Choose Family

By ItsmeJaeyongis

961K 78.3K 5.6K

Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di u... More

Prolog
1. Menepi
2. Adek Sakit
4. Panggilan
5. Simulasi
6. Abang Marah?
7. Egois
8. Kalian ini siapa?
9. Masa Depan
10. Makasih Abang
11. Family Time
12. Pindahan
13. Sahabat
14. Beneran?
15. Abang Sakit Lagi?
16. Rutinitas
17. Drama Adek
18. Nge-Mall
19. Mobil
20. Sidang
21. Drama Papih
22. Berdua
23. Papih Marah?
24. Adek Kalem?
25. Sekolah?
26. Om Yuta vs Gembrot
Special Chapter For You

3. Anak Siapa?

33.3K 2.7K 155
By ItsmeJaeyongis


Jaehyun mengemudikan mobilnya dengan perasaan campur aduk. Ia melirik kearah spion dibelakangnya sesekali. Kedua bocah yang baru saja ia kenal tampak sedikit lelah, biarpun yang sakit hanya satu namun keliatannya sang Kakak juga terlihat lesu dan letih.

Dari mana mereka?

"Hm—- nama kamu Mark?" Tanya Jaehyun hati-hati.

Bocah dibelakang itu mengangguk. "Iya Om dan ini adikku Jeno." Ujarnya mengenalkan sang adik tanpa Jaehyun minta.

Jaehyun mengangguk. "Lalu kalian darimana?" Tanya Jaehyun ingin tahu. Melihat kondisi dua bocah itu membuat tingkat ke kepoan Jaehyun meningkat.

"Mark dan Jeno kabur dari Panti." Cicit Mark pelan.

Jaehyun membelak kaget, bagaimana jika ia dituduh mencuri anak. Walah, kenapa nggak kepikiran dari tadi sih. Jujur saja Jaehyun takut, berurusan dengan kepolisian. Ia baru saja sempro kemarin masa sudah dipenjara saja karena dituduh nyulik anak kecil, mana dua lagi.

"Ka-bur? Emang kalian mau kemana?" Tanya Jaehyun semakin penasaran.

Mark dengan sigap merogoh saku celananya, lalu membuka kertas yang sudah terlipat dan sedikit lembab oitu. Ia mendongak kedepan dan memberikan kertas tersebut pada Jaehyun.

"Mau kerumah Bik Inah, itu alamatnya Om." Ujar Mark semangat, siapa tau Jaehyun bisa mengantarkan mereka kerumah Bik Inah sekarang.

Jaehyun mengernyit bingung dengan alamat yang diberikan bocah ini, yang benar saja? Jaehyun melirik sekilas ke belakang.

"Mark ini deket dengan rumah sepupuku tapi komplek rumah ini tidak ada, daerah sana masih banyak lahan kosong ketimbang alamat yang kamu kasih." Kata Jaehyun mencoba mengingat rumah Johnny.

Seingat Jaehyun ini daerah rumah Johnny dan memang ada komplek yang baru dibangun disana, dan tidak ada komplek yang ditulis disini. Tapi kode pos dan alamatnya benar.

"Tapi Bik Inah bilangnya dia tinggal disana bersama anaknya Om." Kata Mark sedikit lemas.

Apakah Bik Inah berbohong dangannya atau Om didepannya ini yang berbohong? Karena tidak mau mengantarkan Mark dan Jeno kesana.

"Okey sebentar." Kata Jaehyun akhirnya.

Ia mengambil ponselnya lalu men-deal-kan nomor seseorang untuk memastikan sesuatu.

"Dimana Jo?"

"Dirumah, kenapa bro?"

Jaehyun melirik spionnya, "Di daerah rumah lu ada komplek baru bangun gak Jo?" Tanya Jaehyun.

"Buset, udah nanyain rumah aja baru kelar sempro. Gak ada Jae, kan lu tau daerah rumah gue ini baru banget ada perumahan ya perumahan gue, ini aja gue baru pindah mana belom ada tetangga. "

Jaehyun terdiam, lalu melirik kembali Mark yang sepertinya sudah kelelahan di kursi belakang sambil memeluk adiknya.

"Jangan bilang lu tertarik beli rumah dimari? Kagak usah deh, gue enek tetanggaan mulu sama lu. Gak di kost gak dirumah juga tetanggaan cukup dah. Cari daerah lain aja sono."

"Kagak, Yaudah gue tutup dulu. Thanks Jo!"

Tutt..

Jaehyun terdiam, lalu mencoba memperhatikan kembali tulisan kertas di pegangannya. Ia mengernyit bingung.

"Lah? 2-0-3-3? Lah sekarang masih 2024." Jaehyun mendadak merinding. Ia menepikan mobilnya pinggir jalan. Lalu membalikkan badannya menatap Mark yang kini masih setengah sadar.

"Mark? Ini 2033, kamu gak lagi bohongin aku kan?" Kata Jaehyun menginterogasi Mark yang menatap Jaehyun bingung.

"Kan sekarang emang 2033 Om, Mark kenapa harus bohongin Om segala." Jawabnya bingung.

"Mark sekarang baru 2024, liat hape Om masih 2024. Ini gue yang halu apa gimana sih." Jaehyun semakin bingung dibuatnya.

"Om, Mark aja baru lahir 2025, kalau sekarang 2024 Mark kok bisa ada disini." Kata Mark membuat Jaehyun membelak.

Duh, ini kenapa sih?

"Kamu gak lagi bohongin Aku kan?" Tanya Jaehyun memastikan.

Mark mendengus, "Bohongin untuk apa? Kenal Om aja baru tadi. Kalau gak, Mark dan Jeno gak masalah kok diturunin disini, biar Mark sendiri yang nyari rumah Bik Inah." Kata Mark membuat Jaehyun menggeleng cepat.

"Gak ada! Kamu mau bawa adik kamu kemana dengan hujan-hujan gini?" Kata Jaehyun sedikit tidak terima dengan keinginan Mark yang membuatnya kesal.

"Dari pada Om nuduh Mark bohong terus." Jawabnya dengan lugas. Jaehyun menggeleng pelan, anak di seusia Mark sudah bisa menjawab ucapan orang dewasa dengan baik. Wah, Jaehyun hanya terdiam mendengar jawaban Mark.

"Ikut aku aja."

Entah dari pikiran mana Jaehyun memilih membawa dua bocah itu ikut bersama. Jangan tanya, Jaehyun kenapa dan alasannya apa. Hanya saja kata hatinya mengatakan jika Jaehyun harus membawa kedua bocah itu ikut bersamanya sekarang ini.

*

"Inget pulang juga?!"

Baru saja Jaehyun memarkirkan mobilnya di garasi Kostannya, pria dengan rambut yang sedikit panjang sudah bercekak pinggang didepan kostannya.

"Stt! Marah-marah mulu sih Yong, bukannya ngucapin selamat Sempro malah di semprot gue balik-balik." Kata Jaehyun mendengus pelan.

"Lu sih ngeselin, udah tau sempro balik kost kek. Ini malah 4 hari gak pulang. Lama-lama isi kost lo tikus noh."

"Kenapa sih? Kurang jatah kah? Lu kek bini gue deh lama-lama yong beneran deh." Kekeh Jaehyun ngelihat Taeyong yang gomel dengan bibir maju.

"Sembarangan! Ogah gue punya lakik bebal kayak lu." Balas Taeyong ngak mau kalah.

"Awas nelen ludah sendiri, masih untung nelen ludah gue. Lebih berasa ketimbang ludah sendiri" Ledek Jaehyun membuat Taeyong murka.

"Najis tralala~~~~~ OGAH NAJIS TELEN LUDAH LU SENDIRI NAJIS" Taeyong heboh sendiri membayangkan ludah Jaehyun.

Jaehyun ketawa aja ngelihat Taeyong yang udah kayak cacing kepanasan membayangkan ucapannya tadi.

"Udah deh, minggir lu masuk kamar sono. Jangan ngintilin gue mulu." Kata Jaehyun membuat Taeyong melotot.

"Dih, idih. Udah untung ya gue mau ngidupin lampu teras lu tiap hari, gak tau terima kasih banget sih lu Jamal." Balas Taeyong tidak terima.

"Yong suara lu makin berisik, baru aja gue tinggal 4 hari. Udah naik aja suara lu 1 oktaf."

"Hadeh emosi mulu gue bawaannya sama lo. Udah gih sono mandi lu bau matahari." Kata Taeyong mendorong Jaehyun untuk pergi ke kamarnya.

"Iya bentar dulu elah, laptop gue masih didalem." Kata Jaehyun sambil membuka pintu penumpangnya.

Astaga! Dia melupakan dua bocil yang ia temukan di restoran cepat saji tadi. Keduanya masih terlelap dengan memeluk satu-sama lain. Ah, kenapa yang satu sangat mirip dengannya? Photo kecil Jaehyun yang ia letakkan di dompet sangat mirip dengan bocah tersebut. Nah kalau yang si Mark bentukan Taeyong ini mah mirip.

"BUSET JAEHYUN! Anak siapa itu?!!!" Teriak Taeyong heboh ketika ikut mengintip kedalam mobil Jaehyun dan mendapati dua bocil didalamnya.

"Sttt! Mereka masih tidur."

"Nyulik anak dari mana sih? Ngide kok aneh-aneh nyulik anak orang, mana langsung dua. Ah gue gak ikut-ikutan takut ketangkep polisi." Kata Taeyong membayangkannya saja ngeri.

"Sembarangan! Tadi mereka minta tolong ke gue katanya adiknya sakit. Terus mereka baru kabur dari Panti Yong. Gue mana tega coba ninggalin mereka di tepi jalan berdua gini." Kata Jaehyun.

Taeyong terdiam, lalu menggeser tubuh Jaehyun yang menghalangi dirinya untuk melihat dekat kearah dua bocah yang di angkut oleh Jaehyun.

"Ini mah anak lu nyet! Mirip banget nih yang bule sama lu Jae, mana gembrotnya sama lagi." Kata Taeyong yang langsung mendapat pukulan di kepalanya.

"Gak mungkin gue punya anak di umur 15 Tahun, Yong. Gila aja lu." Kata Jaehyun menjelaskan.

"Ya lagian mirip banget ini bocah sama lu, Jamal. Plek ketiplek mirip."

Jaehyun setuju dengan omongan Taeyong, memang semirip itu. "Iya sih, gue juga mikir gitu juga. Tapi ini yang si abang mirip lu. Kurusnya juga ini mirip lo banget kek kenebo kering." Sahut Jaehyun membuat Taeyong mendengus kesal.

"Gak boleh body shamming!" Ketus Taeyong.

Jaehyun menatap sinis Taeyong bukannya dia duluan yang mengatai Jaehyun Gembrot, hadeh Jaehyun ngalah aja deh sama bentukan Taeyong begini.

"Terus mau lu apain nih bocah?" Tanya Taeyong.

"Gak tau. Tapi mereka kayaknya sakit karena kehujanan, di rawat dulu lah sampai sembuh. Ntar gue pikirin lagi gimana-gimananya."

Taeyong mengangguk setuju.

"Bantuin gue gih, gendong si gembrot? Apa lu keberatan? Yaudah gendong deh si kurus biar gua yang gembrot." Kata Jaehyun yang mendapat pukulan di lengannya.

"Lu kenapa sih manggil mereka begitu! Kayak gak punya nama aja mereka, sini gue yang gendong si gembrot." Kata Taeyong mengambil Jeno dan langsung membawanya ke kamar kost Jaehyun.

Lah? Itu dia sendiri yang manggil Jeno gembrot juga. Tadi katanya ngak boleh. Hadeh, Jaehyun hanya bisa bersabar dengan kelakuan dan sifat Taeyong.

Jaehyun akhirnya ikut mengendong Mark yang masih tertidur, lalu mengambil beberapa bawaanya bocah-bocah tersebut di bagasi dan mengikuti Taeyong masuk kedalam kamar kostnya.

*

Continue Reading

You'll Also Like

40.7K 4.2K 20
....... "Shhh it's our secret okay" ....... 🚫ALERT🚫 πŸŒ‘HOMOPHOBIC DIHARAP GO AWAY πŸŒ‘BXB/YAOI/BL/GAY πŸŒ‘CRACKCOUPLE/GHOSTSHIP πŸŒ‘NGAK ADA COPY PASTE AT...
101K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
192K 29.8K 54
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
19.7K 2.6K 15
Pria itu, atau sebut saja suaminya bisa saja menikah dengan orang lain yang lebih cantik atau kaya darinya sebagai bangsawan yang punya kedudukan tin...