๐…๐Ž๐‹๐‹๐Ž๐– ๐“๐‡๐„ ๐–๐ˆ๐๐ƒ...

By cruyffox

102K 15.1K 1.3K

โžค; ๐ƒ๐ซ๐š๐ฆ๐š ๐ฃ๐š๐ฅ๐š๐ง๐š๐ง ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐š๐ง๐  ๐ซ๐ž๐ฆ๐š๐ฃ๐š-๐ซ๐ž๐ฆ๐š๐ฃ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฆ๐ฉ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐›๐ž๏ฟฝ... More

00 : Awal
01 : Pilihan
02 : Humming bird
03 : Perjalanan
04 : Sebelumnya
05 : Latihan 1
06 : Latihan 2
07 : Latihan 3
08 : Pertarungan Jalanan 1
09 : Pertarungan Jalanan 2
10 : Ketemu
Spesial Chapter.
Spesial Chapter.
11 : Wooin
12 : Joker
13 : Kembali
14 : Flashback
15 : Yubin
16 : Hannam 1
17 : Hannam 2
Special Chapter
18 : Latihan
19 : Luka dikit kok
20 : Owen?
21 : Pertarungan Jalanan 1
22 : Pertarungan Jalanan 2
23 : Pertarungan Jalanan 3
24 : Perpus?
25 : Kukis(s)
26 : Siapa sangka
27 : Babysitter
28 : Dejavu
Spesial Chapter
29 : Pilih yang mana?
30 : I'm fine
31 : Perjalanan
32 : Latihan
34 : Ada apa? 1
35 : After that night
36 : April Mop? 1
37 : Frustasi
38 : HTS?
39 : Ada apa? 2
40 : Banyak kejadian
41 : Ulang tahun
42 : Terungkap
43 : Balapan
44 : Setelah balapan

33 : Pulang

1.5K 211 36
By cruyffox

(Name) tersenyum puas, melihat Hannam yang sudah selesai dengan menara batu miliknya.

Cewek itu mendekati Hannam dan menepuk pundaknya.

"Selamat." ucap (Name) yang dibalas acungan jempol oleh Hannam.

Hannam menatap (Name) sejenak. Memerhatikan wajah sang dara yang kelihatan pucat. Dia mengernyitkan dahinya kemudian menempelkan punggung tangannya.

"Kau sakit?" tanya Hannam.

(Name) menggeleng, "Nggak, tuh."

Hannam mengangguk-angguk pelan masih tak melepas pandangannya dari (Name) membuat cewek itu merasa malu.

"Apaan sih."

"Kau keliatan nggak sehat. Betulan nggak apa-apa?"

"Iya. Mungkin gara-gara aku ketiduran di genteng semalam."

(Name) mulai melangkah meninggalkan Hannam, dia mau mengambil sepedanya dan turun ke jalanan. Hannam yang melihat itu pun segera mencari biksu dan berbicara sebentar dengan pria itu.

Tak lama, Hannam muncul. Tersenyum sumringah sambil membawa sepedanya.

"Balapan?" tanya (Name) sambil menyeringai.

"Takut siapa. Siapa takut." balas Hannam menyeringai juga.

Keduanya langsung menuruni gunung saat itu juga bersama biksu dan babinya. (Name) dan Hannam sangat bersemangat kali ini. Tak sabar menguji kecepatan masing-masing.

Biksu terkekeh melihat mereka. Entah kenapa dia jadi teringat masa lalunya.

"Mulai dari sini." langkah biksu terhenti begitu juga dengan (Name) dan Hannam. Mereka berdua mengangguk pelan dan menaiki sepeda mereka sambil menunggu aba-aba dari biksu.

Biksu menghela nafas dan bersedekap dada, "Kembalilah kesini secepat mungkin. Ingat apa yang sudah kalian pelajari." ucapnya.

"Yang kita pelajari?" tanya Hannam binggung.

"Menyusun menara batu?" sambung (Name) bingung juga.

Timbul perempatan merah imajiner di dahi biksu saat mendengarnya.

"Dasar anak-anak bodoh." gumam biksu kemudian menepuk bahu mereka berdua.

"Sudah, kalian tahu harus bagaimana kedepannya. Aku akan menunggu kalian disini. Bersenang-senanglah." ucap biksu lalu menghilang.

Hannam dan (Name) mengeratkan genggaman mereka pada sepeda mereka. Menarik nafas pelan dan dalam hitungan ketiga mereka melaju sangat cepat.

Pandangan keduanya menajam ke depan, hanya berfokus pada jalan yang akan membawa mereka menuju finish.

Nafas mulai terengah-engah, keringat pun mulai mengucur deras.

(Name) menggertakkan giginya, merasa tidak lebih lambat dan tidak lebih cepat dari Hannam. Walau tak memiliki skill yang berarti namun kecepatan keduanya adalah senjata terbesar mereka.

"Siap-siap kalah ya!!!"

"Nggak akan!"

Rasanya menyenangkan dan menantang bersepeda bersama teman. Yah dulunya sih (Name) cuma bersepeda sendirian. Hari-harinya suram dan biasa saja sampai dia bertemu dengan para Burung Kolibri itu.

Sama seperti Jay, (Name) sudah tertarik dengan sepeda sedari kecil karena pamannya a.k.a Sangho. Sangho yang waktu itu adalah seorang atlet pesepeda mengenalkan dunianya pada (Name).

Sangho menyayangi (Name) lebih dari apapun bahkan lebih dari dirinya sendiri. Begitu juga dengan (Name)  hingga cewek itu... tahu sesuatu.

Garis finish sudah di depan mata. Hannam dan (Name) menyunggingkan smirk bersamaan.

Dalam beberapa detik keduanya melewati garis itu dengan teriakan membara.

"YOSHAAAAA!!!"

Laju sepeda mereka melambat dan berhenti tepat dihadapan Biksu yang berdiri dengan senyum khasnya. Mereka berdua mengacungkan jempol sembari menarik nafas.

Kekehan pelan terdengar. Biksu berjalan membelakangi mereka kemudian berucap.

"Ayo kembali ke gunung."

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Hari-hari pun terus berlanjut. Sudah waktunya kembali sekarang.

Tidak ada lagi keributan yang akan meramaikan rumah Biksu, tidak ada lagi yang akan bermain dan menakuti babi Biksu, dan tidak ada lagi yang akan tidur di genteng rumah Biksu.

Biksu menghela nafas. Menatap Hannam dan (Name) yang sudah siap dengan sepeda dan barang bawaan mereka. (Name) memeluk Biksu sebentar begitu juga dengan Hannam.

"Sudah besar tapi masih seperti anak kecil." ucap Biksu menggeleng pelan melihat tangis kedua insan itu.

"TERIMA KASIH BIKSU!!" teriak keduanya dengan mata yang berair.

"Hati-hati dijalan.. Semoga kalian selamat dengan bis itu~"

"Biksuuuu!!!"

"Fufufu~"

Akhirnya Hannam dan (Name) pun pergi dari situ. Biksu terkekeh pelan seraya mengingat-ingat tingkah mereka berdua kemudian beristirahat dirumahnya.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Setelah perjalanan panjang, Hannam dan (Name) tiba di stasiun bis tempat awal mereka berangkat. (Name) menggendong tas ringannya dengan malas, merasa sangat kelelahan sekarang.

"Kakiku lemas..." Hannam menghela nafas. Tiba-tiba memegang tangan (Name) di depannya lalu tersenyum dengan lebar.

Muncul tanda tanya besar dikepala (Name) namun ia membiarkan cowok itu dan mulai berjalan. Sialan, kakinya juga lemas ternyata.

Butuh beberapa saat sampai keduanya bisa sampai ke rumah masing-masing. Nyawa Hannam dan (Name) nampak hampir keluar dari tubuh mereka saking lelahnya berjalan kaki.

Sebelumnya, Hannam mengajak (Name) untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu tapi cewek itu menolaknya dengan suatu alasan. Alhasil Hannam tak punya pilihan lain selain membiarkannya.

(Name) membuka pintu rumahnya dengan lemas. Indra penciumamannya langsung menghirup rakus wangi sedap yang membuatnya bergegas masuk. Dia lapar, sangatttt lapaaar.

"Joker!!" (Name) meloncat, menghamburkan dirinya ke pelukan Joker yang sedang menonton TV dengan dua kotak ayam goreng di meja.

Joker tertegun, menangkap sempurna tubuh sang dara dan mendekapnya.

"Aku pulang.." ucap (Name) di ceruk leher milik Joker. Joker mengeratkan dekapannya dan mengangguk pelan. Dia tersenyum tipis─ sangat tipis sampai nggak kelihatan.

Perlahan, (Name) mulai melepas dekapan Joker. Menatap mantap netra cowok tampan itu dan menangkup pipinya. Sebuah rona merah menghiasi wajah si badut itu.

SREEET───

"Nggak boleh."

"AAAAAHHH! KAGETT!!"

"......."

Kemunculan sosok makhluk nggak diundang tiba-tiba mengacaukan suasana. Siapa lagi kalau bukan Wooin. Cowok berkacamata itu memeluk (Name) posesif dari belakang. Joker yang merasa terganggu dengan Wooin, berdecak.

"Kalian mau cium───"

Chuu~!

"an..?

Terlambat.

Joker mencium (Name) tepat di depan mata Wooin!

"Punyaku..." Joker mengambil ahli tubuh (Name) dari Wooin sementara (Name) sendiri tersenyum seperti orang gila, dia blank. Wooin menggigit bibir bawahnya kesal, rasanya ingin memukul Joker namun ia tidak mau membuat suasana kacau.

"Dasar keparat!" kesal Wooin.

"Punyaku.." ucap Joker mengabaikan Wooin yang semakin membuat cowok itu emosi. Wooin tidak tahan dan pergi meninggalkan keduanya entah kemana. Yang pasti, dia mau menenangkan diri.

Joker menatap kepergian Wooin kemudian beralih pada (Name).

Oh tidak. Dia malu.

Joker menunduk, merasa sangat malu dengan apa yang baru saja dia lakukan. Jantungnya berdegup kencang dan mulutnya terkatup rapat. Tidak sanggup menatap atau berbicara pada sang dara sekarang.

(Name) yang sudah kembali kewarasannya, tersadar. Tangannya bergerak mengelus lembut surai biru milik Joker, menenangkan cowok itu.

Sedetik kemudian (Name) mengambil sepotong ayam goreng di meja dan memulai kegiatan mukbang bersama Joker.

Siaran Chibi Maruko-chan menemani mereka. (Name) suka Maruko sedangkan Joker dia lebih suka menonton Jadoo. Dalam sekejap saja dua kotak ayam goreng itu habis tak bersisa. Persetan dengan Wooin karena cowok itu bisa cari makan sendiri.

(Name) beristirahat sebentar kemudian pergi membersihkan diri a.k.a mandi. Joker merebahkan dirinya di sofa, memakan sebuah apel merah dengan tenang masih ditemani oleh Maruko dan sepertinya dia  mengantuk!

Senandung pelan terdengar. Itu (Name) yang sedang menikmati acara mandinya dengan bahagia. Dia tidak sabar untuk tidur dan pergi ke sekolah besok. Yah walau masih sore sih.

Ting!

Suara notifikasi pesan dari ponsel (Name) berbunyi, mengalihkan atensi cewek itu dengan cepat. Tangannya bergerak mengambil ponselnya, mencoba berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam bak mandi.

Kak Yubin

|Dimana?

(Name) menghela nafas, ternyata itu pesan dari Yubin. Dia kembali meletakkan ponselnya dan melanjutkan kegiatan mandinya tanpa membalas pesan cowok bersurai merah itu. Dia masih teringat kejadian kemarin.

Sekiranya hampir setengah jam baru (Name) selesai. Dia memakai kaos putih polos dengan ukuran besar serta celana jeans hitam pendek. Surai panjang miliknya dibiarkan terurai.

(Name) kembali melihat Joker dan ternyata dia sudah terlelap. (Name) terkekeh, mematikan TV dan memilih duduk santai di teras rumahnya.

Ting!

Ah, lagi-lagi suara notif pesan.

(Name) berdecak sebal mengira kalau itu Yubin namun ternyata dia salah.

"Ketemuan..?" gumamnya.

_________

ayem bek.

NEXT ada siapa ya kira-kira..?

jgn lupa Vote, btw karena Valentine jadi....












Continue Reading

You'll Also Like

10.5K 1.7K 19
-: โœง :-ใ‚œใƒป๏ผŽ.ใƒปใ‚œ-: โœง :-ใ€€ใ€€ โ€ขยป๐“๐ž๐ง๐ญ๐š๐ง๐  [๐๐š๐ฆ๐ž] ๐‰๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐œ๐ข๐ง๐ญ๐š๐ข '๐ƒ๐ข๐š' ๐ฌ๐ž๐ญ๐ž๐๐ฎ๐ก ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ข๐ญ ๐ฆ๐š๐ฅ๐š๐ฆ, ๐๐š๐ง ๐ฌ๐ž...
17.8K 2.3K 25
[completed] tentang karin, bagian keamanan yang udah capek batin ngehadapin sho, tukang berantem sekolah. was : #1 on webtoon #1 on originalcharacter...
70.7K 10.9K 20
Selain dalam pekerjaan, aku sangat canggung menghadapi laki-laki. Bukan phobia, tapi karena aku memang tidak bisa dekat dengan laki-laki. Tentu saja...
73.2K 14.7K 40
Tak pernah terpikir diri hinanya ini akan mendapatkan sebuah kesempatan besar. *** 12 tahun hidup dalam kegelapan, hanyut dalam kriminalitas dan sel...