I Hate Monday

By Juniwp9

15.3K 1.7K 716

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

14

553 70 53
By Juniwp9


"Monday, ibu akan menghentikan semua rasa sakit kita" wanita itu menurunkan jendela mobil dan menyetel volume musik dengan keras.

"Ibu.. mau apa?"

Ibunya tidak menjawab dan Monday sedikit panik dan mengigil ketakutan, perasaan mencekam menyergapnya secara tiba-tiba, wanita itu menginjak pedal gas dan mesin mobil berakselarasi dengan sangat cepat.

Kepala Monday  terbentur di jendela saat mobil yang sangat laju melewati tikungan tajam di jalan pegunungan yang berbahaya, ia mengaduh sakit dan mengelus kepalanya yang masih berdenyut-denyut, meski Jalan pegunungan itu sangat sepi, ibunya berkendara dengan cepat, wanita itu menyetir seperti orang gila dan mengabaikan tikungan tajam yang berbahaya, ketika kendaraan hampir menghantam pembatas jalan, Monday gemetar ketakutan dan mencengkram sabuk pengamannya dengan kencang.

"Ibu!!! Hati-hati!! Tolong...hentikan mobilnya.." Monday hampir menangis, ia memohon dengan wajah yang memelas. "Ibu, tolong berhenti..."

"Diamlah, Monday Kim!" Ibunya marah dan membentaknya dengan keras. "Ibu akan menghentikan semua rasa sakit kita!!, Monday Kim!"

Monday terkejut dan ibunya lagi-lagi memanggilnya dengan nama yang berbeda, ia melakukan hal itu setiap kali ia marah kepada Monday,  sejak ayahnya pergi dan menelantarkan mereka, ibunya selalu membenci nama pemberian yang diberikan oleh ayah Monday, Goo Jihoon. Nama marga Goo, adalah marga milik ayah anak itu.

Wanita itu menyeringai, menarik sudut bibirnya dengan pelan, sensasi horor yang semakin mencekam menghinggapi batin Monday di saat-saat genting dan berbahaya ketika mobil itu akhirnya menghantam pembatas jalan dan    kendaraan terbanting ke udara. Mobil meluncur ke sungai dan mendarat di tempat yang menakutkan dengan sekejap ditelan oleh air.

Tubuh Monday terbentur dan ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia melihat darah segar dan air masuk dengan cepat melalui celah jendela mobil yang terbuka lebar. Air yang menakutkan segera menelannya begitu saja dan mobil mereka tenggelam di dalam air.

Monday panik dan merasakan napasnya tercekik ketika ia berjuang untuk hidup dan melepaskan sabuk pengaman dari tubuhnya. Matanya melotot ketika ia menoleh ke ibunya dan ia masih mengkhawatirkan keselamatan wanita itu, ibunya ternyata menatap ke arahnya sejak tadi dengan senyuman pahit yang sangat menyedihkan sekaligus menyeramkan.

Selama satu detik yang singkat, Monday hampir menyerah dan setuju pada ide gila ibunya untuk segera mengakhiri rasa sakit di dalam kehidupan mereka yang menderita.







🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️








Jungkook takut dan gugup, dan ia mendengar suara seokjin yang berat dan juga dalam serta sinar matanya yang misterius terpancar dari mata elangnya yang tajam dan terlihat indah.

Seokjin mengungkungnya, ia berada di atas Jungkook dan mempersempit ruang geraknya, Jungkook gugup luar biasa dan dadanya berdebar kencang tidak karuan.

"Hari ini bukan hari senin, Kim" kata Jungkook dengan suaranya yang bergetar dan tatapan matanya  yang mulai berkaca-kaca.

Seokjin mencoba menyerang ruang pribadinya memberinya rasa tidak aman dan gangguan yang sangat meresahkan. Jungkook menelan ludahnya yang terasa pahit, suaranya pasti masih bergetar takut jika ia berbicara sekali lagi.

"Kim..."

Jungkook bergerak gelisah dan mengaduh sakit ketika Seokjin mulai memberikan gigitan kecil di pundaknya, ia menarik rambut Seokjin agar pria itu berhenti menyiksanya tapi Seokjin enggan berhenti dan terus menyentuh Jungkook.

"Kim, hentikan!"

Seokjin mengabaikan ucapan Jungkook, ia terus memberikan isapan kasar di kulit leher Jungkook, menciptakan beberapa jejak memar kemerahan segar yang terlihat jelas di kulit putih yang cerah.

Tangan Seokjin menyusup ke dalam pakaian, menjamah kulit di balik baju kaos hitam Jungkook yang longgar, jari-jarinya bergerak memelintir putingnya dengan kasar, memberikan sentuhan menyiksa dan rasa nikmat yang aneh bagi Jungkook.

Wajah Jungkook merah dan menghangat saat ia terangsang, ia gelisah dan mulai mengeluarkan suara-suara desahan aneh karena perasaan campur aduk oleh munculnya gemuruh berisik di dalam dadanya. Jungkook membenci sentuhan dari Seokjin tapi disisi lain tubuhnya sudah mengkhinati egonya dengan sempurna.

Seokjin mencumbu bibirnya dengan kasar, lidahnya menerobos ke mulut Jungkook seolah ingin mengobrak-abrik rongga mulutnya dalam sekejap, ciuman kemarahan itu menyiksa Jungkook, dan Seokjin mengigit bibir bawah Jungkook saat mengakhiri cumbuan bibirnya yang panas dan sangat liar.

Jungkook meringis sakit, dan bibirnya menjadi merah, basah dan juga bengkak, jari tangannya gemetar saat ia menyentuh bibirnya yang perih, dan ia melotot kesal karena melihat tetesan darah segar yang menempel di jari telunjuknya. Bibirnya terluka karena gigitan Seokjin.

"Cukup...jangan sentuh aku... Kim" air mata Jungkook berlinang di pipi, dan Seokjin tertegun sebelum ia menghentikan tatapannya pada wajah Jungkook yang sangat kasihan, dan sorot mata  besarnya yang sendu dan terlihat lugu.

Untuk pertama kalinya ia melihat sosok Jungkook yang menunjukkan sisi lemahnya yang menyedihkan, ia terlihat sangat rentan dan juga bingung.

Ponsel Seokjin berdering di atas meja, debaran kencang di dadanya meredah secara perlahan. Emosinya mulai stabil dan ia berhenti mengungkung Jungkook dan berhenti memberinya hukuman.

Jungkook mengambil kesempatan untuk menjauh dari Seokjin saat pria itu memindahkan perhatiannya pada ponsel yang terus berdering berisik di atas meja yang ada di dekat sofa tempat mereka berada.

Seokjin bangkit dan meraih ponselnya lalu menjawab telpon. Jungkook cepat-cepat memperbaiki pakaiannya dan menyekah air matanya lalu pergi menghindari Seokjin.









🔸️🔸️🔸️🔸️






"Sejak kapan dia mengenaliku? Aku bahkan tidak bisa mengenalinya sama sekali...Pantas saja dia membenciku selama ini...Arrghh..., kenapa hidupku jadi makin kacau begini!!?"

Jungkook menangis dengan posisi duduk sambil memeluk lututnya, matanya sembab dan ia masih dilanda oleh rasa gamang yang begitu besar.Ia masih kaget dan sangat bingung,

"Ah, aku harus bagaimana?" Jungkook mengacak rambutnya dan melepas pakaiannya secara perlahan, ia masuk ke kamar mandi dengan langkah lesu dan hati yang sangat gundah.

"Dia melakukan semua ini..." Jungkook mengeluh dan menyentuh kissmark di kulitnya, ada beberapa tanda bekas isapan dan memar akibat perbuatan Seokjin,

Jungkook meringuk di bawah air pancuran, merasakan butiran air hangat jatuh dan tergelincir di atas kulitnya. Ia memeluk dirinya sendiri dan lanjut menangis lagi. Ia merasa sangat kotor dan harga dirinya merosot jatuh dan sudah hancur.

"Dimatanya aku hanya pelacur hina yang bisa seenaknya ia gunakan..."

Jungkook merasakan sesak di dalam dadanya, dan bayangan wajah Seokjin yang seolah menatapnya dengan jijik dan juga marah.





🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️










Seokjin sedikit merasa bersalah dan ia menatap pintu kamar Jungkook cukup lama. Ia ragu untuk mengetuk pintu dan langkahnya berhenti dalam sekejap, dan kakinya sangat berat untuk melangkah lagi.

Ia perlu berbicara dengan Jungkook, tapi Jungkook mengurung dirinya sejak pertengkaran mereka semalam, Jungkook mogok kerja dan ia tidak menyiapkan sarapan pagi untuk Seokjin.

"Apa yang harus aku lakukan padamu....Jungkook, " Seokjin mendekat ke pintu, ia menyandarkan kepalanya dan keningnya menyentuh permukaan pintu kamar Jungkook.

Seokjin menarik napas dalam-dalam, lalu menghela napas lelah. Ia mundur dan mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Jungkook, ia kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya dan komunikasinya menjadi macet dan semakin buruk.

Pintu berderit dan tiba-tiba terbuka, Seokjin tersentak kaget karena ia melihat Jungkook sudah terlihat rapi dengan pakaian kantornya, wajahnya lesu dan matanya masih kelihatan bengkak karena menangis semalam.

"J-jungkook.." Seokjin sedikit tergagap, dan Jungkook menatapnya dengan sorot mata yang sendu.

"Aku akan menyiapkan pakaian kantormu, kita harus siap-siap ke kantor.."

Jungkook langsung memakai kacamata baru untuk menyembunyikan matanya yang masih bengkak dan ia segera menghindari kontak matanya dengan Seokjin.

Seokjin mengikuti Jungkook yang berjalan menuju ke dalam kamarnya, ia melihat sikap Jungkook dingin dan cuek, tapi ia masih berusaha untuk bersikap profesional sebagai sekretaris pribadi Kim Seokjin.

Jungkook menjadi lebih pendiam dan suasana hening yang canggung membuatnya merasa tidak nyaman, Jungkook mendekat dan merapikan lipatan di kerah baju Seokjin tanpa mengucapkan kata apapun.

"Kamu masih marah padaku, Jeon?" Seokjin memberanikan diri untuk membuka suara lebih dulu.

"Kita harus segera pergi, pukul 09.15 pagi, kamu ada pertemuan dengan Tuan Choi dari pihak Ive grup," Jungkook mengabaikan pertanyaan Seokjin, ia menunduk dengan wajah serius, melihat pada arloji di pergelangan tangannya.

"Jungkook.."

"Aku akan menunggumu di mobil"

Jungkook terus mengabaikan Seokjin dan ia berjalan keluar dari kamar sambil berpura-pura sibuk memeriksa jadwal kegiatan Seokjin di dalam layar tabletnya.

Saat di dalam mobil, Jungkook menyetir dengan tenang dan ia hanya diam sepanjang perjalanan menuju ke kantor, Seokjin sulit untuk membuka suara, dan masih berat untuk mengajak Jungkook mengobrol, ia terus diabaikan sejak mereka keluar dari rumah dan Jungkook terus menjawabnya dengan singkat dan seperlunya, tak ada percakapan yang berarti di antara mereka selama berada di dalam mobil, yang ada hanya keheningan yang canggung dan keduanya sibuk dengan pikiran kusutnya masing-masing.

Seokjin merasa tidak nyaman karena Jungkook yang cuek dan bersikap dingin kepadanya, dengan sadar menyadari bahwa Jungkook masih marah dan terus menghindari interaksi dengannya sesering mungkin.

Setelah pertemuan bisnis  Seokjin dengan pihak Ive grup, Jungkook menemani Seokjin  untuk menghadiri acara peluncuran produk mobil terbaru yang diproduksi oleh KSJ company.

Acara itu diramaikan dengan pertunjukkan  live musik dan kehadiran model iklan cantik bernama Moonbyul. Wanita itu adalah mantan anggota penyanyi grup idola terkenal dan sukses dalam bersolo karir.

Jungkook menatap layar raksasa yang menunjukkan wajah cantik Moonbyul dalam iklan produk mobil keluaran terbaru dari KSJ company. Perusahaan otomotif itu cukup terkenal dan memiliki penggemar yang agak fanatik.

Seokjin berbicara di podium dan mempresentasikan produk baru yang diluncurkan oleh perusahaannya dan akan dipasarkan secara global minggu ini.
Wajahnya yang tampak serius dan berkarisma, mencerminkan pemimpin  yang pekerja keras dan memiliki loyalitas dan integritas yang tinggi.

Untuk sesaat Jungkook melupakan bagaimana perlakuan buruk pria itu kepada dirinya, sejenak terlena oleh gambaran sempurna yang ada di depan matanya.

Tepuk tangan riuh dan senyuman bangga melengkung indah di wajah Seokjin, keramaian dan suasana riuh itu membuatnya kembali pada kenyataan dan berhenti menatap takjub ke arah Seokjin. Ia tidak bisa memungkiri bahwa pria angkuh itu memang hebat dan sangat bisa diandalkan.

Beberapa menit kemudian, Seokjin turun dari panggung dan para reporter mulai menghampirinya. Jungkook berbaur dalam keramaian dan membiarkan para bodyguard bertubuh kekar dan besar melindungi Seokjin dari kerumunan reporter dan paparazzi.






🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️




Jungkook menyesap minuman yang berikan oleh pelayan dan duduk melihat ke arah keramaian yang ada di sekitarnya, ia mencoba menikmati pertunjukkan live musik dan tatapan matanya sesekali melihat ke arah mobil baru yang dipamerkan di depan panggung.  Kendaraan itu tampak mengkilap dan sangat keren.

Ia berpikir bahwa seminggu lagi ia akan memeriksa nilai penjualan dari produk mobil terbaru itu dan bersiap untuk menyiapkan data baru untuk mengukur tingkat keberhasilan dari tim pemasaran KSJ company. Ia melirik pada layar raksasa dan wajah Moonbyul yang cantik muncul dan tersenyum ketika mengendarai produk mobil baru yang dipamerkan hari ini.

Jungkook menyesap minumannya sebelum bangkit dan pergi mendekat ke sekitar panggung, ia mengecek waktu di arlojinya dan akan segera mencari keberadaan Seokjin, ia perlu menyeret Seokjin pergi dari tempat acara itu sebelum makan siang.

Langkahnya melambat dan ragu saat ia melihat Moonbyul mendekati Seokjin dan tersenyum  manis saat Seokjin memberikannya buket bunga mawar merah yang besar dan cantik.
Mereka tampak berbincang sebentar dan Jungkook memperhatikan bagaimana jari-jari lentik wanita itu sesekali menyentuh bahu Seokjin saat ia berbicara dengan wajah tersipu. Sekilas seperti gerakan kecil sepeleh yang bisa diabaikan begitu saja, tapi Jungkook bisa melihat bagaimana Moonbyul terlihat  menunjukkan ketertarikan besar kepada Seokjin. Senyuman manis terus menghiasi wajah cantiknya dan Seokjin juga tersenyum balik pada wanita itu.

"Dia tidak pernah tersenyum seperti itu kepadaku" gumam Jungkook dengan hati yang mendadak cemburu, ia tidak menyadari penyebab kemunculan dari perasaan kesalnya itu. Ia hanya tidak senang melihat Seokjin tersenyum manis kepada wanita lain.

Sunwoo duduk di samping Jungkook dan rekan kerjanya itu melirik ke arah yang sama dimana Seokjin dan Moonbyul masih berbicara dengan akrab.

"Wow, sepertinya Tuan Kim memang memiliki magnet yang kuat untuk menarik perhatian wanita cantik, aku sangat iri melihatnya" Sunwoo menyesap minumannya dan melihat ke arah Moonbyul, ia adalah salah satu penggemar dari penyanyi itu.

Jungkook ingin mengabaikan komentar Sunwoo, tapi ia sudah tertangkap basah melihat ke arah kedua orang yang sedang dibicarakan oleh temannya.

"Kamu tahu gak Jungkook,  katanya...dulu Tuan Kim pernah jadi sponsor dari Moonbyul sebelum terkenal seperti sekarang"  Sunwoo terkikik, berbicara dengan suara yang hampir berbisik, ia memancing Jungkook untuk bergunjing dengannya.

Jungkook mengerti dengan istilah "sponsor" yang baru saja dilontarkan oleh Sunwoo, Seokjin memang memiliki kemampuan dan uang yang banyak untuk menjadikannya seorang "sponsor" bagi selebriti yang ingin mengambil jalan pintas untuk menjadi terkenal dalam hubungan saling memanfaatkan satu sama lain dengan cara yang salah. Jika ucapan Sunwoo benar dan bukan omong kosong belaka, maka Jungkook menyadari bahwa Seokjin tentu saja pernah meniduri penyanyi terkenal itu di masa lalu.

"Sepertinya kamu sudah mabuk"Jungkook merotasikan matanya, melihat gelas wine yang dipegang oleh Sunwoo. Ia tak ingin ambil pusing dan memikirkan masa lalu Seokjin.

"Aku belum mabuk" Sunwoo menyangkal dan ia menatap dengki ke arah Seokjin. "Tuan Kim muda adalah pria kaya yang bajingan...." kata Sunwoo dengan nada suara yang pelan dan hati-hati. Ia terkekeh dan menyesap minumannya lagi.

Jungkook merasa terganggu dengan ocehan Sunwoo, ia beranjak dari kursinya dan mengabaikan Sunwoo yang mencoba untuk menjelek-jelekkan Seokjin di belakangnya.

Jungkook masih memperhatikan Seokjin, ia melihat Seokjin dan Moonbyul masih mengobrol dengan asyik sampai akhirnya Moonbyul tersenyum lagi dan memberikan kecupan singkat di pipi Seokjin sebelum ia berjalan pergi dengan manajernya.

Jungkook mendekati Seokjin dan ia melihat pria itu masih melempar senyuman ke arah Moonbyul dan mereka masih bertukar pandang.

"Kita harus segera pergi, Tuan Kim, saya akan menyiapkan makan siang untuk anda, kegiatan anda selanjutnya adalah janji pertemuan dengan Tuan Cha setelah  jam siang...."Jungkook berbicara dengan sopan dan hormat saat ia berbicara dengan Seokjin di depan umum.

Senyuman pudar di wajah Seokjin  saat Jungkook datang, wajahnya kembali terlihat kaku dan juga lelah.









🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️






Jungkook mendekat ke mobil dan seokjin menyusulnya dari belakang, ia melihat Seokjin dengan wajah serius,

"Berikan kunci mobil padaku, aku akan menyetir sendiri, dan kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan makan siang untukku"

Jungkook menengok ke samping, ia cukup bingung karena ucapan dari Seokjin,

"Tapi Kim"

"Kamu  bisa istirahat dan pulang lebih cepat" Seokjin meminta kunci dan Jungkook menyipitkan matanya dan melihat Seokjin dengan tatapan curiga. Ia merogoh saku jasnya dan memberikan kunci mobil kepada Seokjin.

Jungkook menarik pintu mobil dan hampir duduk di jok penumpang depan, tapi Seokjin melarangnya untuk duduk.

"Jangan duduk, kamu bisa pulang dengan mobil lain, ia merogoh dompetnya, mengeluarkan uang kertas dan memberikannya kepada Jungkook.  "Ini untuk bayar taxi"

Jungkook masih bingung tapi tangannya mengambil uang itu dengan ragu, Seokjin baru saja memberinya ongkos untuk mencari taxi.

"Kamu tidak perlu menyiapkan makan malam, aku akan pulang terlambat malam ini" kata Seokjin sebelum Jungkook keluar dari mobil dan menutup pintu mobil dengan segera.

Jungkook berlari kecil ke sisi mobil yang lain dan ia langsung mengetuk kaca jendela Seokjin beberapa kali. Pria itu menurunkan kaca jendela dan melihat Jungkook dengan tatapan jengah.

"Kamu mau pergi ke mana, Kim?"

"Itu bukan urusanmu"

"Tapi aku perlu tahu"

"Kubilang, itu bukan urusanmu Jeon"

Seokjin menaikkan kaca jendela dan Jungkook mundur selangkah saat ia mendengar suara mesin yang dihidupkan, ia segera menjauh dan menjaga jarak aman.

Jungkook merasa heran dan ia berdiri di samping mobil dengan wajah sedikit tersinggung, seokjin baru saja mengusirnya secara halus.

Ia melihat kendaraan itu bergerak dan berhenti di depan mobil berwarna putih. Tak lama kemudian  Moonbyul dan manajernya muncul di samping mobil Seokjin. Jungkook menatap penasaran pada pemandangan itu, dan menyadari bahwa Seokjin telah memberikan tumpangan pada Moonbyul, wanita itu masuk sendirian ke dalam mobil Seokjin, dan manajernya berdiri di depan mobil putih, ia melambaikan tangan saat mereka berpisah.

"Jadi, dia ingin pergi dengan wanita itu.." Jungkook mengigit bibirnya dengan cemas dan perasaanya sedikit terluka, ia bingung dengan perasaannya sendiri karena melihat Seokjin memilih untuk pulang bersama dengan orang lain. "Oh, rupanya dia ingin pergi berduaan saja dengan Moonbyul"

Jungkook tersenyum getir dan tubuhnya mendadak terasa lemas dan kehilangan energi, ia segera mengutak atik ponselnya dan memesan taxi online dengan cepat.

Saat tiba di rumah Jungkook bertambah lemas dan merasa sangat bosan, ia memeriksa jadwal kegiatan Seokjin di tabletnya dan ia tidak punya kepentingan apapun untuk menggangu Seokjin saat ini.

"Apakah sekarang ia pergi makan siang dengan Moonbyul?"

Jungkook memejamkan matanya sekilas dan membayangkan bagaimana Seokjin tersenyum manis di depan Moonbyul, ia bisa melihat gambaran paras Moonbyul yang jelita, kesan feminim yang kuat dan senyumannya yang mempesona.

"Dia sangat cantik, Seokjin pasti  sangat menyukai penyanyi itu" gumam Jungkook yang sibuk dengan pikiran kusutnya sendiri, ia terus memikirkan Seokjin dan membayangkan hal-hal yang lebih berani dan juga liar. "Dia pasti sudah bersenang-senang dengan Moonbyul"

Jungkook kesal dan ia refleks memukul bantal sofa dimana ia sekarang sedang duduk bersantai di depan TV.

"Uhh! Kenapa aku terus memikirkan pria menyebalkan itu!- cukup!! Aku tidak boleh membuang-buang energiku yang berharga hanya untuk memikirkannya!"

Jungkook kesal pada dirinya sendiri, jadi ia mulai menghabiskan waktu untuk bermain game online sampai ia bosan, dan ia hanya bermalas-malasan  dirumah hingga menjelang malam tiba.

Jungkook menatap makanan yang sudah dingin di atas meja, biasanya ia akan makan malam bersama Seokjin tapi sekarang ia makan sendirian dan mendadak kehilangan nafsu makannya yang besar. Ia menggerakkan sumpit dengan ogah-ogahan dan wajahnya tertekuk saat melihat makan enak yang ada di hadapannya. Ia berakhir menyisakan banyak makanan di atas piringnya.

Malam ini Jungkook tidak bisa tidur, ia terus terjaga dan kesal karena matanya sulit untuk terpejam dan ia merasakan tubuhnya terasa sangat lemas. Seokjin pulang larut malam dan ia melintas di ruang tengah, Jungkook menengok ke arah datangnya pria itu, dan mencoba untuk mengabaikannya, ia sedang begadang menonton Film, dan Jungkook pura-pura tidak tertarik ketika Seokjin hampir melangkah melintas di samping sofa.

Ia benci dengan situasi saling menahan diri dan saling mendiamkan seperti ini, sampai akhirnya Jungkook merasa muak dan menegur Seokjin lebih dulu

"Kamu dari mana?"Jungkook berdiri di hadapan Seokjin dan pria itu merasa terganggu karena keberadaan Jungkook yang menghalangi jalannya.

"Ini bukan urusanmu, Jeon"

Seokjin menyahut dengan suaranya yang terkesan cuek dan juga dingin.

Jungkook mendekat lagi dan tatapannya jatuh pada memar merah di leher Seokjin, ia mencium aroma parfum wanita yang melekat di pakaian Seokjin.

"Kenapa kamu pulang larut malam?"

"Jeon, minggir"

Seokjin menatap Jungkook dengan tajam, dan Jungkook berdiri di hadapan Seokjin seolah mencegahnya untuk melarikan diri.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, Kim"

"Aku tidak perlu menjawabnya, aku pulang telat ke rumah itu terserah aku, itu bukan urusanmu, Jeon"

"Aku harus tahu, itu urusanku juga, karena sekarang aku juga tinggal di rumah ini bersamamu!" Nada suara Jungkook semakin meruncing dan Seokjin menatapnya dengan seringai mengejek yang menyebalkan.

"Apakah kamu menyukaiku, Jeon? Apa yang salah denganmu?"

Jungkook tersentak kaget saat Seokjin menarik pinggangnya, membuat jarak mereka semakin dekat, ia panik dan menepis tangan seokjin dengan kasar.

"Tidak! Aku membencimu!!" Teriak Jungkook tepat di depan wajah Seokjin. Ia marah dan menangis sehingga Seokjin tertegun ketika emosi Jungkook tiba-tiba meledak tepat di hadapannya.



🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️







Jungkook masih dilanda dibingungan yang luar biasa saat ia menangis di depan Seokjin dan emosinya meledak begitu saja. Ia melarikan diri dari pria itu. Puncak kemarahannya seperti bom waktu yang berbahaya dan menghasilkan banyak kehancuran di dalam hidupnya.

Ia marah, kesal, kecewa dan perasaan aneh lainnya bercampur satu di dalam batinnya. Ia menyekah air matanya, setelah puas menangis sesungukan sendirian di dalam kamar.

"Bodoh! Kenapa aku lari setelah marah dan menangis di depannya lagi!" Jungkook memeluk lututnya dan suasana hatinya semakin menjadi buruk. Ia juga terkejut dengan sikap anehnya sendiri, dan ia terus menyangkal perasaannya berulang kali.

Tiba-tiba saja ia mengingat wajah Goo Monday di dalam pikirannya yang keruh, ia mengenang hari-hari dimana Monday duduk di sebelahnya saat berada di dalam kelas dan mereka menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah.

Jungkook bimbang karena tiba-tiba merindukan anak itu, dan ia masih menganggap Kim Seokjin bukanlah orang yang sama dengan Goo Monday.

Penyesalan besar menyelimuti hatinya dan  kenangan lama yang tersimpan dalam ingatan masa lalunya selama bertahun-tahun muncul kembali dan membuatnya menjadi merasa sangat bersalah.

Ia memeluk lututnya lagi dan tubuhnya menciut di atas tempat tidur, dadanya terasa sesak dan sakit karena memikirkan masa lalunya bersama Goo Monday, dan masa kini yang kacau dan tidak pasti bersama Kim Seokjin.

Harusnya hari itu,  ia jujur dan meminta maaf pada Goo Monday tapi kala itu  Jungkook masih takut pada perasaannya sendiri.


💗💬⭐

Continue Reading

You'll Also Like

7.5K 438 10
tidak heran mereka tidak pernah bisa move on dari satu sama lain. *Jinkook *Top Jin Bot Kook *Toxic Relationship *Harshword *21+++ ________________...
31.3K 2.6K 31
🐹🐰KOOKJIN🐹🐰 Happy Reading 💜
58K 4.8K 39
COMPLETED! Kim Seokjin dan Jeon Jungkook adalah dua orang pemuda yang bertemu secara tidak sengaja di sebuah festival musik. Mereka memiliki sifat ya...
22.1K 1.6K 35
Kim Seokjin Sudah berpacaran dengan ken selama 5 tahun,akan tetapi Jin Baru mengetahui bahwa ken selingkuh di belakangnya.. Dan Jin selalu terbujuk r...