I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

28

21.7K 1.7K 20
By SriNNingsih

"Aku mencintaimu Tha," Ucap Ace tanpa basa-basi yang membuat Thalia sukses mematung, kedua matanya membulat menatap Ace yang masih setia dengan senyuman terbaiknya.

Thalia menatap Ace tanpa berkedip, suara riuh dan bisingnya para tamu sudah tak bisa ia dengar. Fungsi telinganya sudah kacau karena serangan mendadak dari Ace yang membuat hatinya kalang kabut terutama jantungnya yang berdebar dua kali lipat. Padangannya menatap satu titik yaitu netra merah yang masih setia menatap keberadaan dirinya. Ia mencoba menggali dimana ada unsur kejahilan yang biasa Ace lakukan padanya tapi ia tak menemukan sama sekali. Kali ini Thalia melihat Ace benar-benar serius mengungkapkan isi hatinya.

Merasa senang atau merasa sedih yang harus wanita itu rasakan, semua menjadi satu. Senang karena ada seorang pria yang berani memperlakukannya sebagai wanita, Sedih karena hanya dia yang mengetahui bahwa dunia yang saat ini ia tempati hanyalah fiksi dan khayalan semata. Bagaimana jika hanya dalam satu detik saja tiba-tiba Thalia sudah tidak berada di dunia ini? Antara senang dan sedih.

Terlalu rumit ia memikirkan sebab-akibat yang akan di timbulkan. Thalia berusaha berfikir logis, tapi wanita pasti menggunakan perasaannya. Maka ia pun memilih egois berusaha menepis dan berfikir positif.

"Ace, kau terlalu mendadak mengatakan hal itu dasar buaya!" Ucapnya kemudian menunduk berusaha menyembunyinya rona wajahnya yang sudah memerah. Ia berusaha mengatur nafasnya karena debaran jantungnya membuat ia merasa sesak.

"Aku hanya mengungkapkan saja apa yang ada disini," Jawab Ace sambil tangannya menunjukkan kearah dada tepat di tempat jantung berdetak.

"Bisakah kau memberiku waktu Ace?" Tanya Thalia "Tentunya sampai aku siap karena aku sedikit takut mengalami hal serupa," Jawab Thalia membuat alis Ace terangkat sebelah.

Tanpa aba-aba, Ace meraih tangan Thalia dan menariknya ke suatu tempat yang lebih privasi untuk mereka berdua. Ace menggiring Thalia hingga ia berhenti di gedung lantai 2 dimana tempat tersebut sepi akan pengunjung. Semua pengunjung masih menikmati hiburan yang sudah Thalia suguhkan. Ace berdiri tepat di depan Thalia. Jemari tangannya membelai lembut wajah Thalia. Gadis itu terdiam menatap Ace dan menikmati sentuhan lembut jemari tangan Ace.

"Apa yang membuatmu ragu?" Tanya Ace, ia memang melihat tatapan Thalia sarat kebingungan dan ada rasa takut di sana.

"Kau tahu aku gagal dalam hubunganku kemarin," Jawab Thalia tersenyum getir 'Dan entah aku sanggup atau tidak menerima rasa cintamu pada Nathalia sedangkan tubuh ini berisi jiwaku bukan jiwa Nathalia,' tambahnya dalam hati. Thalia belum memiliki keberanian mengakui kalau dia bukan Nathalia.

"Aku tahu dan aku juga tidak akan seperti pria di masa lalumu. Karena aku bukan dia," Kata Ace dengan nada seriusnya.

Thalia terdiam ia tak tahu harus berkata apa lagi. Memang benar apa yang di katakan Ace bahwa dia memang berbeda dengan Ricard. Akan tetapi, cerita novel membuat dia bimbang mengambil keputusan dan lagi Thalia hanyalah jiwa yang kesasar di tubuh orang lain. Ia sekarang sudah terbebas dan sudah tidak terikat dengan Ricard lantas apakah ia akan memulai lagi sebuah hubungan baru dengan pria yang tak lain merupakan malaikat mautnya sendiri.

"Kenapa harus aku?" Tanya Thalia "Seharusnya kau tidak menjatuhkan perasaanmu padaku. Mungkin lebih baik pada Nona Serry, Nona Hilton atau Nona Salsabila? Lebih sedikit rumor tentang kejelekan mereka daripada diriku Ace. Bukankah kau juga mendengar rumor buruk tentangku?" Thalia menyerang Ace dengan rentetan pertanyaan.

"Itu hanya rumor tak mendasar. Mengapa aku harus percaya? Sedangkan yang aku lihat selama ini, aku rasa semua rumor tidak benar," Ucap Ace kemudian mendongakkan wajah Thalia agar kedua mata mereka saling bertatapan.

"Jika alasanmu masih tidak percaya denganku. Aku bisa langsung melamarmu dan kita menikah dalam waktu dekat," Ujar Ace singkat.

"Hehh!" Seru Thalia kaget mendengar kata menikah "Gila kau Ace!" Serunya lagi. Thalia mendapat serangan dadakan pada jantungnya-belum sempat ia menjawab tentang perasaan Ace, malah sekarang Ace melamarmya dengan mengajak nikah. Thalia tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja, semua fungsi organ vital di dalam tubuhnya sedikit kacau setelah mendengar kata Nikah dari mulut pria tampan di depannya.

Siapa yang tidak mau menerima Ace. Sudah tampan, hanya melihat serta berlaku lembut pada perempuan yang berhasil menarik hatinya. Sedangkan pada orang lain Ace benar-benar seperti Pangeran Tyran, tidak peduli akan apa pun dan siapapun. Jika ia di usik maka Ace tak akan segan menebas kepala mereka.

Thalia masih terdiam dalam keterkejutannya, suara bariton yang menenangkan milik Ace kembali terdengar "Bukankah laki-laki di nilai dari omongannya? Jika dia sudah berujar maka dia memiliki komitmen," Kata Ace kemudian "Aku tahu ini semua terlalu cepat bagimu Tha. Dan kau juga tahu aku tidak suka berbasa-basi. Aku memilihmu tapi kamu juga berhak menolakku. Tidak apa-apa aku siap mendengar dan menerimanya," Jelas Ace pada wanita yang masih terdiam di depan matanya itu "Tapi aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika ada pria lain yang mendekatimu. Mungkin aku akan menyingkirkannya agar aku tak memiliki saingan," Ujar Ace terkekeh. Thalia bergidik mendengar penuturan yang terkesan kejam dari mulut Ace meskipun konteks dia hanya bercanda.

Ace tersenyum, jemarinya masih membelai lembut pipi Thalia yang sudah memerah "Jangan terlalu di fikirkan. Jawab saja sesuai dengan perasaanmu," Ace mencoba menenangkan Thalia.

Semua yang Ace katakan benar. Laki-laki menang memilih dan Perempuan menang menolak, untuk kali ini Thalia akan menenangkan hati dan pikirannya terlebih dahulu baru ia akan menjawab Ace dengan penuh keyakinan tanpa ada rasa ragu sedikit pun.

"Beri aku waktu Ace," Pinta Thalia "Aku minta maaf sebesar-besarnya atas permintaanku yang pastinya akan memberatkanmu. Tapi aku membutuhkan waktu, tidak terlalu lama kok dan aku berjanji akan hal itu," Keputusan final Thalia membuat Ace tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah, aku akan menunggu," Jawab Ace singkat. Keduanya pun sepakat dan kembali ke pesta perayaan pembukaan toko milik Thalia.

Setelah meninggalkan ruangan luas di lantai 2, di balik manekin yang memajang sepasang gaun berwarna senada muncul sesosok pria yang menatap sendu punggung kedua manusia yang menjauh meninggalkan ruangan "Apakah aku masih bisa mengambilmu kembali Nat?" Pria itu ialah Ricard. Tanpa ada orang yang tahu Ricard sudah menahan gejolak emosi di dalam dirinya.

***___***

"Dari mana saja kalian berdua?" Tanya Duke Aaron yang di ikuti oleh Raja Liam dan Ratu Julie.

"Kami berjalan-jalan melihat di dalam toko," Jawab Thalia.

"Sayang, Raja dan Ratu sudah datang. Beliau mencari keberadaanmu," Ujar Duke Aaron.

"Salam kepada Matahari dan Bulan kerajaan Orthello, semoga dewi keabadian selalu memberkahi anda," Thalia memberikan salam sesuai etiket kerajaan.

Raja Liam mengangguk kemudian kedua mata tajam Raja Liam menatap Ace dingin "Bukannya kau pergi ke perbatasan Ace? Kenapa kau di sini?" Tanya Raja Liam.

Ace terkekeh "Saya mendapatkan undangan dari Nona Nathalia Yang Mulia. Apa pantas saya mengabaikannya?" Tanya Ace dengan ekspresi datarnya.

Raja Liam terdiam dan menatap Nathalia. Gadis itu tersenyum membenarkan "Benar Yang Mulia, saya mengundang Pangeran Ace sebagai rasa terimakasih telah membantu saya tempo hari," Jelas Thalia.

Ratu Julie meraih dan menggandeng tangan Thalia "Ayo tunjukkan padaku hadiah yang kau janjian tempo hari. Aku sudah tidak sabar melihatnya," Ujar Ratu Julie yang kemudian menyeret Thalia menjauh.

Raja Liam kembali menatap Ace "Nak, jaga perilakumu. Jangan sampai kau membuat Nona Thalia dalam masalah,"

"Aku tidak membuat masalah apapun Yang Mulia," Jawab Ace singkat.

Duke Aaron mencoba menengahi "Mari kita menikmati acara hari ini Yang Mulia, Pangeran Ace!" Ajak Duke Aaron.

Ratu Julie berbinar menatap gaun berwarna hijau muda tersebut. Terdapat siluet hijau tua yang dihiasi oleh payet memberikan kesan kalem dan elegan. Ratu Julie akan tampak fresh jika mengenakkan gaun tersebut.

"Kau hebat sayang. Aku sangat menyukainya," Ujar Ratu Julie.

Thalia tersenyum "Ada beberapa gaun lagi untuk anda Yang Mulia. Tak lupa juga untuk Yang Mulia Raja. Saya sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari,"

Mata Ratu Julie terpaku melihat satu Gaun berwarna ungu pastel, kedua tangannya bergerak untuk melihat gaun tersebut keseluruhan. Ia terpaku dengan desain bajunya.

Thalia melihat Ratu Julie terdiam "Yang Mulia, anda tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Tanya Thalia sedikit khawatir "Atau anda tidak menyukai gaunnya?" Sambungnya lagi.

Ratu Julie menggelengkan kepala "Aku menyukainya sayang. Hanya saja gaun ini mengingatkanku tentang sesuatu. Sepertinya aku pernah menjumpai baju seperti ini"

Deg! Debaran jantung Thalia tiba-tiba berpacu, kedua matanya melebar "Bagaimana bisa anda berbicara seperti itu Yang Mulia. Ini desain terbaru yang saya jamin belum ada orang memilikinya," Thalia menatap gaunnya dan ia yakin model gaun seperti itu belum pernah ada di Orthello 'Bagaimana bisa Ratu Julie mengatakan model gaun dari di masa depan bisa terlihat familier disini? Dulu aku pernah membuat gaun ini untuk di hadiahkan kepada salah satu anggota keluargaku sebagai rasa terimakasih,' Thalia sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Benar juga. Mungkin aku hanya bermimpi," Sahut Ratu Julie dengan senyumannya yang menawan.

Ratu Julie tampak puas dengan gaunnya tersebut "Memang benar gaun ini mengingatkanku pada desainernya," Gumam sang Ratu pelan hingga Thalia tak jelas mendengarnya.

Saang Ratu menatap intens Thalia "Kau mengingatkanku pada seseorang," Thalia hanya tersenyum menanggapi penuturan sang Ratu.

"Bagaimana Sayang? Apa kau suka dengan gaun-gaun ciptaan Thalia?" Tanya Raja Liam.

Ratu Julie mengangguk senang "Tentu saja aku suka. Mereka tampak menakjubkan, aku tak sabar memakainya," Ratu Julie senang dan senyumnya nengembang sempurna "Lain kali aku akan memesan gaun dari tokomu," Ratu Julie berjanji.

Thalia mengangguk senang "Tentu Yang Mulia. Saya senang melihat anda menyukai gaun rancangan saya,"

"Jangan lupakan aku kalau kau ingin memesan baju baru Sayang!" Sahut Raja liam.

Ratu Julie mengangguk "Aku tak akan melupakanmu Suamiku," Jawabnya singkat.

Ratu Julie menatap Thalia "Nat!" Panggil Ratu Julie, Thalia pun menoleh "Kau memang gadis luar biasa Nat," Pujinya membuat Thalia tersenyum tersipu.

"Btw Nat, Apa kau tak mau berbaikan kembali dengan Ricard Puteraku?" Tanya Ratu Julie.

Thalia melongo kaget, kedua matanya menatap Ratu Julie penasaran 'Kenapa bisa Ratu Julie tahu kata singkatan gaul Btw sih?' Tanyanya dalam hati, ia sampai mengabaikan pertanyaan Ratu Julie mengenai Pangeran Ricard.

🌹🌹🌹🌹

Tetap tandai kalau ada typo ya..

Saran kritik tetap aku terima dengan senang hati...

Terimakasih sudah menemaniku sampai chapter ini...

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

2M 133K 70
Seorang dokter yang mencintai tenang dan senyap, juga tidak banyak bersuara, berbanding terbalik dengan apa yang harus dihadapinya. Flora Ivyolin yan...
1.3M 181K 45
Julia gadis 12 tahun yang meninggal akibat menghirup kebocoran gas, tiba-tiba terbangun di tubuh balita kecil! Bagaimana ini? Balita itu bahkan belum...
468K 43.7K 91
(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan t...
823K 93K 72
Warning, Red flag ML! Maylafaisha meninggal karena keselek mie dan ketika dirinya membuka mata BAAM! ia menjadi ibu tiri dari novel yang ia baca bern...