I am Villain! [KaiFang] : Bro...

By KaiFang_

10.1K 835 149

[ SLOW UPDATE! ] Siapa bilang jika orang baik selamanya akan menjadi baik? Bahkan pahlawan galaxy yang telah... More

01. Berubah
02. Sebuah Pesan
03. Hantu
05. Kekalahan
06. Sailang
07. Mabuk
08. Cuti
09. Athera
10. Berburu
11. James Harld
12. Eksekusi
13. Kembali

04. Perang

711 58 9
By KaiFang_

"Semuanya bersedia!" Seru Kaizo kepada seluruh pasukannya. Pria itu menatap seluruh anggotanya yang akan ikut berperang hari ini satu persatu. Memastikan bahwa mereka semua siap untuk ikut perang.

"Siap, Kapten!" Semuanya berseru dengan posisi siap sempurna.

Kaizo mengangguk singkat. Ia kembali memeriksa semua persediaan makanan, senjata, juga pasukan cadangan untuk berperang selama dua hari nanti. Mengingat perang ini adalah perang yang sangat penting, dan dirinya sebagai pemimpin perang ini yang berarti kemenangan perang adalah tanggung jawabnya. Kaizo harus memastikan bahwa semua persiapan matang dan sesuai dengan semua instruksinya.

Bagi Kaizo, kegagalan adalah suatu hal yang sangat ia benci. Selama lebih dari sepuluh tahun ia menjelajahi galaxy, ia tidak pernah kalah dalam berperang.

Kaizo akan memberantas seluruh kejahatan di medan perang, ia akan membawa kemenangan pada perang kali ini.

"Siapkan kapal angkasa! Kita berangkat sekarang!"

"Kali ini kau akan kalah, Kaizo!"

Orcius Ven, sebuah planet yang telah dikuasai oleh kegelapan. Sebuah planet yang kaya akan hasil tambang dan sumber daya pangan yang tinggi, membuat planet itu diincar oleh banyak para perampok untuk dikuasai.

Hari ini, dua kubu yang berlawanan itu akan saling berperang untuk memperebutkan Planet ini. Perjanjian telah ditulis, kedua belah pihak telah menyetujui semua syarat-syarat dan ketentuan sebelum dimulainya perang.

Yaya, Ying, dan Gopal sebagai pemasuk dan penjaga di bagian pekemah. Menyediakan obat-obatan, senjata, dan makanan untuk pasukan yang sedang berperang. Juga mendirikan tenda untuk semua pasukannya beristirahat ketika perang telah usai.

Sedangkan Kaizo, Fang, Boboiboy, Sai, Shielda, dan beberapa anggota lain memimpin perang. Para fighter maju ke barisan terdepan untuk berperang dan melawan musuh. Hanya yang terkuat saja yang terpilih untuk memimpin perang.

"Aku akan menumpas seluruh pasukanmu, ku pastikan kau tidak akan menang kali ini." Kaizo menatap tajam sang pemimpin kubu kejahatan. Sedangkan yang ditatap hanya tertawa renyah meremehkan Kaizo yang begitu yakin akan menang.

Si pemimpin kubu kejahatan—The Black Death— memandang Kaizo dengan manik hitam pekat miliknya. Wajahnya tertutup oleh topeng hingga batas hidung, memperlihatkan bentuk bibir seksi yang mencuat berwarna pucat.

Black Death mengenakan jubah hitam dengan tudung yang menutupi kepala hingga wajahnya, di lengannya terdapat simbol organisasi gelap yang dipimpinnya. Simbol dilengannya bergambar tengkorak dengan dua pedang yang menyilang berwarna silver, itu adalah ciri khas para penguasa kegelapan.

Pria yang disebut sebagai raja kegelapan itu menunjuk Kaizo dengan telunjuknya, dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya kala menatap manik delima yang membuatnya seketika teringat dengan seseorang.

"Kau akan kalah, Kaizo. Ku pastikan kau tidak akan bisa menang melawanku." Black Death tersenyum miring.

Peperangan yang sengit terjadi. Dua kubu yang berlawanan itu bertarung tanpa rasa takut. Pertumpahan darah tak terelakkan, Kaizo terus bertarung tanpa ekspresi. Pedangnya mengayun menebas apa saja yang ada didepannya, sudah puluhan orang tewas karenanya. Tak sedikitpun rasa bersalah ia rasakan, baginya musuh adalah musuh, yang harus ditumpaskan sebagaimana janjinya saat ia masuk menjadi bagian dari organisasi kebenaran.

Boboiboy memecah dirinya menjadi tiga, memudahkan dirinya untuk berperang dan membunuh musuh dengan lebih cepat. Sai dan Shielda yang merupakan seorang petarung terhebat dengan mudah mengalahkan musuhnya, dan Fang dengan berbagai serangannya menyerang musuh bertubi-tubi.

Kaizo berhenti sejenak ketika sebuah pesan masuk kedalam jam tangannya. Itu adalah pesan dari pasukannya yang ada diutara, Kaizo menebas seorang prajurit yang hendak menyerangnya dari belakang disaat ia sedang membaca pesan dari anggotanya.

"Lapor, Kapten. Saya Zhen dari Utara, pasukan kami telah diberantas habis oleh musuh. Kami perlu bantuan!"

Kaizo berdecak kesal. Ia menjauh dari medan perang agar tidak diserang selagi ia mengirim pasukan tambahan untuk wilayah Utara yang dibobol oleh musuh.

"Pang, kau urus wilayah Utara!" Titahnya pada Fang.

Fang mengangguk dengan wajah datarnya. Segera bergegas pergi ke arah Utara sesuai perintah dari sang kapten.

Pasukan tambahan telah dikerahkan, Fang memimpin pasukannya untuk menyerang di wilayah Utara menggantikan Zhen yang terluka dan sedang dirawat oleh tim perawat.

"Serang mereka!" Seru Fang mengomando pasukannya untuk menyerang.

Saat Fang hendak maju untuk berperang, dirinya dihentikan oleh sebuah suara yang sangat familiar untuknya.

Fang berbalik, mengurungkan niatnya untuk terjun ke medan perang. Dirinya berjalan menuju pepohonan yang rimbun ditengah kegelapan Planet Orcius Ven.

"Kita bertemu kembali, Pangeran." Sosok itu menyeringai. Turun dari atas pohon dan menghampiri Fang dengan jubah hitamnya.

Fang bersimpuh dihadapan sosok berjubah itu. Tatapan datarnya kini menjadi lebih lunak, sorot matanya menjadi kosong ketika bersitatap dengan manik hitam pekat milik sang Raja kegelapan.

"Salam....

.....Yang Mulia."

"Kau akan ikut berperang dalam memperebutkan Planet Orcius Ven."
Sang Raja kegelapan duduk di singgasana nya sembari menggoyangkan gelas berisi anggur merah. Ia menatap kearah pemuda yang kini berlutut dihadapannya dengan jubah hitam yang menjuntai ke lantai beserta tudung yang menutupi sebagian wajahnya.

Fang menatap pria itu dengan manik delimanya, seketika tatapan keduanya bertemu dalam kontak mata yang cukup lama. Tatapannya menjadi kosong, manik delima itu berangsur-angsur berubah menjadi hitam.

"Kau adalah pangeran, sudah seharusnya kau turut andil dalam peperangan ini. Mengingat Orcius Ven adalah daerah kekuasaan kita selama lebih dari dua tahun, kita harus memenangkan perang kali ini."

"Jangan sampai pihak Kaizo mengalahkan kita dalam perang ini. Untuk itu aku memberikan tugas ini padamu. Kemenangan perang ini adalah tanggung jawabmu, Pangeran."

Kaizo dikejutkan dengan kedatangan sosok berjubah hitam yang tiba-tiba muncul dipasukan musuh.

Sosok itu mengenakan jubah hitam khas kegelapan, dengan tudung yang menutupi setengah wajahnya dan topeng yang terpasang hanya sampai pangkal hidung. Sosok berjubah itu memegang pedang berwarna hitam dengan corak gambar naga dibagian ujung.

Kaizo merasakan sesuatu yang familiar dari sosok berjubah itu. Rasanya ia sangat dekat dan memiliki hubungan khusus dengannya, sampai rasanya Kaizo sulit untuk mengayunkan pedangnya untuk bertarung.

"Apakah itu Black Death?" Gumam Kaizo melihat sosok itu dengan lamat. Memang tadi Black Death tiba-tiba menghilang saat bertarung bersamanya, namun Kaizo tak ambil pusing dengan itu dan fokus untuk menumpas pasukan musuh yang berjumlah banyak.

Namun Kaizo meragukannya melihat tingginya yang tidak setara dengan Black Death. Black Death itu tinggi, bahkan lebih tinggi dengan Kaizo. Namun sosok berjubah itu lebih pendek darinya, mungkin setara dengan tubuh anak remaja yang berusia kurang dari dua puluh tahun.

Kaizo memegang pedangnya dengan erat. Dirinya menjadi lebih waspada ketika sosok itu menebas pasukannya dan menumbangkan mereka dengan mudah. Pedang bercorak naga itu mengayun bebas menebas seluruh prajurit dari kubu Kaizo. Menumpas
banyak pasukannya dalam sekejap.

Darah menyembur dari tubuh para prajurit, kepala dipenggal dengan tidak berperikemanusiaan dan langsung melemparnya asal. Sang pelaku pembantaian itu meraung keras, kembali membantai pasukan Kaizo secara membabi buta.

Baru kali ini Kaizo melihat musuhnya yang begitu sadis. Para prajuritnya telah mati dengan kepala yang dipenggal dan anggota tubuh lain yang terlepas dari batang tubuh. Darah menyembur kemana-mana, mengotori tanah yang kini dipenuhi oleh genangan darah.

Kaizo menggeram. Kini pasukannya hanya tersisa separuh dari ribuan prajurit yang ia kerahkan. Ia tidak bisa diam melihat pasukannya dibantai habis-habisan oleh sosok misterius berpedang naga itu.

Sosok berjubah itu menoleh kearah Kaizo yang menatapnya dengan datar. Ia membuang kepala yang baru saja ia penggal itu dan menghampiri Kaizo yang sedang berdiri dengan tegap.

Kedua ahli pedang itu bertarung dengan ganas. Kaizo mengerahkan seluruh tenaganya untuk menangkis semua serangan dari sosok misterius itu dan memukulnya dengan dinding tenaga yang ia buat.

Sosok itu terpental kebelakang. Kembali berdiri dengan tegak dengan mencengkram pedang naga miliknya yang berlumuran darah. Manik hitam pekat itu menatap Kaizo dengan tajam. Pedang yang penuh bercak darah segar itu dituding kearah Kaizo, menantang sang pemberontak galaxy untuk bertarung kembali.

Kaizo melirik lambang pada lengan sosok itu terdapat lambang Black Death, yang berarti orang itu berasal dari kubu kegelapan. Kaizo tidak akan berpikir dua kali untuk menghabisi orang itu ketika mengetahui bahwa sosok berjubah itu adalah bagian dari musuh.

Pertarungan antara kedua orang itu terus berlanjut. Pedang naga yang diselimuti bayangan gelap itu mengeluarkan percikan listrik, cahaya yang muncul dari pedang besi itu bisa menyengat apapun yang ada didekatnya. Bahkan Kaizo sampai terkejut ketika merasakan tubuhnya yang terasa seperti tersetrum listrik saat ia melawan si jubah hitam.

Si jubah hitam menyeringai, ia menebaskan pedangnya yang bertegangan listrik tinggi itu ke arah sebuah pohon yang berada sepuluh meter dari posisinya. Pohon itu seketika terbakar, bahkan sampai meledak karena listrik yang dihasilkan dari pedang itu sangatlah tinggi.

Kaizo tertegun. Ia memasang dinding tenaganya untuk melindungi dirinya dari tebasan pedang sang musuh. Dinding tenaganya retak, terbelah menjadi dua karena pedang naga dari si Black Death itu yang beraliran listrik dengan tegangan tinggi.

"Kau!" Kaizo mengeraskan rahangnya. Ia tidak menyangka dinding tenaganya akan dipecahkan dengan mudah oleh si Black Death.

Kaizo tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia langsung menyerang si jubah hitam dan beradu pedang dengan sengit. Berbagai jurus pedang tenaga ia keluarkan untuk mengalahkan di Black Death, namun nampaknya itu tak berkesan apapun bagi si jubah hitam.

Black Death menyeringai kala melihat wajah Kaizo yang terlihat lelah. Tenaga pria itu telah terkuras banyak karena bertarung tanpa henti. Kaizo sulit untuk menumbangkan dirinya karena pedang naga listrik miliknya yang terus mengeluarkan percikan listrik, yang tentunya membuat Kaizo berpikir dua kali untuk menyerangnya.

Pemilik manik hitam itu menatap Kaizo yang sedang mengatur nafasnya yang memburu. Manik hitamnya tertuju pada dada Kaizo yang masih terluka sehabis bertempur dengan adiknya kemarin. Darah mulai merembes keluar, cairan merah berbau anyir itu membasahi baju sang kapten TAPOPS.

Si Black Death menjilat bibirnya menatap darah yang perlahan keluar dari luka yang belum sepenuhnya sembuh. Rasa lapar kembali menyergapnya, sosok berjubah hitam itu bersiap dengan pedang naganya untuk bertarung lagi.

Si jubah hitam menargetkan luka pada tubuh Kaizo untuk menjadikannya serangan empuk. Bau darah segar itu memancingnya untuk kembali bertarung lagi, sang Black Death kembali menyerang Kaizo secara ganas. Dua pedang berbeda elemen itu kembali beradu, Kaizo mengumpulkan kekuatan dan mendorong si jubah hitam yang terus menyerangnya bertubi-tubi. Kaizo mengetapkan giginya dengan rasa marah yang membuncah, ia tidak terima ketika seseorang dapat melukainya dan menargetkan dirinya yang sedang terluka.

Kaizo tidak menerima kekalahan. Ia tidak bisa diam begitu saja ketika pihak musuh jauh lebih unggul daripada dirinya. Kaizo berjanji dengan segenap jiwanya, akan membawa kemenangan pada perang kali ini.

Kaizo berdiri tegap. Ia mensejajarkan pedang tenaganya didepan dada, manik delimanya terpejam dengan topeng yang melekat di kepalanya itu perlahan mulai berubah. Jika seperti ini maka Kaizo tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan kekuatan tahap tinggi.

"Pedang tenaga jingga!"


TBC!

Maaf kalau terdapat typo🙏 males revisi.

Lagi stuck ide, sulit banget mau gambarin adegan perang dan baku hantam, jadi ya seadanya aja wkwk:)

Continue Reading

You'll Also Like

616K 61.2K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
462K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
472K 47.1K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
324K 26.9K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...