Sepuluh menit setelah hidangan utama disajikan,
Krueng!
Kuik!
Baik Cuengi maupun Uren mengangkat tangan secara bersamaan.
"Ya! Piring Park Cuengi dan Uren sudah kosong!!! Staf, tolong cepat dan bawakan lebih banyak hidangan untuk kedua kontestan ini!"
Mengikuti perkataan penyiar, babi membawa piring berisi 100 sup ikan wortel kukus dan menaruhnya di depan Cuengi dan Uren.
Dan alih-alih mengambil piring-piring kosong, piring-piring itu malah ditumpuk ke samping. Hal ini dilakukan untuk kemudian menghitung berapa banyak yang dimakan masing-masing berdasarkan jumlah piring.
Saat babi membawakan hidangan untuk para kontestan puluhan kali,
"Ugh!"
"Aku menyerah..."
Para kontestan mulai keluar.
Moo...
Bahkan para Minotaur Hitam yang belum keluar hingga hidangan utama, akhirnya tidak bisa bertahan dan mulai keluar satu per satu.
Tak lama setelah,
Karena tumpukan piring di samping Cuengi dan Uren melebihi 15,
Minotaur Hitam terakhir yang tersisa, Minotaur 3, keluar.
"Sekarang hanya tersisa dua kontestan! Park Cuengi menunjukkan performa yang sama sekali tidak kalah dengan petarung makanan legendaris Uren!"
Hanya Cuengi dan Uren yang tersisa.
Kemudian,
Munch. Munch.
Mereka mulai makan dengan sungguh-sungguh.
Hingga saat ini, kecepatan penyajiannya sempat tertunda karena adanya kontestan lain, sehingga menyebabkan banyak gangguan dalam makan mereka.
Krueng!
Kuik!
Berkat ini, waktu yang mereka perlukan untuk menghabiskan makanan dan mengangkat tangan menjadi lebih cepat.
"Staf, tolong cepat bawakan makanannya!"
Staf tidak bisa istirahat dan harus tetap menyajikan piring.
Munch. Munch.
Krueng!
Kuik!
Cuengi dan Uren terus makan tanpa henti. Meski mengonsumsinya dalam jumlah besar, kecepatan makan mereka tidak berubah sejak awal.
Tiba-tiba, ketika tumpukan piring di sampingnya melebihi 30,
Kuik!
Tubuh Uren mulai membesar sedikit. Rasanya sulit untuk mempertahankan ukuran tubuhnya yang kecil karena banyaknya makanan di perutnya.
Krueng!
Sebaliknya, Cuengi tidak menunjukkan perubahan lain kecuali intensifikasi pancaran sinar merah di sekujur tubuhnya.
Krueng!
Kuik!
"Ya! Sekali lagi, Park Cuengi dan Uren mengangkat tangan secara bersamaan! Keduanya sudah mencapai 50 piring! Staf, tolong isi ulang makanannya secepatnya!"
Penyiar mendesak staf.
Namun,
Kuik. Kuik.
Tidak ada lagi makanan yang datang, dan seekor babi berlari ke arah penyiar untuk menyampaikan sesuatu.
"Oh... aku punya kabar buruk. Semua 50 koki yang sedang memasak pingsan karena kelelahan."
Para koki yang terlalu memaksakan diri untuk mengimbangi kecepatan makan Cuengi dan Uren, telah pingsan.
Uren, yang lebih menghargai kualitas daripada kuantitas, ingin menyantap makanan terbaik dalam kompetisi dan telah mempekerjakan 50 koki kelas atas untuk menyiapkan hidangan kontes.
Namun jika digabungkan, Cuengi dan Uren memiliki lebih dari 100 piring yang ditumpuk di sampingnya.
Setiap piringnya memiliki porsi untuk 100 orang, sehingga mereka telah mengonsumsi makanan untuk 10.000 orang pada hidangan utama, belum lagi apa yang dimakan oleh kontestan lain yang berjumlah hampir 20.000 porsi.
Termasuk lima makanan pembuka berukuran besar, jumlah makanan yang disiapkan oleh para koki pun lebih banyak lagi. Dapat dimengerti jika mereka kelelahan.
"Oleh karena itu, sayangnya kami harus mengganti makanan para kontestan dengan wortel mentah mulai sekarang!"
Kuik!
Menyusul pengumuman penyiar, babi membawa piring berisi masing-masing 100 wortel ke hadapan Cuengi dan Uren,
Crunch. Crunch.
Dan mereka mulai memakan wortel.
Segera, 100 piring ditumpuk di sampingnya.
"Wow. Apakah mereka memakan semua itu dalam satu jam?"
Penonton tercengang dengan jumlah yang mereka makan.
Kuik!
Tubuh Uren mulai tumbuh kembali. Perlahan membesar, akhirnya ia mencapai ukuran 3 meter.
Kemudian,
Kuik. Kuik.
Seekor babi berlari ke arah penyiar lagi.
Dan,
"Ah... sepertinya aku harus menyampaikan berita buruk lainnya. Sepertinya kita sudah kehabisan semua wortel yang sudah disiapkan."
Penyiar mengumumkan fakta mengejutkan kepada penonton: untuk pertama kalinya dalam sejarah kompetisi Pejuang Makanan, mereka kehabisan makanan.
"Jika kita tidak bisa mendapatkan lebih banyak makanan dalam waktu satu jam, aku khawatir kita harus mengakhiri kompetisi ini dengan hasil seri."
Semua bahan-bahan terdekat telah dibeli untuk kompetisi Pejuang Makanan. Besar kemungkinan kompetisi akan berakhir seperti ini.
"Ketua Park, kalau seri, bukankah berarti kita kalah, meong?!"
Theo, yang mengetahui detail kontraknya, memandang Sejun dengan kaget. Mungkinkah?! Apakah Ketua Park akan kalah, meong?! Apakah itu berarti Ketua Park tidak sehebat itu, meong?!
"Yah..."
Sejun tidak mengantisipasi kompetisi berakhir karena kekurangan makanan.
Dia telah bertaruh pada kemenangan luar biasa Cuengi, jadi meskipun seri, dia telah menegosiasikan kontrak sehingga penjual akan menyimpan depositnya, namun dia telah meningkatkan rasio imbalan jika Cuengi menang.
'Aku tidak boleh kalah seperti ini!'
Ketua Park hebat, meong! Sejun tak ingin mengecewakan Theo yang percaya pada kehebatannya.
Thud. Thud.
Sejun melangkah ke atas panggung.
Kemudian,
"Kamu tidak boleh naik ke sini! Silakan segera turun!"
Penyiar mencoba menghentikan Sejun.
Tetapi,
Krueng!
[Ayah Cuengi ada di sini! Jika kamu menghentikan Ayah, Cuengi akan marah!]
Cuengi berdiri dan berteriak,
"Jangan bersikap kasar padanya; dia seorang VIP."
Uren pun menghentikan penyiarnya.
Thud. Thud.
Berkat mereka, Sejun menghubungi penyiar tanpa gangguan apa pun.
"Lanjutkan kompetisinya. Aku akan menyediakan makanannya."
Clank.
Sejun berbicara kepada penyiar dan membuka ruang penyimpanannya yang kosong.
***
Lantai 4 Menara Hitam.
Lingkungan sekitar dipenuhi dengan tomat ceri mutan.
Kemudian,
"Wakil Ketua, apakah kamu sudah sampai?!"
Saat Michael McLaren, wakil ketua Gagel, tiba melalui titik jalan, karyawan Pertanian Pengalaman menyambutnya dengan membungkuk 90 derajat.
Gagel telah mengubah lantai 2 dan 3 menara menjadi Pertanian Pengalaman dan sekarang mengembangkannya di lantai 4.
"Ya. Bagaimana perkembangan ekspansi pertaniannya?"
"Wakil Ketua! Saat ini, setengah dari lantai 4 telah selesai!"
Paul, ketua tim yang bertanggung jawab atas Pertanian Pengalaman di lantai 4, menanggapi pertanyaan Michael.
"Apa?! Kenapa hanya setengahnya?!"
Michael bertanya dengan nada kesal, terkejut dengan kemajuan yang lebih lambat dari perkiraan.
"Yah... seperti yang kami laporkan sebelumnya, perlawanan dari Tengkorak Hitam terlalu kuat."
Tengkorak Hitam, tanpa disadari di sudut lantai 4, memiliki tulang berwarna hitam, bukan putih seperti kerangka lainnya.
"Bahkan dengan semua tentara budak dikerahkan?"
Level rata-rata dari prajurit budak adalah sekitar 15, tidak cukup untuk dikalahkan oleh monster di lantai 4.
Tetapi,
"Ya. Jumlah tentara budak yang terbunuh dalam pertempuran dengan Tengkorak Hitam telah melebihi 1.000."
Tengkorak Hitam jauh lebih kuat dari kerangka biasa.
"Berapa banyak musuh yang tersisa?"
"Sebagian besar sudah ditangani, tapi sisanya elite, jadi mungkin butuh waktu lebih lama. Tolong tunggu sebentar lagi..."
"Ajukan permintaan ke Crash Guild."
"Apa?! Crash Guild?!"
Paul terkejut dengan perintah Michael.
Crash Guild adalah organisasi rahasia yang dioperasikan oleh Gagel, hanya terdiri dari penjahat terkenal, dan semua orang ragu untuk bekerja dengan mereka.
"Ya. Waktu adalah uang; kita tidak bisa menunggu selamanya. Selesaikan dengan cepat dan pindah ke lantai 5."
Tujuan Michael adalah menaklukkan setiap lantai dan akhirnya menjadi pemilik menara. Tidak ada waktu untuk disia-siakan.
***
"Bapak dan Ibu sekalian, ada sedikit masalah, tapi terima kasih kepada Park Sejun, kami bisa melanjutkan kompetisi!"
"Park! Se! Jun!"
Penonton meneriakkan nama Sejun setelah pengumuman penyiar.
Dan,
"Puhuhut. Seperti yang diharapkan dari Ketua Park, meong! Ketua Park bahkan lebih hebat lagi, meong!"
Uren setuju untuk membeli wortel Sejun dengan harga tinggi, dan pujian Theo terhadap Sejun pun semakin tinggi.
"Hehehe. Gigantifikasi Tanaman."
Sejun, di tengah sorak-sorai penonton dan pujian Theo, memperbesar Wortel Kelicahan di ruang penyimpanan kosong dan menyerahkannya kepada staf babi.
Kwak!
Babi-babi tersebut menimbang wortel untuk memastikan bobotnya sama sebelum mengirimkannya ke Cuengi dan Uren.
Crunch. Crunch.
Cuengi dan Uren melanjutkan kompetisi Pejuang Makanan dengan memakan wortel.
"Hah?! Kenapa ini enak sekali?!"
Uren yang setelah mencicipi wortel Sejun tampak terkejut. Rasanya jauh lebih enak dari wortel yang biasa dia makan.
Kuehehehe! Krueng!
[Hehehe. Wortel ayah adalah yang terbaik!]
Cuengi juga senang karena hanya makan wortel hambar sebelum wortel Sejun.
Saat mereka berdua menikmati wortel Sejun yang lezat,
"Apakah itu enak?"
"Bolehkah aku mencobanya?"
Penonton mulai menunjukkan ketertarikan, dan tentu saja wortel Sejun pun dipromosikan.
Kemudian,
"Eh... Tuan Sejun..."
Para penjual mendekat, menanyakan apakah mereka bisa menjual wortel Sejun.
"Tentu saja."
Tidak ada alasan untuk menolak karena mereka menawarkan untuk menangani sendiri penjualannya.
"Berapa harga wortel yang harus kita jual?"
Ketika penjual bertanya tentang harganya,
"Puhuhut. Mari kita diskusikan itu denganku, Wakil Ketua Theo, tangan kanan Ketua Park, meong!"
Theo, yang sangat mengagumi Sejun, sangat ingin terlibat dalam sesuatu.
Kemudian,
Shrrk. Shrrk.
Theo memotong wortel raksasa menjadi 200 bagian.
"Tusuk wortel pada tusukan, meong!"
"Ya!"
Penjual mulai memotong wortel dan menusuknya, lalu mulai menjual tusuk wortel masing-masing seharga 0,5 Koin Menara.
"Gigantifikasi Tanaman."
Saat Theo dan penjualnya menjual sate wortel, Sejun memperbesar 3.000 wortel lagi.
[Kemahiran Anda dalam Gigantifikasi Tanaman Lv. 5 sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Gigantifikasi Tanaman Lv. 5 telah terisi, dan levelnya meningkat.]
Ketika level Gigantifikasi Tanaman meningkat, ukuran wortel raksasa pun semakin bertambah.
Setelah level skill Gigantifikasi Tanaman Sejun meningkat dan dia melakukan gigantifikasi 3.000 wortel lagi,
Kuik...
Tubuh Uren kembali membesar, ukurannya hampir mencapai 10 meter.
Namun, meski ukurannya bertambah, kecepatan makan Uren mulai melambat. Dia mencapai batasnya. Akhir sudah di depan mata.
Tak lama setelah,
"Apakah seperti ini rasanya kalah? aku kalah..."
Thump.
Karena tidak bisa makan lagi, Uren akhirnya mengaku kalah dan pingsan.
"Uren tersingkir! Oleh karena itu, pemenangnya adalah Park Cuengi! Hadirin sekalian, kami memiliki legenda baru di Kontes Pejuang Makanan!"
Crunch. Crunch.
Krueng? Krueng!
[Apakah ini sudah berakhir? Itu tidak mungkin! Cuengi masih lapar!]
Cuengi yang masih asyik makan wortel menjadi geram mendengar perkataan penyiar, dan pancaran sinar merah yang memancar dari tubuhnya semakin menguat. Itu adalah efek samping dari mengaktifkan kerakusannya 100%.
"Tidak apa-apa, Cuengi. Ayah akan memberimu lebih banyak makanan. Gigantifikasi Tanaman!"
Sejun menenangkan Cuengi.
Setelah Cuengi memakan sekitar 1.000 wortel raksasa lagi,
Krueng!
[Cuengi tidak mau makan lagi!]
Cuengi yang akhirnya kenyang tidak mau makan lagi.
Krueng!
[Cuengi ingin makan ubi sekarang!]
Bukan, bukan karena dia menolak makan; dia hanya bosan dengan wortel. Mengingat Cuengi telah makan puluhan ribu wortel hari ini...
"Oke. Gigantifikasi Tanaman."
Sejun mengeluarkan ubi, memperbesarnya, dan memberikannya pada Cuengi. Karena Uren setuju untuk membayar makanannya, tidak perlu berhemat.
Akhirnya, setelah memakan 5000 ubi raksasa,
Krueng!
[Cuengi sudah penuh sekarang!]
Cahaya merah di sekujur tubuhnya menghilang.
Kemudian,
Krueng!
[Cuengi mengantuk sekarang!]
Dadada.
Dia berlari dan melompat ke pelukan Sejun.
Thump!
"Oof!"
Sejun menangkap Cuengi, merasakan dampak yang sangat besar.
Cuengi sudah menyantap puluhan ribu porsi makanan. Sekalipun berat badannya berkurang hingga seperseribu, itu tetap signifikan. Sejun hampir melukai punggungnya.
Kuhehehe. Krueng...
[Hehehe. Ayah akan mengambil hadiahnya...]
Cuengi yang ingin memberikan hadiah kepada Sejun, terkikik mengantuk.
"Itu benar. Kamu melakukannya dengan baik."
Stroke. Stroke.
Saat Sejun mengelus kepala Cuengi,
Kurorong...
Cuengi segera tertidur sambil mendengkur.
Saat itu,
"Meong?! Ketua Park! Menjauhlah dari Cuengi, meong!"
Theo, yang sedang menjual ubi kepada penonton, menyadari kekuatan ledakan yang menumpuk di tubuh Cuengi dan berteriak pada Sejun.
Makanan yang dimakan Cuengi akhirnya dicerna, menyebabkan kekuatannya meningkat secara eksplosif.