Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

Per Pamelaa_kim

1M 32.3K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... Més

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 46
Epilog
info terbit
special chapter
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

chapter 45

17.2K 536 3
Per Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.


Empat bulan sudah berjalan. selama itu pun keadaan rumah tangga Gus Varo dan Ning Ziya berjalan begitu harmonis dan walaupun sedikit dibumbui oleh cekcok kecil yang bahkan sudah biasa terjadi dalam sebuah kehidupan pernikahan. dan selama itu pula, mereka berdua sudah menempati rumah bergaya minimalis berlantai dua yang telah dibeli oleh Gus Varo menjelang pernikahannya.

" Mas, bisa antar aku ke museum tidak? " Tanya Ning Ziya kepada suaminya yang sedang sibuk berkutat dengan beberapa kertas didepannya.

" Ingin apa ke museum? " tanya Gus Varo balik dan menatap netra kesukaannya.

" Untuk melihat karya seni mas. tidak mungkin ingin dagang sate, " ujar Ning Ziya yang tidak habis pikir akan pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya.

" Kapan-kapan saja ya. mas masih sibuk menilai hasil kerja anak-anak, " jawab Gus Varo menolak halus keinginan istrinya saat ini.

" Tidak mau. aku inginnya sekarang. kalau kapan-kapan malah terburu tidak ingin lagi mas, " rengek Ning Ziya yang tak terima akan penolakan yang diberikan Gus Varo kepadanya.

Omong - omong tentang Gus Varo, selain berprofesi sebagai seorang guru ternyata pria itu membangun sebuah bisnis restoran tiga bulan yang lalu. restoran tersebut cukup berkembang pesat hingga saat ini. hal tersebut juga didukung dengan adanya design interior restoran itu sendiri yang begitu menakjubkan dan menarik setiap pandangan mata yang melihatnya. selain itu, berbagai menu makanan atau minuman yang disajikan juga tak kalah menggiurkan. bahkan restoran milik pria itu mengeluarkan sebuah menu pencuci mulut baru yang jarang ditemui atau bahkan tidak ada di restoran manapun.

Gus Varo juga harus berterimakasih kepada Anthony. karena bantuan pria itu lah, bisnis miliknya dapat berkembang sampai saat ini. asal kalian tahu bahwa semenjak Anthony mendengar bahwa suami dari putrinya itu membangun sebuah bisnis, seketika pria itu langsung mencarikan seorang arsitek yang dapat mengurus desain bangunan tersebut. tak lupa juga, pria asal Dubai tersebut mengirimkan seorang koki handal untuk ikut serta dalam urusan masak-memasak.

Sebenarnya Gus Varo sudah menolak bantuan dari pria itu. namun apa daya, Anthony begitu keras kepala. Ning Ziya yang sudah tahu tabiat sang ayah pun hanya bisa menerima dan memberi pengertian kepada sang suami.

" Sayang, kalau sekarang tidak bisa. kamu lihat sendiri banyak yang harus mas periksa, " ucap Gus Varo berusaha memberi pengertian kepada istrinya.

" Ya sudah, aku pergi sendiri. aku akan pakai mobil pemberian daddy. jadi kamu tidak perlu khawatir akan terjadi sesuatu, " sahut Ning Ziya yang terlihat sudah beranjak berniat pergi meninggalkan suaminya sendirian di ruangan tersebut.

" Tidak boleh! " ujar Gus Varo dengan nada yang terdengar begitu tegas.

" Mas tidak akan membiarkan kamu pergi sendirian, " lanjut pria itu.

" Aku tidak masalah mas. kamu selesaikan kerjaan kamu dulu, " jawab Ning Ziya tetap kekeh akan keinginannya.

" Mas tidak ridho kamu pergi sendirian. kamu tidak takut dosa kalau semisalnya tetap kekeh sama keinginan kamu itu? dosa jika tidak menuruti perintah suami. mas begini karena tidak ingin kamu ada apa-apa nanti, " jelas pria itu dengan sabar menasehati sang istri.

" Kamu marah mas? " Cicit Ning Ziya dengan pelan dan entah bagaimana juga suasana hatinya berubah begitu cepat.

Gus Varo meletakkan penanya dan mulai merapihkan beberapa kertas putih yang berserakan diatas meja sebelum akhirnya pria itu memutuskan untuk menghampiri sang istri yang sudah menundukkan kepalanya sendu.

" Siapa bilang mas marah? " Tanya pria itu setelah berada didekat istrinya.

" Itu tadi mas marah sama aku, " gumam Ning Ziya dengan lirih menjawab pertanyaan suami nya tanpa berani menatap kearah sang empu.

Gus Varo semakin mengikis jarak diantara keduanya. pria itu mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk hangat tubuh istrinya yang entah semenjak kapan sudah agak terasa sedikit lebih berisi daripada sebelumnya.

" Maaf ya humaira nya mas. bukan bermaksud marah, tapi kamu sekarang sudah punya suami. mas ingin jika kamu pergi keluar harus ada mahram yang menemani. bukan jalan sendirian. kamu ingat posisi kamu sudah menjadi seorang istri sekarang. mas tidak ingin jika tiba-tiba sewaktu kamu jalan sendirian terus ada yang menggoda kamu karena mereka kira kamu masih lajang, " jelas Gus Varo dengan penuh kelembutan dan enggan untuk melepaskan pelukannya terhadap Ning Ziya.

" Wallahi, mas tidak ridho sayang, " lanjut pria itu.

Ning Ziya pun semakin merasa bersalah akan tindakannya beberapa saat yang lalu terhadap suaminya. perempuan itu semakin mengeratkan pelukannya dan menggumamkan kata maaf kepada Gus Varo.

" Maaf mas, aku bersikap kekanakan "

" Jangan sedih! mas juga minta maaf karena nolak permintaan kamu tadi. lain kali kita pergi ke museum. dan sebagai gantinya, nanti malam kita ke pasar malam, " sahut Gus Varo berusaha mengembalikan suasana hati istrinya menjadi lebih baik dan melupakan kesedihannya.

" Naik motor ya, " pinta Ning Ziya menatap binar kearah suaminya.

Gus Varo hanya mengangguk yang tandanya pria itu menyetujui keinginan yang dilontarkan Ning Ziya.

" Mas, tiba-tiba aku ingin makan kukis cokelat, " ucap Ning Ziya setelah terdiam beberapa saat.

" Ingin mas belikan? " Tawar Gus Varo yang dibalas gelengan kecil oleh Ning Ziya.

" Tidak mau. aku inginnya kamu yang buat. tapi kukis cokelat nya harus rasa stroberi, " balas Ning Ziya yang membuat Gus Varo mengerutkan dahinya heran.

" Kalau kamu minta kukis cokelat, pasti rasanya juga cokelat sayang. tidak mungkin jadi rasa stroberi, " ujar Gus Varo menatap istrinya aneh.

" Tidak mau tahu. yang penting aku ingin makan itu sekarang, " balas Ning Ziya yang sudah mulai mengeluarkan rengekannya.

Tak enak hati menolak keinginan sang istri, Gus Varo pun terpaksa mengiyakan. biarlah ia mencari tahu bagaimana cara membuatnya nanti. mungkin pria itu akan bertanya kepada uminya atau Ning Kirana.

" Kamu sudah sholat dhuhur? " tanya Gus Varo yang dibalas anggukan oleh Ning Ziya.

" Kalau begitu kamu tidur siang dulu sambil menunggu mas membuat kukis cokelat permintaan kamu, " titah pria itu.

" Na'am zauji. aku tunggu, " ujar Ning Ziya dengan semangat mulai meninggalkan Gus Varo sendirian di ruangan tersebut.

Namun tak lama Ning Ziya membalikkan dirinya menuju ke tempat suaminya dan seketika meninggalkan kecupan manis di pipi suaminya.

" Biar semangat, " ucap Ning Ziya tak melunturkan senyumannya.

Sementara sang empu yang mendapat serangan mendadak itu hanya senyum-senyum bak orang gila. bahkan seluruh wajah pria itu sudah memerah salah tingkah.

Daripada berdiam sendirian tidak jelas di ruangan tersebut, Gus Varo langsung melangkahkan kakinya kearah dapur dan tak luput jari-jemarinya mengotak-atik benda canggih persegi panjang miliknya.

" Assalamualaikum mas. ada apa? " sahut umi Laila diseberang sana.

" Waalaikumussalam, mas boleh minta tolong? " tanya Gus Varo tak lama kemudian.

" Minta tolong apa mas? umi akan bantu kalau bisa "

Gus Varo ragu-ragu dan terdiam beberapa menit sebelum akhirnya menyampaikan keinginan aneh yang dimiliki istrinya.

" Umi tahu cara membuat kukis cokelat rasa stroberi tidak? " ujar Gus Varo yang membuat lawan bicaranya kebingungan.

" Maksud kamu apa mas? kalau ingin kukis cokelat pasti rasanya cokelat. bukan malah jadi stroberi. kamu mengantuk? " Balas umi Laila.

" Varo tahu umi. tapi ini permintaan istri Varo, " jawab Gus Varo.

" Permintaan istri kamu? yang benar? " tanya umi Laila yang sepertinya wanita itu sedang memastikan sesuatu.

" Mas tidak mungkin membohongi umi. bahkan mas juga heran dengan permintaan aneh Ning Ziya "

" Jangan-jangan istri kamu mengidam mas? sudah berapa lama istri kamu telat haid? istri kamu akhir-akhir ini ada gejala muntah tidak? istri kamu hamil mas? sudah kamu periksa ke dokter belum? " tanya umi Laila beruntun menumpahkan segala perdebatan di kepalanya.

Gus Varo yang mendapat pertanyaan beruntun seperti itu pun terdiam. pertanyaan dari uminya tersebut malah membuat pria itu menjadi kepikiran.

" Ning Ziya telat dua minggu daripada jadwal biasanya, " batin pria itu.

" Mas Varo! kenapa diam? apa jangan-jangan yang umi bilang benar? " gertak umi Laila diseberang sana yang sudah tak sabaran.

Gus Varo pun terhenyak dari lamunannya dan mulai menjawab pertanyaan umi Laila.

" Istri mas sudah telat dua minggu daripada jadwal biasanya umi, " balas Gus Varo yang mendapatkan pelototan kaget dari umi Laila yang sayangnya tak terlihat oleh dirinya.

" Kamu ini bagaimana mas? masa istri sendiri sedang hamil tidak tahu?, " omel umi Laila kepada anak sulungnya.

" Belum tentu umi. istri mas juga tidak pernah muntah-muntah seperti apa yang umi bilang, " elak Gus Varo.

" Belum tentu apa maksud kamu? itu sudah jelas mas. orang hamil itu tidak semua harus ada gejala mual. lebih baik kamu bawa istri kamu periksa sekarang. umi yakin istri kamu hamil. atau kalau mau, umi sekarang akan ke rumah kalian dan langsung bawa istri kamu ke rumah sakit, " ujar umi Laila begitu excited.

" Ning Ziya baru saja tidur siang umi, " sahut Gus Varo terlihat enggan untuk membangunkan sang istri.

" Kalau begitu umi kesana dengan adik kamu. sekalian umi belikan testpack untuk istri kamu. kita tunggu istri kamu bangun untuk cek hasilnya nanti. kamu diam saja. umi siap-siap dulu, nanti umi bantu membuat kukis untuk memenuhi rasa mengidam istri kamu, " cerocos umi Laila tanpa henti.

" Iya umi, mas tunggu dan hati-hati dijalan "

" Iya, umi tutup telfonnya. assalamualaikum "

" Waalaikumussalam, " jawab Gus Varo sebelum sedetik kemudian sang umi memutuskan sambungannya.

" Apa benar istri saya hamil? "

" Ya Allah semoga saja sesuai dengan apa yang saya pikirkan, " gumam Gus Varo ditengah kesendiriannya.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Continua llegint

You'll Also Like

703K 39.2K 50
Kisah ini menceritakan seorang gadis desa yang mondok di pasantren, dengan berkat ilmunya ia paham akan ilmu agama dan mengenakan cadarnya, dia di se...
693K 27.4K 46
Romantic - spiritual : [BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Menikah muda bukan lah wish list yang ada dalam daftar impian Zara. Me...
538K 40.1K 57
PROSES REVISI CERITA INI DI UN-PUBLISH LALU DI PUBLISH KEMBALI SETELAH DI REVISI PER-PARTNYA. *** (Romance-Spiritual) Tiar...
130K 10.2K 39
"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gen...