π‘Œπ‘œπ‘’π‘›π‘” πΊπ‘œπ‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘ 

By Helia_peachberry

4K 811 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... More

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)
Kuil merah pada malam gaduh (1)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (4)
Kuil merah pada malam gaduh (5)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Kembalinya ia menapak tanah fana (2)

190 44 0
By Helia_peachberry

Hal-hal menjadi mulai tidak terkendali setelah itu. Dalam seratus tahun setelahnya, total ada tujug belas pengantin yang hilang di area Gunung Yun Jun. Kadang-kadang akan ada tahun penuh damai dalam dua belas tahun atau lebih. Tak lama setelahnya, legenda yang menakutkan itu tersebar dengan luar.

Di Gunung Yu Jun, ada hantu pengantin laki-laki. Jika dia menyukai seorang wanita, dia akan menculik wanita itu dalam iring-iringan pernikahannya sebelum memangsa anggota keluarga yang ikut mengantar wanita itu.

Awalnya masalah ini tidak beritahukan ke Surga. Walaupun ada tujuh belas pengantin wanita yang hilang, ratusan ribu pengantin lainnya telah melewati hari pernikahan mereka dengan selamat. Lagipula, tidak mungkin lagi menemukan atau melindungi pengantin-pengantin itu sekarang, sehingga orang tak punya pilihan selain tetap mengadakan pesta pernikahan.

Keluarga yang berani menikahkan anak perempuannya di daerah ini hanya berkurang sedikit, dan pangan pengantin disini tidak berani membuat pernikahan mereka menjadi pesta besar. Namun, tepatnya pada pengantin ke tujuh belas ini, ayahnya seorang pejabat yang sangat menyayangi putrinya.

Dan ketika dia mendengar legenda ini, dia dengan cermat memilih empat puluh prajurit militer yang pemberani dan tangguh untuk menemani putrinya menuju kediaman pengantin pria. Tapi mengabaikan semua persiapannya, putrinya tetap saja menghilang.

Kali ini, si hantu pengantin pria itu benar-benar menikam sarang lebah. Pejabat unu tidak bisa menemukan seorangpun di dunia manusia yang dapat membantunya. Akibatnya, dia mati-matian menjalin kerjasama dengan teman-teman pejabatnya, lalu mereka mulai mengadakan ritual secara gila-gilaan.

Pejabat ini bahkan mengikuti nasihat seorang ahli dan membuka lumbung padi untuk membantu orang miskin. Setelah membuat keribukan, dia akhirnya mengejutkan pejabat langit. Kalau tidak, hampir mustahil bagi suara-suara kecil dan fana itu untuk mencapai telinga pejabat langit.

"Itulah kurang lebih gambaran besarnya," kata Xie Lian. Dari penjelasan itu dapat (Y/n) simpulkan satu hal. "Hantu pengantin pria... Jika dia menculik para pengantin wanita itu, maka ada beberapa kemungkinan. Pertama, dia menjadikan mereka pelayan. Kedua, dia memakan mereka. Dan ketiga... Dia mengoleksi mereka," ucap (Y/n) sembari menaikkan jarinya satu persatu.

Jika kembali memikirkan kemungkinan yang (Y/n) ucapkan, entah kenapa dia lebih yakin akan kemungkinan nomor dua dan tiga. Bagaimanapun tubuh gadis dan wanita itu lebih empuk dan mudah untuk dimakan. Jangan tanya bagaimana dia mengetahui hal ini.

Tetapi untuk memastikan hal ini dia membutuhkan beberapa pertanyaan lagi. "Apakah pegantin wanita yang hilang memiliki kesamaan antara satu dan yang lainnya?" Belum sempat (Y/n) bertanya, Nan Feng sudah membuka suaranya dahulu. "Ada beberapa yag kaya dan ada beberapa yang miskin, ada yang cantik dan ada yang jelek. Beberapa adalah istri dan lainnya selit. Singkatnya kasus ini tidak memiliki pola. Orang tidak bisa memastikan selera si hantu pengantin pria ini."

Jawaban itu memperkuat dugaan (Y/n) sebelumnya, karena biasanya jika dijadikan pelayan. Para hantu akan memilih mereka yang enak di pandang saja. Sekali lagi, jangan tanya bagaimana dia bisa mengetahui hal ini. 

"Hm..." Nan Feng mengendus sekali sebelum mengangkat cangkir tehnya dan meneguk, dia sepertinya sudah memikirkan apa yang harus dilakukan. Sementara itu boro-boro memikirkan, Fu Yao bahkan sama sekali tidak menyentuh cangkir teh yang Xie Lian berikan kepadanya. dia hanya terus-terusan menyekah jarinya dengan sapu tangan putih sebelum akhirnya membuka suara.

"Yang Mulia Putra Mahkota, bagaimana anda bisa menyimpulkan bahwa hantu itu adalah pengantin pria? itu tidak pasti. Tidak ada yang pernah melihatnya sebelumnya Bagaimana anda bisa tau apakah itu pria atau wanita? Apakah anda sudah memikirkan ini?"

Sungguh menyebalkan, (Y/n) tidak ingin mendengar pembicaraan ini lagi. 

"Aku permisi dahulu," ucap sang gadis dengan pelan. Langsung saja (Y/n) berdiri untuk beranjak dari tempat duduknya, membawa patungnya, sang gadis menghampiri pria tua pemilik kedai. "Permisi, berapa total semuanya?" Tanya (Y/n) sembari memberi senyuman tipis, bagaimanapun kepada yang lebih 'tua' dia masih memiliki rasa hormat.

Cukup terkejut dengan kedatangan sang gadis, pria itu mengambil kesimpulan bahwa benar gadis ini adalah gadis bangsawan. Menyebutkan harga, (Y/n) membayar pria itu tanpa ragu. "Nona muda, saya sarankan untuk berhati-hati. Dengan penampilan anda, anda bisa saja dikira sebagai pengantin."

Orang tua itu berkata dengan lembut, sungguh dia menyayangkan jika anak seelok (Y/n) menjadi target sang hantu pengantin pria. "Paman tidak perlu khawati, aku cukup tangguh." Meski mengatkan hal tersebut, (Y/n) tetap mengangguk. "Benar juga, paman tidak masalah jika aku mengamen didepan kan?" Tanya (Y/n) membuat pria tua itu sedikit membola, mengamen? ternyata bukan anak bangsawan, tapi orang berbudi luhur.

"Tentu, silahkan saja. Semoga Dewa memberkatimu nak," ucap sang pria sembari tersenyum.

'Andai paman ini tau,' batin (Y/n) sembari mebalikan tubuhnya. Gadis itu duduk didepan kedai sang pria, dia memasukan tangan kirinya kedalam saku lengan tangan kanan. Setidaknya dengan begini orang tidak akan melihatnya mengubah gelang menjadi alat musik ruan. Gadis itu menarik keluar alat musik ruan indah yang dihiasi motif bunga sebelum memainkannya. 

Aroma bunga kembali tercium, jemari lentik sang gadis memetik empat senar ruan secara bergantian guna memainkan melodi indah. Orang-orang yang lewat menatapnya dengan kagum, tetapi mereka tidak berani mendekat, aura yang dipancarkan gadis itu adalah seperti seorang aktris level tinggi yang tengah memainkan musik diatas panggung okestra.  Mereka yang lewat bahkan menghentikan langkah kaki untuk memperhatikan sang gadis.

Permaninan musik (Y/n) terhenti ketika gadis itu mendengar suara langkah kaki keluar dari kedai. Membuka mata yang semua ia tutup, (Y/n) mendapati Xie Lian yang telah menggunakan topi jeraminya. "Sudah selesai?" Tanya (Y/n) kembali memasukan ruan kedalam saku lengan sebelah kanan, dan mengubahnya menjadi gelang.

"Benar, ayo kita pergi." Xie Lian menjulurkan tangan kirinya membiarkan (Y/n) meraih telapak tangan itu. Keduanya berjalan tapi terhenti ketika tidak merasakan langkah kaki dua orang dibelakang mereka. "Mau kemana?" Tanya Nan Feng menatap keduanya. "Kami ingin mencari tempat untuk bermalam," jawab Xie Lian tanpa ragu. "Fu Yao, kenapa kamu memutar matamu lagi?"

Melihat kemana (Y/n) dan Xie Lian akan pergi, Nan Feng melanjutkan pertanyaannya. "Lalu kenapa kalian menuju kesemak-semak liar?" 

Faktanya saja, kedua suami istri itu sering berkemah di alam liar dan tidur dijalanan, mereka bisa membentangkan seprai dan bermalam begitu saja. (Y/n) sendiri juga sudah terbiasa dengan hal itu, lagi pula dia yang menemani Xie Lian selama kurang lebih 800 tahun. Tapi sepertinya Nan Feng dan Fu Yao tidak akan menerima itu. Secara, mereka adalah pejabat bela diri dibawah dewa bela diri. Jika kuil Nan Yang, Kuil Xuan Zhen atau Kuil Yu Yong ada disekitar sini.

Ah, (Y/n) baru ingat dia memiliki Kuil disekitar sini. Jangankan disini, Kuil (Y/n) hampir ada disemua tempat. Yu Yong adalah nama Dewi miliknya, Yu Yong sendiri berarti Kreatif dan fasih dengan kata-kata, musik dan seni, tetapi juga mengasuh dan mendukung orang lain. Sama saja seperti nama yang ia emban sebagai seorang Dewi.

"Aku memiliki kuil disekitar sini," ungkap (Y/n) membuat semua perhatian melirik kearahnya. "Luar biasa, A-(Y/n) kemanapun aku pergi sepertinya kuilmu ada dimana-mana," ungkap Xie Lian tidak dapat menutupi kekagumannya. 

Faktanya membangun kuil itu tidaklah mudah, kamu harus menyiapkan patung mewah untuk para dewa, tapi tidak dengan (Y/n). Bahkan jika hanya berupa lukisan atau benda yang merepresentasikannya, (Y/n) sama sekali tidak masalah. Toh niat mereka baik untuk berdoa dan bukan macam-macam. Malah banyak orang takut memahat patung (Y/n) karena mereka takut akan hasil yang tidak sempurna.

Kuil adalah tempat dimana orang yang percaya berkumpul dan melakukan doa, ini menjadi sumber utama kekuatan spiritual bagi para pejabat langit. Karena berbagai alasan, wilayan para Dewa itu terbagi-bagi pengikutnya, namun (Y/n) tidak. Dimanapun orang berada, mereka pasti akan meminta kesuburan dan keberuntungan. Jadi tidak heran jika (Y/n) sangatlah kuat secara spiritual. 

Biasanya penyembah (Y/n) akan menggunakan alat musik ruan atau tanaman berupa bunga indah untuk merepresentasikan sang Dewi, dan (Y/n) sungguh tidak masalah akan hal itu. Dia pernah menjadi manusia, jadi dia tau tidak semua orang memiliki finansial yang sebaik orang lainnya. Malah dia tidak menyukai Dewa arogan yang mengharuskan suatu hal yang tidak dapat dilakukan manusia.

Tapi, disisi lain para pengikut (Y/n) yang melihat wajah patung (Y/n) pasti sering beribadah. Karena memang pahatan patungnya sangat indah, apalagi Dewi-nya.  Banyak orang tua mengharapkan anaknya mereka menjadi rupawan, itu tidak dapat (Y/n) pungkiri adanya, disisi lain juga ada yang ingin memiliki jodoh dengan rupa yang elok.

Kadang, (Y/n) sendiri menggelengkan kepala melihat semua itu. Memang benar dia adalah Dewi kecantikan, tapi kata 'cantik' itu sangat universal. Artinya cantik bukan secara fisik saja.

Manik (Y/n) memperhatikan seorang gadis yang melakukan persembahan pada patung Yu Yong. Dia bangkit berdiri dan meraih dupa merah, lalu berbalik. Benar juga, warna dupa juga berpengaruh. Dupa berwarna merah sering digunakan untuk berdoa kepada Dewa, tapi jika dupa berwarna putih, maka itu untuk leluhur.

"Terlalu jelek!" Seru Fu Yao membuat dahi (Y/n) berkerut, beraninya mengatakan hal seperti itu tanpa melihat diri sendiri. Menyadari tatapan istrinya, Xie Lian mengelus-elus pundak (Y/n). "Fu Yao, kamu tidak bisa mengatakan sesuatu seperti itu tentang seorang gadis." Teguran Xie Lian ida ucapkan sembari melirikan matanya dari Fu Yao ke (Y/n).

Tapi Xie Lian harus jujur, apa yang dikatakan Fu Yao memang benar. Wajah gadis itu dangat datar, seperti seseorang telah menampar wajahnua menjadi pancake. Tetapi Xie Lian tadinya tidak memperhatikan itu, perhatiannya menuju sobekan besar di rok bagian belakangnya, tidak ada yang bisa berpura-pura tidak melihat  hal tersebut.

Menghembuskan nafas pelan, (Y/n) melepaskan tali kaih hijau yang menjadi lapisan terluar pakaiannya, gadis itu melepaskan lapisan ketiga dari pakaiannnya dengan mudah. Aksinya sedikit membuat Xie Lian terkejut, meski ada dua lapisan lagi, tapi kini kekukan tubuh (Y/n) terlihat. "A-a-(Y/n) apa yang kamu lakukan?" Tanya Xie Lian pelan.

Menatap kearah suaminya dengan tenang, lirik dari manik (E/c) nya kembali menatap kearah gadis yang terngah berdoa. Tidak mengucapkan apapun, (Y/n) berjalan mendekati sang gadis dengan pelan. "Semoga Dewi Yu Yong memberikan perlindungan, Xiao Ying ini berdoa agar pengantin pria hantu itu segera ditangkap, jadi tidak ada orang tak berdosa yang disakiti ..."

Doanya sungguh tulus, sukses membuat senyuman tipis teruhir pada bibir (Y/n). Jarang sekali ada orang yang denagn tulus berdoa seperti ini sekarang, gadis itu bahkan tidak sadar apan keberadaan empat orang dibelakangnya. Setelah misi mereka, (Y/n) akan memastikan memberikan berkahnya kepada anak ini.

Jika melihat dari robekan pada roknya, (Y/n) yakin itu adalah perbuatan yang disengaja. Siapapun yang melakukan ini pasti ini mempermalukan anak itu. Dia bisa saja dijadikan bahal olok-olok oleh orang yang melihatnya.

Cahaya lampu didalam kuil itu redup, dan angin sepoi-sepoi bertiup dari gerbang depan menyebabkan nyala api pada lilit berkedip. Gadis yang telah menyelesaikan doanya hanya melihat secara kabur sosok siluet bentuk (Y/n) yang, dalam pangannya tangan (Y/n) yang memegang kain hijau itu seolah-olah ingin mencuiknya.

Seperti yang diharapkan, gadis itu menjerit. Baru saja akan membuka mulutnya, tapi (Y/n) malah mendapatkan tamparan tepat pada wajahnya yang membuat (Y/n) melangkah mundur beberapa langkah. Xie Lian dengan cepat memegangi kedua pundak istrinya, dengan wajah terkejut.

"Tunggu sebentar, Xiaomei. Rokmu..." Segera gadis itu menyentuh rok bagian belakangnya, wajahnya menjadi merah. Dia mengambil kain hijau yang (Y/n) berikan sebelum akhirnya kabur dari kuil itu, dapat (Y/n) lihat gadis itu sepertinya diambang tanggis, entah karena marah atau malu. 

(Y/n) tidak malah atau apapun, lagipula itu salahnya tiba-tiba menyambar. Dia hanya memperhatikan sosok gadis itu menghilang dari hadapan mereka. Bukankah ini akan menjadi cerita yang menarik? Dewi Yu Yong di tampar oleh mengikutnya di kuil Dewi Yu Yong itu sendiri. Terdengar tidak buruk.

Lamunan (Y/n) percah ketika ia merasakan jemari yang agak kasar mengelus pipinya yang ditampar. "A-(Y/n)...," gumamnya mendekap kedua pipi (Y/n) pada tangannya. Entah kenapa dia merasa sedih setiap istrinya terluka, kedua mata mereka saling mendang sebelum Xie Lian mendaratkan satu kecupan pada pipi (Y/n).

Cup.

Gadis itu terdiam, kadang dia lupa jika mereka sudah mengucapkan sumpah pernikahan. Dia tidak terbiasa dengan hal semacam ini. Memegang kedua tangan Xie Lian yang memegangi wajahnya, (Y/n) perlahan menurunkan mereka. "Lian bagaimana rencananya?" Tanya (Y/n) kembali pada topik utama.

Tadinya mereka ingin (Y/n) yang menyamar menjadi pangantin wanita, tapi melihat keadaan (Y/n) sekarang, Xie Lian mana tega. "Biar aku saja, kamu beristirahatlah." Mendengar ucapan Xie Lian, (Y/n) menggelang. "Baiklah, tapi aku akan tetap mengikuti mu. Kita harus mengganti bajumu dahulu," ujar (Y/n) menepuk-nepuk kedua pundak Xie Lian.

Nan Feng dan Fu Yao melihat itu tidak dapat melakukan apapun selain memberikan tatapan penuh arti, lagipula mereka memang sudah menjadi suami istri sejak jaman sekian.

(Y/n) membantu Xie Lian melepaskan lapisan pakaian putih yang pria itu gunakan. Faktanya, gadis itu harus berjinjit agar dapat melakukannya dengan benar. Tangan (Y/n) yang lembut bergerak melalui kulitnya membuat Xie Lian merasa sedikit geli, tangan itu menyentuh luka pada leher suaminya dan dengan mudah menyembuhkan luka tersebut. Tubuh suaminya halus dan cantik seperti batu giok. Kecuali, dadanya yang diikat perban dengan cukup kuat.

Bahkan leher dan pergelangan tangannya diikat perban. Saat menyentuh pergelangan tangan Xie Lian, (Y/n) cukup terkejut lengannya langsung diikat oleh perban putih. Gadis itu mengendus pelan sebelum pelan-pelan mengelus perban itu. "Ruoye, lepaskan dulu. Kita bisa reuni nanti." Teguran sadi (Y/n) membuat kain itu dengan lemas melepaskan tangannya.

Xie Lian yang melihat kejadian itu hanya dapat terkekeh. "Siapa?" Tanya Fu Yao yang sedari tadi menatapi mereka. "Apa?" Balas Xie Lian kebingungan. "Siapa yang bertarung denganmu?" Tanya Fu Yao menjelaskan lebih. "Bertarung? Ah, tidak ada..." Ujar Xie Lian menjawab pertanyaan tersebut.

"Kalau begitu, luka di tubuhmu ini..."

"Aku jatuh sendiri," jawab Xie Lian dengan polos. Manik (E/c) sang gadis melirik kearah perut Xie Lian, banyak bekas luka kecil disana, menghirup udara sebelum membuangnya dengan pelan, (Y/n) menyentuh perut suaminya. Nostalgia sejenak terjadi dalam pikirannya. Ya, (Y/n) tau luka-luka ini sebenarnya darimana.

Menyadari hal itu, Xie Lian meraih tangan (Y/n), pria itu menaikkan tangan istrinya dan memberikan kecupan pada punggung tangan sang gadis. "Sekarang istirahatlah dahulu, setidaknya sampai lukamu sembuh, aku dapat mengganti pakaian sendiri." Mengangguk nurut, (Y/n) melihat Xie Lian berjalan kebalik patungnya sebari membawa pakaian gaun wanita berwarna merah.

Continue Reading

You'll Also Like

99.2K 9.7K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
56.5K 8.7K 55
Rahasia dibalik semuanya
338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
318K 24.1K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...