π‘Œπ‘œπ‘’π‘›π‘” πΊπ‘œπ‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘ 

By Helia_peachberry

4K 812 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... More

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (2)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kuil merah pada malam gaduh (1)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (4)
Kuil merah pada malam gaduh (5)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)

247 47 3
By Helia_peachberry

Tempat itu kacau seketika, menghembuskan nafasnya Putri Mahkota kembali duduk tenang meminum susunya. "Terlalu jelek!" Fu Yao berkomentar lagi. (Y/n) tau dia pasti mengomentari sosok boneka kayu. 

Disamping mereka, pemilik kedai lewat dengan membawa poci tembaga. Mengingat sikapnya kemarin, Xie Lian memutuskan untuk bertanya, "Tuan, saya melihat sekelompok orang memukul genderang dan gong kemari, jadi apa yang mereka lakukan hari ini?" Menatap mereka dengan sedikit merinding pria itu berkata, "Mencari kehancuran mereka sendiri."

Itu tidak mengejutkan, dari gulungan yang mereka dapat (Y/n) dapat melihat seberapa besar kasih sayang ayah itu kepada putrinya yang hilang. Dia pasti memberikan tangkapan besar untuk mereka yang bisa menemukan putrinya. Dan manusia adalah mahkluk serakah, mereka akan melakukan apapun untuk itu.

Menghabiskan susunya, (Y/n) merasa tubuhnya menghangat. 

Dia kembali melirik keluar jendela. Saat itu, seorang pemuda kecil tiba-tiba muncul dari prosesi. Dengan gagah dan bersemangat dia memimpin, menilai dengan penglihatan. Dia mengangkat tangan dan berteriak, "dengarkan aku, dengarkan aku! Tidak ada gunanya jika kita terus begini! Berapa kali kita melakukan hal yang sama dalam beberapa hari terakhit? Apakah pengantin pria hantu itu pernah menunjukan wujudnya?"

Pidatonya cukup bagus, (Y/n) akui itu. Sekelompok pria besar setuju dan mulai bersorak, lalu pemuda itu melanjutkan ucapannya, "aku pikir, sejak kita mulai melakukan ini, memang itu yang harusnya kita lakukan, langsung pergi ke gunung Yun Jun. Kita akan menggeledah gunung dan menyeret orang jelek itu untuk membunuh! Aku akan memimpin jalan Orang baik dan pemberani dapat mengikutiku, membunuh orang aneh yang jelek, dan kita akan membagi uang hadiahnya!"

Pidato yang bagus jika tidak disandingi pemikiran yang benar, begini jadinya. Mengerutkan dahi mendengar hal tersebut, (Y/n) membuang nafasnya pelan, mereka tidak memiliki harapan. Pada awalnya hanya ada sejumlah kecil pria menjawab panggilannya, tetapi suara itu semakin lama semakin besar. Pada akhirnya semua orang setuju.

Menyadari suatu hal, (Y/n) membalikkan pandangan pada pemilik kedai. "Paman, apa maksud mereka dari kata jelek dan aneh?" Tanyanya tenang, ini tidak ada dalam gulungan. Jadi pastilah ini ada pada rumor orang-orang. Cukup terkejut melihat (Y/n) yang tiba-tiba masuk kedalam percakapan pria itu menjawab.

"Aku mengira nona tidak tertarik dengan topik ini... Rupanya pengantin pria hantu ini adalah mahkluk jelek yang tinggal di gunung Yun Jun. Dikatakan dia sangat jelek hingga tidak ada wanita yang menyukainya, karena itulah kebencian muncul dalam harinya, menculik pengantin dan membunuh mereka."

Benar, penjelasan ini sama sekali tidak ada dalam gulungan Ling Wen. Seolah mendapat pencerahan dari pertanyaan (Y/n), kini Xie Lian lanjut bertanya, "apa penjelasan ini benar dan bukan spekulasi?" 

Mengendus pelan, pria itu mengangkat bahunya. "Tidak ada yang tau, beberapa orang yang melihat rupanya berkata begitu. Seluruh wajahnya terbungkus perban, dengan mata yang buas. Dia tidak tau bagaimana caranya berbicara dan hanya bisa menggeram seperti anjing, rumor yang aneh."

Bagaimanapun rumor adalah rumor, bisa saja dilebih-lebihkan. Kembali melirik keluar jendela, (Y/n) mendapati sosok gadis yang familiar berjalan menuju tempat ramai itu. "Jangan... jangan ada yang mendengarkan dia. Jangan pergi, Gunung Yun Jun adalah tempat yang sangat berbahaya." Setidaknya gadis ii memiliki sedikit kewarasan.

Orang yang berbicara sembari bersembunyi di sudut jalan adalah Xiao Ying, gadis yang berdoa memohon berkah di kuil Yu Yong tadi malam. Refleks tubuh (Y/n) menyentuh pipinya yang sudah sembuh, tamparan gadis itu cukup kuat.

Pemuda disana tampak murka ketika melihat Xiao Ying, dan dia mendorongnya. "Apa yang bisa dilakukan seorang wanita kecil? Beraninya menyela ketika pria besar sedang berbicara." Perempatan imajenir muncul pada dahi (Y/n) ketika ia mendengarkan ucapan tersebut. Mendorong kursinya kebelakang, sang gadis mengambil payungnya.

"Aku permisi," ucapnya sebelum keluar dari kedai itu. Melihat sosok istri yang terlihat tenang Xie Lian sedikit khawatir. 

Mendekati mereka, dapat (Y/n) lihat Xiao Ying meringkuk ketika ia didorong. Tapi gadis itu mengumpulkan keberanian dan berkata denga nsuara kecil, "jangan ada yang mendengarkan dia. Apakah itu memalsikan prosesi pernikahan atau mencari di gunung, bukankah kalian semua mencari kematian kalian sendiri dengan melakukan ini?"

Perdebatan dimulai dan pemuda itu tidak terima atas pernyataan benar Xiao Ying. Dalam setiap katanya dia mendorong tubuh gadis itu dengan begitu keras. Merasa cukup melihat sang gadis diperlakukan dengan begitu buruk, (Y/n) berjalan mendekat dan menepuk lengan pria itu menggunakan payungnya.

"Hentikanlah, tindakkan mu sangat tidak tepuji mendorong gadis ini. Tidak, kamu bahkan tidak berhak menyentuhnya. Tapi mengapa kamu berani memperlakukan dia seperti ini?" Tanya (Y/n) mengambil posisi berdiri dihadapan Xiao Ying. 

Kedatangan gadis itu membuat semua orang terpanah akan kecantikannya, aroma bunga dapat mereka cium dengan jelas keluar dari tubuh sang gadis. "Oh astaga, nona cantik sebaiknya jangan ikut campur. Kami menyuruhnya berpura-pura sebagai pengantin palsu tetapi dia menolak, lalu bagaimana denganmu? Wajah cantikmu pasti akan menarik perhatian hantu pengantin pria."

Menjengkelkan, tapi (Y/n) tetap menjawa postur tubuh dan ekspreksinya. "Kenapa dia harus mau? Wajar jika dia takut mati, itu tidak seperti kalian akan membaginya bagian besar dari keuntungan atau apapun. Dan, aku sudah menikah." Sembari mengucapkan itu, sang gadis memperlihatkan cincin emas pada jari manis kanannya.

Pemuda itu berdecih tidak suka, dia melangkah mundur dan mulai berteriak. "Kamu tidak ada manis-manisnya! Tidak heran suamimu tidak berada disekitar sini dan harus kamu yang maju! Lagipula kamu bukan siapa-siapa disekitar sini, dasar tidak berguna!" Seruan penuh ejekkan itu membuat Xiao Ying khawatir melihat kearah (Y/n).

Tetapi wanita itu tetap tenang, seperti dia sudah biasa menerima makian.

Nan Feng tidak tahan mendengar penghinaan itu, cangkir teh pada tangannya kini hancur. Namun baru saja dia hendak berdiri, siluet putih melintas melewatinya dengan cepat. Pada saat yang sama, bos mafia kecil disana berteriak kemudian jatuh tanah memegangi wajahnya, darah menetes dari sela-sela jarinya.

Tidak seorangpun dari kerumumnan tau apa yang terjadi sebenarnya. Awalnya mereka mengira (Y/n) mengamuk. Tapi ketika semuanya jelas, mereka melihat seorang pedeta Tao berpakaian putih telah datang melindungi sang gadis. Mata (Y/n) sedikit membesar melihat keberadaan pria itu. 

Mimik wajah Xie Lian tidak enak dilihat, meski ekspreksi itu hanya bertahan beberapa detik, (Y/n) dapat melihatnya dengan jelas. "Lian..." gumam sang gadis pelan, Xie Lian yang di panggil langsung membalikkan tubuhnya menatap sang istri. "Maaf membuatmu terkejut," ucapan itu dia ucapkan sembari tersenyum lembut kepada (Y/n).

Saat itu, orang-orang tau. Sosok ini pastilah suaminya. 

Seakan-akan sadar akan suatu hal, (Y/n) membalikkan setengah tubuhnya. Dia mengulurkan tangan kearah Xiao Ying, membantu gadis itu berdiri, gadis muda itu menerima uluran tangan (Y/n) dan berdiri. "Adik, apakah kamu ingin minum teh bersamaku?" Tanya (Y/n) dengan lembut.

Bos mafia kecil di tanah merasakan rasa sakit yang menyiksa mulut dan hidungnya, selain itu seluruh wajahnya juga sakit, seolah-olah dia baru saja dicambuk secara brutal oleh cambuk baja. Tetapi pelakunya jelas tidak membawa senjata apapun, dia juga tidak melihat bagaimana pria itu menyerang atau apa yang dia gunakan untuk menyerang.

Dengan memalukannya pria itu tersandung sebelum akhirnya mengacungkan pedangnya. "Orang ini menggunakan sihir jahat!" Serunya menarik perhatian sekelompok pria kekar dibelakangnya. Mereka semua mengacungkan pedang mereka. Tetapi tanpa diduga, Nan Feng tiba-tiba memukul sebuah pilar dengan tangannya, gelombang kekuatan itu berhasil menumbangkan sebuah pohon kecil disana.

Melihat kekuatan spiritual itu, sekelompok pria kekar itu langsung pucat, ketakutan. Menjadi orang terakhir yang mengacungkan pedangnya, Xie Lian menatapnya dengan senyuman. "Ada apa? Ayo. Aku hanya melindungi istriku," ujarnya. Membuat tubuh pemuda itu bergetar. "A-akan ku lepaskan kalian! Tapi lihat saja nanti!" Serunya sebelum berlari mengikuti anak buahnya.

Menghembuskan nafasnya, (Y/n) menarik keluar ruan dari saku lengan sebelah kanannya. Lagipula sudah ketahuan, apa boleh buat. Saat gadis itu memetik senarnya pohon yang tadinya tumbang kini kembali menyatu, diikuti dengan  pilar yang tadi dipukul kini di tutupi oleh tanaman merambar yang kokoh. "Dengan begini kita tidak perlu ganti rugi," ujar (Y/n) memasukan tangan kiri ke saku kanan dan mengembalikan ruannya kebentuk gelang.

Sementara Nan Feng dan Fu Yao kembali memulai perdebatan tanpa suara mereka, (Y/n) menuntun Xiao Ying untuk masuk kedalam kedai dan duduk dahulu. Di belakang mereka tampak Xie Lian berjalan mengikuti. Gadis bersurai (H/c) itu memesan teh dan cemilan lagi, tangannya mengelusi punggung Xiao Ying dengan lembut.

Sementara Xie Lian dan dua dewa perang kecil disana melakukan komunikasi dengan Ling Wen, (Y/n) memutuskan untuk melakukan pembicaraan ringan dengan Xiao Ying. Dan untungnya anak itu menanggapinya dengan baik. Jujur, Lin (Y/n) merasa lebih nyaman berada didekat wanita daripada pria, kecuali beberapa orang.

(Y/n) sama sekali tidak mengetahui apa yang dibicaran oleh mereka pada saluran komunikasi. "Kakak, jadi kakak sudah menikah?" Tanya Xiao Ying menginga tperkataan (Y/n) tadi. "Benar, kami menikah sudah cukup lana," balas (Y/n) menatap gadis itu dengan tenang. "Aku khawatir kakak akan diculik jika ikut menyelidiki."

Mengendus pelan, (Y/n) menggelengkan kepalanya. "Tidak akan, tenang aja. Aku dapat melindungi diriku sendiri, lagipula kamu sudah melihat seberapa kuat suamiku." Mendengar jawaban itu, Xiao Ying hanya bisa tersenyum, kakak ini sepertinya memiliki keidupan penikahan yang begitu harmonis.

.....

Malam dari di kuil Yu Yong. Xie Lian muncul dari belakang patung (Y/n) dengan rambut tergerai berantakan. Dua orang yang menjaga dekat pintu masuk melihat itu dan Nan Feng spontan mengumpat "Sial!" Sebelum ia membalikkan pandangannya.

(Y/n) terdiam beberapa saat sebelum berkata, "yakin tidak ingin aku saja Xie Lian?" Tanya sang gadis sebenarnya ragu-ragu. Meski ini kedua kalinya dia melihat Xie Lian menggunakan baju mengantin wanita setelah testimoni kemarin, entah kenapa dia merasa ini menjadi tanggung jawabnya. "Tidak, aku tidak ingin kamu dalam bahaya besar jika kemungkinan terburuk terjadi."

Yah... Xie Lian memang mengenak (Y/n) sebagai Dewi tipe defensif dan bukan offensif, jadi itu wajar saja. 

"Baiklah... Tapi ayo rapikan rambutmu lagi," ujar (Y/n) kembali menuntun pria itu kebantalan yang berada didepan altar. Sang gadis dengan lihai menata rambut Xie Lian dan kembali memasangkan Yijing Caihua sebagai 'perhiasan'. "Sudah, tenang saja ini tidak akan jatuh mau seberapa banyak gerakan yang kamu lakukan," ucap (Y/n) kali ini perlahan menuruni altarnya.

Wanita itu menatapi wajah Xie Lian, tidak peduli seberapa baguspun rambutnya, mereka pasti tau kalau ini adalah pria tampan dengan proposi wajah yang lembut. Mereka sungguh membutukan riasan wajah. Xie Lian melihat Fu Yao masih berdiri menatapinya dengan maya yang rumit.

"Apa yang ingin kamu katakan?" Tanya sang pria langsung. "Jika aku adalah pengantin pria hantu dan seseorang mengirim wanita seperi ini padaku..." Ucapan itu dia gantung membuat Xie Lian membalasnya duluan, "kamu akan melenyapkan seluruh kota, bukan?" 

"Tidak, aku akan membunuh wanita itu," jawab Fu Yao dengan nada dingin. Xie Lian tersenyum, syukurlah dia bukan seorang wanita. Tapi disisi lain, (Y/n) menatapi Fu Yao sembari menaikkan salah satu alisnya. Baik, kali ini dia akan diberi dispensasi.

Butuh waktu beberapa detik sebelum Fu Yao kembali bersuara. "Aku pikir kamu harus mencba menguhungi para pejaban yang bersedia mengajari mu mantra mengubah tubuh, itu akan lebih praktis." Memang ada pejabat langit yang karena kebutuhan kusu mereka bisa mengubah bentuk tubuh.

Tapi sepertinya tidak akan ada cukup waktu untuk belajar manhtra baru sekarang.

Dari depan pintu, Nan Feng kembali kekuil dengan wajah hijau. Setelah selesai mengumpat, barulah dia mendiginkan jumlah yang cukup besar, kebiasaan yang hampir sa,a dengan Jenderal yang ia layani.

Mengabaikan itu (Y/n) kembali memperhatikan Xie Lian, setidaknya nanti cadar itu akan menutupi wajah suaminya guna mencegah dirinya ketahuan sebagai seorang prai. Gaun pengantin yang ditemukan Fu Yao sangat tidak cocok dengan Xie Lian. Gaun itu cukup kecil membuat pakaian itu agak ketat, untung saja pinggangna pas pada gaun itu.

Memang yang cocok menggunakan gaun itu sebenarnya adalah (Y/n).

Khawatir benda itu akan sobek jika Xie Lian bergerak lebih, (Y/n) memegangi tubuh suaminya. Jarinya bergerak mulai dari area pundak ke dada, dan kepinggang serta panggul Xie Lian, dia menggunakan kekuatan spiritualnya membuat ikatan kain menjadi lebih kendur. Begini lebih aman.

"Permisi... Maaf, apa saya boleh bertanya?" Suara familiar membuat (Y/n) memblikkan tubuh, disana dia melihat Xiao Ying memegang jubah hijau yang saudah rapi ditangannya. "Aku... aku ingin mengembalikkan pakaian ini kepada kakak, karena ini tempat kita pertama bertemu, aku kira akan bertemu dengan kakak lagi disini. Pakaiannya sudah aku cuci, jadi ii silahkan."

Dengan gemetar Xiao Ying masuk kedalam kuil untuk memberikan luaran berwarna hijau lumut itu kepada (Y/n). "Astaga, kamu tidak perlu repot-repot. Tapi terimakasih," ujar (Y/n) menerima kain itu. Setelah menyerahkan pakaian itu, mata Xiao Ying melirik kerah Xie Lian.

"Apa kamu... Saya dapat membantu kalian jika berkenan?" Nada bicaranya lembut dan ragu-ragu. Wajah Xie Lian sedikit memerah saat suatu skenario teputar pada otaknya. "Tidak, nona... Tolong jangan salah paham, kami tidak memiliki hobi seperti itu." Ucapan itu Xie Lian katakan sembari melambaikan tangan.

Mengerutkan dahi, (Y/n) mencoba memproses apa yang dikatakan suaminya. 'Hobi seperti itu'? Hobi seperti apa?

"Saya tau, yang saya maksud anda. Kalian... Kalian akan pergi menangkap pengantin pria hantu kan? Saya bisa membantu merias wajah, biarkan saya membantu!" Tekad Xiao Ying kuat, dia sungguh ingin membantu mereka. "Baiklah, baiklah, mohon bantuannya." Sembari mengucapkan itu, (Y/n) kembali mendorong tubuh Xie Lian dengan pelan untuk pria itu mengambil posisi duduk.

Sepuluh menit kemudian, Xie Lian akhirnya selesai di rias. Xiao Ying pamit dari kuil itu meninggalkan mereka berampat, karena (Y/n) berdiri dihadapan Xie Lian menghalangi pandangan mereka. Wanita itu mengambil kain merah untuk menutupi wajah Xie Lian, bohong jika dia bilang dia tidak kagum akan paras pemuda itu.

Karena itu, (Y/n) memilih untuk tidak melihat. Melihat tingkah laku (Y/n), Xie Lian tersenyum. "A-(Y/n), lihat kemari." Perkataan Xie Lian membuat gadis itu melirik kematanya, pada saat itu juga Xie Lian mendaratkan satu kecupan kecil pada bibir (Y/n). Membuat tangan wanita itu langsung melepaskan kain yang otomatis menutupi wajah Xie Lian. 

Tidak, ini tidak seperti itu adalah ciuman pertama. Hanya saja (Y/n) tidak menduga Xie Lian akan melakukan itu, wajah gadis itu memereh padam, jantungnya berdebar cepat. Tidak, tidak, ini pasti hanya karena rasa tekejutnya, dengan cepat (Y/n) membalikkan tubuh dan berjalan keluar dari kuil. "Ayo kita jalan," ucapnya dengan nada tenang.

Satu hal yang tidak gadis itu sadari adalah Nan Feng dan Fu Yao memperhatikan adanya warna merah di bibir (Y/n). Sekali lihat saja mereka tau itu berasal dari riasan bibir Xie Lian.

Posisi (Y/n) adalah sebagai gadis penuntun jalan. Karena itu dia menghidupkan sebuah lentera dan berdiri pada barisan paling depan. Tandu yang mereka panggil sudah meninggi di depan pintu masuk kuil, tidak ada alasan untuk membuang waktu lebih lama lagi.

Itu adalah malam dimana bulan tertutup, dan angin bertiup kencang. Dengan Menggenakan gaun pengantin baru, Putra Mahkota menaiki tandu pengantin berwarna merah.

----------

Hanya mengingatkan buat yang masih binggung, kalau mbak nem sama Xie Lian udah menikah 800 tahun lebih ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ dan faktanya mereka belum pernah papapa.

Continue Reading

You'll Also Like

53.5K 473 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
72.9K 6.6K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
100K 9.8K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
83.5K 7.8K 21
Romance story🀍 Ada moment ada cerita GxG