π‘Œπ‘œπ‘’π‘›π‘” πΊπ‘œπ‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘ 

By Helia_peachberry

4K 811 37

Permainan musiknya dikenal baik di alam manapun. Setiap petikkan dari alat musik yang ia mainkan pasti mengel... More

Prolog : The Loyal One
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (1)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (2)
Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (3)
Kembalinya ia menapak tanah fana (1)
Kembalinya ia menapak tanah fana (2)
Kembalinya ia menapak tanah fana (3)
Kembalinya ia menapak tanah Fana (4)
Kuil merah pada malam gaduh (1)
Kuil merah pada malam gaduh (2)
Kuil merah pada malam gaduh (3)
Kuil merah pada malam gaduh (4)
Kuil merah pada malam gaduh (5)
Gerhana malam mengguncang surga (1)
Gerhana malam mengguncang surga (2)

Ia yang memiliki kesederhanaan mulia (4)

268 54 2
By Helia_peachberry

Seorang Putri Mahkota yang dihormati baik dalam hidup maupun kematiannya. Dia yang susah mengekspreksikan diri, tidak menginginkan apapun, dan hanya menjalani hidup dengan hati yang kosong. Bagaikan gelas kaca pecah yang tidak dapat diperbaiki. Seumur hidupnya dia hanya menganggap dirinya adalah suatu alat yang memiliki tugas tersendiri.

Dari semenjak ia dilahirkan, dunia tidak membiarkannya bernafas dengan tenang. Menikah dengan Putra Mahkota adalah suatu hal yang tidak pernah iya bayangkan. Semua hal yang ia lakukan dianggap luar biasa, meski menurut (Y/n) itu merupakan kemampuan sederhana, dia tidak pernah membesarkan hal-hal itu. Tugas pertamanya adlah menjadi teman untuk Putra Mahkota hingga akhir hayat.

Putri mahkota tidak menyangka dia akan menggemban tugas itu hingga selamanya. Itu tidak masalah, karena (Y/n) sendiri memang tidak memiliki alasan untuk tetap hidup. Bohong jika dia tidak mengutuk langit yang menjadikannya Dewi. Tetapi setelah naik, dia sadar bahwa dia tidak akan pernah terbebas.

Orang mulia akan berakhir dialam yang lebih baik, orang terdosa akan jatuh dalam jurang yang buruk, maka kemana mereka yang kosong akan pergi?

Pada titik ini, dia sudah tidak peduli lagi. Semua ini juga adalah kesalahannya secara pribadi. Karena itu, (Y/n) tidak pernah mengeluh meski sedikitpun. Semua hal yang ia katakan merupakan fakta menyakitkan namun benar adanya. Orang-orang tidak dapat membantah hal tersebut.

"Saya tidak berpikir hal ini akan lepas kendali. Itu tidak sengaja, saya meminta maaf kepada semua orang karena telah menyebabkan masalah."

Suara Xie Lian bagaikan obat, mengilangkan semua pemikiran (Y/n) secara instan. "Oh, maka itu memang cukup kebetulan," jawab Mu Qing dengan sikap dinginnya. Netra (E/c) sang wanita memperhatian ruangan, dia sungguh merasa nostalgia. Jika membicarakan soal nostalgia, hal yang paling (Y/n) ingat adalah saat dia mencoba membunuh diri.

Kejadian dimana dia menyelamatkan HongHong-er bukanlah sebuah sesuatu yang mulia. Malah sebaliknya, saat itu (Y/n) sengaja membuat tubuhnya menjadi perisai manusia agar anak itu selamat, itulah alasan dia melepas syal yang membantunya untuk terbang. Setidaknya (Y/n) berpikir kematiannya akan dilihat sebagai ketidak sengajaan pada saat itu. Tapi siapa sangka, suaminya datang menyelamatkan.

Sungguh pemuda berhati mulia. Sejak kejadian itu (Y/n) tidak pernah coba untuk mengakhiri hidupnya lagi, karena dia tau Putra Mahkota pasti akan memperhatiakannya. "Aku akan melakukan yang terbaik untuk memberi kompensasi kepada istana emas dan kerusakan lainnya, aku harap kalian memberikan sedikit waktu untukku."

Pemuda ini tulus, itu salah satu hal yang (Y/n) sukai darinya. Mengedipkan matanya beberapa kali, (Y/n) sedikit cepat mengibaskan kipas pada wajahnya. Tidak-tidak, maksudnya dalam suka adalah hal lain, menyebalkan. Mungkin ini karena efek dia terlalu lama bersama Xie Lian. Setelah menenangkan diri, (Y/n) kembali fokus.

Ah, ternyata percakapan mereka sudah selesai, akhirnya. Terlarut dalam pikiran sungguh bisa menghabiskan waktu. Belum sempat memproses apa yang terjadi, (Y/n) merasa tubuhnya diangkat dan dibawa pergi. "Eh...?" Melihat bahwa pelakunya adalah Xie Lian, (Y/n) tidak melawan.

Xie Lian tidak ingin menghabiskan wktu disana lebih lama, karena itu dia memilih untuk melarikan diri. Tentu saja dia tidak mungkin meninggalkan istrinya, tidak lagi mulai sekarang dan seterusnya,. Karena itu dia langsung mendekat tubuh (Y/n) dan membawanya keluar dari array transmigrasi tanpa berpikir dua kali.

Selama perjalanan dia memikirkan bagaimana caranya mendapatkan 8.880.000 pahala. Meski (Y/n) sudah membayar setengahnya, namun totalnya maish terlalu berat untuk Xie Lian. Setidaknya pemikiran itu sirna ketika Ling Wen mengundang mereka untuk pergi ke balai istana Ling Wen.

Ling Wen adalah pejabat Surga yang bertanggung jawab mengelola personil Surga. Ketika manusia ingin maju selangkah dalam karakter mereka, mereka akan menyembahnya. Dari lantai ke atap, seluruh aula istana dipenuhi dengan dokumen dan gulungan resmi. Pemandangan ini benar-benar mengejutkan, bisa membuat siapapun merinding melihatnya.

"Xie Lian... turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri." 

Benar juga, Xie Lian lupa dia sedang menggendong (Y/n). "Hati-hati A-(Y/n)," sembari mengucapkan itu sang Putra Mahkota secara perlahan menurunkan (Y/n) dari gendongannya. Tetapi tangannya masih menggenggam telapak tangan sang gadis dengan lembut, menuntun istrinya berjalan maju. Ling Wen hanya melihat adegan itu dengan tenang.

(Y/n) melihat setiap pejabat langit yang berjalan keluar pasti membawa gulingan tinggi. Ada beberapa yang menyapa (Y/n), membuat gadis itu hanya mengangguk sebagai balasan. Ketika mereka bertiga memasuki aula istana, Ling Wen berbalik dan langsung mengatakan poinnya. "Yang mulia, ada masalah dimana Kaisar ingin meminta bantuan anda. Apakah anda bersedia membantunya?"

Ini yang (Y/n) sukai dari Ling Wen, dia terus terang, tidak membuang waktu. 

Di Surga, ada banyak orang yang memiliki gelar ZhenJun atay YuanJun. Namun hanya satu orang yang bisa disebut Kaisar. Tetapi jika orang itu ingin melakukan sesutau, maka tifak akan pernah ada kebutuhan baginya untuk memohon kepada orang lain. Ini sebabnya Xie Lian menatap kosong sejenak sebelum menjawab, "ada apa?'

Sekali lagi (Y/n) ucapkan, entah kenapa dia tidak menyukai Jun Wu. Jadi sekarang telinganya tajam untuk waspada akan apa permintaan dari Kaisar itu. Ling Wen memberikan Xie Lian sebuah gulungan sebelum menjelaskan "Baru-baru ini, di Utara ada sejumlah besar manusia yang rajim berulang kali memohon berkah. Dapat diasumsikan bahwa mereka melewati hari-hari dengan tidak damai."

Biasanya ada tiga tipe manusia yang menyembah dengan bersemangat. Pertama adalah orang kaya, mereka membayar uang untuk membakar dupa dan membangun kuil untuk dewa. Kategori kedua terdiri dari pada misionaris yang mengabar kepada para pengamat. Tipe ketiga dan yang tidak kalah penting adalah orang-orang yang tubuh dan pikirannya penuh disirami dalam iman dan kepercayaan.

Diantara mereka, sebagian besar penyembah ini termasuk dalam kategori pertama, karena di dunia ini, orang kaya seperi belati yang melewati sungai. Kategori ketiga memiliki paling sedikit peminat, karena jika seseorang benar-benar mencapai tingkat iman itu, maka tingkat kemahiran mereka pasti cukup ringgi, dan mereka tidak akan jauh dari naik sendiri.

Orang-orang yang Ling Wen sebutkan berasal dari kategori pertama.

"Saat ini, Kaisar tidak dapat hadir di Utara. Jika anda bersedia mengambil tempatnya dan melakukan perjalanan, ketika saatnya tiba, terlepas dari berapa banyak persembahan yang dilakukan para penyembah ini, semuanya akan dialokasikan ke altar anda. Bagaimana menurut anda?" 

Xie Lian menerima gulungan itu dengan kedua tangannya saat dia berkata, "terimakasih banyak."

Ini jelas Jun Wu membantunya, tapi Kaisar itu pintar memutar kelimat agar terdengar seperti dia meminta bantuan kepada Xie Lian. Baiklah, kali ini (Y/n) akan sedikit menurunkan kewaspadaannya. Tetapi hanya untuk kali ini.

"Saya hanya bertanggung jawab untuk urusan ini. Jika anda ingin mengucapkan terimakasih kepada seseorang, anda harus menunggu  Kaisar kembali sebelum secara pribadi berterimakasih padanya. Oh benar, apakah anda ingin meminjam sejata sihir dariku?"

Belum sempat Xie Lian menjawab, (Y/n) sudah berusara terlebih dahulu. "Tidak perlu, lagi pula aku akan pergi bersamanya. Kamu tidak perlu khawatir." (Y/n) tau baik kalau Xie Lian tidak dapat menggunakan kekuatan spiritualnya. Karena itu dia memutuskan untuk selalu melindungi suaminya dari belakang.

Mengingat (Y/n) memiliki kekuatan spiritual berlebih, bahkan jika kekuatannya disegel segel itu akan pecah, jadi itu tidak masalah. Faktanya, Jun Wu pernah menawarkan untuk menyegel kekuatan (Y/n), benar itu pernah dicoba untuk dilakukan, saat itu (Y/n) tergiur karena dia ingin kehidupan normal saja. Tapi sesaat segel itu dicoba dipasang, malah kekuatan (Y/n) seolah menolak segel tersebut dan menghancurkannya.

Karena itu, (Y/n) mulai menaruh rasa curiga lebih besar. Apakah Kaisar benar-benar ingin membantunya? Atau malah memiliki intensi untuk menyegel kekuatan (Y/n) itu sendiri?

Ling Wen tau baik jika (Y/n) baik dalam kekuatan magis. Namun tidak ada catatan menunjukan bahwa gadis itu dapat menggunakan senjata. "Kalau begitu, sebaiknya meminjam beberapa dewa bela diri untuk membantu anda berdua," ujar Ling Wen menyarankan.

"Itu juga tidak perlu, kamu tidak akan bisa meminta siapapun." Perkataan Xie Lian adalah fakta berat, apalagi setelah pertemuan tadi. Tetapi dari raut wajahnya, (Y/n) tau Ling Wen pasti telah membulatkan tekad. "Saya akan mencobanya."

Tidak akan ada bedanya apakah dia mencoba atau tidak. Karena itu, Xie Lian tidak menyetujui atau pun, dia membiarkan saja Ling Wen mencobanya. Alhasil, Ling Wen memasuki Jaringan

Komunikasi Langit sebelum mengumumkan dengan nada gembira, "Semuanya, Kaisar Jun punya tugas penting untuk ditangani di utara dan butuh orang secara mendesak. Yang Mulia dewa perang mana yang bisa meminjamkan dua anggota istananya untuk membantu?"

Ketika suara Ling Wen menghilang, terdengarlah suara ringan Mu Qing, "Aku sudah dengar bahwa Kaisar Jun sedang tidak berada di utara sekarang, jadi aku khawatir, kau sebenarnya ingin meminjam orang untuk Yang Mulia Pangeran, kan?"

(Y/n) mengendus mendengar suara itu, cepat sekali responnya. Ling Wen berpikiran sama dengannya. Walaupun sebenarnya dia ingin menampar Mu Qing yang menghalangi kerjanya di jaringan komunikasi ini, dia hanya bisa berbicara dengan tersenyum, "Xuan Zhen, kenapa aku selalu melihatmu di jaringan selama dua hari ini? Tampaknya kau sedang mencuri waktu dan bermalas-malasan sekarang. Selamat, selamat."

Mu Qing membalas dengan nada ringan, "Tanganku cedera, jadi aku sedang memulihkan diri."

Semua pejabat langit di jaringan itu berkata dalam hati, 'Dulu, tidak sulit bagi tanganmu itu untuk membelah gunung. Jadi, apa yang bisa terjadi pada tanganmu hanya karena menghancurkan jam.'

Awalnya, Ling Wen hanya ingin mengelabui dua orang untuk ikut bekerja sebelum menjelaskan detailnya. Namun, bukan saja Mu Qing telah menebak detailnya dalam satu kalimat, dia bahkan mengatakannya keras-keras. Dengan keadaan yang seperti ini, sudah jelas Ling Wen tidak bisa mendapatkan seorang pun. 

Bisa dipastikan, tidak ada yang menjawab pertanyaannya dalam waktu yang cukup lama. Xie Lian juga tidak percaya akan ada orang yang datang, jadi dia berkata pada Ling Wen. "Kau lihat, kan? Sudah kubilang kau tak akan bisa meminjam seorang pun. Tidak apa, cukup aku dan A-(Y/n) saja."

Entah kenapa (Y/n) merasa senang bahwa dirinya mendapat kan pengakuan. "Kalau Xuan Zhen tidak mengatakan apa pun, aku pasti sudah berhasil," gerutu Ling Wen. Xie Lian tersenyum. 

"Kata-katamu itu seperti kau membawa kecapi, tapi menyembunyikan separuh wajahnya, lalu dengan indah mengaburkan keadaannya sampai ke tingkat tertentu. Orang-orang akan berpikir bahwa mereka akan membantu Di Jun, jadi tentu saja mereka akan datang. Tapi ketika mereka datang dan menyadari bahwa mereka sebenarnya akan bekerja denganku, aku khawatir akan ada masalah.

Bagaimana kami dapat bekerja sama? Bagaimanapun juga, aku sudah terbiasa sendiri, dan aku juga bukannya tak punya lengan atau kaki. Jadi, biarlah begini saja, ya? Maaf sudah menyusahkanmu. Kami akan pergi sekarang." Jenis kecapi yang dimaksud Xie Lian. Biasa disebut Pipa dalam bahasa Mandarin.

Menatap kearah (Y/n), pria itu kembali memberikan sedikit tekanan pada genggamannya. Akhirnya, setelah sekian lama (Y/n) akhirnya dapat kembali bertarung sisi dan sisi secara langsung bersama Xie Lian. Kerakhir kali mereka melakukan itu adalah saat melawan hantu di jembatan, lebih dari 800 tahun yang lalu.

Ling Wen juga tak berdaya lagi. Karena itu, dia menangkupkan tangannya sambil memberi hormat. "Baiklah. Kuharap perjalanan Yang Mulia serta Putri Mahkota lancar. Semoga langit memberkati."

"Sehingga tak ada jalan buntu!" jawab Xie Lian sambil melambaikan tangannya yang bebas, menuntun (Y/n), mereka pergi dengan riang.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING πŸ”ž!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
61.9K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...