Bintang itu belum redup

By honeystuckle

524 116 64

Langkahmu sudah terlalu jauh dari bahagia. Hidup namun seperti mati. Bernapas tapi sering sesak. Alasan bahag... More

Prologue
Chapter I
Chapter II
Chapter III.
Chapter V
Chapter VI.
Chapter VII.

Chapter IV

37 16 14
By honeystuckle

Suara mesin mobil yang baru saja terhenti dipekarangan rumahnya itu membuat alsara gemetar ketakutan. bagaimana tidak, Tadi saat berada di cafe, ia tak sengaja berpapasan dengan sagara, adiknya.

"Gimana ini gimana ini"Rasa panik menggerogoti tubuhnya, gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat kuat.

"Awsss"Desisnya ketika bibirnya berdarah, kemudian ia berdecak sebal dan membersihkan luka itu dengan tissue.

Tok tok tok

"Alsa, Ke ruang tengah. sekarang."Suara berat itu, milik sang papah. dengan gelisah, ia berjalan kearah pintu kamarnya.

"gapapa sa, gapapa. toh ini salah kamu, gapapa sa."Ucapnya untuk menguatkan dirinya sendiri.

Sesampainya di ruang tengah, Alsara mebdapati keluarganya sedang berkumpul. seperti tadi.

"Duduk sa."Ucap geo dingin. Alsara mengangguk dan duduk di sofa dekat aksa duduk.

"ck"terdengar suara decakan dari mulut aksa, setelahnya cowok itu pindah ke sebelah bia.

'Seburuk itu kah aku?'Batinnya ketika melihat aksa berpindah tempat. Geo memandang anak gadis nya lamat lamat.

"Maksud ini apa?"Tanya geo menunjukkan foto alsara sedang tertawa dengan ketiga temannya di cafe asmara. Ah ini foto tadi. Tapi, siapa yang mengambil foto ini? apa mungkin sagara?atau aksara?.

"Bisu atau buta huruf?"Sarkas geo ketika alsara hanya tertunduk saja tanpa menjawab. Geo tersenyum misterius, Pria itu menatap datar anak gadisnya.

"BISU ATAU BUTA HURUF?!"teriak geo lagi. Kali ini, Bia yang tengah menonton televisi pun menoleh kearah alsara dan geo berada. Alsara yang tau hal itu, ia berharap sang mama menolongnya. tapi salah, hal itu tidak pernah terjadi.

"Oh? Tuli ya?"Ucap papanya yang masih saja tidak dijawab oleh alsara. geo yang sudah muak pun mencengkram kencang pipi alsara dan mendongakkannya.

"ALSARA WINONA AMARTA, JAWAB!"Teriak geo didepan alsara. hening. tidak ada jawaban sama sekali.

'alsa takut papa. tolong jangan marah kaya gini'.

"Kamu ngerti bahasa manusia gak sih?JAWAB!"Lanjut geo dengan murka.

"Aku.. aku cuma mau healing"Jawab alsara terbata bata. Tak berselang lama, gelak tawa dari geo memenuhi satu ruangan itu.

"Healing?HEALING KATA KAMU?"tanya geo dengan nada tinggi, Alsara mengangguk dengan ragu. kemudian, gelak tawa itu kembali terdengar.

"Kenapa gak izin dulu? apa kamu pikir papa dan mama itu bodoh sampai sampai tidak tau kalau kamu pergi gitu aja!?"Tanya geo dengan nada ketus.

"Jawab!."

"Enggak.. en-enggak gitu."sanggah alsara.

"Ohh, kalau gitu kamu ngeremehin kami ya?"Tanya geo lagi, Alsara menggeleng cepat mendengarnya.

"Hahaha ma, lihat ma. anakmu kena pergaulan bebas!. Bisa bisanya dia ngeremehin kita"Tawa geo, yang dibalas gelengan singkat bia. Wanita itu sama sekali tidak peduli dengan alsara yang kini sedang ketakutan.

"e-enggak pa"cicitnya

"Enggak ya?"

PLAK

Tamparan nyaring itu, Membuat atensi sagara, Aksara juga bia teralih kepada Alsara dan geo. Gadis itu memegang pipinya yang terasa panas.

"Kamu gak patuhin perintah mama dan papa saja itu udah termasuk ngeremehin! gak ngeremehin katanya, Anak sialan"Umpat geo kepada alsara yang sudah menunduk dalam.

"Pftt"Suara tawa yang tertahan itu, dari sagara. alsara yakin, papanya mendengar suara itu. namun, papanya hanya diam saja.

"Kamu itu masih kecil alsara. Kamu masih butuh mama dan papa. Masih untung kamu gak jadi kami buang waktu itu"Ucap bia yang sedari tadi diam.

deg

'what? buang?' Batinnya dengan senyum miris.

"Harusnya kamu berpikir, pakai otak kamu. itupun kalau otak kamu masih berfungsi dengan baik. Mikir, gimana caranya mama dan papa bisa bangga sama kamu!"Ucap geo sambil menunjuk nunjuk keras kepala alsara.

"Pah"Panggil alsara lirih. Geo mengangkat satu alisnya dengan tatapan kearah alsara.

"Apa?mau nyangkal kalau kamu gak ngeremehin papa sama mama lagi? iya?"Tanya geo.

"Aku sebenernya siapa?"Tanya alsara dengan air mata yang tidak bisa tertahan lagi, pada akhirnya pertahanan alsara runtuh.

"Papa tau gak sih?Aku cape harus belajar terus. aku cape selalu dituntut untuk sempurna, Aku sakit waktu papa bilang aku anak yang gak bermoral. Apa aku seburuk itu?"tanya alsa sambil mendongak menatap geo yang hanya terdiam sambil meredam emosinya.

"Apa.. gak ada celah dihati papa untuk aku?" Lanjutnya dengan derai air mata yang terus menerus keluar. entah dapat darimana keberanian itu, yang jelas alsa ingin mengeluarkan semua yang ada di kepalanya.

"Sejak kamu hilangkan nyawa anak saya, kamu nggak pernah jadi anak saya lagi. kedua anak saya sudah mati."Tegas geo, setelahnya pria itu menyeret alsara kekamarnya, dan mengunci pintu kamar itu.

Didalam, alsara sudah menangis sejadi jadinya.

Alsara bingung

Alsara benci kebingungan

Alsara cuma mau disayang!

Matanya yang sayu, kini perlahan terbuka. dikamar itu, akhirnya ia membuka jendela agar udara segar masuk. Hari libur yang sudah direncanakannya gagal begitu saja.

Namun alsara sudah biasa akan hal itu, Karena hari liburnya akan selalu dipenuhi dengan kertas kertas kertas dan kertas.

Mau muak pun, alsara tidak bisa. ini semua, Agar papanya tidak memarahinya lagi.

Gadis itu beranjak dari tempat yang sedari kemarin ia duduki. Tubuhnya terasa begitu nyeri.

Ia terduduk di meja belajarnya, dan mulai membuka buku. Ia belajar, Belajar dan belajar.

sampai jam menunjukkan pukul 14.20 ketukan yang berasal dari luar kamar itu mulai terdengar, suara laki laki yang sangat dikenalnya mulai lewat indra pendengarannya.

"Alsa, ini gua aksa. buka."Suara tegas itu ada dibalik pintu.

"Aku belajar"Ucap alsara sedikit keras, Ketukan pintu kamarnya semakin brutal. seakan, aksa tidak takut papanya yang siap menghajarnya kapanpun.

Dibuka-kanlah pintu itu, Terlihat aksa dengan kaos oblong bewarna hitam dan celana pendeknya berada didepan kamar alsara dengan sepiring nasi goreng.

"Makan, dari kemarin lu belum makan"ucap aksa datar. Ah, alsara benci sorot itu. sorot kasihan yang sangat sangat dibenci alsara.

Sorot itu membuat alsara menjadi seolah, sangat menyedihkan.

Tapi, siapa yang tidak kasihan dengan keadaannya sekarang? Pipi yang bengkak, Mata yang sembab dengan rambut yang acak acakkan. Bajunya rusuh, dan Terdalat goresan dan noda darah di tangannya.

"Apa aku boleh makan?"Beo alsa. Aksa menaikkan satu alisnya bertanya.

"Maksud lo?"

"Bukannya, aku dilahirin cuma buat belajar dan muasin papa sama mama dengan prestasi ya?"Tanya alsa dengan matanya yang sayu. aksara terdiam mendengar jawaban selaligus pertanyaan dari adik perempuannya itu.

setelahnya alsara tersenyum lebar, lalu mengambil sepiring nasi goreng yang ada ditangan aksara. "Jangan kasihan sama aku, Aku gak semenyedihkan itu"Bisik alsara, lalu menutup pintu kamarnya perlahan.

Aksara, Menatap pintu dihadapan nya lamat lamat. Aksara benci alsa, Namun aksara juga sayang alsa.

Puk puk buat alsara:(

Haiii olll, how's ur dayy?!
Hari esok masih ada, tenang aja yaa.

anw guys maaf banget aku telat up:(, kemarin aku padet banget hehe.

anw rate chap ini dari 1/10 yaaa!

Zie, 04-02-2024

Continue Reading

You'll Also Like

298K 13.6K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

6M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
317K 18.9K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
628K 24.7K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...