D'E Sella Vian [End] [Terbit]

By huswarelci

1.2M 62.5K 1.9K

Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia... More

Prolog
1. Kesepakatan
2. Him?
3. Never
4. vicious
5. Kidding
6. Dia kembali
7. Agreement
8. Vian Yang Salah, Atau Orang Tuanya?
9. Three Years
10. Sick
11. ⚠️Dead⚠️
12. Job?
13. Share
Bio karakter
14. Naughty
15. Wolf
16. Vian.... (18+)
17. Kesal
18. Empat Sekawan
19. Pemimpin
20. Can?
21. Don't
22. Siluet
23. Remember
25. Difficult
26. Amarah (18+)
27. Forgive me
28. Dor ⚠️
29. Manipulative⚠️
30. Rasa Yang Berubah
31. Girlish
32. Wedding (End)
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra part 3
Info Again
Detail
Novel dan Ebook

24. Card

20.1K 1.4K 96
By huswarelci

...."tapi Daddy nggak suka sama kakak itu kan? Ingat lho, Daddy udah punya Mommy Sella."

Tiba-tiba saja Davian memberhentikan mobil secara mendadak sampai Arel hampir terantuk ke depan, untuk saja tangan Davian lebih dulu melindungi kepala keponakannya itu.

"Arel gapapa?" Tanya Davian panik sambil memeriksa kondisi Arel dari ujung rambut sampai kaki.

Arel menggeleng, "Arel gapapa. Kenapa di rem mendadak mobilnya?"

"Maaf Daddy cuma...." Davian menggantungkan kata-katanya, "ah nggak, Daddy mau nanya sama Arel boleh?" Sedangkan Arel mengangguk saja sebagai jawaban, "Arel kenal Estrella dari mana?" Tanya Davian to the poin.

Arel sempat bingung dengan pertanyaan Davian, "maksud Daddy... Mommy Sella? Arel kenal karena Mommy pernah pergi ke rumah kakek Arthur."

"Kapan?" Tanya Davian lagi.

"Emm.... bulan lalu. Waktu itu Mommy Sella bilang kalau nanti Mommy bakal nikah sama Daddy Vian." Jelas Arel apa yang dia ketahui, "iya kan Daddy? Daddy nanti bakal nikah sama Mommy Sella kan?"

Pandangan Davian menerawang ke arah jalanan yang sepi. Dia kembali menghidupkan mesin mobil dan melajukannya, "iya kalau dia menginginkannya." Ucap Davian yang berhasil membuat Arel kebingungan lagi. Apa maksud paman nya itu? Pikir Arel.

Selama mengemudi Davian tidak fokus seratus persen dengan jalan. Pikirannya sibuk memikirkan perkataan Arel barusan.

Sella pernah pergi ke mansion keluarga Relci. Itu bearti Sella pernah kembali ke indonesia kan? Dia juga dalam keadaan sehat kan? Iya kan?!

Lega, itulah yang Davian rasakan sekarang. Tapi kenapa Estrella tidak menemui dirinya? Davian jadi teringat kejadian dia saat di mall kemarin.

Davian mulai berlari Menyusuri mall ke sana kemari untuk mencari siluet yang dia lihat tadi. Dia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang tersenggol dengan bahunya. Semoga, semoga saja yang dia lihat tadi itu benar.

Ketemu.

Orang itu tepat berada di depannya. Buru-buru Davian meraih bahu orang tersebut dan memaksanya untuk berbalik ke arah dirinya, "Sella?" Ucap Davian sambil tersenyum.

Namun sedetik kemudian senyumannya luntur. Itu buka Estrella, tetapi seseorang yang memiliki postur tubuh yang mirip dengan Estrella.

Davian pun langsung meminta maaf pada orang itu, "maaf saya salah orang." Ucap Davian sambil membungkukkan punggunya sekali.

"Iya mas, gapapa." Ujar orang itu dan langsung pergi dari sana.

Davian menatap orang itu dengan pandangan kecewa. Apa karena dia sering memikirkan Estrella makanya jadi berhalusinasi seperti ini? Dia menggelengkan kepalanya untuk menepis pemikiran itu.

Lebih baik dia kembali ke tempat dia meninggalkan Arel tadi. Semoga anak itu tidak kenapa-napa di tinggalkan di mall yang besar seperti ini. Aishh, sekarang dia jadi merasa bersalah pada Arel.

Tapi lagi-lagi jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Arel hilang. Dia tidak ada di tempat terakhir Davian meninggalkan anak itu.

Davian panik bukan main. Dia kemudian berjalan lagi menyusuri isi mall untuk mencari Arel.

'Bastard! Harusnya tadi gw nggak ninggalin Arel sendirian.' Runtuk Davian dalam hati.

Dia juga sempat bertanya-tanya pada orang yang lewat dan menunjukkan foto Arel, barang kali mereka pernah melihat Arel. Keringat bahkan sudah bercucuran di pelipisnya karena terus berjalan dan berlari sejak tadi.

Sampai dimana mata Davian tidak sengaja melihat Arel duduk di sebuah kursi yang sedang memakan es krim dengan wajah tampak senang.

Tanpa berpikir panjang lagi, Davian langsung saja menghampiri Arel dan memeluk anak itu dengan erat. Sampai-sampai es krim yang ada di tangan Arel hampir terjatuh karena kaget mendapat serangan mendadak.

"Arel kenapa bisa di sini?" Tanya Davian dan melepaskan pelukannya, "udah Daddy bilang kan jangan kemana-mana. Kalau Arel tadi kenapa-napa gimana?"

Arel menunduk. Dia tidak bermaksud untuk tidak mendengarkan pesan Davian, hanya saja tadi ada seseorang yang mengajaknya membeli es krim melon. Jadi dia mengikutinya.

"Maaf...." ucap Arel pelan, bibirnyq saja sudah melengkung ke bawah.

Davian yang tidak tega pun mengelus rambut Davian dengan sayang, "oke Daddy maafin. Tapi lain kali jangan di ulangi lagi ya?"

Arel mengangguk lesu, "udah jangan sedih lagi. Ayo kita lanjut beli mainannya." Ujar Davian dan menggendong Arel. "Es krim nya udah di bayar?" Tanya Davian. Dia menanyakan itu karena memang Arel duduk di sebuah outlet penjual es krim, bukan toko. Karena sebab itu juga Davian bisa menemukan Arel.

"Udah, tadi udah di bayar sama.... siapa ya?" Bingung Arel.

Davian mengerutkan alisnya, "siapa?"

Arel malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Arel nggak tau. Tadi orang itu pake topi trus mukanya ketutup. Arel juga lupa nanya namanya. Tapi orangnya cewe." Jelas Arel.

Davian hanya mengangguk saja. Yang penting Arel tidak kenapa-napa. "Kalau ada orang asing yang ngajak Arel atau ngasih Arel sesuatu lagi nanti, jangan mau ya. Lari aja kalau perlu." Nasehat Davian.

Tanpa terasa, Davian dan Arel telah sampai di rumah Davian. Rumah mini malis dengan dua lantai namun memiliki halaman luas yang dia beli setahun yang lalu untuk dia tinggal sendiri. Meski harus terjadi sedikit cekcok dengan orang tuannya. Dia tidak ingin lagi tinggal di mansion Aubrey apalagi mansion orang tuanya.

Davian pun turun dari mobil bersama Arel yang menggandeng tangannya, berjalan masuk ke dalam rumah. Saat di pintu utama, dia juga menyapa para penjaga di sana.

Ya meskipun ini bukan rumah yang besar, tetap saja harus dengan pengawasan yang ketat dari para bodyguard. Tapi tidak dengan para maid, Davian hanya mempekerjakan Marv dan dua maid lainnya yang akan membantu Marv mengurus rumah.

Sampai sekarang, Marv dan Seth memang masih setia bekerja pada Davian.

"Daddy nanti Arel mau melon yang banyak ya." Pinta Arel masih dengan berjalan.

Davian terkekeh pelan, "Makan siang dulu, nanti baru melonnya." Ujar Davian sedikit menunduk untuk melihat Arel.

"Pulang juga akhirnya. Kau tau berapa lama aku menunggu mu di sini."

Ah suara ini, suara yang sangat sering membuat Davian naik darah. Davian menatap lurus ke arah orang yang baru saja berbicara dengan itu dengan tatapan datar. Varesh, dia lah yang Davian lihat sekarang.

Varesh bangun dari duduknya pada sofa dan melangkah mendekati Davian, "kau tidak perlu menatap ku seperti itu. Aku ini lebih tua dari mu, ingat?"

Davian mendongakkan kepalanya sambil menghela napas panjang, berusaha untuk tetap tenang. Lalu dia kembali menunduk dan tersenyum ke Arel, "Arel masuk ke kamar ya, bersih-bersih."

Arel yang sepertinya mengerti dengan keadaan  pun memilih menurut dan berjalan memasuki kamar miliknya.

"Ngapain ke sini?" Tanya Davian ketus.

Varesh tersenyum mengejek, "kenapa? Apa aku tidak di terima di rumah adik ku sendiri?" Tanya Vares dan duduk kembali di sofa, "kemari lah." Ucap Varesh, menunjuk kursi di depannya.

'Siapa sebenarnya yang Tuan rumah disini?' Batin Davian kesal.

Namun tak ayal dia tetap melakukan apa yang di suruh Varesh, "Jadi?"

"Nada mu itu.... Aku sudah menunggu mu lama disini, kau tidak akan menawari ku minuman terlebih dahulu?" Canda Varesh, namun tak di gubris oleh Davian. "Serius? Ah baiklah kalau kau tidak mau berbasa-basi dengan ku." Varesh menyerah. Sepertinya dia memang tidak di terima di rumah ini.

Varesh pun mengeluarkan sebuah kartu dari dalam saku jaketnya dan meletakkan di meja, "hadiah untuk mu."

Davian melihat kartu itu dengan keadaan bingung. Apa maksudnya ini?

Melihat ekspresi wajah Davian membuat Varesh ingin terkekeh. Dia pun bangun mendekati Davian dan mengusak rambut adiknya itu, "dia ada di sini."

Davian yang bingung bertambah bingung lagi dengan sikap Varesh yang tiba-tiba sok asik dengan dirinya sekarang. Dia menatap punggung Varesh yang sudah tidak terlihat lagi setelah melewati pintu keluar.

"Enggak jelas." Ucap Davian sambil melihat kartu apa yang di sebut hadiah oleh Varesh tadi.

Nafas Davian tercekat, dia tidak percaya  kartu apa yang sedang dia pegang sekarang,

Estrella Candelaria Aubrey
08xxxx

________________________________
________________________

Sekali-kali ayo mampir ke akun sosmed aku, di bantu ramein. Sampai jumpa lagi hari sabtu.

Jangan lupa VOTE, KOMEN, AND FOLLOW.........

Senin, 15 januari 2024
Ig : huswarelci
Ttk: huswarelci

Continue Reading

You'll Also Like

26.7K 966 45
NOVEL TERJEMAHAN [NO EDIT] BooK-17 Judul: Istri cantik asisten pertama punya ruang Penulis: Yu Xiaotong Kategori: Novel romantis Jumlah kata: 2,2457...
REANO By ale

Teen Fiction

880 265 26
Kursi ini kembali menjadi saksi dari ratap pilu yang selalu hadir. Aku kembali terduduk sendu, menghembuskan nafas berat pertanda lelah menunggu. Pen...
114K 1K 52
Lengkap nih dari a-z😎🙏 nama untuk cwk dan cwk ada lengkap🤩 Cover by pinterest😃👍
5.6K 3.8K 33
Arabella terus memacu tungkainya untuk menghindari kejaran warga. Sebelum berangkat sekolah, ia memang mengambil dompet seorang ibu-ibu di dalam angk...