Love or Lust? [✓]

By skusky_

85.9K 7.8K 643

[BXB] [M-PREG] [ANGST] Bastian dan Neo, dua orang laki-laki yang sama-sama terjerat pergaulan bebas. Mabuk-ma... More

Disclaimer
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 END

13

2.7K 292 22
By skusky_



"Usianya hampir memasuki minggu keempat," ujar dokter Wenda. "Sering makan junkfood, ya?"

Neo bangkit dari bangsal seraya merapikan bajunya, sebelum menatap dokter Wenda. Ia heran kenapa tebakan dokter kandungan itu tepat sasaran.

"Junkfood itu mengandung banyak garam dan orang yang sedang hamil disarankan jangan terlalu banyak mengonsumsi garam. Itu bisa meningkatkan tekanan darah dan efeknya kamu bisa kena hipertensi." dokter Wenda menjelaskan seraya menulis resep.

"Jadi, nggak boleh makan junkfood, dok?" tanya Neo memastikan. Padahal makanan cepat saji itu salah satu menu favoritnya dikala malas mengunyah nasi.

Dokter Wenda mendongak lalu tersenyum seraya menggeleng. "Untuk sementara jangan dulu, ya. Sebagai gantinya, kamu harus makan makanan yang bergizi. Apalagi tensi darah kamu juga lumayan tinggi."

Neo menghela napas seraya mengangguk ragu. "Selain hipertensi, risiko terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji apa, dok?" Neo bertanya lagi karena tiba-tiba merasa penasaran.

Dokter Wenda pun menjelaskan secara rinci. " ... Salah satunya bisa membuat bayi terlahir obesitas."

Neo jadi teringat cerita ibunya dulu yang berkata jika teman SMA-nya baru saja melahirkan dan bobot bayinya hampir menyentuh 6 kilogram. Dulu saat Neo mendengar kisah itu, dia hanya mengerutkan kening tak peduli dan sekarang ... entahlah, ia merasa tubuhnya langsung merinding akibat rasa takut.

"Ini resepnya, silakan tebus di apotek." dokter Wenda menyerahkan sebuah kertas resep pada Neo. "Ingat, ya! Jangan makan makanan cepat saji dan perbanyak konsumsi sayur serta buah."

Neo tersenyum lalu mengangguk. "Terima kasih, dokter."

Dokter Wenda balas tersenyum dan berdiri. "Sampai ketemu di pemeriksaan bulan depan."

Neo segera menebus obat serta vitamin dan setelahnya langsung pulang ke apartemen. Ia benar-benar sangat lelah dan kakinya pun terasa luar biasa pegal, padahal dirinya tidak mengerjakan pekerjaan berat.

****

Di apartemen, Neo merebahkan diri ke sofa seraya menghela napas dengan cepat. Setelahnya, dia meraih hp dari dalam totebag untuk mengecek apakah Bastian mengirim pesan. Ternyata, nihil.

Sesuai ucapannya, Bastian tidak menemani Neo untuk memeriksa kandungan. Bukan tanpa alasan karena hari ini dominan itu memiliki jadwal kelas yang cukup padat ditambah ia harus menghadiri seminar.

Terdengar helaan napas sebelum Neo bangkit untuk mengambil susu di kulkas. Tiba-tiba saja dia ingin meminum susu cokelat. "Makan apa, ya?" monolognya sambil melihat deretan menu di hp setelah meneguk habis satu gelas susu. Seperti biasa, ia berniat untuk order makanan via online. Padahal Bastian sudah memasak dan karena Neo ingin makan menu lain, jadinya dia tidak mengacuhkan dua piring lauk yang dimasak suaminya tadi pagi.

"Lagi promo?" Mata Neo berbinar terang saat melihat restoran dengan huruf awal M tengah mengadakan promo besar-besaran. Tetapi, ia langsung teringat ucapan dokter Wenda tadi.

Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji bisa membuat bayi terlahir obesitas.

Neo sontak menggeleng histeris. Dia langsung mencari tempat makan dan memilih menu daging serta sayur cukup banyak. Meskipun masih belum seratus persen menerima tetapi ia akan mencoba untuk merawat anaknya sebaik mungkin. Total harga yang Neo bayarkan hanya untuk sekali makan mencapai setengah juta lebih. Ia memasukkan pin rekening tanpa pikir panjang, tanpa tahu jika saldo yang diberikan ibunya hampir mencapai limit.

Setelah menunggu hampir satu jam, pesanan Neo pun datang. Ia membawa masuk makanannya dan tanpa pikir panjang langsung menyantapnya dengan sangat lahap. Ia menyumpit asparagus dan memakannya tanpa ekspresi berlebihan padahal sebelumnya dia sangat membenci sayur hijau panjang itu.

Tanpa sadar, Neo melahap habis makanan itu. Niatnya yang ingin berbagi dengan Bastian seketika pupus. Menyadari itu, dia mengangkat bahu acuh tak acuh dan segera membereskan kekacauan di meja pantry. Jika Bastian ingin makan ini juga, dominan itu bisa membelinya.

Setelah menelan obat serta vitamin, Neo langsung melompat ke kasur untuk tidur siang. Tak sampai lima menit, suara dengkuran halus terdengar yang menandakan cowok itu sudah masuk ke alam bawah sadar.

****


Bastian memasuki unit apartemennya dengan raut lelah. Ia melirik ke arah jam dinding di atas televisi yang sudah menunjukkan pukul empat sore. Setelah menaruh sepatu ke rak, dominan itu berjalan masuk dan sedetik kemudian langkahnya terhenti saat melihat tumpukan menggunung di kotak sampah. Terang saja, rasa lelahnya kian bertambah berkali-kali lipat.

Seraya berdecak, Bas membanting tasnya ke sofa sebelum pergi ke kamar. Baru saja membuka pintu, tubuhnya mematung saat melihat Neo sedang bergelung nyaman di atas kasur. Cowok itu bahkan mendengkur pelan yang ketika melihatnya, Bas tidak sampai hati untuk membangunkan.

Dengan perasaan dongkol, Bastian membawa kotak sampah yang sudah penuh itu untuk ia buang ke janitor.

Selesai dengan urusan persampahan dan setelah mencuci tangan, dominan itu berjalan ke pantry dan sedikit kaget saat melihat masakannya masih utuh. Ia lalu meraih kedua piring dan menciumnya untuk memastikan apakah lauk itu sudah bau, ternyata belum. Ia lantas menoleh menatap pintu kamar dengan sorot tak bisa ditebak. Apa Neo sama sekali belum makan dari pagi?

Merasa tebakannya benar, Bastian kembali ke kamar untuk membangunkan Neo. Ia berpikir apa mungkin Neo tidak tidur, melainkan sedang pingsan sekarang. Ia seolah lupa jika telinganya sempat menangkap suara dengkuran.

"Neo!"

"Bangun, Neo!

"Neo!"

Bibir Neo mencebik saat tidur nyenyaknya diganggu. Mau tak mau, ia membuka mata dan keningnya mengerut saat menyadari sorot Bastian tengah menatapnya khawatir.

"Lu mau bunuh diri?!"

Neo yang kesadarannya belum terkumpul sempurna sontak kembali mengernyitkan dahi. "Hah?"

"Lu belum makan dari pagi, sengaja mau bunuh diri?! Lu lagi hamil, bego. Pikirin kondisi janin di perut lu!"

Neo menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal. "Lu ngomong apaan sih, Bas? Nggak jelas banget," sahutnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Bastian menunjuk keluar kamar. "Makanan yang gua masak masih utuh. Itu artinya lu belum makan apa-apa, kan, dari tadi pagi?"

Neo berdecak saat menyadari arah pembicaraan. Kesadarannya yang sudah terkumpul sempurna membuatnya langsung bangkit dan duduk di atas kasur. "Gua udah makan," jawab Neo seraya meregangkan badan. "Tadi pagi sebelum ke rumah sakit, gua sarapan nasi uduk. Terus siangnya sebelum tidur, gua makan daging panggang."

"Daging?"

Neo mengangguk. "Gua pesen online."

Bastian lantas berdiri. "Jadi, lu sengaja nggak makan lauk yang gua masakin?"

"Ya ... nggak sengaja, sih. Gua emang lagi nggak pengen makan itu."

Bastian terdiam. Entahlah, tiba-tiba ia merasa agak tersinggung. Membayangkan jika jam lima pagi, ia sengaja pergi ke pasar untuk membeli ikan segar sesuai permintaan Neo yang ingin dimasakkan ikan sambal kuning.

Semalam, Neo berkata ingin makan ikan sambal kuning untuk sarapan dan Bastian hanya meliriknya sekilas. Awalnya, dominan itu ingin bersikap acuh tak acuh toh jika memang suaminya ingin makan ikan, ia bisa delivery seperti biasa. Tetapi sayangnya, semalaman Bastian tidak bisa tidur karena terus memikirkan ucapan Neo yang pada akhirnya membuat ia menyerah. Pagi-pagi saat suasana bahkan masih gelap, Bastian pergi ke pasar pagi agar mendapatkan ikan segar.

Saat tahu Bastian mengabulkan keinginannya, Neo berjanji akan menghabiskannya sampai hanya tersisa tulang.

"Lu marah gitu?" tanya Neo tanpa dosa. "Tapi kan gua nggak minta lu buat masak. Semalem, gua cuma ngomong doang. So, gua nggak salah, dong."

Bastian tersenyum. Namun, senyum dalam artian lain. "Iya, lu nggak salah. Gua yang salah," jawab dominan itu. "Karena gua terlalu peduli sama orang kayak lu." Setelah itu, Bastian keluar dan menutup pintu kamar dengan sedikit bantingan.

Alis Neo menukik tajam setelah mendengar jawaban terakhir Bastian. Dia lantas berdecih. "Gua nggak minta dipeduliin ya, anjing. Cari penyakit sendiri dan pas kena, gua malah yang disalahin. Dasar nggak jelas."

Beralih pada Bastian yang langsung membungkus lauk itu. Mustahil ia menghabiskannya sendiri dan karena itu, dia memilih untuk membagi dengan teman-temannya yang pasti tidak akan menolak ketika disuguhkan makanan.

Bastian mengirim pesan di grup untuk mengecek posisi teman-temannya berada.

Galih
Lagi pada nongkrong di kosan Ecep

Bastian
gua ke sana skrg
jangan kemana-mana, gua bawa makanan
suruh Ecep siapin nasi

Ecep
OKE SIAPPP!!

Bastian memasukkan hp ke saku kemeja dan berjalan pergi dengan membawa plastik berisi kotak makan. Bersamaan dengan itu, Neo keluar dari kamar.

"Mau ke mana lu?" tanya Neo.

"Main," jawab Bastian seraya mengambil sandalnya dari dalam rak. "Gua nggak pulang malam ini. Jangan lupa kunci pintu!"

Belum sempat Neo menimpali, pintu apartemen langsung ditutup dari luar. Dia mengangkat bahu dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tatapannya langsung berubah saat menyadari meja pantry sudah kosong. Ia lalu ke wastafel dan hanya menemukan piring kotor yang ia yakini sebagai alas dari lauk yang dimasak Bastian. Sedetik kemudian, dia sadar dengan perubahan tingkah Bastian barusan.

"Yaelah perihal gitu doang sampe ngambek. Childish amat."

****


aku agak kesel sama Neo di chapter ini

16 Januari 2024
1372 kata

Continue Reading

You'll Also Like

18.7K 2.1K 18
Drian Matthew, pemuda tampan pindahan dari Inggris, dipertemukan dengan Ren Kim, seorang siswa berparas cantik di sebuah sekolah asrama. Drian yang m...
660K 54K 33
𝐓𝐢𝐭𝐥𝐞 : 𝐃𝐨 𝐌𝐞 𝐑𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐞 : 𝐌 𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 : 𝐣𝐬𝐮𝐡𝐞𝐥𝐥 𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 : Thanks to Jacob, hidup Revan berbalik seketika. Than...
387K 35.3K 27
tw// mpreg, affair, harshwords, torture, depression, violence, slurs, etc. Gimana rasanya elo ngecrush in orang yang udah ada pawang? Pawangnya imut...
162K 16.5K 87
"kemari!!" "aku tidak menyuruh mu kemari dengan berjalan, merangkak!!" tidak di anjurkan untuk orang yang memiliki denyut nadi lemah. Mengandung 🔞...