𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔 𝐺𝑜𝑑𝑑𝑒𝑠𝑠

بواسطة Helia_peachberry

4K 812 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... المزيد

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (2)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (4)
Kuil merah pada malam gaduh (5)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Kuil merah pada malam gaduh (1)

266 44 3
بواسطة Helia_peachberry

Seluruh tubuh tandu pengantin itu dibalut kain satin merah cerah. Terdapat beberapa sulaman benang berwarna-warni serta pola indah. Nan Feng dan Fu Yao masing-masing berada di kanan dan kiri, mengawal di kedua sisi. Sedangkan (Y/n) berada di paling depan sambil memegang lentera ditangannya. Xie Lian duduk dengan tenang di tandu, bergoyang mengikuti gerakan pembawa tandu.

Manik (E/c) sang gadis dengan tenang menatapi jalan, sejujurnya dia cukup kedinginan karena angin malam. Jujur, (Y/n) merasa tidak nyaman dari tadi. Bukan apa, sejak tandu datang, orang-orang yang memikul berat tandu tersebut melihatnya dengan mata penuh nafsu. Bukan seperti dia takut atau apa, hanya merinding.

Mereka adalah pasukan militer yang besar dan tinggi. Tetapi tujuan mereka sebenarnya bukan untuk membantu, malah sebaliknya, ketika hantu bar-bar itu datang mereka akan kabur dan melindungi diri sendiri. Tetapi sebenarnya, delapan perwira militer itulah terlalu meremehkan mereka dalam hati. 

Mereka berpikir, mereka adalah delapan perwira militer teratas, nomor satu di kantir pemerintah, pemimpin pahlawan luar biasa kemana pun mereka pergi. Namun, dua laki-laki dan satu perempuan disana benar-benar kehilangan pikiran mereka, memerintahkah mereka untuk mengangkat tandu? Tidak salah untuk mengatakan bahwa mereka sangat kesal.

Perintah sang majikan harus diikuti, jadi mereka dengan terpaksa harus menahan rasa penghinaan dalam hati mereka. Setidaknya sosok gadis pembawa lentera itu menjadi tontonan yang menyegarkan, wajah cantiknya tampak tenang dan tidak takut sama sekali. Tapi mereka memiliki pemikiran yang sama, ketika gadis itu ketakutan, mereka akan maju sebagai pahlawan dengan bangga.

Tapi apa? Benar, gadis itu malah terlihat tenang. Sangat tenang untuk berjalan menuntun jalan di depan, tanpa gentar sedikitpun. Dengan demikian, sulit untuk menghindari rasa frustasi yang membara, sehingga sering kali kedelapan orang itu sengaja menghentakkan kaki atau mengepalkan tangan, membuat tandu menjadi cukup terguncang.

Orang mungkin tidak tau, tetapi jika orang yang duduk di tandi sedikit lebih lemah, mereka mungkin akan muntah. Tandu itu berbentur-bentur, dan benar saja. Mereka mendengar Xie Lian menghembuskan nafas didalam tandu. Para pejabat militer itu tentu saja merasa sedikit bangga didalam hati karena hal tersebut.

"Ada apa, nona? Air mata kebahagiaan karena akhirnya menikah di usia tua?" Tanya Fu Yao dengan dingin. Jujur, (Y/n) ingin tertawa mendengar ucapan itu, tetapi dis harus tetap tenang. Dia jadi mengalami nostalgia, dimana saat dia menjadi seorang pengantin dulu, pengantin Putra Mahkota Xian Le.

"Tidak. Hanya saja saya merindukan kekasih saya, kami sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama. Tetapi aku malah menikah... Ingin aku memadu kasih dengannya," ucap Xie Lian tersenyum membayangkan telinga (Y/n) yang memerah diluar tandu. Dan tebakkannya benar, wanita bersurai (H/c) itu menelan ludah, menahan malu yang membuat telinganya memerah.

Sedikit menenangkan diri, (Y/n) bersyukur dia berjalan paling depan. "Tapi nona, ini adalah hari penikahan anda. Pikirkan saja diri anda," ujar (Y/n) dengan tenang. Kekehan jelas terdengar, Xie Lian entah kenapa puas berhasil menjahili istrinya. "Dia benar, apa yang kurang? Kita telah mempersiapkan semua yang kita butuhkan," tanya Nan Feng menjawab dirinya sendiri.

"Benar juga, saya tiba-tiba menemukan bahwa ada yang hilang... Dua pelayan wanita." Senyuman terukir pada wajah Xie Lian saat ia mengatakan itu. Kesunyian tiba-tiba melanda, jelas perkataan itu dia tujukan kepada Fu Yao dan Nan Feng. Keduanya saling bertukar pandang, dan sepertinya mereka membayangkan sesuatu sebelum bergidik ngeri.

"Maaf nona, tapi keluarga anda terlalu miskin untuk membeli pembantu," jawab Fu Yao. "Baiklah," balas Xie Lian tenang.

Ketika para perwira militer yang membawa tandu mendengar lelucon ini, mereka tidak bisa menahan tawa. Setidaknya ini membuat rasa tidak enak pada hati mereka menurun cukup banyak, dan rasa kedekatan sedikit lebih berkembang, membuat tandu itu berjakan lebih nyaman. Dengen  demikian, Xie Lian dapat bersandar pada posisi duduk yang benar dan memejamkan mata untuk mengistirahatkan pikirannya.

(Y/n) mengeratkan pegangannya pada gagang lentera yang ia bawa ketika menyadari bahwa mereka berangsur-angsur memasuki bagaian Gunung Yu Jun yang lebih dalam. "Nan Feng, Fu Yao, A-(Y/n)."

"Ada apa?"

"Ya?"

"Sesuatu datang," jawab Xie Lian waspada. Hal yang ia khawatirkan adalah posisi mereka, sementara Fu Yao dan Nan Feng berada didekatnya, tapi tidak dengan (Y/n). Sementara orang yang mereka bicarakan melihat kesana-kemari dari sudut matanya, apapun yang terjadi dia akan melindungi Xie Lian duluan.

Dia tidak lagi mendengar apa yang dibicarakan oleh orang-orang dibelakangnya, gadis itu fokus pada Yijing Caihua. "Master..." Panggilan dari sang pedang dapat iya dengar engan jelas. "Aku tau. Fokus pada perintah yang aku berikan," Batin (Y/n) menjawab panggilan pedangnya. 

Gadis itu secara seksama mendengarkan suara angin sekitar guna mengetahui apakah ada musuh disekitar mereka. Karena letak (Y/n) berdiri cukup jauh dari ketiga orang lainnya, dia jadi tidak dapat mendengar apa yang mereka ucapkan dengan baik. Tapi hal yang dia tangkap adalah Xie Lian mendengarkan suara dalam kepalanya.

Bruk!

Suara tandu yang jatuh terdengar, dasar dari lamunannya, kini (Y/n) melihat mereka tengah dikepung binatang buat. Menjatuhkan lenteranya, (Y/n) sengaja mematikan hal yang membantu mahkluk itu melihat dalam gelap, gadis itu sembari berjalan mundur mengubah gelangnya menjadi ruan.

"Jangan panik!" Seru Nan Feng melihat ketakutan pada wajah delapan perwira militer.

Mengambil nafas dengan perlahan, jari (Y/n) siap memainkan ruannya kapan saja. Hal yang mereka hadapi, lebih tepatnya serigala bermata hijau menyala, menggeram sengan lapar. "Jangan keluar!" Seruan itu pastilah ditujukan kepada Xie Lian. "Master! Ada binu!" Manik (E/c) sang gadis membola mendengar berita itu.

Apa-apaan ini? Bukankah mereka mahkluk yang lebih sering muncul bersama dengan monster, setan, dan hantu? Kenapa... Tidak. Semuanya jelas sekarang, Mulai memetik ruannya, gelombang suara dari permainan musik (Y/n) membuat serigala disekitarnya terpental. Mahkluk ini, mereka bukanlah serigala biasa, mata hijau, jelas (Y/n) kenal.

"Bunuh," Batin (Y/n) mengirim pesan kepada pedangnya. Seketika, pedang itu yang tersematkan pada rambut Xie Lian langsung keluar dari sarung pedangnya. Pedang itu berputar disekitar tantu Xie Lian membasmi semua hal kecuali rekannya. "Aku, benci hal-hal ini! Apakah istana langit mengatakan hal ini ada disini?" Tanya Nan Feng dengan penu hemosi.

"Tidak," balas Xie Lian.

Makhluk-mahkluk ini tidak ada habisnya berdatangan. (Y/n) tidak dapat menggunakan kekuatannya secara banyak, ada manusia disekitarnya, jika manusia ini tidak dapat menahan tekanan dari kekuatannya bisa-bisa hal buruk terjadi. Dan itu akan menjadi masalah besar nantinya, setidaknya Xie Lian aman.

"Berapa banyak yang datang?" Tanya Xie Lian khawatir. "Sekitar seratus, mungkin lebih! Jangan keluar!" Seru Nan Feng. Kini hatinya tidak tenang, pertanyaan utama pada pikirannya adalah bagaimana keadaan (Y/n)? Bukan Xie Lian meragukan istrinya, dia hanya tidak ingin gadis itu terluka.

Mahkluk seperti binu sangat banyak jumlahnya, dan lebuh daru selusin saja sudah sulit untuk dilawan. Ini lebih dari seratus? Itu lebih dari cukup untuk menyeret mereka sampai mati. Menggepalkan tangannya, Xie Lian sedikit mengangkat tangannya, memperlihatkan pergelangan tangan yang setengah terbungkus perban.

"Bawa (Y/n) mendekat pada ke tandu." Cukup dengan instruksi singkat, perban putih itu langsung melesat keluar tandu kearah (Y/n). Gadis itu melirik kain yang melilit pinggangnya sebelum tubuhnya ditarik dengan cepat mendekati tenda. Secara lembut kain itu menurunkan (Y/n) dekat pada pintu tandu.

Saat (Y/n) kembali memetik senarnya, gelombang yang kuat membuat semua hal tertiup kuat, begitu juga tirai dari pintu tandu. Pada saat itu dapat Xie Lian lihat lecet pada lengan (Y/n). Xie Lian duduk dengan tenang didalam sedan lalu menginstruksikan dengan lembut, "cekik mereka sampai mati."

Di kegelapan malam, banda itu seolah-olah terlihat seperti seekor ular putih berbisa. Manik (E/c) sang gadis melirik kearah Nan Feng dan Fu Yao, dengan pikirannya dia menginstruksikan pedangnya untuk membantu mereka sembari jarinya bergerak memetik ruan, mendorong para binu menjauh dari tandu.

Mengesalkan sekali dia harus mengontrok kekuatannya. Sebagai gantinya Ruoye melindungi (Y/n), mencekik mahkul apapun yang mencoba mendekati gadis itu sampai tidak bernyawa. Tetapi serangkaian  monster itu tidak ada hentinya menyerang. "Apa itu!? Bukankah kamu tidak memiliki kekuatan spiritual, dan tidak dapat mengaktifkan senjata sihir!?"

Sial, ternyata sedari tadi Nan Feng memperhatikan mereka. "Selalu ada pengecualian," ujar Xie Lian. Keadaan ini sangat membuatnya marah, dengan penuh emosi Nan Feng menampar pintu tandu. "Xie Lian! Jelaskan dengan benar sekarang apa itu!" Menggertakan giginya, (Y/n) merasa sedikit kesal.

Dia memetik ruannya, membuat bagian dalam tandu di topang oleh pilar tanaman merambat. "Bicaranya nanti, fokus dahulu." Suara (Y/n) masih tenang, cara Nan Feng berbicara barusan mirip sekali dengan Feng Xin ketika marah. Tapi ini bukan saatnya memikirkan itu. Suara para perwira yang kesakitan dapat didengar.

"Selamatkan mereka, aku akan melindungi tandu." 

Tanpa ragu Nan Feng melompat kearah para perwira itu dan membantu mereka. Rasa tidak enak muncul ketika Xie Lian sadar bahwa kin (Y/n) yang melindungi tandunya. Harusnya tidak seperti ini, harusnya dia yang melindungi (Y/n), dia sudah berjanji. "A-(Y/n), Nan Feng, Fu Yao, kalian pergi dulu."

"Apa!?" Seru Nan Feng melirik kearah tandu. "Jika kalian berada disini, maka akan semakin banyak mahkluk datang, bawa pergi orang-orang itu dulu. Aku akan tinggal dan bertemu pengantin pria ini," jelas Xie Lian dengan tenang. "Lian kau... Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu," ujar (Y/n) langsung.

Sementara itu Fu Yao dan Nan Feng telah pergi duluan mengawal para perwira itu, bagaimanapun jika tinggal lebih lama, mereka yakin kedelapan orang itu tidak akan keluar dengan selamat. Lin (Y/n) tinggal, tangannya mengepal penuh dengan emosi mendengar ucapan suaminya.

Enak saja, sudah selama ratusan tahun (Y/n) melindungi pria ini yang membuatnya melalui banyak hal. Tapi dia dengan mudah mengusir (Y/n) begitu saja, gadis itu tidak terima. Tersenyum lembut, Xie Lian dapat merasakan bagaimana ekspreksi berat (Y/n) sekarang. Dengan lembut tangan pria itu keluar dari tandu untuk mengambi telapak tangan kanan (Y/n), membuat sang wanita berhenti memetik ruannya.

Melirik kearah tangannya, (Y/n) merasakan bibir lembut menyentuh punggung tangannya. "A-(Y/n), terimakasih. Aku dapat melindungiku, tolong lindungi dahulu dirimu, untukku kamu lebih penting." Nafas (Y/n) memberat mendengar ucapan tersebut, tapi dia luluh. "Baik, tapi jika terjadi sesuatu, aku akan meratakan gunung ini dengan tanah."

Gadis itu melompat pergi keatas langit, apa yang dia ucapkan adalah bohong, dia tidak akan pergi meninggalkan Xie Lian. Dibawah gelapnya malam, pakaian gadis itu berubah menjadi pakaian yang didominasi warna ungu dan hitam. Mata yang semula berwarna (E/c) kini berubah menjadi ungu.

Terbang mendekati tandu itu, mata ungu sang gadis menyala ketika ia membuka bibirnya. "A, ruò huàshuǐ fù huí guītú. Lìng gùtǔ zhāomù rúchū, A mǔqīn kěfǒu jiāng wǒ kuānshù~" Suara indah itu terdenga seperti menggema, membuat ratusan mahkluk disana hancur ketika mendengar nyanyiannya. Benar, Lin (Y/n) kini sedang menggunakan kemampuan Jiao Xian, si bencana gerhana pada malam hari.

Tidak, ini bukan tubuh Jiao Xian, tetapi tubuh (Y/n) yang sengaja ia ubah bentuknya. "Xiàng sìjì liúsù, yǐn wànlài chíwù. Suǒguò-chù bǎifèi-fùsū, Yì chōngyíng zhì'ài de xīnhú~" Lirik kali ini berhasil menghancurkan gelombang selanjutnya yang mendekati tandu. dari atas dapat (Y/n) lihat seorang pria dengan payung merah berjalan melewati kekacauan yang dia buat.

Pria itu melirik keatas, membuat mata mereka bertemu sebelum berbalik kearah tandu. Sialan, Tanpa mengucapkan apapun (Y/n) tau kalau Hua Cheng memintanya membersihkan kekacauan dan sisa monster disana. Mengendus kesal, tapi dia tidak punya pilihan, bagaiamapun keberadaannya sebagai bencana kini sudah diketahui.

"Aaaa~!" Teriakannya bagaikan seorang siren, kembali menghapuskan monster yang berusaha medekati Hua Cheng dan Xie Lian. Dari atas (Y/n) dapat melihat secara perlahan Hua Cheng menuntun Xie Lian keluar dari tandu. Baiklah, dia kini harus fokus dalam pembantaian. Menutup matanya, (Y/n) kembali menyanyikan lirik berikutnya.

"Ài, jiù jiāng zhè hānmèng shēnmái, Juébié rú fánhuā shèngkāi, Sì nǐ wǒ wǎng huái, yúkuài bēi'āi!" Sungguh lirik yang penuh emosi, membuat Xie Lian yang dari bawah payung berwarna merah melirik keatas. Dia mendapati gadis berpakaian ungu melayang diudara sembari menyanyi dengan indahnya bagaikan langit adalah panggungnya.

"Zhùshì zhè shìjiān jīngcǎi, Yīqiè cóngwèi gǎi, wèi gǎi..." Dengan begitu, berakhirlah lagu yang (Y/n) sebenarnya tulis untuk Xie Lian. Akhir dari lagu itu terjadi diikuti dengan akhir dari semua nyawa serigala dan binu yang menghalangi jalan Xie Lian serta Hua Cheng. Dapat gadis itu lihat Yijing Caihua sudah kembali menancap pada sarungnya yang berada di rambut Xie Lian dari tadi. 

Mengendus pelan, kini (Y/n) punya rencana untuk membalas Hua Cheng. Memang sebagai Jiao Xian dia tidak bisa menyerang Hua Cheng begitu saja, tapi siapa bilang tidak sebagai Lin (Y/n) Saat itu pula, sebuah ide licik muncul pada pikirannya. Serigaian menghiasi bibir gadis itu ketika ia memperhatikan kedua pria itu berjalan dibawah terangnya bulan.

----------

Ini lagu yang mbak nem nyanyikan, La Vaguelette versi China. Chapter selanjutnya kita ambil prespektif Xie Lian, huahahahahaha. Omong-omong kemarin tidak update karena ada kerjaan.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
57.2K 8.8K 55
Rahasia dibalik semuanya
53.6K 475 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
319K 24.2K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...