya pada gadis itu. Ia bahkan tersenyum miring sambil menatapnya sedikit tajam.

"Gue udah gak sabar pengen bermain secepatnya sama dia..." gumam batin Gaztra menatap penuh arti pada Meera yang fokus mencoba berbicara pada Enggar maupun Sevan yang enggan membuka mulutnya karena masih shock dengan ancaman aura seram dari Bragas tadi

"Gue harap dia gak akan pernah nyesal,," sinis Gaztra dalam hatinya masih memandangi gadis itu cukup lama hingga Meera pun mengarahkan tatapannya pada cowok itu juga sesaat saling menatap satu sama lain. Meera terlihat bingung, namun ia tetap melebarkan senyumannya membuat Gaztra sedikit mengigit bibirnya menahan geraman kecil.

TBC....

VOTE DAN KOMENT!!

SPAM NEXT DISINI!!!

AYO DUKUNG TERUS AUTHOR BIAR SEMANGAT LANJUTINNYA!! YUHUU

MUNGKIN TINGGAL 9 BAB LAGI BAKALAN END GUYS!!











Continue Reading

You'll Also Like

86.6K 8.2K 33
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
48.1K 6.5K 30
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
174K 19.3K 47
#taekook #boyslove #mpreg
76.8K 8.3K 86
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...