I Hate Monday

By Juniwp9

15.2K 1.7K 716

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

10

519 60 40
By Juniwp9


Kenapa kalian pada suka marathon up? Bukannya keganggu sama notif ya?





I hate Monday

Goo monday memungut makanan yang terjatuh di atas lantai, ia melirik ke anak-anak perempuan yang tidak sengaja menyenggolnya saat  berada di barisan antrean, ia tidak pernah mencurigai mereka, karena sebenarnya salah satu gadis itu sengaja mendorong Monday, mereka adalah penggemar Jungkook, dan sejak video Monday tersebar, sebagian orang mulai ikut-ikutan menindas Monday di sekolah.

"Lihat stalker jelek itu, wajah menjijikkannya membuatku jadi kehilangan nafsu makan"

Celetukan orang lain yang terdengar kejam itu tidak menimbulkan gangguan dalam hidup Monday, ia bisa mengabaikan semua kebisingan yang menjelek-jelekkannya setiap saat.

Tapi ia memiliki pengecualian yang besar terhadap Jungkook.

Jungkook telah membencinya, menghindarinya dan menganggapnya sebagai musuh, Monday merasa sedih setiap kali tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Jungkook dan anak itu akan menatapnya balik dengan tatapan benci dan juga jijik

Monday berusaha meminta maaf, tapi jungkook tidak mau memaafkannya,

Sepulang sekolah, Monday melihat Jungkook berjalan pulang bersama dengan Lee Sohee gadis paling cantik di sekolah, ia berjalan melintas di depan Monday dan mengabaikannya begitu saja.

Jungkook baru-baru ini telah berpacaran dengan gadis itu dan Monday berusaha tidak memperhatikan tingkah temannya yang telah berubah menjadi musuh.

Pada suatu hari monday tidak sengaja berpapasan dengan Dongho dan anak nakal itu mengejeknya lalu meludah dengan kasar ke tanah, dongho dan gengnya masih terus menindas Monday di sekolah, awalnya Monday membiarkan anak itu menindasnya. Sampai akhirnya ia mulai muak dan sangat terganggu.

"Kenapa kalian mengangguku dan membenciku! Aku tidak punya salah pada kalian!" Monday kesal dan ia mendorong Dongho yang baru saja melemparkanya dengan susu basi.

"Aissh kecoak ini sudah berani melawanku rupanya" dongho mendengus kesal dan Monday melangkah mundur karena anak itu ingin memukulnya.

Monday menangkis pukulan Dongho, anak nakal itu geram dan memberikan aba-aba kepada temannya, dongho menendang dan meninju perut Monday dengan keras.

"Manusia sampah menjijikkan sepertimu tidak pantas berada di sekolah ini!" Dongho menjambak rambut Monday dan menginjak kacamatanya sampai rusak, teman-teman geng Dongho menertawainya dan Monday menatap anak nakal itu dengan tajam.

Dongho takut pada tatapan tajam itu, ia merasa tersinggung dan terancam secara tiba-tiba.

"Bajingan! Berhenti menatapku seperti itu! Hah!!" Dongho berteriak membentak dan menendang Monday dengan keras.

Monday merasa tubuhnya oleng dan sakit, dan dengan cepat ia menangkis kaki Dongho yang  menendangnya sekali lagi, ia meraih botol air minumnya dan menyiramkan air di wajah Dongho dengan cepat.

Dongho geram dan disaat yang sama, Monday meninju wajahnya dengan keras, membuat anak nakal itu mengerang kesakitan dan telah dipermalukan, tubuh Goo Monday yang terlihat kurus dan lemah bisa memberikan pukulan yang membuat hidungnya menjadi berdarah.

"Cepat Pegangi dia!" Teriak Dongho marah,

Perkelahian itu menjadi tidak seimbang karena Goo Monday telah dikoroyok dan dipukul dan ditendang dengan keras. Ia menerima  kekerasan dari Dongho dan kawan-kawannya. Tubuh Dongho yang tinggi besar jelas terlihat berbahaya dan tubuh anak itu juga kuat dan juga berat, ditambah lagi dengan postur tubuh teman-teman gengnya yang hampir  sama besarnya.

Monday tumbang dan kalah, tubuhnya kesakitan karena tendangan dan pukulan yang diterimanya, dongho dan gengnya pergi setelah menghajarnya dengan kasar.

Monday memungut kacamatanya yang rusak, benda itu sudah tidak berbentuk lagi, gagang yang patah dan lensa kaca mata yang tergerus pecah.

Monday berjalan sempoyongan dan berniat untuk pergi ke UKS, tapi ia singgah di taman setelah lelah mengambil langkah karena tubuhnya yang masih kesakitan.

Ia melihat Jungkook melintas di depannya dan matanya sejenak melebar dan tampak pura-pura tidak tertarik saat melihat kondisinya yang sangat kasihan. Tapi Jungkook mengabaikannya dan ada seorang gadis berambut panjang menghampirinya dengan cepat.

Jungkook memanggil gadis itu dengan wajah yang sangat ceria.

"Sohee!!"

Jungkook berpaling pada gadis itu, mereka kemudian bertemu dan berjalan sambil bergandengan tangan, ia tersenyum manis pada gadis itu dan mengabaikan Monday yang menatapnya dengan tatapan sedih.





🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️

















Jungkook terbangun dengan kepala yang pening dan ia berjalan masih sedikit oleng menuju ke dapur, alarm ponselnya berbunyi berkali-kali,

"Aku sudah ada di rumah?"

Jungkook membasuh wajahnya lalu bersiap menyiapkan sarapan untuk Seokjin, ia terkejut karena menemukan pria itu duduk di depan meja makan dengan sarapan sederhana yang sudah tersedia.

"Oh, kamu sudah pulang!"jungkook hampir meloncat kaget karena melihat Seokjin duduk dan menatap lurus ke arahnya. Mereka bertukar pandang dan Jungkook merasa canggung dengan kehadiran pria itu secara tiba-tiba.

"Kamu mabuk semalam" kata Seokjin sebelum  menyesap kopinya."temanmu mengantarmu pulang ke rumah semalam"

Jungkook mengingat wajah Mingyu dan ia hanya merespon Seokjin dengan diam. Ia melirik sandwich yang ada di atas piring.

"Duduklah, sarapan denganku sekarang" perintah Seokjin sambil melihat ke arah lirikan ekor mata Jungkook, mulutnya sudah berair.

"Oh, okay"Jungkook dengan senang hati menerima perintah itu, ia menarik kursi dan bergabung di meja makan. Perutnya mendadak cepat lapar pagi ini.

Setelah sarapan bersama, Jungkook melanjutkan tugasnya  menyiapkan pakaian kerja untuk Seokjin. Ia masuk ke kamar Seokjin dan pria itu baru saja selesai mandi, ia sudah terbiasa melihat pria itu bertelanjang dada, dan dia tidak bisa memungkiri bahwa Kim seokjin memiliki tubuh atletis yang bugar dan indah, dengan punggung lebar dan otot abdomen yang terlihat baik serta dadanya yang bidang lalu pinggangnya yang ramping dan kakinya yang terlihat menarik dimata Jungkook.

Secara paras dan Fisik, Kim seokjin adalah adonis sejati yang terlihat begitu sempurna dan juga indah, tapi secara kepribadian, Jungkook menilainya dengan sangat buruk dan merosot dengan nilai minus.

Jungkook sedikit terkejut saat ia mendekat dan melihat ronah merah di leher dan dada pria tinggi itu, ia memicingkan matanya dengan aneh, mencurigai pria itu telah bersenang-senang dengan orang lain selama ia pergi ke luar negeri.

Seokjin menangkap arah tatapan curiga itu, ia melihat Jungkook yang pura-pura memilih dasi tapi Jungkook terus mencoba mencuri pandang ke arahnya saat ia mengenakan kemeja kantor.

"Lain kali aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan tanda sedikitpun di kulitku" seokjin melirik dengan tatapan dingin dan jungkook menelan ludahnya yang terasa pahit.

Mata besarnya mengerjap menatap pria angkuh itu, ia mendengus kecil dan Seokjin tiba-tiba menyandarkan dagunya di pundak Jungkook.

Jungkook melototkan mata karena terlalu kaget, apalagi saat Seokjin dengan iseng memberikan remasan nakal pada salah satu pipi pantat sekalnya secara tidak terduga.

"Yak! Apa yang kamu lakukan!"jungkook meloncat kaget dan segera menjauh dari Seokjin, ia menatap benci dan mencoba untuk waspada dengan cepat.

"Oh, apa kamu punya kepribadian ganda? Saat mabuk kemarin kamu bahkan terus-terusan mengesekkan pantatmu itu kepadaku"

"Apa yang kamu katakan!- jangan bicara sembarangan, Kim!"

jungkook tersinggung dan malu, wajahnya merah padam, ia membuang muka dan melotot dengan kaget.

"Apa yang terjadi semalam! Apa kamu meniduriku dengan paksa....?!" Jungkook tergagap, ia kesulitan untuk merangkai kata, ia sangat malu tapi disaat yang sama  ia juga sangat penasaran, ia menjadi pelupa karena efek mabuk beratnya semalam.

"Tidak, aku tidak berselera meniduri orang mabuk yang bodoh"seokjin mendengus pelan dan ia memasang dasinya dengan cepat, ia berkata jujur dan ia tidak memanfaatkan Jungkook kemarin,  meski ia memiliki peluang dan kesempatan besar tadi malam, ia hanya berakhir dengan bercumbu dengan Jungkook yang akhirnya menorehkan jejak memar kemerahan yang jelas di bagian kulitnya.

"Bohong!- kamu pasti bohong kan?! "jungkook membantah, dan ia tidak sepenuhnya yakin pada ucapan Seokjin, bahkan saat tidur bersama untuk pertama kali, Jungkook jatuh dalam kondisi yang sangat mabuk.

"Untuk apa aku berbohong?"seokjin mengangkat kedua bahunya sekilas bersikap acuh tak acuh.

"Kemarin adalah Hari Rabu! - kamu tidak punya hak menyentuhku selain hari Senin!" Jungkook berteriak kesal dan Seokjin merotasikan matanya.

"Terserah deh,  aku tidak ingin mendengarkan omelanmu pagi-pagi, " Seokjin mendorong Jungkook keluar dari kamarnya. "Cepat siap-siap, kita harus segera pergi ke kantor" kata Seokjin sambil mengusir sekretarisnya itu dengan wajah lelah.












🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️















Seokjin melangkah ke ruangan kerja kakeknya, ia melihat pria tua itu tersenyum ceria ketika berbincang dengan putranya, Kim Taehyung. Remaja ceria berambut biru cerah itu terlihat manja dan  senang menerima banyak perhatian.

Seokjin melihat kakeknya dan tersenyum getir, Kim Taehyung bahkan terlihat seperti cucu dari kakeknya itu. Dan  seokjin seharusnya memanggil bocah itu dengan sebutan "paman"

"Kakek..."

Kakek Kim mengangkat wajahnya, menoleh ke arah pintu  ia melihat cucunya yang berdiri di ambang pintu.

"Jin-ie, akhirnya kamu datang" pria tua itu tersenyum dan Seokjin menghampirinya.

"Hyung!" Taehyung bersorak senang, dan menyambutnya dengan senyuman kotaknya yang unik dan juga manis.

"Lihat! Aku menunjukkan karya lukisanku pada ayah!" Taehyung nyengir dan dia pamer dengan bangga, Seokjin menengok lukisan aneh yang ditunjukkan oleh bocah eksentrik itu.

"Bagaimana menurutmu lukisanku hyung?"

"Bagus" jawab seokjin dengan singkat dan jelas.

Taehyung tersenyum lebar dan ia menatap lukisan anehnya dengan wajah yang berseri-seri.

"Taetae, apa ibumu sudah pulang? Coba tunjukkan juga lukisanmu itu pada ibumu, jika kamu sudah membuat banyak lukisan, ayah akan menyelenggarakan pameran lukisan khusus untukmu" kakek Kim menatap wajah putranya dengan lembut

"Beneran ayah?"

"Iya, tentu saja Nak"

"Makasih ayah, aku akan mencari ibu!" Taehyung meloncat dari sofa dan menarik lukisannya, ia pergi dari ruangan dan akan memberitahu ibunya tentang gagasan itu.

"Serius, kakek akan membuat pameran untuk lukisan aneh karya Taehyung?" Seokjin mengerutkan keningnya dan Kakek Kim tergelak dengan senyuman geli berulang kali.

"Jangan merusak kebahagiaan anak tampan itu"

"Kakek, apa kali ini anak itu bercita-cita ingin jadi pelukis?" Seokjin duduk di sofa dan kakeknya mulai menyalakan cerutu.

"Yeah begitulah, anak itu gampang bosan, dan dia mengganti cita-citanya hampir setiap bulan sekali." Kakek kim terkekeh kecil dan menurutnya lukisan karya Taehyung tidak terlalu buruk.

Kakek Kim berhenti menghisap cerutu dan wajahnya berubah menjadi serius.

"Kenapa Putri Keluarga  Park tiba-tiba ingin membatalkan pertunangannya denganmu??...apa kamu membuat suatu kesalahan, Jin-ie" Kakek Kim berdehem pelan dan melihat ke arah Seokjin yang terlihat santai. Dengan cepat berpindah ke topik pembicaraan yang lebih serius

Seokjin menyeringai dengan pelan dan ia sama sekali tidak merasa terintimidasi dengan nada suara kakeknya yang terdengar dalam dan berbahaya.

"Tentu saja tidak, kakek"

"Benarkah?" Kakek Kim menghisap cerutunya lagi, menatap dengan sedikit curiga

"Yuna bilang kamu memiliki kekasih baru dan gadis itu melihatmu saat bersama dengan orang lain"

Seokjin mengerti dengan arah pembicaraan kakeknya, tentu saja ia masih ingat dengan kejadian dimana Park HyeSoo melihatnya bermesraan dengan Jungkook saat janji pertemuan pertama mereka yang sengaja untuk digagalkan.

"Benar, saya sudah punya kekasih  kakek"

"Kenapa kamu tidak memberitahu, kakek?"

Kakek Kim merasa sedikit kecewa, ia   sangat penasaran dengan kehidupan asmara dari cucunya.

"Karena kalian tidak pernah mendengarkanku, kalian semua selalu mencoba untuk mengatur perjodohan untukku"

"Perjodohan itu sudah tradisi, Jin-ie..kakek juga dulu seperti itu, menikahi nenekmu karena perjodohan dan pernikahan kami sangat bahagia... "

"Ibuku tidak seperti itu"

"Karena ibumu anak yang keras kepala, dia tidak pernah mendengarkan nasehat orangtua"

Kakek Kim mengenang mendiang putrinya, ia menatap Seokjin dengan kasihan dan kekecewaan yang masih sama ketika mengenang masa lalu yang pahit diantara mereka.

"Tapi sekarang kakek bahkan menikahi wanita yang usianya tidak jauh berbeda dengan usiaku" seokjin membantah dengan sengaja dan kakek kim berdehem kecil karena sindiran dari cucunya.

"Kita sebagai laki-laki selalu membutuhkan pendamping, Jin-ie" kakek Kim membela diri dan Seokjin merotasikan matanya dengan dramatis.

Seokjin terdiam sejenak, kakeknya menikah dengan Kim Yuna, setelah sepuluh tahun ditinggalkan mendiang istrinya yang mendampinginya dengan setia, secara etika pria tua itu tidak melakukan kesalahan besar, satu-satunya masalahnya adalah ia menikahi wanita yang lima belas tahun lebih muda dari usianya.

Kakek Kim terkekeh, meski berada di usia senja, ia terlihat sehat dan sangat awet muda,  gen awet muda  merupakan  salah satu  sifat unggul dari keluarganya.

"Jadi bagaimana sekarang, Jin-ie? Kapan kamu memperkenalkan kekasihmu itu pada kakek?" Pria tua itu mencondongkan tubuhnya, menatap Seokjin dengan penuh minat

"Segera, Kakek...aku akan memperkenalnya padamu" Seokjin tersenyum tipis dan Kakek menarik sudut bibirnya dengan ragu.

"Kenalkan kekasihmu secepatnya, sebelum kakek mengatur kencan buta yang baru untukmu lagi"

"Jangan lagi, kakek,- kumohon berhentilah merisaukan jodohku"

"Usiamu, 27 Jin-ie, dulu aku sudah punya satu anak saat usia itu"

Kakek Kim melirik ke figura keluarga yang ada di atas meja kerjanya, foto mendiang istri pertamanya dengan dua orang anak. Orang-orang di foto itu semuanya telah tiada dan Kakek Kim mengenang keluarganya dengan setia.

Seokjin melirik foto dimana ibunya yang terlihat masih  muda di figura foto itu, foto yang diambil saat wanita itu masih remaja, ia mengalihkan pandangannya pada pemuda yang ada di samping ibunya di foto itu, ada wajah pamannya, Kim Haneul dan pemuda itu dulunya adalah pewaris utama dari Grup Kim.

Jika Kim Haneul tidak wafat karena kecelakaan pesawat di usia yang sangat muda, Seokjin berpikir mungkin kakeknya tidak akan pernah mencari keberadaannya dan ibunya yang terlantar. Ibunya kabur dari rumah, dan kawin lari, secara tragisnya menikah dengan pria yang salah dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Dan disinilah Seokjin sekarang berada, di ruman besar keluarga Kim, dimana ia menggantikan peran Kim Haneul sebagai pewaris utama keluarga konglomerat yang tidak pernah diimpikannya selama ini.

Namanya berubah dan hidupnya juga ikut berubah dengan drastis.






⭐💬💜

Continue Reading

You'll Also Like

15.2K 1.4K 40
Mungkin seharusnya jungkook dan jin lebih terbuka dengan perasaanya, tapi mereka sadar jika perasaan mereka ini tidak akan bisa diterima oleh semua o...
438K 4.6K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
16.2K 1.5K 29
Kenapa semua orang pengen di dengarkan. Bisakah kalain menghargai orang lain, aku yang tau hidupku. Bukan kalian. Jungkook yang tidak terima di dijo...
30.6K 1.8K 19
Bercerita tentang seorang remaja yang jatuh hati pada seorang lelaki berusia lebih tua 7 tahun darinya . pertemuan tidak sengaja mereka membuat rema...