Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

By Pamelaa_kim

1M 32.3K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... More

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 46

21.7K 530 0
By Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Sepasang suami istri yang sedang hangat-hangatnya ini terlihat begitu manis mendudukkan diri mereka masing-masing di kursi yang berhadapan langsung dengan wanita setengah baya berjas putih didepan mereka. di ruangan berbau obat-obatan yang kini membuat mereka terlihat sedikit gugup akan perkataan yang akan dilontarkan oleh wanita setengah baya tersebut.

" Jangan tegang seperti itu! tidak ada yang perlu dikhawatirkan. dan juga umur kandungannya baru berjalan tiga minggu, " ucap sang dokter menatap sepasang suami-istri yang duduk dengan kaki dihadapannya.

" Alhamdulillah, kamu dengar bukan mas, " gumam Ning Ziya mengucap syukur atas nikmat yang telah sang maha kuasa titipkan di rahimnya.

" Benar dokter? kandungan istri saya sehat-sehat saja bukan? apa ada pantangan untuk istri saya? kira-kira vitamin apa saja yang harus dikonsumsi oleh istri saya selama masa kehamilan ini? " tanya Gus Varo tanpa jeda yang dihadiahkan kekehan geli dari istrinya.

" Kandungannya sehat. untuk pantangan setiap ibu hamil berbeda-beda. saya akan tuliskan beberapa anjuran untuk perkembangan janin istri anda, " jawab wanita itu yang mulai mencoret kan tinta hitam diatas kertas putih dengan lihai.

Setelah dirasa tak ada yang perlu dilakukan lagi, calon ibu dan calon ayah itu mulai beranjak pergi meninggalkan ruangan berbau khas obat-obatan milik rumah sakit.

" Mas, nanti kamu yang masak ya, " ucap Ning Ziya sesaat ia telah mendudukkan dirinya di kursi samping kemudi.

" Masak apa sayang? kamu mengidam? " tanya Gus Varo tanpa menatap kearah istrinya dan fokus untuk mulai mengemudikan mobil yang mereka tumpangi.

" Sesuatu yang pedas dan juga yang manis-manis, " jawab Ning Ziya begitu antusias.

" Jangan yang pedas! " tolak Gus Varo yang melarang keinginan istrinya.

" Kata dokter boleh. kalau kamu tidak mau masak, aku beli sendiri nanti, " gerutu Ning Ziya yang wajahnya sudah berubah pias.

" Ingat tidak kalau kamu kemarin sudah makan yang pedas-pedas? dokter bilang boleh, tapi yang perlu digarisbawahi itu tidak boleh terlalu sering, " balas Gus Varo.

" Tidak sering. minggu ini aku baru satu kali makan makanan pedas. itupun kemarin, " gumam Ning Ziya tak mau kalah.

Gus Varo hanya menghela nafas nya. menghadapi ibu hamil yang sensitif memang butuh kesabaran lebih.

" Oke, mas akan masak untuk kamu nanti, " pasrah Gus Varo yang tidak ingin melihat raut wajah sedih milik istrinya.

" Serius? " tanya Ning Ziya dengan mata berbinar menatap kearah sang suami.

" Mas pernah bohong? "

" Siapa tahu kamu pernah bohong atau tidak, " jawab Ning Ziya santai dan dibalas gelengan kecil oleh Gus Varo melihat reaksi Ning Ziya.

" Jangan lupa nanti yang manis-manis harus brownis cokelat ya mas! " lanjut Ning Ziya mengingatkan suaminya.

" Tanpa kamu ingatkan juga mas tahu apa kesukaan kamu, " balas Gus Varo menarik pelan tangan kanan Ning Ziya dan seperkian langsung mengecup dengan penuh cinta.

" Terimakasih mas sayang, " ujar Ning Ziya tersenyum begitu cerah dan meninggalkan satu kecupan di pipi suaminya yang membuat Gus Varo sendiri tak kalah terkejut akan tingkah tiba-tiba istrinya.

" Kalau ingin cium bilang dulu. ini mas sedang menyetir, " ucap Gus Varo setelah bangkit dari keterkejutannya.

" Berarti kalau sedang berada dirumah boleh? bukannya mas tidak sedang menyetir saat itu? " goda Ning Ziya.

" Diajari siapa kamu? "

" Memang salah goda suami sendiri? yang penting aku tidak genit dengan suami orang, " jawab Ning Ziya.

" Kalau kamu berani, siap-siap mas hukum kamu sampai jera, " balas Gus Varo bercanda.

" Jahat sekali hukum istrinya, " cebik Ning Ziya.

" Amit-amit daripada istri mas nempel sama laki-laki lain. wallahi mas tidak ridho sayang, " ujar Gus Varo.

" Jangan berpikiran begitu mas! orang bodoh mana yang ingin menyiakan suami model seperti kamu. i will stay with you every second, love, " ucap Ning Ziya menatap nanar kearah wajah yang terlihat begitu tampan dimatanya.

" Jangan tatap aku terus! " seru Gus Varo yang sadar akan tatapan istrinya.

Bukannya risih, namun hal tersebut tidak baik bagi kesehatan jantung pria itu. setiap kali berdekatan dengan sang istri, entah kenapa jantungnya seperti terkena sengatan listrik. terlihat begitu berlebihan memang. tapi itulah adanya. tak lupa, telinga pria itu masih saja memerah jika digoda oleh Ning Ziya. ingat, hanya Ning Ziya sang istri tercinta. tidak berlaku untuk perempuan asing di luaran sana.

" Lihat abba kamu itu, salah tingkah, " gumam Ning Ziya mengelus lembut perutnya yang masih terlihat rata.

" Siapa bilang, " elak Gus Varo.

" Lihat, masih tidak ingin jujur. padahal abba kamu biasanya jujur. tapi memang gengsi saja kalau bersama ummah, " ucap Ning Ziya tak menghiraukan suaminya.

" Sayang, jangan bicara yang aneh-aneh! " ujar Gus Varo yang dibalas gelak tawa oleh istrinya.

•••

Langit gelap bertabur bintang dan cahaya bulan sabit sebagai pelengkapnya. ditambah lagi adanya gelak tawa yang yang mendominasi mansion megah yang terletak di negara Timur Tengah tersebut.

" Zein, jangan kabur kamu! " ujar seorang pria yang mengejar buntalan kecil disebelah sana.

" Grandpa help me!! " seru balita itu terus berlari menghindari sosok pria yang sedang mengejarnya.

Kaki-kaki mungil balita itu terus tergerak berusaha menjauhi lelaki tersebut dan menghampiri sosok pria yang telah berumur empat puluhan di ruangan sana.

Tapi sayangnya sebelum balita itu berhasil menghampiri pria tersebut, lelaki lain yang berada dibelakangnya dengan spontan langsung menggendong tubuh gempal balita tersebut.

" Dapat, " ucap lelaki tersebut setelah berhasil menangkap buntalan kecil itu dan beralih menciumi wajah selembut kapas miliknya.

" Al, jangan mengganggu cucuku terus! " seru seorang pria yang terduduk sambil terus fokus dengan benda persegi panjang didepannya.

" Daddy jangan ikut campur! salahkan saja kak Ziya yang membuat buntalan kecil selucu ini, " jawab pria yang bernama Al tersebut.

Albirru Vince Alber adalah anak tiri dari seorang Anthony Ghifari Alber. awal mulanya nama lelaki itu hanya sebatas Albirru Vince. namun semenjak Anthony menikahi ibu dari Albirru, nama lelaki itu bertambah dengan marga Alber. lelaki itu baru berusia delapan belas tahun dan sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah menengah atas di Jakarta. tentunya menempati penthouse milik Anthony dan tak lupa dengan pengawasan dari salahsatu anak buah pria bermarga Alber tersebut.

Hanya saja sekarang lelaki itu berada di Dubai karena mengikuti sang kakak yang beberapa minggu yang lalu mengatakan akan datang untuk berkunjung menemui sang ayah. tak menyia-nyiakan kesempatan bagus, lelaki itu ikut mengekori sang kakak terbang ke negara ini.

Sementara Sabiya Zahrana adalah seorang wanita berusia tiga puluh tujuh yang telah dinikahi oleh Anthony dan kini beralih menjadi istrinya. wanita berdarah Indonesia-Turki itu telah berhasil memikat hati seorang pria Alber yang dikenal berwajah dingin tersebut. umur pernikahan keduanya telah menginjak tiga tahun. dan kini mereka juga dikaruniai keturunan yang berjenis kelamin laki-laki satu tahun yang lalu.

Imanuele Ghaaziy Alber, itulah nama bayi yang baru berusia satu tahun tersebut.

" Paman jangan menciumiku! aku ingin menemui Ele, " ujar balita yang berusia empat tahun tersebut.

Elzein Dhabith Atharrayhan, tidak asing dengan nama belakang tersebut bukan?

Ya, gumpalan kecil itu adalah anak pertama dari Gus Varo dan juga Ning Ziya. tak terasa perjalanan pernikahan mereka sudah beranjak kurang lebih lima tahun lamanya. dan Ning Ziya sendiri pun sekarang sedang mengandung anak kedua mereka yang masih empat bulan dikandungan. setelah mereka mengadakan empat bulanan dikediaman, sepasang suami-istri itu langsung terbang ke negara ini.

" Panggil aku uncle, jangan paman! dan juga jangan ganggu adikku, anak kecil! biarkan Ele tidur di kamarnya! " jawab Albirru tetap berada ditempatnya.

" Kalau begitu kita bangunkan Ele saja paman, " sahut Zein menepuk-nepuk kecil pipi Albirru.

" Sebelum kita membangunkan Ele, akan ku pastikan kita akan mendapatkan omelan panjang dari bunda, " lirih Albirru.

" Paman, " panggil Zein.

" Panggil aku uncle, " sahut Albirru yang kurang suka akan panggilan sebelumnya.

" Uncle, ayo pergi menemui Ele! "

" Tidak bisa Zein. besok saja kita bermain dengan Ele, " balas Albirru memberi pengertian pada balita yang sedang berada di dekapannya ini.

" Baiklah, sekarang aku lapar, " gumam Zein.

" Cucu grandpa lapar? " tanya Anthony yang dijawab anggukan kepala oleh Zein.

" Baiklah, ayo kita makan malam, " ujar Anthony berdiri dari duduknya dan mengambil alih Zein dari dekapan putranya.

" Al, tolong panggilkan Ziya dan juga Gus Varo di kamarnya, " perintah Anthony kepada putranya.

" Akan aku panggil mereka "

Setelah lima menit menunggu, mereka akhirnya mulai berkumpul di ruang makan dengan berbagai sajian makanan mengiurkan didepan mata mereka.

" Ziya, berikan Ele pada bunda saja! seharusnya kamu tidak perlu repot menggendong Ele. kamu juga sedang hamil, " omel Sabiya.

" Ziya baik-baik saja bunda. selagi bunda memasak, Ele aku yang jaga, " balas Ning Ziya.

" Ummah, Zein ingin itu, " ujar Zein menunjuk sepiring bola-bola daging yang berada tak jauh didepan Ning Ziya.

" Mau memakai ikan bakar? " tanya Ning Ziya kepada putranya yang ditanggapi dengan anggukan antusias.

Setelah beberapa menit dan dirasa semua anggota keluarga sudah selesai menghabiskan makanannya, mereka semua beranjak meninggalkan ruang makan dan menuju ke ruang keluarga hanya untuk sekedar berbincang kecil.

Tapi berbeda dengan Gus Varo, pria itu menginterupsi anak laki-laki nya untuk mengikutinya ke kamar miliknya dan melaksanakan apa yang sudah menjadi rutinitas sang anak.

" Zein, ikut abba ke kamar untuk setoran hafalan surah pendek, " ujar Gus Varo mencekal pergelangan tangan putranya sesaat sebelum Zein kabur menyusul Anthony di ruang keluarga.

" Nanti boleh tidak abba? Zein ingin bermain dengan Ele, " sahut Zein memohon kepada sang ayah.

" Tidak boleh! ingat janji Zein dengan abba waktu itu. laki-laki itu harus gentle. harus bisa tepati janji, " balas Gus Varo mulai menarik tangan Zein dengan lembut menaiki tangga untuk menuju kamar mereka.

Sementara Ning Ziya dan Albirru yang sedari tadi belum beranjak karena memperhatikan interaksi kedua manusia berbeda umur itu pun mulai tersadar.

" Kamu tidak ingin menyusul Zein? " tanya Ning Ziya kepada Albirru yang berada tak jauh darinya.

" Kenapa? "

" Sekalian. siapa tahu kamu ingin hafalan surah-surah pendek juga, " celetuk Ning Ziya berniat bercanda.

" Kakak jangan sembarangan! surah-surah pendek aku hafal. itu hal yang sangat kecil, " sahut Albirru.

" Yang benar? tapi kata bunda, kamu kalau sholat sering baca tiga qul, " lanjut Ning Ziya.

" Jangan percaya bunda! itu dulu waktu aku masih sekolah dasar. jelas berbeda dengan sekarang. lagipula tidak masalah hanya membaca tiga qul. asal melaksanakan kewajiban sholat. daripada hafal semua surah, tapi tidak pernah sholat atau bahkan jarang-jarang, " ujar Albirru yang sama sekali tak merasa tersinggung akan candaan Ning Ziya.

" Iya, kakak percaya. dan maaf, tadi hanya bercanda "

" Albirru tahu kakak hanya bercanda, " balas Albirru dengan tersenyum tipis.

" Al, kamu ingin bantu kakak tidak? " tanya Ning Ziya sesaat sebelum Albirru memutuskan menyusul kedua orang tuanya ke ruang keluarga.

" Kakak ingin apa? "

" Kakak ingin makan rujak buah. tapi kamu yang membuat sendiri dan tanpa bantuan satu orang pun. sekarang, " ucap Ning Ziya mengatakan keinginannya yang sudah terpendam sejak kemarin.

" Kakak bercanda? apa tidak masalah jika memakan rujak malam-malam? " tanya Albirru memastikan.

" Tidak masalah "

" Aku tidak mau kak. kalau Gus Varo tahu, aku yang kena marah nanti, " tolak Albirru yang menyebabkan perubahan ekspresi pada wajah Ning Ziya.

" Kamu tidak kasihan dengan kakak? padahal ini ponakan kamu yang ingin, " gumam Ning Ziya dengan sedih akan penolakan yang didapatkan dari Albirru.

Albirru yang dilanda dilema pun terdiam. bisa saja ia membuatkan untuk Ning Ziya saat ini. hanya saja apakah suami dari kakaknya itu memperbolehkan istrinya makan rujak di malam seperti ini. tapi karena tidak tega pun Albirru mengiyakan permintaan kakaknya. biarlah Gus Varo menjadi urusan kakaknya nanti.

" Aku buatkan rujak buah sekarang, " ujar Albirru yang spontan dijawab dengan anggukan antusias Ning Ziya. bahkan wajah Ning Ziya sudah berubah cerah dari sebelumnya.

" Jangan lupa cabai nya tujuh! " celetuk Ning Ziya yang akhirnya mendapat pelototan dari Albirru.

" Yang benar saja kak? cuma tiga saja, " balas Albirru melarang kakaknya.

" Tidak terasa pedas, Al "

" Tapi, " belum saja menyelesaikan ucapannya, Ning Ziya langsung menyelanya.

" Kamu menurut apa kata kakak, atau aku adukan kamu ke daddy jika kamu sempat bertengkar dengan teman kamu disekolah sampai teman kamu itu masuk rumah sakit. kamu mau? " ancam Ning Ziya kepada Albirru.

" Kakak mainnya ancam-ancaman, " dengus Albirru tak terima.

" Mau tidak? " ujar Ning Ziya tidak sabaran.

" Oke. tapi kalau Gus Varo marah, jangan bawa-bawa aku! " final Albirru yang pasrah akan tingkah laku ibu hamil disampingnya.

" Tunggu apa lagi? sana buat rujaknya, " ucap Ning Ziya sambil menunjuk kearah dapur.

" Sabar Al, ibu hamil itu sensitif. jangan marah-marah! " gumam Albirru dengan lirih tanpa sepengetahuan kakaknya. bisa gawat jika kakaknya tahu.

Sementara disisi lain, Gus Varo yang sudah selesai melaksanakan rutinitas bersama sang anak pun mulai membuka pembicaraan kecil bersama putranya.

" Tadi kenapa Zein tidak ikut abba sholat maghrib? " tanya Gus Varo berhadapan dengan putranya.

" Zein belum wajib, " jawab Zein tanpa berpikir.

" Zein, dengarkan abba! walaupun Zein masih belum diwajibkan untuk sholat, tapi mulai sejak dini harus dibiasakan. karena nanti jika Zein sudah beranjak baligh setidaknya sudah terbiasa sholat. kamu tahu tidak, apa kata Rasulullah? " jelas Gus Varo dengan teramat lembut.

" Apa abba? " tanya Zein penasaran.

" Dalam hadist riwayat Ibnu Hibban no 1734, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda sesungguhnya tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkan lah seluruh dosanya. kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua bahunya, maka ketika ia ruku' dan sujud dosa- dosanya tersebut berguguran, " ujar Gus Varo dengan telaten menjelaskan kepada putranya.

" Berarti jika sholat dapat menggugurkan dosa ya, abba? " ucap Zein memastikan.

" Itu kamu tahu. selain itu, sholat juga dapat melindungi dari perbuatan buruk. jadi jika ada seseorang yang sholat lalu dia tetap mencela saudara nya, berarti ada yang salah dengan sholatnya. entah itu bacaannya atau gerakannya. maka dari itu, sholat jangan disepelekan. meninggalkan sholat itu dosanya besar. dan amalan pertama yang dihisab saat yaumul akhir nanti adalah sholat. mengerti Zein? " jelas Gus Varo yang dijawab anggukan oleh Zein.

" Ada apa ini? ummah tidak diajak? " sahut Ning Ziya yang tiba-tiba masuk kedalam kamar membawa dua gelas yang berisi susu cokelat dan juga jus jeruk.

" Duduk sini sayang, " ucap Gus Varo menepuk tempat disebelahnya.

" Ini minum susunya dulu Zein. dan ini untuk kamu mas, " ujar Ning Ziya menyodorkan kedua gelas itu dihadapan mereka.

" Terimakasih ummah, " balas Zein.

" Terimakasih sayang. harusnya kamu tidak perlu repot-repot, " sahut Gus Varo.

" Repot apa mas? ini sudah biasa, " jawab Ning Ziya menatap kearah suaminya.

" Tapi kamu sedang hamil. jadi kurangi aktivitas berlebihan "

" Bukan aktivitas berat mas. jangan khawatir! aku bisa jaga diri aku dan calon anak kita nanti, " ujar Ning Ziya melayangkan senyuman meneduhkan kepada Gus Varo.

" Ummah, aku boleh main dengan Ele bukan? " tanya Zein setelah anak itu menghabiskan susunya.

" Boleh, jangan lama-lama! kamu dan Ele harus segera tidur. tidak baik anak kecil tidur terlalu malam, " sahut Ning Ziya mengingatkan.

" Siap ummah, " balas Zein dengan semangat dan ditanggapi kekehan kecil dari kedua orang tuanya.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continue Reading

You'll Also Like

425K 35.9K 38
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
2.8M 214K 48
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
370K 18.4K 50
Ajma adalah seorang gadis sebatang kara yang di angkat anak oleh seorang kyai besar pemilik ponpes Al-Majid. Ia memiliki 3 orang Kakak angkat yang ta...
732K 30.2K 77
Selamat datang di cerita pertama aku Cerita ini hasil dari pemikiran sendiri menuangkan imajinasi kedalam sebuah tulisan Apabila ada kesamaan nama t...