I Hate Monday

By Juniwp9

17.8K 1.8K 720

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24

20

992 88 38
By Juniwp9

Jungkook menghampiri meja dimana teman-temannya berkumpul dan mulai bercerita tentang kehadiran Goo Monday yang menghebohkan dan keterkejutan mereka yang luar biasa karena perubahan drastis yang ditunjukkan oleh Goo Monday yang tumbuh dewasa menjadi seorang pria sukses  yang kaya dan tampan.

"Jungkook, kamu kemana saja?! Terjadi sesuatu yang menghebohkan hari ini!? Goo Monday menghadiri reuni SMP kita!" Mingyu berbicara pada Jungkook yang menarik kursi untuk mengambil tas dan jaketnya yang tersampir di lengan sandaran kursi tempat dimana ia duduk, beberapa saat yang lalu saat berkumpul dengan teman-temannya.

"Aku tahu"jungkook tersenyum dan ia memasang jaket dan meraih tasnya.

"Kamu mau ke mana?"Mingyu menatap bingung pada temannya.

"Aku pamit pulang duluan, Gyu"

Eunsoo memperhatikan Jungkook, dan menyelah di antara kedua temannya, ia memicingkan matanya dengan antusias. "Jungkookie! Jangan pulang dulu, kamu harus melihat Goo Monday sebelum pergi!- kamu tidak akan percaya dengan perubahan drastis dari Goo Monday!, - pria tampan yang tidak kami kenali tadi ternyata adalah Goo Monday!"

Jungkook melihat tingkah heboh Eunsoo yang terlihat keheranan sekaligus antusias, ia tersenyum pada wanita berisik itu.

"Aku sudah bertemu dengannya"Jungkook tersenyum malu-malu.

"Oh, benarkah?"Mingyu dan eunsoo melebarkan matanya dengan heran.

"Aku harus pergi.."

Jungkook melangkah meninggalkan meja di mana teman-temannya masih saling bercengkrama dan membicarakan tentang kemunculan Goo Monday yang menghebohkan.

Mingyu mengikuti Jungkook dan mengejar temannya dengan sedikit berlari kecil, ia menepuk ringan pundak Jungkook untuk mencegahnya melangkah cepat dan berhenti saat memanggil nama Jungkook.

"Jungkook!"

"Ada apa Gyu?"

"Jujur saja  aku masih bingung, dan aku ingatanku sangat payah, tapi aku ingin bertanya padamu, apakah dia adalah pria yang sama? Kim Seokjin yang kamu benci itu?"

Mingyu dilanda keheranan yang luar biasa dan ia mencoba untuk mengingat-ingat wajah Seokjin saat pertama kali bertemu dengan pria itu.

Jungkook mengangguk pelan dan mingyu melototkan matanya dengan tertegun.

"Kamu membencinya"

"Ya, dan aku mencintainya sekarang.."

"Goo Monday dan Kim seokjin itu sebenarnya orang yang sama kan...?"

Jungkook mengangguk lagi, hanya menjawab pertanyaan Mingyu dengan gerakan bahasa tubuhnya yang sederhana.
Mingyu tertegun dan ia sangat bingung dan terkejut.

"Ayo, Jungkook..kita pergi..."

Seokjin muncul dari arah pintu dan menghampiri Jungkook yang tengah berbicara dengan Mingyu.

Mingyu menatap temannya dengan takjub dan ia kembali tertegun ketika Seokjin  mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Jungkook di depan umum.

Jungkook meraih tangan seokjin, dan menautkan jari-jari  tangannya dengan mesra, ia tersenyum menoleh ke arah Mingyu yang masih berwajah tegang dengan matanya  yang melebar sekilas karena kaget.

Teman-temannya di tempat reuni melihat ke arah sejoli itu dan Mingyu tersenyum saat melihat Jungkook tersenyum malu-malu dengan wajah tersipu saat seokjin memegang tangannya tanpa ragu.

Mingyu bertukar pandang dengan Jungkook dan melihat ke arah seokjin yang menatap ke arahnya. ia melihat kedua temannya pergi sambil berpegangan tangan.
Mingyu melihat Jungkook yang berjalan bersama Seokjin dan senyumannya yang merekah dengan indah dan ia tampak sangat berbunga-bunga.

Mingyu tersenyum lalu berbalik ke meja di mana teman-temannya berada dan mereka mulai semakin heboh ketika melihat Jungkook dan seokjin yang baru saja pergi sambil bergandengan tangan. Mingyu sangat terkejut dan ia butuh penjelasan dari Jungkook, tapi untuk saat ini, ia ikut merasa  senang saat melihat temannya bahagia dan akhirnya menemukan cinta sejati bersama seseorang yang ia sayangi.













🔸️🔸️🔸️🔸️













Jungkook terkekeh saat ciuman mereka terlepas dan Seokjin mencoba untuk melepas sepatunya dan menarik Jungkook ke arah sofa.

Mereka tiba di rumah Seokjin dan mata Jungkook berbinar-binar saat melihat ke sekeliling ruangan, menatap rumah yang sangat familiar dengannya dan ia mendadak merasa rindu berada di rumah besar itu.

Matanya mengerjap dan berkedip sambil tersipu ketika Seokjin mengecup lehernya dan mematuk bibirnya beberapa kali, Jungkook menelangkup wajah Seokjin dengan kedua tangannya, menghentikan sentuhan usil dari kekasihnya dan menatapnya dengan tatapan cinta.

"Kamu pulang ke rumahku" seokjin membelai wajah Jungkook dengan usapan lembut.

"Ya, aku pulang.., jangan lupa Kim, aku pernah tinggal di rumah ini bersamamu, apa kamu merindukanku?" kata jungkook dengan nada main-main, masih menelangkup wajah Seokjin dengan kedua tangannya.

"Aku sangat merindukanmu"  Seokjin meraih tangan Jungkook, menghentikan kekasihnya menelangkup wajahnya dengan renggang, ia mendorong Jungkook ke belakang hingga keduanya terjatuh di atas sofa.

Jungkook tersentak kaget dan terkekeh saat punggungnya membentur permukaan sofa bed yang empuk dan Seokjin berada di atasnya, hampir menidihnya tapi tangan seokjin menahan bobot tubuhnya, hingga ia tidak menyakiti atau membebani Jungkook dengan berat tubuhnya.

"Aku sangat merindukanmu, Jungkook"seokjin mengusal wajahnya di dada Jungkook dan ia bersikap sangat manja dan membutuhkan.

Jungkook tersenyum dan menengelamkan jari-jari tangannya di rambut hitam Seokjin yang jatuh dan terasa halus saat diusapnya.

"Aku juga merindukanmu.."kata Jungkook dengan malu-malu.

Seokjin bangun dan ia menarik Jungkook ke pangkuannya, ia menyandarkan dagunya pada di sebelah pundak Jungkook dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping jungkook.

Dada Jungkook berdebar gugup dan bahagia, ia merasa sangat nyaman saat Seokjin merengkuhnya dalam dekapan yang mesra dan membuainya dengan sempurna.

"Apakah kita tidak pulang terlalu cepat? Mingyu dan teman-teman di tempat reuni sangat terkejut saat melihat kita bersama"

"Untuk saat ini, Aku hanya ingin bersamamu, Seokjin" Jungkook memainkan jari-jari Seokjin, mengusap punggung tangannya dengan pelan.

Seokjin memberikan kecupan di kepala Jungkook dan memeluk Jungkook dengan hangat.

"Kenapa tiba-tiba ingin pulang ke rumahku?" Tanya Seokjin dengan suaranya yang dalam.

Pipi Jungkook menghangat dan ia menoleh pada Seokjin, tapi ia terkejut saat jarak mereka yang terlalu dekat, dan ujung hidung Seokjin yang menyentuh pipinya yang kenyal.

Hemm.. aku ingat kalo besok adalah hari senin..."

"Terus?"

Wajah Jungkook meronah, ia salah tingkah dan memberikan tepukan  di paha Seokjin dengan pipinya yang masih merah.

"Ah, tidak jadi.."

"Oh, aku mengerti"

Telinga Seokjin menjadi merah dan ia langsung mencium bibir Jungkook dan  melepaskan ciumannya saat Jungkook memejamkan mata dan wajahnya tampak berseri-seri.

Jungkook membuka matanya dan menatap Seokjin dengan penuh cinta, mereka bertatapan beberapa detik lalu berciuman lagi cukup lama, seokjin melepaskan ciuman mereka lebih dulu, dan terkekeh dengan suaranya yang renyah dan riang, Jungkook tergelak bersamanya lalu memeluk seokjin dengan manja.




🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️










Secara alami keduanya telah berpindah dari ruang tengah menuju ke kamar Seokjin dimana Jungkook menarik kekasihnya dan terus mencumbunya di atas tempat tidur

Ia terlalu rindu, dan ia terlihat sangat kehausan, perasaannya bergejolak dan hasrat dalam dadanya meledak dan berkobar dengan hebat. Jungkook tidak ingin memikirkan apapun, ia tidak akan menahan diri dan ia ingin menyentuh Seokjin lebih jauh, ia menginginkannya dan ia sadar bahwa Seokjin juga memiliki keinginan yang sama.

Jadi mereka berdua terus bercumbu mesra di atas tempat tidur dan Seokjin yang mulai melepas pakaian Jungkook dan melepaskan pakaian yang menghalangi kontak antara kulit ke kulit, keduanya mulai saling menyentuh dan mengusap satu sama lain.

Jungkook kepanasan dan ia menggeliat ketika Seokjin mengecup pusat dadanya yang sangat sensitif dan tubuhnya menegang dengan cepat, darahnya berdesir kencang dan ia merasakan geli yang menyengat kulitnya, ia tertawa dan merasa aneh dan nikmat di saat bersamaan.

Seokjin terus memanjakan Jungkook dengan sentuhan gelisah yang menyenangkan, Jungkook mengangkat kedua kakinya, menyandarkannya pada punggung seokjin yang lebar,  ia merasakan gerakan ototnya yang keras dan kekar, bergerak menegang dan menyentuh kulitnya.

Jungkook memejamkan matanya dan merasa tubuhnya terbakar oleh gairah dan rasa nikmat karena sentuhan yang begitu lihai, ia menarik Seokjin dan mendorongnya jatuh ke atas bantal, ia memanjat naik ke tubuh Seokjin dan duduk di atas perutnya.

"Jadi anak manis hari ini" Jungkook tersenyum nakal dan mengedipkan matanya dengan genit, ia memberikan elusan di dada lalu turun ke abdomen Seokjin.

Seokjin terkekeh dan pasrah, ia membiarkan Jungkook mendominasinya dengan banyak sentuhan,  perutnya terasa digelitik dan dadanya berdebar sangat kencang.

Jungkook tersenyum lalu melirik ke laci nakas yang ada di samping tempat tidur,

"Mana kondom dan pelumasnya?" Tanya jungkook heran karena tidak menemukan benda yang ia butuhkan sekarang.

"Kok gak ada?"

"Hmm...sayang...memang gak ada" Seokjin menatap cemas ke arah laci.

"Apakah kamu sudah menghabiskannya saat bersama orang lain?"Jungkook menatap marah dan ia mengerutkan keningnya dengan mata memicing cemburu, mulai berprasangka buruk.

"Aku sudah membuangnya, aku tidak lagi menggunakan benda itu...-, aku tidak bersama orang lain setelah kamu pergi, aku  berani bersumpah..."

Wajah Seokjin tiba-tiba sedih dan terlihat sedikit panik, ia mengigit bibir bawahnya dengan cemas saat menemukan ekspresi cemburu yang ditunjukkan oleh Jungkook.

"Kenapa kamu melakukan itu?" Tanya Jungkook dengan suara yang galak.

"Aku hanya tiba-tiba tidak ingin saat orang lain menyentuhku....- dan ...aku hanya ingin bersamamu..."

Jungkook tersenyum, dan Seokjin memberikan elusan pada wajahnya dengan tatapan sayang dan perhatian yang begitu tulus. Mereka bertatapan cukup lama dan hati Jungkook menghangat dan terharu saat itu juga.

Lalu raut wajahnya berubah dan mata doe eyesnya melotot dengan sudut bibirnya yang tertarik dengan cepat.

"Jadi mulai sekarang, kamu hanya boleh tidur denganku! Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu! Dan kamu adalah miliku!!" Suara Jungkook tegas dan terdengar galak, ia memperingatkan Seokjin dengan ucapan yang begitu jujur dari dalam hatinya.

Seokjin tersenyum dan menanggapi ucapan Jungkook dengan senang hati. "iya sayang, aku milikmu.." ia terkekeh lalu memeluk Jungkook.

"Dan kamu juga milikku" kata seokjin masih dengan pelukannya yang merengkuh tubuh Jungkook dengan hangat.







🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️







Jungkook memeluk seokjin dan merasakan hangat tubuh yang membuatnya sangat nyaman dan juga merasa aman, mereka tidak jadi bercinta dan hanya berakhir dengan saling berpelukan dan ketiduran di atas tempat tidur.

Seokjin terbangun lebih dulu dan ia menyandarkan punggungnya di headboard ranjang lalu mengelus rambut Jungkook dengan lembut. Mereka mengobrol dan saling bercengkrama dengan hangat.

"Aku melihat semua orang terkejut saat aku menyebutkan nama Goo Monday di tempat reuni" tatapan Seokjin tampak sendu ketika ia mulai mengungkit tentang peristiwa yang terjadi di tempat reuni.

"Apakah kamu masih dendam dan marah pada orang-orang yang pernah merendahkanmu dan pernah mengejekmu?" Jungkook menatap kasihan pada kekasihnya dan ia mengucapkan kalimatnya dengan hati-hati."Hmmm termasuk padaku?"

"Aku masih ingat semua perlakuan buruk itu, tapi aku sudah memaafkan semuanya" kata seokjin dengan tulus

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Jungkook mengulurkan tangannya dan memberikan elusan sayang di pipi Seokjin.

Seokjin menatapnya dengan binar mata yang hangat dan terlihat jernih, menunjukkan pesona mata coklat madu yang disukai Jungkook.

"Lega  dan terasa ringan"

Seokjin tersenyum lalu ia menarik Jungkook dalam dekapan yang hangat.

"Aku sudah melepaskan semua rasa marahku, rasa marah yang membuat hatiku gusar selama ini dan hidupku yang jauh dari damai" 

"Aku senang mendengarnya" jungkook mengusalkan wajahnya di dada Seokjin. Ia mendengarkan debaran dada Seokjin dengan jelas.

Jungkook mengangkat wajahnya dan bergeser agar posisinya bisa sejajar dan berhadapan dengan Seokjin.

"Aku sangat menyesal karena kita pernah saling membenci dan sejak dulu aku sangat ingin meminta maaf padamu, Monday.."

Seokjin tertegun saat Jungkook tiba-tiba menyebutkan nama lamanya, dan ia melihat tatapan mata Jungkook meredup dan terlihat sedih.

Ia sadar bahwa saat ini Jungkook ingin berbicara dengan Goo monday, sosok teman sekolahnya dulu, seseorang yang telah menjadi bagian paling berpengaruh dalam masa remajanya yang penuh dengan banyak kenangan.

"Saat itu aku sangat egois dan juga sombong, aku menyakitimu dan aku menganggapmu musuh dan orang yang sangat menyebalkan.."

Jungkook membelai wajah Seokjin dan jari-jari tangannya berakhir mengusap bibir Seokjin.

"Aku hanya terkejut saat melihat video yang tersebar di sekolah, kamu menciumku secara diam-diam, dan perasaanku saat itu sangat bingung dan juga marah, aku sama sekali tidak mengerti dengan kegelisahan yang sedang kualami saat itu, aku bingung, aku sangat bingung karena takut pada perasaanku sendiri."

Seokjin terdiam dan ia mendengarkan Jungkook dengan penuh perhatian, menyimak kata-kata yang mengungkapkan  isi hati Jungkook selama ini.

"Saat kamu pergi, aku merasa semakin marah dan aku menyesal karena tidak pernah meminta maaf secara langsung dan aku sangat pengecut, aku hanya diam saja saat anak-anak lain di sekolah ikut-ikutan menindasmu karena Dongho....."

"Jungkook, kamu tidak salah" seokjin tersenyum sedih dan ia memberikan kecupan di kening Jungkook. "Aku yang seharusnya minta maaf berjuta kali kepadamu, aku sudah melewati batas pertemanan kita, saat itu aku hanya remaja ceroboh dan si anak aneh yang tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri, - "

"Jadi selama ini kamu menyukaiku?" Kata Jungkook dengan tatapan matanya yang lugu dan polos.

Seokjin tersenyum dan mencubit pipi Jungkook dengan gemas.

"Tentu saja, sayang..kamu sangat tidak peka"

Jungkook mengerjapkan mata besarnya dan mengembungkan pipinya sekilas, sedikit protes karena seokjin yang mencubit pipinya.

"Dasar nyebelin!"

"Kenapa? Kok nyebelin sih?"

"Kenapa gak bilang suka padaku dari dulu!!"

Jungkook memberikan serangan balasan dengan mencolek dagu Seokjin.

"Kamu lupa? Kamu bahkan menolakku sebelum aku bilang cinta! Kamu membenciku! Dan tiba-tiba  memusuhiku" seokjin membantah dengan  rentetan kata-katanya yang cepat.

"Itu karena kamu menciumku diam-diam di kelas,padahal waktu itu kita masih SMP!, kamu mesum!"

"Aku minta maaf,"

Seokjin menghela napas lelah dan Jungkook mengedipkan matanya dengan cepat.

"Aku memaafkanmu" kata Jungkook dengan nada suara yang lembut.

"Maafkan aku, dulu aku tidak bisa mengendalikan diriku, aku naif dan bodoh, aku  hanya anak aneh yang tidak pantas berteman denganmu, sebenarnya aku hanya menunggu waktu yang tepat agar aku bisa terlihat pantas saat berada di sampingmu"

Jungkook tertegun saat mendengarkan Seokjin yang mengungkit tentang ketidakpercayaan  diri Goo Monday di masa lalu, sikap rendah diri yang lahir karena tekanan dan perlakuan buruk yang ia alami di masa lalu.

Tatapan mata Seokjin terlihat sedih dan wajahnya yang sedikit tertekuk

"Terima kasih"

Seokjin menatap Jungkook bingung karena ucapan terima kasih yang muncul secara tidak terduga.

"Terima kasih untuk apa?"

"Terima kasih karena dulu kamu sudah sabar dan tabah menghadapi sikapku yang egois dan jahat, dan ..terima kasih karena sudah mencintaiku"

Jungkook mendekatkan wajahnya dan mengusap wajah Seokjin, matanya terpejam saat ia mulai menempelkan bibirnya dan mencium Seokjin dengan dalam, ia merasakan ledakan euphoria di dalam dadanya yang berdebar kencang.

Seokjin tersenyum di sela-sela ciuman mereka dan Jungkook memutus tautan bibir itu dengan perlahan. Wajah Seokjin merah dan bibirnya menjadi basah dan berkilau.

Mata besar Jungkook mengerjap dan raut wajahnya yang lembut tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tampak galak.

"Tapi kamu harus meminta maaf kepadaku!!! Hidupku menderita saat menjadi sekretaris pribadimu!! Tuan Kim"

Seokjin tersentak kaget karena suara Jungkook mendadak berisik dan membuat polusi suara yang berhasil menganggunya.

"Maafkan aku sayang..."  seokjin segera mencium bibir Jungkook dan meminta maaf sebelum Jungkook menyemburkan kata-kata kasar dan meluapkan kekesalannya karena masa lalu.

Jungkook luluh dengan mudah dan ia lemah saat Seokjin mengecup keningnya dan meminta maaf dengan suara yang lembut dan terdengar sangat manis.

"Maafkan aku..."

"Maaf saja belum cukup!"

Jungkook berpura-pura merajuk dan ia memanyunkan bibirnya dengan wajah yang terlihat mengemaskan.

"Jadi apa yang harus aku lakukan untukmu agar kamu bisa memaafkanku?" wajah seokjin terlihat sedikit memelas dan ia juga sangat menyesal.

"Turuti semua perintahku dan temani aku jalan-jalan besok!"

"Tapi besok aku harus ke kantor"

"Aku tidak peduli, kubilang kamu harus menuruti perintahku, Kim"

"Baiklah, aku akan menurutimu" kata Seokjin dengan pasrah

"Good boy" Jungkook tersenyum licik lalu memberikan elusan di kepala Seokjin.








🔸️🔸️🔸️🔸️







Jungkook tersenyum lebar saat Seokjin mengatakan bahwa ia akan menuruti permintaan Jungkook dan akan memanjakan Jungkook hari ini, jadi saat Jungkook mengelus perutnya dan mengatakan bahwa ia sedang lapar, ia tidak ingin makan di restourant ataupun memesan makanan dari luar, tetapi ingin mencoba masakan buatan Seokjin.

Jungkook meremehkan bahwa Seokjin kemungkinan besar payah dan tidak bisa memasak dan ia akan kesulitan dan kerepotan di dalam dapur, tapi dugaannya meleset jauh karena ia melupakan detail dalam ingatan masa lalunya bahwa Seokjin adalah Goo Monday, yang sejak remaja sudah pandai memasak dan mandiri dalam mengurusi pekerjaan domestik rumah tangga.

Seokjin tersenyum saat Jungkook menatapnya nyaris tanpa berkedip ketika tertangkap basah memperhatikannya saat sedang memasak bibim guksu.

Bibir tipis Jungkook terbuka, air liurnya nyaris menetes, ia bingung apakah ia terpesona oleh aroma masakan yang tampak lezat atau terpesona pada kekasihnya yang sedang memasak dan terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Mungkin kombinasi antara keduanya dan Jungkook tanpa sadar telah memasukkan Seokjin ke dalam list makanan favoritnya.

"Bagaimana rasanya?" Seokjin menengok Jungkook, melihat kekasihnya mengunyah makanan dengan wajah marah.

"Enak!"Jungkook cengengesan dan ia menghabiskan masakan buatan Seokjin dengan lahap.

Seokjin menarik kursi dan duduk di hadapan Jungkook, memperhatikan kesayangannya yang sedang mengunyah makanan dengan pipi yang menggembung dan bibirnya yang bergerak dengan imut.

"Kenapa masakanmu lebih enak? Kamu curang! Selama ini kamu menyuruhku memasak untukmu, ternyata masakan buatanmu bahkan jauh lebih enak dibandingkan masakanku" Jungkook tiba-tiba protes tapi ia baru saja meletakkan sumpit dan menyelesaikan makanannya sampai kenyang

Seokjin terkekeh melihat tingkah menggemaskan Jungkook meski bibirnya komat-komat dan terlihat kesal.

"Karena aku ingin memakan masakan buatanmu, sayangku" Seokjin mengelus kepala Jungkook, membuat Jungkook tersipu dan meredahkan protesnya secara langsung.

"Lain kali, buatkan masakan untukku lagi...!" Jungkook masih pura-pura kesal dan ia menatap Seokjin dengan mata doe eyesnya yang bercahaya.

"Tentu saja, " Seokjin membalasnya dengan tatapan lembut dan mengelus kepala Jungkook lagi.

Setelah mereka makan, Jungkook ingin jalan-jalan ke mall dan membeli banyak barang yang dia inginkan. Mereka memasuki banyak toko barang-barang mewah dan Seokjin dengan suka rela membayar semua belanjaan Jungkook dengan menggunakan black cardnya.

"Kamu seperti sugar daddyku"Jungkook terkekeh dan Seokjin merotasikan matanya, beberapa pramuniaga terlihat mencari-cari perhatian mereka sejak  tadi.

Kedua tangan Seokjin penuh dengan paperbag, ia sangat kerepotan dan ia melihat Jungkook memakai kacamata gaya yang mahal dan tidak menenteng apapun di tangannya, melenggang santai dan berjalan di depan Seokjin.

Mereka tiba di parkiran dan Seokjin hampir tersandung saat berjalan dengan kedua tangannya yang penuh dengan barang. Jungkook cekikikan dan menertawakan tingkah kekasihnya yang kerepotan tapi mengusilinya dan membiarkannya kesusahan.

"Ok, akhirnya kita pulang" seokjin menyalakan mesin mobil dan mendesah lelah, ia melirik ke Jungkook yang duduk dengan manis di sampingnya.

"Siapa bilang kita akan pulang"Jungkook menurunkan kacamatanya dan memicingkan matanya dengan  licik

"Sayang..lho? Kita mau kemana lagi?" Seokjin heran dan ia menduga bahwa Jungkook akan puas setelah menghabiskan banyak uangnya setelah berbelanja secara impulsif.

"Ayo kita pergi bersenang-senang"

Senyuman lebar merekah di wajah Jungkook, ia menatap Seokjin dengan tatapan jenaka yang kekanak-kenakan. Seokjin lelah hari ini, tapi ia harus menuruti Jungkook.





🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️











Jungkook meloncat dan berjalan riang seperti anak-anak yang senang saat tiba di tempat yang disukainya. Ia menarik tangan seokjin agar pria itu bisa  berjalan di sampingnya dan mengimbangi tempo langkah kakinya yang lumayan cepat.

Seokjin meringis dan telinganya merah saat ia merasa malu karena tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya, kostumnya telah menarik perhatian para pengunjung yang ada di Lotte world.

"Ayo superman tampan, kita harus cepat!" Jungkook menggoda seokjin dan menarik jubahnya dengan main-main, Seokjin mengibaskan kain itu dan ia merasa malu karena memakai jubah dan kaos yang berlogo superman, ia merasa konyol karena memakai kostum superhero, untung saja Jungkook tidak mengusilinya lebih jauh dengan menyuruhnya memakai celana  dalam di luar,  seperti pada kostum superman yang ada di komik.

Seokjin masih tersipu malu saat Jungkook menariknya sambil berlari kecil dan jubahnya berkibar tertiup angin, gadis-gadis remaja cekikikan dan menatap Seokjin dengan tertarik begitupun anak-anak yang melihat ke arah mereka saat keduanya melintas dan menerobos kerumunan.

"Aku ingin naik roller coaster!!" Jungkook meloncat antusias seperti anak kecil dan ia masih memegang tangan Seokjin.

Seokjin pasrah saat Jungkook memaksanya naik wahana yang menegangkan itu, ia duduk di samping Jungkook dan berteriak histeris saat merasakan adrenalinnya berpacu dan dadanya berdebar kencang ketika mereka meluncur naik turun dengan kecepatan tinggi.

"Ayo kita main  wahana seru yang lain!" Jungkook belum puas dan seolah ia tidak pernah kehabisan energi sama sekali, ia memaksa Seokjin naik wahana Gyro swing dan membuat mereka berayun-ayun seperti pendulum di atas ketinggian yang berbahaya.

Seokjin masih lemas dan hampir muntah saat ia turun dari wahana ekstrim tapi Jungkook masih semangat untuk mengajaknya mencoba wahana yang lain. Jungkook tertarik bermain flume ride dan  naik ke atas perahu bersama Seokjin dan pengunjung yang lain.
Perahu meluncur kencang dengan kecepatan tinggi di perosotan yang curam, membuat seokjin berteriak ketakutan karena terlalu terkejut, air terciprat sedikit membasahi mereka, sedangkan Jungkook tertawa senang dan bersemangat saat Seokjin mengalami tegang dan terlihat kaget.

Seokjin lemas dan duduk untuk beristirahat, suaranya serak dan hampir habis karena ia terus berteriak-teriak saat Jungkook mengajaknya menikmati wahana ekstrim yang memacu adrenalin.

"Ayo kita pulang"keluh Seokjin sambil melepas jubah konyol  berwarna merah yang menutupi punggungnya. Ia menatap lelah pada Jungkook yang sedang asyik menjilati es krim coklat dan tampak lapar

"Jangan pulang dulu" Jungkook memanyunkan bibirnya dan menyuapi Seokjin dengan es krim.

Seokjin membuka mulutnya dan ia memakan es krim manis yang meleleh di lidahnya.

"Sayang, kita sudah jalan-jalan seharian, apa kamu tidak lelah?" Seokjin mendesah lelah dan menatap Jungkook dengan tatapan kasihan.

"Kamu sudah capek? Ah, kamu sudah tua, Kim" Jungkook terkekeh dan Seokjin mendengus karena ledekan Jungkook yang sangat usil.

"Aku mau lihat ikan-ikan!"seru Jungkook dengan senyuman lebar yang menyebalkan.

Seokjin mau tidak mau harus menuruti keinginan Jungkook, karena ia sudah berusaha agar Jungkook memaafkannya dan sepertinya Jungkook memang sengaja mengerjainya.

Tapi Seokjin tidak masalah dengan tingkah usil dan kekanak-kanakan Jungkook, selama ia bisa melihat Jungkook tersenyum senang, ia rela berkorban dan akan mengusahakan segalanya untuk Jungkook.

Jungkook menempelkan tangannya pada kaca akuarium raksasa dan nenatap takjub pada segerombolan ikan-ikan cantik yang berenang di dalam air, ia terpesona saat melihat ikan hiu melintas dan mata besarnya mengerjap dengan indah.

"Aku senang dengan kencan kita hari ini"kata Jungkook dengan senyuman manis, ia memegang tangan Seokjin dan menautkan jari-jari tangan mereka dengan mesra.

Seokjin melihat Jungkook tersenyum dan ia telah ditulari oleh kebahagiaan yang sama, hatinya menghangat dan terasa ringan.

"Jadi apa kamu memaafkanku sekarang?"kata Seokjin sambil menatap ke akuarium dan melihat sekumpulan nemo melintas di dalam air.

"Ya, aku sudah memaafkanmu.." Jungkook menatap Seokjin dan ia merasa lega dan juga senang.

"Ayo kita pulang, sekarang"lanjut Jungkook sambil menarik tangan Seokjin, dan menjauhkan diri dari dinding kaca yang ada di depan mereka.











🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️
















Seokjin membiarkan Jungkook menggantikannya menyetir saat perjalanan pulang karena Jungkook mendesaknya dan ia juga merasa lelah setelah menemani Jungkook jalan-jalan seharian.

Jungkook memutar lagu pop favoritnya dan bernyanyi dan bersenandung sepanjang jalan. Seokjin tersenyum dan terus memperhatikan Jungkook yang menunjukkan tingkah ceria karena suasana hati yang sedang gembira.

Hari telah senja dan mata seokjin mulai terasa berat dan sedikit mengantuk, tapi tiba-tiba saja Jungkook menepikan kendaraan dan mobil mereka berhenti di tepi jalan yang dekat dengan sungai.

Seokjin menoleh dan melempar pandangan ke arah rerumputan dan bunga liar yang ada di sepanjang sungai.

"Kenapa mobilnya berhenti?" Kata Seokjin sambil memperbaiki posisi duduknya

"Pemandangannya indah" seru Jungkook dengan suara yang lembut dan matanya yang melihat ke arah luar, ia melepas sabuk pengamannya dan tersenyum ke arah Seokjin. "Ayo singgah sebentar sebelum pulang"

Seokjin menurut dan ia melihat Jungkook yang berlari kecil dan berhati-hati saat kakinya menginjak jalan yang agak menurun. Ia mengikuti Jungkook dan berhenti ketika melihat Jungkook duduk dan melempar pandangan ke arah Sungai.

"Ingat gak, dulu kita sering singgah di tempat ini" kata jungkook sambil menatap Seokjin dengan sorot matanya yang terang dan berkilau.

Seokjin melihat ke sekitar dan ingatannya terlempar ke masa lalu, dulu ia sering duduk di tepi sungai, merenung, melamun dan menyendiri atau melarikan diri saat ibunya kambuh karena wanita itu akan memukulinya tanpa alasan yang jelas yang tidak ia mengerti.

Jungkook menyandarkan kepalanya di pundak Seokjin, rasanya nyaman dan sangat tenang, ia menatap kupu-kupu yang mengepakkan sayap dan hinggap di atas bunga liar yang tumbuh di tepi sungai.

"Goo Monday menyukai tempat seperti ini"celetuk Jungkook sambil memegang tangan Seokjin

Seokjin sedikit melamun saat Jungkook mengucapkan kata-kata itu, setelah ia berganti nama dan hidup bersama kakeknya, ia telah melupakan hobinya untuk menyendiri di tempat yang sepi dan menghabiskan waktu untuk melamun di alam terbuka.

"Dulu Goo Monday tidak ingin pulang ke rumah saat ibunya marah dan mendadak menangis lalu memukulnya, makanya ia pergi ke tempat seperti ini"

Jungkook menatap sedih ke arah seokjin dan mengelus punggung tangannya dengan pelan.

"Bagaimana kabar ibumu sekarang?"

"Dia bunuh diri..beberapa tahun lalu.."

Jungkook tertegun dan ia merasa menyesal karena menyinggung hal pribadi yang sangat sensitif itu.

"Maafkan aku.."

"Tidak apa-apa, Jungkook" seokjin melempar pandangan ke air sungai dan kulitnya mendadak merinding, dan ia masih merasakan sedikit sensasi mencekam yang pernah membahayakan nyawanya di masa lalu. "Waktu itu ibuku mengajakku untuk mengakhiri rasa sakit kami bersama, ia mengajakku piknik ke gunung, lalu ia menyetir dengan kecepatan tinggi, dan mobil kami meluncur ke dalam air."

Seokjin menceritakan hal itu dengan santai dan wajah Jungkook menjadi tegang dan ia tertegun setelah mendengarkan cerita Seokjin.

"Seokjin.."

"Aku tahu ibu menyayangiku, ia hanya sakit, otaknya hanya  sedang tidak stabil saat itu"

Seokjin tersenyum getir dan Jungkook menatapnya dengan sendu,  bingung untuk menanggapi kisah kehidupannya yang tragis dan menyedihkan.

"Tapi sekarang, aku akan senang saat pulang ke rumah..." kata seokjin dengan suaranya yang berat dan dalam

Jungkook masih tertegun dan sekarang ia menatap Seokjin dengan wajah serius, ia masih memegang tangan Seokjin.

Seokjin menatapnya balik dan mencium punggung tangannya dengan pelan."Aku ingin melihatmu, saat aku pulang ke rumah, tinggal bersamaku lagi? Dan tetap bersamaku selamanya,"

Jungkook terperanjat mendengar permintaan itu, mereka bertukar pandang dan jari tangan Jungkook bergerak sedikit meremas jari tangan seokjin.

"Jika ingin tinggal bersamaku selamanya,-  berarti kita harus menikah" Jungkook terkekeh dan melepaskan tautan tangannya pada jemari Seokjin. Ia berusaha bercanda untuk menyamarkan kegugupannya dan dadanya sekarang berdebar sangat kencang.

Seokjin melihat Jungkook yang menatapnya dengan malu-malu dan ia menarik batang lunak dari bunga liar, dan memetiknya untuk membuat cincin sederhana dari tumbuhan.

Jungkook tersipu saat Seokjin meraih tangannya dan mendekatkan cincin itu di jari manisnya.

"Ayo kita menikah" seokjin melamarnya dengan wajah serius dan juga gugup

Jungkook tertawa lepas dan ia memberikan tepukan di paha Seokjin,

"Kita bukan anak-anak" ia tersenyum geli melihat cincin buatan itu.

"Siapa bilang kita anak-anak, kita sudah melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak" bisik Seokjin di telinga Jungkook,

Wajah Jungkook merah dan ia kembali memberikan tepukan ringan di paha seokjin. "Jangan bilang seperti itu"

"Jadi, apa jawabanmu? Ya atau ya?" Seokjin mengelus pipi Jungkook dan nenatapnya dengan sayang.

Jungkook tertawa lalu mengagguk ringan, cuping hidungnya berkerut ke atas dan ia menunjukkan senyuman gigi kelinci yang sangat manis

"Ya, aku mau"

"Terima kasih sayang"

Seokjin memeluk Jungkook dan ia terkekeh puas dan memberikan elusan di punggung dengan tangannya yang mengelus dengan semangat, tiba-tiba saja ia melupakan rasa lelahnya sehabis menemani Jungkook jalan-jalan seharian.

Seokjin melepas pelukannya dan ia memasangkan cincin mainan ke jari manis Jungkook. Cincin itu agak longgar tapi Jungkook membiarkan cincin buatan itu tetap tersemat di jari manisnya.

Jungkook merogoh saku celana denimnya dan mengeluarkan permen lolipop rasa strawberry, ia mengemut permen untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokannya.

Seokjin tersenyum bahagia dan ia kembali mengelus punggung tangan Jungkook. Menatap haru pada cincin mainan di jari Jungkook sekaligus merasa malu karena tingkah konyolnya yang secara spontan membuat cincin mainan itu.

Jungkook terkekeh lagi dan ia mendekatkan wajahnya ke Seokjin dan mengelus pipi Seokjin dengan pelan. Ia berhenti mengemut permennya dan mencium Seokjin dengan lembut.

"Rasanya manis" seokjin tersenyum saat ia mengecap manis dan rasa strawberry dari bekas permen yang dimakan Jungkook

Jungkook tersenyum geli lalu lanjut memakan permennya, ia melihat bibir Seokjin yang basah dan juga berkilau.

"Ayo kita lanjut di rumah" kata Jungkook dengan  seringai nakal yang menggoda.

"Lanjut apa?"seokjin terkekeh dan Jungkook sudah bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya untuk membantu seokjin berdiri.

"Aku akan memakanmu" Kata Jungkook dengan tawa lepasnya yang terdengar ceria.

Seokjin tersipu dan hatinya berdebar kencang saat Jungkook menggodanya dan menerima lamarannya dengan tulus.


💬💗⭐

Continue Reading

You'll Also Like

12.6K 563 11
"Please just allow me" I said as i began tugging and wriggling my wrist away from his firm grip. "You're doing this to me because of that guy?" He a...
152K 16.9K 55
Love ennu paranja saadhanam ullil pootti vechitt kaaryam illa..ath parayanda samayath paranjillel...... When will she confess her heart to him... ..i...
132K 12K 40
when your crush becomes ur enemy and then your husband......what will remain at last .......love or hate? 💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞 (O...