Jenderal .J. ✔️[Telah Terbit]

By callmeyourmommy

738K 71.2K 19.6K

𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 J. Alexander Jaehyun Aleron, seorang Jenderal muda usia 24 tahun, kelahiran 1914. Jen... More

Prolog
Part 01: Queen Maya
Part 02: Madam
Part 03: Jatuh Hati
Part 04: Pengisi Hati
Part 05: Kulit Hitam dan Kota Maya
Part 06: Negara Adidaya dan Frensissco Mark Axel IV
Part 07: Perjalanan Menuju Maya
Part 08: Bercinta di Taman Bunga🔞
Part 09: Percaya dan Keresahan Hati Seorang Queen
Part 10: Marah dan Cemburu
Part 11: Pertarungan Jenderal J
Part 12: King Maya Yang Sesungguhnya
Part 13: Jenderal J dan Seragam Militer Kehormatannya
Part 14: Kapal Artera dan Misteri Lautan Maya
Part 15: Romansa Panglima Maya
Part 16: Strategi Perang dan Cinta Yang Lain
Part 17: Mari Bercinta Dengan Ku 🔞
Part 18: Surat Jenderal J dan Topeng Panglima Maya
Part 19: Obsessed With Me?
Part 20: Suku Muisca dan Tanah Kelahiran Hydra
Part 21: King Hydra dan Kepulangan ke Pemerintahan
Part 22: Hasrat dan Peringatan
Part 23: Opera dan Penyerangan
Part 24: Peperangan
Part 25: Perjanjian dan Sejarah yang hilang
Part 26: The King Of Maya
Part 27: Kemenangan
Part 28: Perjalanan Panglima Mark
Part 29: Rapat Peperangan Kedua
Part 30: Tugas Seumur Hidup Seorang Jenderal J
Part 31: Kasihnya Queen Maya dan Dua Masa Lalu
Part 32: Romantisnya Jenderal J
Part 33: Kekuatan Dewi Athena
Part 34: Menuju Perang Kedua dan Sebuah Harapan
Part 35: War Is Hell
Part 36: King and Queen
Part 37: Kehancuran Victoria (End)
Penutup
Jenderal J Terbit (Open Po)

Epilog

11.1K 1.3K 330
By callmeyourmommy

Song request: Formula 1 them
By: Brian Tyler
-Don't forget to play the song

Mom publikasikan. Terima kasih sudah usaha penuhin komentar dan jawab pertanyaan poin 2-nya ya. Mom senang sekali, serasa capenya hilang~ ^^

*Jangan berekspektasi tinggi ya. Mom takut mengecewakan..
*Jika ada typo tandai lewat komentar ya.

Siap? Kita mulai. Huft.. Aaa mom gak yakin kalian suka. Semoga suka ya.

Segel ketujuh Jaehyun.. terbuka!

BRUHHHHH!!!

Junsu mengangkat wajahnya. Pria tersebut dibuat terkejut saat tubuh Jaehyun perlahan mulai berubah. Ini.. segel ketujuh?!

"Bagaimana mungkin." Batinnya tidak percaya.

Jaehyun bangkit dengan tatapan dingin, pria itu menarik kedua pedang yang ada pada tubuhnya, dengan cepat lukanya beregenerasi.

Jenderal itu memandang sekeliling dengan sirat tajam, hingga tatapannya jatuh kepada Junsu yang tertegun.

Dengan cepat Jaehyun bergerak, sangat cepat membuat Junsu panik mencari dimana pria itu. Tak disangka Jaehyun sudah berada diatasnya, langsung memukulnya telak!

Brrruukkk!!

Tubuh pria itu ambruk, menghantam kuat tanah peperangan yang hancur seketika.

Junsu berusaha menggapai lengan Jaehyun yang berada diatas kepalanya, lalu membalik badan Jenderal itu hingga Jaehyun terhempas ketanah

Tidak begitu lama setelah ia bangkit Jaehyun sudah kembali berdiri. Bagai tidak terjadi apapun Jaehyun bahkan mampu kembali menyerangnya

Junsu melotot. "Mustahil!"

Buaaghh!!

"Arghhh!!" Suara kesakitan Junsu.

Taeyong yang melihatnya terkejut seketika, matanya memandang Jaehyun yang dalam mode berbeda. Pria itu meninju kuat perut Junsu berhasil membuatnya terhempas.

"Jae.." Suara si cantik itu pelan.

"Kak!"

Taeyong tertegun, lamunanya buyar seketika sembari menoleh kebelakang mencari asal suara tersebut.

"Kakak!" Ada Mark disana yang berlari cepat menghampirinya bersama Haechan dan dua prajurit.

Mata Taeyong berlinang seketika, dirinya dipeluk erat oleh Mark yang segera bersimpuh.

"Bayiku, Mark. Bayiku..." Lirih Taeyong pelan dengan tangisannya. Hal yang membuat Mark menunduk dengan tubuh tertegun, terlihat tempat yang kakaknya duduki tergenang darah segar.

Haechan datang menyusul, si manis itu menggigit bibirnya ketika apa yang ia risaukan terjadi juga pada akhirnya.

"Bawa dia ketempat yang aman." Ucap Mingyu serak sembari berusaha bangkit, "Jaehyun bisa saja menghancurkan tepat ini."

Mark menoleh, matanya membulat tidak percaya melihat segel yang ada ditubuh Jaehyun. "Segel itu.."

Mingyu mengangguk pasti. "Segel ketujuh."

Mustahil. Bagaimana bisa sampai sejauh ini?

Mark menggeleng saat Jaehyun masih berhadapan dengan Junsu. Bahkan Junsu yang setara dengan King Yunho dibuat kewalahan oleh serangan bertubi-tubi dari Jenderal tersebut

Kekuatan Jaehyun tidak main-main! Amarahnya terlihat jelas dari raut wajahnya.

Mark mengangkat tubuh Taeyong yang lemas, bersiap membawa sang kakak jauh dari tempat Jenderal tersebut.

"Mark tunggu." Tahan Taeyong meremas bahu Mark. "Jaehyun.."

"Dia juga pasti inginkan kakak menjauh darinya." Ucap Panglima itu yakin membuat Taeyong menoleh kearah Jaehyun yang diliputi kemarahan.

Haechan sibuk memotong perlahan kayu pada anak panah di perut Taeyong, dengan hati-hati ia memisahkannya lalu mengeluarkannya. Cukup dalam.

"Akh.." Lirih Ratu Maya tersebut.

Haechan selesai. Setelahnya segera melilitkan kain untuk menutup keluarnya darah dari bekas anak panah tadi.

"Kita harus pergi." Ucap Haechan cepat dibalas anggukan oleh Mark.

"HAARGHHH!!!" Teriak Jaehyun terdengar begitu marah.

Pria itu membuat King Hydra dan King Cerberus tertegun sembari mundur. Terlihat Junsu yang menjadi sasarannya melotot dengan tubuh yang penuh akan luka.

"Bagaimana dia bisa sekuat ini." Terkejut pria tersebut setelah Jaehyun kembali menghancurkan tanah di medan perang. "Tidak mungkin.."

Jaehyun bangkit, matanya memandang dingin saat Junsu berhasil lolos dari serangannya dengan cara mengelak.

Di tempat lain Taeyong dibawa Mark sejauh mungkin, dibelakang Haechan sendiri membantu Mingyu bersama dua prajurit lagi yang tadi menemani mereka

Jauh dari sana mereka bertemu dengan tenaga medis yang menunggu. Mereka melanjutkan pergerakan sampai ke benteng pertama Victoria, tempat yang paling aman.

"Buka perlahan, buka perlahan." Suara tenaga medis cemas melepas kain yang menutup perut Taeyong yang tadi terluka.

"Apa berancun?" Tanya mereka.

"Tidak, ini anak panah biasa, tapi ujungnya bercabang." Ucapan itu membuat mereka cemas.

Taeyong menangis, nafasnya sesak sambil memukul-mukul dada bidang Mark yang menatap sendu.

Tangan pria itu mengusap dimana darah terus keluar dari luka si cantik ini. Benar saja, anak panahnya tepat menancap pada janin Taeyong.

"Bagaimana dengan janinnya?" Tanya Mark cemas membuat Haechan yang memeriksa menelan salivanya sebentar.

Si manis itu membuka pakaian sang ratu hingga memperlihatkan perut yang sudah sedikit membesar tersebut, diusapnya lagi untuk benar-benar memastikan.

"Bayiku.. Bayiku!" Tangis Taeyong meremas kuat pakaian Mark yang juga penuh akan darah sendiri.

Haechan menggeleng dengan paras sendu. Hal yang membuat Mark menunduk. Bayinya tak selamat.

Ia beralih kepada Jaehyun yang mengamuk disana, menghancurkan tanah Victoria hingga membentuk lubang besar dan menyapu habis pasukan yang tersisa.

"Beritahu kepada pasukan yang lain untuk mundur, Jaehyun sudah pasti akan menyapu mereka semua." Ucap Mingyu sesak kepadanya, sosok itu kini bersandar pada benteng Victoria di saat para tenaga medis sibuk mengobatinya.

Mark mengangguk mengerti. Sudah jelas.

Informasi disebarkan kepada pasukan mereka. Terbukti pasukan Jenderal angkatan udara Yuta dan dan Jenderal angkatan laut Johnny telah mundur sejauh mungkin

Pasukan tersebut meninggalkan kedua Jenderal itu yang masih memperhatikan dari jarak cukup dekat, bagaimana kekuatan Jaehyun menghancurkan Victoria.

"Dia mengamuk, pertama kalinya aku melihatnya semarah itu." Gumam Yuta kala dentuman kuat kekuatan Jaehyun mengguncang Victoria.

BBBRRUUKK!!

Johnny melepas alat komunikasi pada telinganya setelah tadi mendapatkan informasi lebih lanjut dari benteng utama.

"Taeyong keguguran." Ucapnya sesak.

Yuta terkejut, dahinya mengerut dengan mata membulat. "Apa?!"

Johnny mengangguk, nafasnya memburu seketika. "Janinnya terkena anak panah tentara Junsu. Aku baru mendengar informasinya dari tenaga medis." Ucap Johnny membuat Yuta beralih kembali memperhatikan amukan Jaehyun.

"Pantas dia mengamuk." Gumam Yuta gemetar, "Dia akan menghancurkan tempat ini."

"HAAARRRGHHHH!!"

Teriak Jaehyun menggelegar, membuat Maori dan Junsu yang mencoba menyerangnya terdesak. Jangankan menyerang, menyentuh saja mereka tidak bisa.

"SIAL!" Teriak Maori. "Kau pikir dengan mengamuk seperti ini kau akan bisa mengalahkanku?!!"

Jaehyun maju dengan cepat, mengincar Junsu. Kepalan tangannya menghancurkan tempat dimana Junsu dan Maori berada. Langsung tanah didekat mereka ambruk.

Brukkk!!

"Bayar kembali nyawanya" Geram Jaehyun rendah membuat Junsu terkejut dengan darah keluar dari mulutnya.

"Akh-" Pria itu tercekat, matanya membulat melihat tatapan mata Jaehyun. Hitam.

"DENGAN NYAWA KALIAN!" Teriak Jaehyun menggelegar.

BBRRUUKKK!!

Jaehyun berhasil menghancurkan seluruh tanah bagian utara. Guncangan kuatnya mengisi seluruh medan perang.

Pria itu menendang jauh Junsu, kemudian beralih kepada Maori yang terkejut. Tidak! Ini terlalu cepat!

BBUUAAAGHH!!

Keadaan Victoria benar-benar kacau. Maori nampak tumbang di medan perang mana kala Jaehyun berdiri lalu beralih pandang pada pasukan Adidaya yang tersisa di bagian tengah medan. Pasukan yang tadi menyerang Taeyong.

Mingyu yang melihat dari kejauhan tertegun, dahinya mengerut dengan pandangan sangat tidak percaya. Ditengah medan Victoria itu Jaehyun menghancurkan medan tempat tentara Adidaya berada.

"Tembak!"

Bbooomm!!

Tembakan tersebut tidak berefek apapun. Tubuh Jaehyun yang terluka beregenerasi dengan sangat cepat! Saking cepatnya sekian detik setelah terluka ia sudah bisa kembali balik menyerang.

"TEMBAK!"

Bbooomm!!

Mingyu mengepalkan tangannya kuat, pria itu meringis sejenak. "Sejauh ini.. belum ada King Maya yang bisa mencapai level ini." Gumamnya sesak.

Mark mengangguk membenarkan, membuat tenaga medis yang berada dibenteng terkejut.

"Hentikan dia." Mingyu menoleh kearah para tenaga medis, "Beritahu kepada dua Jenderal kalian, hentikan Jaehyun sekarang atau dia akan menghancurkan tempat ini."

Seorang tenaga medis mengangguk lantas segera melaporkan hal tersebut.

Mark beralih memberikan Taeyong yang telah lemas kepada Haechan.

"Obati kakakku." Ucapnya membuat si manis itu memeluk tubuh kakak Panglima ini dengan sirat sendu.

Ada maaf yang tidak bisa Haechan sampaikan kerena tak mampu menyelamatkan bayi dalam kandungan Queen.

"Lalu kau..?" Suara Haechan cemas.

Mark mengangguk yakin. "Aku akan menghentikan Jenderal sebelum Victoria dan semuanya hancur."

Tak lama tenaga medis yang diperintahkan Mingyu tadi kembali dengan menyerahkan radio portabel.

"Jenderal Yuta ingin bicara dengan anda." Ucapnya gemetar. Terlebih suara amukan Jaehyun semakin terdengar kuat dan jelas dari alat komunikasi tersebut. Sangat mengerikan.

"Ini saya, Jenderal Yuta. Apa maksud laporan tenaga medis tadi?"

"Segel ketujuhnya terbuka, kita harus hentikan dia sebelum segel ketujuhnya mencapai level sempurna." Ucap Mingyu serius.

"Tapi mengapa?"

Mingyu menunduk melihat dentuman kuat di kakinya, jelas bagaimana kuatnya kekuatan Jaehyun yang bahkan Jenderal itu berada jauh di depan sana.

"Belum ada King Maya yang bisa mencapai level ini." Ucap Mingyu membuat Yuta terkejut di seberang sana.

"Jika kita membiarkannya.. Victoria akan hancur." Suara Mingyu dingin dengan tatapan serius, "Bukan hanya Victoria, dia sendiri juga akan mati karena kehabisan usia."

Benar saja, setiap tentara Adidaya membalas serangan Jaehyun hingga membuat pria itu terluka berkali-kali, setiap itu pula kekuatannya menyembuhkan luka tersebut dengan sangat cepatnya tanpa adanya jeda.

"Bagaimana cara menghentikannya?"

Mingyu tertegun saat Jaehyun telah selesai menghabisi semua tentara yang menyerang Cerberus tadi. Bahkan King Cerberus sendiri terkena imbas amukan pria tersebut

Namun bukan itu saja yang membuat Mingyu, Mark, Yuta, dan Johnny terdiam dengan tubuh menegang mereka

Di tengah medan perang Jaehyun berdiri seorang diri dengan tatapan dingin nan mengerikan. Pandangannya terarah pada benteng Victoria, lebih tepatnya pada Taeyong yang masih berada dalam dekapan Haechan

Lama Jaehyun terdiam menatap Taeyong, si sosok jelita yang menangis terisak dengan paras linglungnya.

Semua orang menahan nafas, menunggu reaksi Jaehyun terlebih pria itu berdiri sendirian diantara ratusan tentara musuh yang tumbang.

"Aku tidak tahu, tapi jika kita menahannya mungkin kita akan berhasil." Ucap Mingyu meremas erat radio portabel tersebut. Nampak tatapan Jaehyun masih tertuju kepada Taeyong.

"Baiklah, saya dan Johnny akan segera turun."

Mingyu mengangguk sambil menelan ludah sejenak. "Kita harus cepat." Atau ia tidak akan tau lagi apa yang terjadi selanjutnya.

Taeyong mengangkat wajahnya membuat semua orang tertegun.

"Taeyong.." Suara Mingyu pelan.

Mark berdiri dengan raut cemas. "Kakak.."

Si cantik itu perlahan menoleh dengan tatapan kosong kearah Jenderal tersebut. Tangannya yang tadi mengelus perutnya perlahan mulai lunglai, jatuh ke tanah.

Seketika segel berwarna putih ditubuh Jaehyun kembali berubah, ukirannya menyebar sampai keseluruhan wajah pria itu.

"Sial, sial, sial!" Geram Mingyu segera bangkit lalu berlari cepat menuju ketempat Jaehyun.

"HAAARGGGHHH!" Teriak Jaehyun marah.

Mark tak tinggal diam, panglima itu siap berdiri sebelum tangan Haechan menahannya.

"Mark..!" Matanya berlinang membuat pria tersebut berbalik lantas meraih pipinya.

Chuuu..

Mark mencium bibir Haechan begitu dalam. Rasa sesak dapat Haechan rasakan sembari memejamkan kata dengan lelehan air matanya

"Racun ditubuhmu.." Ucapnya mengingatkan panglima yang kembali mencium bibirnya itu.

Cup..

Mark menatap lekat, "Percaya padaku." Setelahnya ia segera berbalik dan terjun bebas dari benteng tinggi tersebut.

Haechan menjerit tertahan, perlahan kembali lemas sambil memeluk erat Taeyong. "Hati-hati.."

Di tengah-tengah Victoria, Mingyu sudah bergerak cepat dengan kondisi tubuh habis terkena begitu banyak anak panah, dibelakang ada Yuta dan Johnny yang muncul untuk menahan Jaehyun. Sialnya ketiganya terhempas jauh.

"Argh!" Mingyu terseret cukup jauh, tubuhnya terhantam sangat kuat.

Yuta dan Johnnypun sama, mereka menghempas tanah Victoria yang hancur.

Tak lama Mark menyusul, pemuda itu mengepalkan tangannya kuat lalu memukul telak Jaehyun, berhasil membuat King itu mundur

Bugh!!

Jaehyun mengusap darah pada bibirnya. Sia-sia, pukulan semacam itu tidak berpengaruh padanya. Pria itu membalas serangan tadi kepada Mark berhasil membuat panglima tersebut jatuh.

Buaaghh!!

Mark berusaha berdiri, pukulan keduanya mengenai rahang Jaehyun, setelahnya disusul tendangan kakinya pada perut pria tersebut.

Jaehyun hanya mundur beberapa langkah, dibelakangnya Yuta dan Johnny telah kembali berdiri menahan Jaehyun, menyusul pula Mingyu dari arah berlawanan. Namun sayang ketiganya kembali terhempas, begitupun dengan Mark.

Panglima itu tak mampu bangkit lagi, tergeletak diatas tanah dengan tatapan mata sayu.

"Jangan halangi saya." Suara Jaehyun berubah, terdengar bukan suara Jenderal itu lagi.

Nafas panglima itu sesak. "King, kau hanya akan membunuh dirimu sendiri."

"Itu lebih baik." Jawab Jaehyun tajam.

Tak jauh dari tubuh Mark, ada Maori yang perlahan berdiri kembali, sosok yang tubuhnya begitu lama memulihkan luka itu memandang Jaehyun tajam.

"Dia hanya kebetulan menjadi King karena garis keturunan." Geramnya rendah.

Jaehyun menoleh kearahnya, berdiri tegap dengan tubuh yang dipenuhi segel ketujuh yang sudah sempurna.

"KAU HANYA KEBETULAN MENJADI KING!" Teriak Maori.

Ia maju dengan cepatnya, tetap memaksakan kondisi tubuh dengan mengandalkan suntikan terakhir yang ia mampu pakai.

Buaaghhh!

Kedua kekuatan tersebut beradu, tanah di sekitar mereka hancur seketika. Jaehyun memandang tajam kepada Maori, membuat Maori tertegun melihat sesuatu dimata pria itu.

Mata Jaehyun hitam sempurna, tidak menampilkan bayangan dirinya disana.

"Jika kau mau merasakan bagaimana gejolak King, maka rasakanlah." Geram Jaehyun. Suaranya... berbeda. Sangat rendah dan begitu berat.

Pria itu menyalurkan sesuatu padanya membuat tubuh Maori tertegun bukan main. Ada perasaan aneh, ada gejolak sesuatu dalam dirinya. Gejolak nafsu seperti binatang yang ingin menghancurkan semua yang ia lihat.

"Apa?!" Batinnya begitu terkejut.

Jaehyun menggenggam lengan Maori, kemudian membalik tubuh pria itu lantas membantingnya kuat.

Brruukkkk!

Maori jatuh, terhempas ke tanah dengan begitu kuatnya. Tatapan mata Jaehyun semakin berubah, bagai ada kekuatan besar yang menelan habis jati dirinya.

Inikah sebabnya.. King itu dipilih bagi yang mampu menahan hasratnya?

Jaehyun kembali maju, pria itu melompat tinggi dengan tangan mengepal begitu kuat.

"HHHAAARGGHHHH!!!"

Maori menggertakkan giginya kuat sembari berdiri, kakinya menekan tanah lalu melompat menghadapi Jaehyun diatasnya.

"JAEHYUN!!" Teriaknya.

Bbrruukkk!!

Kabut asap menyelimuti hingga membuat keduanya tidak terlihat lagi. Hal yang membuat para tentara dan tenaga medis yang memperhatikan dari kejauhan tertegun dengan dahi mengerut.

"Apa yang terjadi?" Suara-suara mereka kebingungan. Pasalnya bunyi dentuman tadi cukup kuat terdengar oleh mereka yang jauh dari pertarungan itu.

"Ada seseorang!" Ucap seorang tentara berhasil membuat yang lain terkejut.

"Seseorang?"

Ia mengangguk dengan tatapan lekat. "Ada.. yang menahan mereka berdua."

Betapa terkejutnya semua orang saat kabut perlahan mereda, di tengah-tengah Maori dan Jaehyun ada sosok tinggi yang menghentikan pertarungan mereka.

Chanyeol!

"Jen-jederal Chanyeol?" Terkejut para tentara. Tapi bukankah pria itu sudah tiada karena penyerangan Maya dulu? Bagaimana mungkin?!

Kepala Chanyeol tertunduk, kedua tangannya masih membentang menahan kedua pukulan kakak beradik tersebut. Terlihat pria tersebut menghembuskan nafasnya perlahan setelah tadi cukup tertahan karena kuatnya kekuatan mereka.

"Kau tidak lupa permainan yang kau rencanakan, Jae." Suara Chanyeol dengan suara teramat rendah, membuat Jaehyun memandang tajam padanya dengan keadaan tubuh yang mengerikan dilihat.

Chanyeol melepaskan Jaehyun, kemudian beralih mendorong kuat tubuh Maori yang mengenaskan.

"Pergilah, dia bukan tandinganmu." Ucap Chanyeol mendorong Maori hingga ia mundur menghempas tanah Victoria.

Bruk...

Seluruh tubuhnya telah melemah, bagian organ vitalnya rusak parah karena efek samping dari obat yang Maori pakai. Terlalu banyak dosis yang ia gunakan membuat resiko yang dideritanya semakin besar pula.

Chanyeol berbalik menghadap sepenuhnya kepada Jaehyun yang kini dalam mode King sempurna.

"Kau ingin menghancurkan Victoria ini?" Tanya Chanyeol sembari memasang kuda-kudanya, bersiap berhadapan dengan Jaehyun.

Pria yang telah membuat tumbang rekan-rekannya sendiri itu tidak menjawab, hanya menatap dingin kepadanya.

Jaehyun berlari cepat kearahnya, memukul Chanyeol yang dengan sigap mengelak. Pria itu membalas memukul pukulan tersebut. Keduanya bertarung dengan sengit, saling membalas pukulan dan mengelak. Sejauh ini mereka terlihat imbang.

"Dari kecil Jenderal selalu dilatih oleh kakaknya Chanyeol. Mereka berlatih dihutan terlarang setiap malam." Ucap seorang tentara yang memperhatikan membuat para tenaga medis dan prajurit Maya tertegun.

"Itu kakaknya Jenderal J?"

Tentara itu mengangguk, "Kakak tirinya Chanyeol Chevalier adalah anak dari Jenderal Changmin Aleron." Jawaban itu membuat semua orang kembali memandang pertarungan kakak beradik disana.

"Jenderal J unggul dalam kekuatan, tapi Jenderal Chanyeol unggul dalam kecepatan." Lanjutnya dibalas anggukan paham oleh mereka.

Benar, pukulan kuat Jaehyun dapat dielakan oleh Chanyeol dengan memanfaatkan kecepatan tubuhnya, namun sejauh ini pria itu hanya bisa mengelak dan membalas dengan kekuatan yang mungkin hanya setengah dari kekuatan Jaehyun.

Bbbruhh!

Chanyeol terlihat kewalahan, beberapa kali ia melangkah mundur saat Jaehyun terus mengejarnya dengan amarah. Reruntuhan Victoria ia naiki, diikuti oleh Jaehyun hingga Chanyeol kembali terjun bebas disusul pula oleh Jaehyun.

Jenderal J mengarahkan pukulan kananya saat mereka terjun bersama, Chanyeol menangkis pukulan tersebut dengan balik memukul siku Jaehyun, dengan gerakan cepat ya menggenggam lengan adiknya yang tertegun

Chanyeol menarik Jaehyun ke bawah membuat Jaehyun jatuh dan menghempas kuat tanah Victoria.

Bruukkk!!

"Jika lawanmu lebih kuat dalam hal kekuatan, pastikan bahwa kau unggul dalam hal kecepatan."

"Aku tidak paham!"

"Ck! Jangan jadi tentara kalau begitu!"

"Aku mau jadi tentala!"

Tatapan Chanyeol berubah dingin sembari turun memijak tanah. Nafasnya sesak dengan lengan terasa kaku terus-terusan menangkis serangan kuat adiknya. Teringat olehnya sejenak masalalu mereka ketika kecil dahulu.

"Tidak sangka kau melampaui ku sejauh ini." Senyum Chanyeol dengan nafas memburu, terlebih disana Jaehyun sudah kembali berdiri seolah bantingan tadi tidak berpengaruh apa-apa.

Kekuatan pada tubuh Jaehyun semakin meningkat, secara tak sadar tubuhnya mengetahui bahwa lawan yang dihadapinya bukan sembarangan.

"Kendalikan Jaehyun. Jangan buat dia menelan mu." Ucap Chanyeol rendah.

Namun Jaehyun kembali berlari cepat kearahnya membuat Chanyeol tak kalah, ikut maju dengan tangan mengepal

Mereka sama-sama mengumpulkan semua energi mereka disatu titik, dikepalan tangan yang membuat sebuah tinju. Satu titik kekuatan.

BUAAGHHH!!

Suara dentuman kencang terdengar begitu kuat untuk kesekian kalinya. Kedua kakak beradik itu saling beradu pukulan tangan, hal yang membuat perlahan tanah di sekitar mereka retak kemudian hancur.

Chanyeol mengatur nafasnya yang sangat sesak, sedangkan Jaehyunpun begitu.

"Apa yang membuatmu mengamuk seperti ini." Bingung Chanyeol dengan seringai.

Perlahan pipinya menggembung, bulu kuduknya naik hingga memuntahkan darah dari dalam tubuhnya. "Uhukk!!"

Jaehyun meringis sakit, rahangnya masih mengeras, matanya yang tadi tidak menampilkan apapun mulai memantulkan paras Chanyeol yang menahan rasa sakit.

"Mereka membunuh anakku." Geram Jaehyun membuat Chanyeol terkekeh perlahan meremas bahu kokok adiknya.

"Dasar bodoh." Kekeh Chanyeol berbaur darah segar di mulutnya. Matanya menatap Jaehyun dengan senyuman dan tatapan lembut. "Mereka membunuh anakmu?"

Jaehyun mengangguk walau cukup bingung dengan senyuman Chanyeol. Posisi mereka masih sama, dimana kedua pukulan mereka masih saling beradu dengan Chanyeol yang menepuk-nepuk bahunya.

"Siapa yang mengandung anakmu?" Tanya Chanyeol membuat dahi dengan ukiran segel ketujuh tersebut mengerut.

"Taeyong." Jawab Jaehyun dengan suara beratnya yang menahan amarah.

Chanyeol mengangguk dengan senyuman. "Siapa dia?"

Keadaan hening. Para tentara, prajurit Maya, dan tenaga medis yang memperhatikan ikut merasakan ketegangan dua kakak beradik disana. Namun melihat senyuman Chanyeol membuat mereka mengerutkan dahi.

Ada apa disana? Apa yang mereka bicarakan?

"Dia Queen Maya." Jawab Jaehyun.

Kakaknya mengangkat satu alisnya dengan senyuman semakin lebar. "Lalu anak yang dia kandung adalah King Maya."

Bahu Jaehyun perlahan turun, pria itu menarik kepalan tangannya sembari menjauh dengan tatapan termenung kearah Chanyeol yang menatap sayu.

"King Maya.." Suara berat Jaehyun yang tadi terdengar mengerikan mulai berubah seperti suaranya sediakala.

"Ya." Chanyeol mengangguk dengan senyuman. "King Maya bisa menyembuhkan dirinya sendiri, Alexander."

Jaehyun tertegun, mulutnya sedikit terbuka menyadari hal tersebut.

Di benteng Victoria sendiri telah ramai saat tadi Haechan tiba-tiba terhenti saat mengobati sang Ratu.

"Tunggu!" Ucapnya dengan tatapan terkejut.

Ia yang tadi membersihkan luka Taeyong tertegun saat merasakan sesuatu pada perut si cantik ini. Terlihat Taeyong yang sayu parasnya karena kehabisan darah menoleh, tak lama matanya membulat sembari berusaha untuk duduk.

Tangan Taeyong buru-buru mengusap perutnya sendiri dengan perlahan, diikuti oleh Haechan yang juga merasakan sesuatu disana. Keduanya saling tatap dengan mata tak berkedip.

Ini.. tendangan si bayi.

"Bayinya.." Ucap Taeyong dibalas anggukan oleh Haechan sembari mendekatkan telinganya. Bayinya menendang!

"Bayinya baik-baik saja, Queen." Ucap Haechan dengan senyuman girang membuat Taeyong tertegun.

Senyuman tak lama terukir di bibir si cantik tersebut, matanya membulat kemudian berlinang sembari menutup mulutnya.

Pantas saja setiap pendarahan yang terjadi baby kecil itu selalu baik-baik saja. Dia King Maya yang mampu meregenerasi tubuhnya kembali.

Haechan segera berpaling ke depan sana dimana Jaehyun berada, Jenderal itu nampak mengerutkan dahi padanya masih tidak percaya.

Kepala Haechan mengangguk dengan senyuman haru, air matanya turut turun membuat Jenderal tersebut menurunkan tangan yang tadi mengepal.

"Sudah ku bilang." Chanyeol menoleh kearah Jaehyun dengan kekehan.

Queen mampu menyembuhkan orang lain, tapi tidak mampu menyembuhkan tubuhnya, sedangkan King mampu menyembuhkan sang Ratu dan.. dirinya sendiri.

"Bayinya selamat!!" Suara para tenaga medis beramai-ramai memberitahukan kepada mereka.

"Bayinya baik-baik saja, Jenderal!" Teriak mereka dengan senyuman bahagia penuh lega.

Mark yang terkapar tersenyum mendengarnya sambil menepuk kepalanya. Astaga...

"Keponakan sialan." Ia terkekeh dengan tubuh sekaratnya, "Awas kalau kau lahir nanti, aku balas kau." Hampir saja ia mati konyol karena amukan Jaehyun.

Bruk..

Mingyu berusaha berbalik terlentang. Nafas pria tersebut sesak memandang langit sore yang kini cerah diatasnya.

"Kupikir aku akan mati." Gumamnya kemudian memejamkan matanya. Perlahan menghirup udara selesai perang dengan senyuman. "Kita menang."

Yuta dan Johnny berusaha duduk, keduanya saling bersandar pada punggung satu sama lain.

Sejenak Johnny mengangkat tangannya yang gemetar penuh luka, pria itu lalu menghela nafasnya. "Anaknya belum lahir saja sudah hampir membuat kita mati, bagaimana kalau lahir nanti?"

Yuta menoleh sekilas. "Entahlah.."

Hari itu, Pemerintahan dan Maya memenangkan peperangan kedua. Adidaya kalah telak terbukti dengan semua pasukan mereka yang telah tumbang di tanah Victoria yang hancur.

"Babynya barusan menendang, Jenderal!" Suara para tenaga medis dengan tawa bahagia.

Hari itu pula adalah hari paling bersejarah bagi kedua negeri tersebut. Dimana Jaehyun berhasil menepati janjinya untuk membawa kehidupan baru dimana Taeyong dan semua orang tidak akan lagi mendengar suara tembakan peperangan.

Typo dan kesalahan lainnya mohon dimaafkan, kritik dan saran mom terima dengan senang hati ^^

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 476 4
Jisung terbangun dengan keadaan tidak mengingat apapun dan tiba-tiba Jaemin mengaku bahwa dia adalah suaminya. Pernah nomor #1 di tag JaemSung gak ta...
76.6K 2.9K 28
Pernah merasakan dinikahi lelaki karena memiliki tujuan tertentu? Alana Airista, wanita lembut dengan sejuta kesabaran yang ia miliki. Wanita yang di...
696K 33.1K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
433K 38.7K 16
[Completed] [Season 1: Baby Boy] [Season 2: The Jung's] [Season 3: The Big Jung's] [Started: 15-12-2020] [Ended: 27-01-2021] - Kelanjutan kisah dari...