AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

3.9M 304K 314K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(24.) Kondisi Baby
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Kenangan 1 Minggu Kita
(49.) Ditinggal Sementara

(28.) Godaan Maut

80.2K 6.2K 7.2K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3,7 RIBU VOTE DAN 6 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, SEBUTKAN TIPE IDAMANNN JODOHH KALIANN😁😎☝️

HALLOOOO PASREMOYY😻AKU MAU NANYAA NIH, KLO ASKARAZEY TERBIT SETELAH HARI RAYA, KALIAN AMAN NGGA?😋🩷 JANGAN LUPA NABUNG LOHH
••••••••••••••••

"Harga diriku ku pertaruhkan untuk sekadar dapat perhatianmu yang telah hilang."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

"Kalau gue benci sama istri gue sendiri, gue bakal lebih benci sama lo!" tekan lelaki itu menatap Irish dengan intens. "Dan Bokap lo, juga bisa jadi narapidana."

Irish mendongak perlahan, memperhatikan bagaimana tatapan dingin Agaskar meluncur padanya. "A-Agas?!"

"Ambil aja mobil gue kalau emang lo butuh, tapi balikin semua barang yang ada di dalamnya karena itu punya istri gue," ucap Agaskar.

"Tas, sepatu, perhiasan, buket bunga, dan beberapa baju baru yang gue beli masih ada di mobil itu. Lo nggak pantes make soalnya."

Zeya yang masih berdiri di tempat dan belum beranjak itu pun ikut terkejut melihat bagaimana posisi Agaskar memberhentikan langkah Irish yang tak sengaja menabraknya.

"Agas, lo harus tau, gue—" Belum sempat Irish berbicara dan ingin meraih tangan Agaskar, lelaki itu menepis dan menghindar lebih dulu untuk melanjutkan jalan.

"GASSS!!" panggil Irish karena Agaskar pergi berlalu begitu saja meninggalkannya.

Agaskar tetap melangkah berjalan menghiraukan panggilan Irish, seolah ingin menghampiri Zeya. Zeya pun berharapnya seperti itu, namun rupanya ia salah.

Posisi Zeya justru tetap dilewati oleh Agaskar dan itu disaksikan jelas oleh Irish yang kini berganti tengah memantau interaksi keduanya, tentunya Zeya merasa terabaikan karena dianggap tidak ada oleh suaminya.

"Kak...." panggil Zeya pelan tanpa berusaha menahan atau menghalangi jalan Agaskar.

Namun, lelaki itu tetap terus berjalan. Zeya pun sampai harus menoleh ke belakang melihat Agaskar yang tetap cuek dan menghiraukannya begitu saja.

Irish lalu tertawa geli, gadis itu menyilangkan kedua tangannya di dada melihat dari kejauhan. "Kasihan deh, lo. Dicuekkin sama Agaskar? Katanya suami istri, ups!"

Zeya yang seolah telah terkuras energi itu pun hanya melirik sinis pada Irish tanpa berniat membalasnya, mungkin kali ini ia mengaku tak cukup kuat melawan serangan Irish.

Detik berikutnya, segenggam tangan tiba-tiba langsung mencengkeram lengannya dan menarik tubuh Zeya yang membuatnya terkejut bukan main.

"Kak Agaskar?" Ya, itu adalah Agaskar yang menggenggam tangannya untuk mensejajarkan jalan mereka.

Jika tatapan Zeya menuju pada sang suami, maka Agaskar sendiri fokus menatap jalan. Entah kemana Zeya akan dibawanya melangkah, Zeya sendiri tak bisa mengenali gedung fakultas ini.

"Sayangku cintaku, kita mau kemana?" tanya Zeya kemudian memperbaiki posisi genggaman mereka menjadi sebuah gandengan. "Apakah kamu mau membawaku ke hotel?"

Agaskar hanya melirik sinis mendapati pertanyaan tersebut dan tak menjawabnya sepatah kata apapun, ia terus melangkah menyusuri lorong gedung yang entah kemana akan berhenti.

"WEHHH-WEHH ITU MABA YANG KEMARIN KAN?"

"BUSETTTT CANTIK BANGET KALAU DILIHAT DARI DEKETT."

"ZEYA NGGAK SIH? YANG KEMARIN NYANGGAH REKTOR."

"BJIRRR AH CANTIK BANGET BUSET, OTW FOTO MINTAIN SOSMEDNYA."

Agaskar pikir itu hanyalah cuitan orang-orang sekitar sepanjang melintasi koridor gedung fakultas, dan ternyata ada segerombolan lebih dari 5 laki-laki yang sengaja menghampiri Zeya.

Padahal jelas mereka melihat, perempuan itu menggandeng tangannya. Dan karena segerombolan orang yang datang itu membuat langkah Zeya dan Agaskar berhenti bersamaan.

"Zeyaa cantik! Minta fotonya, dong!"

"Zeyyy! Follback aku, Udin Saripudin," ucap seseorang.

"Zeyy ayokk fotbar mau ku posting biar mantanku cemburu."

Zeya hanya bisa membelalakkan matanya, kedipannya mengerjap beberapa kali seraya menoleh pada Agaskar yang sudah melemparkan tatapan tak bersahabat.

Bukan pada Zeya, melainkan pada seluruh laki-laki yang menghampiri istrinya itu. Sang wapresma tidak bersuara, namun mata elangnya seakan sudah siap memangsa.

"Woi-woi, kalian sadar nggak sih itu di sebelahnya Zeya ada wapresma, cok!" ujar seseorang yang lain, ia seperti tengah menemani temannya yang lain untuk meminta foto dengan Zeya.

Dan dirinya lah satu-satunya di antara segerombolan yang sadar akan tatapan tak bersahabat dari Agaskar atas sikap mereka. "Woi! Wapresma itu anjing, sadar babi!"

Dari yang awalnya ribut karena berebut foto dengan Zeya, hingga akhirnya satu-persatu terdiam menyadari Agaskar yang sudah menatap mereka tajam sejak sebelumnya.

"Sopan lo semua kayak gitu? Udah tau dia ada di samping gue, berarti dia lagi ada urusan sama gue," ungkap Agaskar, nada bicaranya benar-benar datar dan dingin.

Ditambah raut wajahnya yang tanpa ekspresi itu membuat sekelibat dari mereka merasakan ketakutan, bahkan ada yang sampai meneguk salivanya kasar.

Zeya yang berada di sebelahnya sendiri sedikit takut, mengingat sang suami yang terkesan galak, dan emosional, ia takut jika Agaskar kelepasan meskipun ini hanyalah masalah sepele.

"Mending lo pergi lo semua, nggak usah norak lihat cewek cantik," tutur Agaskar lagi pada segerombolan yang tengah berbisik dan dorong-dorongan itu.

"PERGIII GUE BILANGGG!!!" tandas Agaskar dengan nada tinggi spontan membubarkan segerombolan tadi yang langsung berlari berhamburan.

Menyadari itu, Zeya pun langsung memasang badan di sebelah suaminya, mengusap pundak Agaskar dengan lembut. "Sabar, sayang... Nggak boleh marah-marah, masih pagi, loh."

"Nanti gantengnya kamu luntur kalau marah-marah teyuuuss... umumuuuu....." goda Zeya mencolek dagu Agaskar.

Agaskar sentak menghindar dari sentuhan Zeya, meskipun beberapa kali ditolak, Zeya tetap melakukannya.

"Cieeeeeeee, zuzur deh kamu cemburu, kan?" Zeya menaik turunkan alisnya dengan senyum mengejek.

"Nggak, ngapain gue cemburu?"

"Heummmmm, masaaa siiiiiiichhh?!"

"Hm," deham Agaskar memutarkan bola matanya malas.

"Teyusss kenaffah kamu nggak membiarkan aku foto sama mereka? Atau follback sosmednya mereka?" tanya Zeya lagi, yang terkesan meledek dan menggoda suaminya.

"Karena gue mau ngomong sama lo, Nyonya Arazey!" tegas Agaskar, kali ini ia membalas tatapan sang istri.

Arazey lantas menutupi mulutnya yang terbuka. "OMG! Sama donggg, gue juga ada yang mau diomongin sama lo, Kak. Apa jangan-jangan.... Kita jodohh?!"

Mendengar itu, kening Agaskar sampai berkerut keheranan. Ia nampaknya perlu memastikan, apakah yang di hadapannya sekarang ini istrinya atau bukan. Apakah ia salah tarik?

Tiba-tiba, Zeya mengendus-ngendus bak vampire yang menginginkan darah suci. Agaskar tersentak kaget kala istrinya itu mendekatkan, dan mengembang-kempiskan hidungnya.

"Lo napa kayak gitu, anjir. Gue nggak punya darah suci," imbuh Agaskar semakin dibuat bingung dengan tingkah Zeya.

Zeya kemudian menyinggahkan kedua tangannya di pinggang. "Cuman mastiin aja, di baju lo nggak ada parfum cewek. Kan tadi si irisan tabrakan sama lo."

Agaskar mendecak pelan. "Kayak gitu doang nggak mungkin nempel kali, dan gue juga nggak ada pelukan sama cewek lain."

"Oh, ya? Gimana.... Pas lo diculik sama irisan bawang itu sampai nggak jadi jemput gue dan biarin gue di depan gerbang kampus sendirian?"

DAMN! Kali ini Agaskar yang di ulti oleh istrinya sendiri, lelaki itu sempat terdiam beberapa menit, ia merasa belum menceritakan insiden itu pada Zeya, darimana sang istri tahu?

"Darimana lo tau?" tanya Agaskar.

"Darimana aja bowlehhhhhh, lo nggak mau jelasin gitu gimana kronologi lo sama irisan sampe bisa lo diculik?"

Tanpa menunggu waktu lama, Agaskar pun menarik lengan Zeya untuk duduk ke salah satu kursi yang ada disana. Keduanya benar-benar menjadi sorotan, bagaimana tidak? Zeya sedang berdampingan bersama Wapresma mereka sedekat itu.

"Pulang dari bandara, gue bener-bener mau ngejemput lo. Dan gue nggak tau gimana caranya, orang-orang bisa menyusup ke dalam mobil gue. Disitu gue nggak sadarkan diri lagi, bangun-bangun gue udah di acara pesta ulang tahunnya Irish," tutur Agaskar.

"Happy birthday, Irish! Happy birthday, Irishh!!!"

"Happy birthday! Happy birthday! Happy birthday, Irishhh!!!"

Suara yang sangat ramai itu menembus indera pendengarannya, mendorong kesadaran Agaskar yang baru saja menyadari bahwa ia terlelap, entah sudah berapa lama.

Lelaki itu terkejut, saat melihat di sekelilingnya, bukan di rumahnya, bukan di markas, bukan juga di rumah sakit jika memang ia berasumsi telah terjadi kecelakaan.

Ini hotel, banyak furniture mewah, dengan banner birthday yang cukup besar terpampang di setiap sudut dinding, beserta balon, dan nyanyian selamat ulang tahun.

Agaskar terbangun di sebuah sofa, yang juga berada di satu ruangan yang sama tempat seseorang baru saja meniup lilin yang menancap di atas kue.

"Bangsat, ulang tahun Irish?!" ulang Agaskar mencoba mengingat apa yang terjadi, namun kepalanya benar-benar dihantam oleh rasa pusing.

"Zeya? Gue harus jemput Zeya, sekarang. Kasihan dia udah nunggu lama." Lelaki itu pun melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sial, udah jam setengah 7."

"AGASKARRRR!!!"

"Kenapa lo nggak langsung pergi aja? Udah tau itu tempat asing, harusnya lo lari dong, Kak?!" celetuk Zeya mulai emosi.

"Gue baru aja sadar, nyawa gue juga masih setengah. Kalau langsung lari yang ada gue lemes," sahut Agaskar.

"Ih pasti abis itu lo dipegang-pegang, apa jangan-jangan.... Punya lo..."

"APANYAAA?!" balas Agaskar spontan sembari menutupi area di bawah perutnya dengan kedua tangan. "Nggak ada ya anjir, burung rajawali gue aman."

PLAKKKKKKKK!!!

"Ih gilaa lo, Kak! Keras banget ngomongnyaaa!!!"

Begitu Agaskar mencoba beranjak dari sana, seseorang memanggil namanya. Itu adalah Irish, yang sudah memegangi sepotong kue di tangan lalu menghampirinya dengan dress berwarna merah.

"Agas sayang, mau kemana sih, buru-buru? Kamu udah dateng loh ke ulang tahun aku, acaranya belum selesai. Ayok seneng-seneng dulu," tutur Irish.

Agaskar spontan menepis cengkeraman Irish dari tangannya. "Nggak bisa, Rish, gue harus pulang sekarang."

"Agaskar, alangkah baiknya untuk menghargai. Temani anak saya di hari spesialnya ini sebentar, minimal makan kue atau menikmati hidangan prasmanan setelah itu kamu boleh pulang." Itu adalah suara Demiar, rektor kampus yang merupakan ayah Irish.

"Tuhh, Agasss, denger, kan kata Papi aku? Ayokkk ah sebentar aja, aku suapin kue abis itu kamu boleh pulang ya," bujuk Irish bersikeras menarik lengan Agaskar.

Awalnya Agaskar juga menolak keras untuk tidak beranjak, namun karena desakan Demiar ia masih mencoba bersikap baik dan dibawa Irish ke tengah kerumunan orang yang tengah merayakan ulang tahunnya.

"Suapan kedua, setelah Papi, aku kasih ke cowok aku yang paling ganteng iniii!!" ujar Irish seolah memamerkan bahwa Agaskar adalah kekasihnya.

"Rish, lo apa-apaan, sih!" tegur Agaskar menatap tajam.

"Sssssstttt udah, nih ayok makan kue nya sayangg. Aaaaa dulu buka mulutnya." Irish kemudian menyuapi Agaskar sepotong kue berukuran kecil yang kemudian terpaksa Agaskar makan dengan raut wajah tak bersahabat.

"Yeayyyyy!!! Thank you ya, sayang!" Irish langsung mencium pipi Agaskar.

"WHAT THE HELL?! DIA NYIUM PIPI LO?!" Zeya langsung merogoh ke tasnya, mengambil sapu tangan kemudian menyemprotkan hand sanitizer pada sapu tangan tersebut.

"Bekas cewek lain, cewek gatel, pelakor, nanti lo kena infeksi abis sentuh-sentuhan sama dia," ujar Zeya sembari mengusap pipi Agaskar.

"Dia nyium yang kanan, bukan yang kiri," sahut Agaskar membuat Zeya langsung beralih ke sebelah kanan setelah mengusap pipinya yang kiri.

Agaskar pun memakan kue yang sudah masuk ke mulutnya, dan acara pesta itu tetap berlanjut dengan meriah diiringi suara musik. Agaskar yang berniat ingin pulang pun seketika buyar.

Kepalanya pusing seakan ada kunang-kunang yang mengelilingi, tak bisa di deksripsikan, ini pusing berat, sampai melangkah pun sudah tak dapat lagi dilakukan.

"Agas, heiii kamu kenapa sayang? Sakit, ya?" tanya Irish memegangi tangannya.

"Gue mau pulang," ujar Agaskar menepis tangan Irish.

Irish tak menahan, ia tersenyum sembari membiarkan Agaskar melangkah, hingga pada akhirnya tepat di tengah ruangan orang yang berpesta sembari meminum alkohol itu pun ia tumbang sepenuhnya.

"Habis itu gue udah nggak inget lagi apa yang terjadi, tapi kata Jarrel, orang yang nyelamatin gue, Irish ngasih wine lebih dari 2 gelas," ucap Agaskar.

"Kalau aja gue nggak dijebak malam itu, gue nggak akan ingkar buat jemput lo. Dan lo malah pulang sama dosen lo itu."

Zeya menyengir, ia tersenyum singkat. "Ya gimana ayang, masa lo biarin gue sendirian malem-malem depan gerbang kampus."

"Kan ada gojek, taksi online, lo nggak usah beralasan nggak ada yang bisa diandelin. Uang selalu gue transfer, semua bisa dan semua mudah kalau ada uang, Zeya...." Agaskar berbicara dengan menahan emosinya, gigi geraham dan atasnya menyatu.

"Maaf ya sayangku cintaku suamiku, maafkan pikiran istrimu yang cetek ini." Zeya menangkup kedua pipi Agaskar sembari mengeluarkan puppy eyes nya.

Agaskar memutarkan bola matanya malas. "Sayang, lo mau ciuman sama gue?" tawar Zeya menaik turunkan alisnya.

Jelas dahi Agaskar mengernyit heran dengan penawaran tersebut. "Ciuman pipi?"

Zeya menggeleng pelan, lalu menunjuk ke arah bibir Agaskar. "Bibir dong, kan biasanya kita selalu ciuman bibir. Mwahhh!!!"

"Ih anjir...." desis Agaskar semakin keheranan.

Tangan Zeya beralih ke leher Agaskar, ia tak peduli dengan harga dirinya yang mungkin sudah hilang akibat menurunkan gengsi di hadapan suaminya sendiri.

Perempuan itu menggigit bibirnya nakal dengan kedipan mata yang seksi pada Agaskar. "Babe.... Mau nenen, nggak?"

HUPPPPPP!!!!

Mulut Zeya langsung disekap oleh telapak tangan Agaskar, lelaki itu memperhatikan keadaan sekitar, berharap tidak ada orang yang mendengar ucapan Zeya barusan.

"Gue anter lo pulang, daripada makin nggak jelas!" Agaskar lalu merangkul Zeya dan membawanya beranjak dari sana.

"IHH KAK! GUE ADA KULIAHHH SIANGGG!!

"Yaudah gue anter lo ke fakultas kesehatan!"

••••••••••••

TOKKKKK TOKKK TOKKKK!!!!

Pintu pun terbuka, menampilkan seorang gadis yang sudah berdiri di ambang pintu. "HAPPYY BIRTHDAYYY, IRISHHHH!!!"

"MBAKK AZORAAAA?!!!"

Mengetahui siapa yang datang ke rumahnya, Irish pun langsung jatuh ke pelukan gadis itu dengan hangat dan dibalas dengan eratan yang sama.

"Selamat ulang tahun ya sayangku, maaf kemarin Mbak nggak bisa dateng, soalnya lagi sibuk banget sama kerjaan. Ya... biasalah, kebetulan lagi banyak orderan juga," ujar Azora.

Irish pun mengangguk. "Nggak papa banget, Mbak. Aku paham kok tentang itu, ayokk masuk ih. Aku masih bukain kado tau."

"Wihhh banyakk nihh yaa dapat kado, cieeee," goda Azora ketika melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah Irish. "Nih ada satu tambahan kado lagi buat kamu."

"Thank you, Mbak," sahut Irish kemudian menyambut pemberian Azora.

"Gimana kemaren acaranya? Ada kedatangan crush kamu, nggak?" tanya Azora, ia sudah seperti Kakak perempuan untuk Irish.

Irish menggeleng pelan. "Mbakk... Crush ku itu udah punya istri, gimana sih cara godain suami orang? Sumpah ya, Mbak aku tuh bingung banget. Dia tuh kayak setia banget gitu loh sama istrinya."

"Udah punya istri?" ulang Azora tak menyangka. "Terus?"

"Ya gitu, mana istrinya ngeselin banget lagi. Childish abis, kesel banget aku tuh sama istrinya, Mbak. Rasanya pengin gue cakar aja mukanya dia yang tengil dan sok kecakepan."

"Emang siapa sih, crush kamu? Dari dulu loh kamu sering cerita sama Mbak, tapi sampai sekarang Mbak nggak pernah tahu crush kamu yang mana. Ganti lagi?" tanya Azora serius.

"Nggak, tetep sama, kok," jawab Irish menggeleng.

"Anak Walerus?" tanya Azora semakin dibuat penasaran.

Mendengar hal itu, waktunya Irish yang menatap intens ke arah Azora. "Mbak, selama hampir 4 tahun kamu kuliah UK, terus pindah ke Indonesia balik jadi Maba, jangan bilang kamu masih berhubungan sama ketua geng motor Walerus?"

Azora memicingkan pandangannya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian mengangguk perlahan. "Ya... mau gimana? Mbak kan sama dia itu sahabat dari kecil."

Beberapa tahun lalu, tepatnya ketika Irish masih berstatus menjadi murid di salah satu SMA International yang ada di Jakarta. Irish dan Azora bertemu tepatnya di markas Walerus, ketika sedang merayakan kemenangan geng motor itu melawan Wolviper.

Kemenangan yang dimaksud, yakni kematian Jayver, ketua geng motor Wolviper generasi kedua yang dipastikan tumbang di tangan salah satu anak Walerus pada masa itu.

Azora membantu Irish yang disekap dan bebas disana, bagi Irish, Azora adalah pahlawan untuknya. Maka dari itu, Irish selalu berusaha menjalankan hubungan yang baik karena Azora begitu berjasa baginya.

Mereka berdua tidak terlalu dekat, bagaikan kakak dan adik saja. Apalagi Azora sempat berkuliah di luar negeri dalam beberapa tahun, baru-baru ini mereka bisa kembali bertemu.

Mungkin jika tidak ada Azora pada waktu itu, Irish tidak tahu lagi hidupnya akan sehancur apa ketika disekap oleh salah satu anggota geng motor Walerus yang tak ia kenal.

"Berarti.... Bang Wave yang nganter Mbak Azora kesini?" tanya Irish, raut wajahnya nampak takut.

Azora kemudian menggenggam tangan Irish, ia sudah tahu pikiran Irish akan seperti apa. "Iya, Rish. Tapi kamu tenang aja, dia nggak tau kok kalau itu kamu. Paling dia juga udah lupa, aku tadi bilang mau ketemu sama temenku yang lagi ulang tahun aja."

Irish meneguk salivanya kasar, ia menggenggam kuat tangan Azora. "Mbak, aku cuman takut dia sama temennya—"

"Nggak, Rish... Wave udah nggak temenan lagi sama dia, bahkan Wave udah nggak tau lagi kabarnya kayak gimana. Kamu tenang aja, ada Mbak disini," tutur Azora.

Detik berikutnya, Irish langsung memeluk Azora dengan erat, diiringi raut wajahnya yang benar-benar khawatir dan seolah ketakutan karena sesuatu hal yang akan terulang kembali.

"Mbak... Aku nggak mau lagi tau soal Walerus, siapapun itu. Aku benci mereka, Mbak... Dan crush ku selama ini, musuh daripada geng Walerus itu sendiri," celetuk Irish.

Azora yang mendengar itu, langsung memegangi kedua pundak Irish dengan serius. "M-maksud kamu... Agaskar? Ketua geng motor Wolviper?"

Sepanjang Azora bertanya itu, Irish mengangguk-anggukkan kepalanya, mengiyakan jawaban Azora barusan. "Rish.... Lawan kamu sama kayak Mbak," ucap Azora.

"Maksudnya, Mbak? Lawan gimana, deh?" Kini Irish yang dibuat bingung, karena ia sama sekali tak mengikuti alur permusuhan antara kedua geng tersebut.

Sedari dulu, Irish hanya mengejar cintanya ketua geng motor Wolviper. Ia tak peduli, mau geng motor Wolviper ingin bermusuh dengan siapapun, fokusnya hanya pada Agaskar seolah menyatakan cintanya tak main-main.

"Zeya kan istri dari Agaskar, yang kamu bilang crush mu itu?" ujar Azora bertanya lagi, dan Irish mengangguk cepat sebagai jawabannya.

"Rish... Dia itu mantannya Wave, dan dia berhasil bikin Wave gamon berat. Mbak aja nggak bisa ngelawan Zeya, karena pesonanya emang sehebat itu, apalagi kamu, Rish."

DAMN! Irish rasanya benar-benar tidak terima mendengar penuturan Azora barusan, apa yang dimaksud oleh perempuan di hadapannya itu? Apakah pesonanya kalah?

"Wave aja nggak bisa move-on, apalagi Agaskar," lanjut Azora. "Mbak pastikan, Agaskar nggak akan berpaling dari Zeya, jelas dia setia banget. Apalagi tau kalau Wave musuhnya dia, belum move-on dari istrinya."

"Kamu harus mundur, Rish! Daripada ganggu rumah tangga mereka yang nggak akan bisa diretakkan sekalipun kamu maju," saran Azora kemudian membuat Irish diam seribu bahasa.

•••••••••••

Mobil berwarna putih nampak sudah terparkir dengan rapi di garasi, lelaki itu kemudian mematikan mobilnya dengan remote. Sekilas Agaskar teringat, dengan beberapa barang Zeya yang masih berada di mobil satunya.

Mobil yang ada di hotel dimana pesta ulang tahun Irish itu berlangsung, mungkin nanti ia akan menjemput barang-barang itu jika memang tak bisa mengambil mobilnya lagi.

"Sial, padahal itu hadiah anniversary gue sama Zeya. Malah ketinggal di mobil itu, gue harus ambil itu lagi nanti," gumam Agaskar kemudian beranjak menuju ke rumahnya.

Akses pintu rumah Agaskar benar-benar private dan cukup aman, ia menggunakan sandi kartu dimana kartu pintu itu hanya ia miliki bersama Zeya. Untuk ART hanya bisa menggunakan dengan sidik jari.

Tak lupa dilengkapi dengan CCTV yang terpasang di berbagai sudut ruangan, untuk memastikan keadaan sekitar bagaimana. Rumah yang benar-benar mewah dilengkapi fasilitas tak kalah canggih.

Agaskar kemudian menaiki lift, ia meregangkan sendi-sendi lehernya yang pegal. Lelaki itu baru saja pulang kisaran jam 8 malam, karena tengah melakukan persiapan dies natalis kampus bersama Savion.

Begitu Agaskar membuka pintu kamar, betapa terkejutnya ia saat dalam sekelebat Zeya lewat yang membuat kepalanya mundur beberapa centimeter, tatapannya keheranan.

"Boleeeeeee chudiyaannnnnn.... Boleeee kangnaaa...." Itulah suara Zeya ketika menggoyangkan pinggulnya. "Haai main ho gayi... Teri saajna..."

Zeya kemudian berbalik, dengan satu tangan yang menutupi sebagian wajahnya. Itu adalah bagian dari gerakan, penampilan yang dilengkapi perhiasan ala-ala india, lengkap dengan pakaiannya.

Terlihat seksi dan menawan, Agaskar sampai tertegun melihatnya. Karena ini adalah kali pertama Zeya mengenakan pakaian India seperti itu, Agaskar benar-benar tak habis pikir dibuatnya.

Baju yang Zeya pakai

"Zey? Are u okey?" tanya Agaskar, keningnya sampai membentuk garisan kecil saat menutup pintu kamar, dan melihat istrinya sudah seperti itu.

Dengan mengenakan sari india berwarna biru, menampilkan lekuk tubuh Zeya yang masih seksi itu. Perut buncit nya masih belum terlalu kelihatan, karena kandungan yang baru saja 3 bulan.

"Tereee bin jiyo naiyoo lag da main te margaiyaaa...." Finalnya, Zeya langsung mencengkeram kemeja yang dikenakan Agaskar.

Le jaa le jaa, dil le jaa le jaa

Le jaa le jaa, soniye le jaa le jaa

Tiba-siba sound dari salon terdengar yang berhasil mengejutkan Agaskar, rupanya salon mini itu ada di meja belajarnya yang ternyata membantu Zeya melakukan tarian India tersebut.

Dan selama sound berbunyi le jaa itulah pinggul Zeya bergoyang ke kanan dan ke kiri, Agaskar sendiri baru tahu istrinya memiliki kemampuan menari seindah itu.

Le jaa le jaa, dil le jaa le jaa

Le jaa le jaa, soniye le jaa le jaa

Zeya kemudian menghampiri Agaskar, mendorong suaminya itu untuk duduk di kasur dan menontonnya menampilkan sebuah tarian yang fantastis. Agaskar sendiri hanya bisa tercengang atas sikap Zeya yang benar-benar berubah.

"Aah aah aah aah, aah aah aah..." Di kata terakhir, Zeya menyelipkan suara manja yang biasa ia keluarkan ketika keduanya sedang bermain.

"Gila...." desis Agaskar mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Bole chudiyan, bole kangna...." ujar Zeya mulai bernyanyi mengikuti alunan musik. "Haai main ho gayi teri saajna...."

"Bole chudiyan, bole kangna..... Haai main ho gayi teri saajna...." Agaskar sampai harus meneguk salivanya menonton bagaimana lihainya Zeya menggerakkan tubuhnya.

Zeya kemudian meletakkan kakinya ke atas pangkuan Agaskar. "Tere bin jiyo naiyo lag da main te margaiya...." Dan kali ini mencolek hidung suaminya yang mancung itu.

Le jaa le jaa, soniye le jaa le jaa....

Dil le jaa le jaa, ho.....

Detik-detik terakhir, Zeya pun sengaja mengambil posisi duduk manis di pangkuan Agaskar dengan kedua tangan yang mengalung di leher lelaki itu, sembari tersenyum sumringah.

"Selamat malam suamiku tercinta yang paling tampan sejagat raya.... Bisakah kamu menilai baju yang ku kenakan malam ini, heum?" tangan lentik Zeya bermain mengelus lembut ke wajah Agaskar.

"Satu dari sepuluh," jawab Agaskar.

"Kok sedikit? Emangnya aku kurang cantik pakai baju ini?" sahut Zeya tak terima. "Aku rela-relain loh beli abis pulang ngampus tadi, terus belajar tarian India demi kamu."

Agaskar menghela napasnya pelan, dengan raut wajah yang datar itu ia kemudian meletakkan tubuh Zeya ke atas kasur membuat sang empu membuka mulutnya lebar.

"Gue mau mandi, thanks hiburannya. Sekalian main sendiri," tutur Agaskar kemudian mengambil handuk.

"Hei babyyy...." panggil Zeya kemudian yang mengejutkan Agaskar dan spontan menoleh ke arah istrinya yang masih berada di atas ranjang, perempuan itu telah melepas kain sarinya.

"Comee here, babe..." Jari telunjuk Zeya bermain, memberikan kode agar Agaskar mau mendekat padanya, satu matanya mengedip nakal pada sang suami.

Agaskar lagi-lagi tak bisa berucap apapun selain heran, takjub, dan bingung akan sikap Zeya.

"Mau dibantu dengan tangan indahku ini sayang? Kemarilah, aku siap memakan es krim meskipun malam-malam dingin kayak gini...." goda Zeya sembari menggigit bibir bawahnya.

Holy shit, kapan lagi dia nawarin diri tanpa gua minta? Agaskar membatin.

BUTUH HIDDEN CHAPTER GA?!😋

>>Selebihnya baca di KaryaKarsa aku @nazieranff
•Kelanjutan bab ini sejujurnya sudah pernah aku publish, namun banyak kontroversi termasuk orang yang tidak bisa menghargai (padahal udah gratis), jadi aku putuskan untuk bab ini dilanjut ke aplikasi berbayar.
•Adegan dewasa full 🔞 area, tidak dipaksakan untuk membeli, bagi yang berkenan membeli atau penasaran sama kelanjutan bab ini saja.
•Harga Rp.4000 dengan jumlah 3000+ kata, ditambah extra part yang belum pernah di publish di wattpad.
••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

INFONYAA AGASKARR MASIH NGAMBEKK GAISS😭🤏GATAU SEBERAPA LAMA AGASKAR NGAMBEK, KITA PANTAU AJA DLU YA SEBERAPA JAUH USAHA ZEYA MEMBUJUKNYA.

HAYOLOHHHHHHH APAAA YANG BKIN KAGETTT DI CHAPTERR KALI INI?😳

KATAAA ZEYA GABOLEH NGAKAKKK WOIII😭😭😭🤏🤏🤏

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Irish?

Apa yang mau disampaikan sama Azora?

SIAP MEMBANTU ZEYA MEMBUJUK AGASKAR?! SPAM "🦀" SEBANYAK-BANYAKNYA YAA. UPDATED BERGANTUNG DI TARGET...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Senin, 22 Januari 2024 (3715 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 82.8K 52
Niatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu mone...
36.2M 3.4M 71
Kecelakaan fatal yang dialami Giovani Anendra, perisai geng REVOLVER membuatnya amnesia dan melupakan istrinya, Cheryl Raquella. Namun dengan segala...
10.7K 756 13
---- Sistem Akhir Anjing Tunggal ---- Qin Lang adalah presiden yang menyendiri, berpenampilan serius dengan kaki panjang dan bernilai tinggi. Ada nak...
1.4M 62.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...