Kiana menghirup udara pagi dengan lega,ia menatap bangunan di depan nya dengan senyuman manis, ia merasa senang hari ini karna kesalah pahaman dia dan mama Raisa terselesaikan juga,awal nya wanita paru baya itu bersikeras menuduh kiana pelaku nya,namun setelah di jelas kan sang dokter juga Raisa sendiri pada akhir nya wanita itu menerima dan meminta maaf,tentu saja kiana memaafkan karna itu wajar baginya,seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya...
Namun kiana juga sedih karna sampai sekarang pelaku nya belum di temukan,penjelasan Raisa juga tak bisa di lacak,pelakunya tak meninggal kan jejak serta wajah yang di tutup topeng,kiana juga menanyakan pada sistem tapi sistem tak bisa memberitahu dengan alasan pelanggaran.
Tapi di novel kejadian itu tidak ada sebab Raisa mati di bunuh bukan dengan cara seteragis itu,di novel Raisa meninggal di aniaya oleh Khanza lalu di tenggelam kan di sungai,tapi itu juga di adegan akhir novel? Sedang kan sekarang kiana juga tidak tau dia sudah berada di chapter berapa,karna sudah sangat berantakan...
"Pagi kiana!!" Sapah seorang cowok di samping kiana..
Gadis itu menoleh yang dimana ada Rizky di sana,kiana juga baru tau jika Rizky adalah sepupu Raisa ternyata sepupu raisa yang di maksud sistem adalah Rizky...
"Pagi juga,,, tumben gak bareng kak Khanza sama renza?" Tanya kiana menatap parkiran dimana hanya ada motor Rizky, kiana memang tidak berangkat bersama Khanza karna cowok itu seakan menghindari nya,namun itu kabar baik untuk kiana...
"Mereka lagi ada urusan,mungkin bentar lagi Dateng" jawab Rizky tersenyum.
"Gimana kabar Raisa??" Tanya kiana.
"Dia udah mulai pulih,, hari ini udah bisa pulang, oh ya ini hadiah dari Tante Winda buat Lo" ujar Rizky memberi kan paper bag berwarna maroon..
"Ini apa??"
"Buka aja,,, Tante juga berpesan malam ini lo harus datang ke rumah nya"
"Buat apa??" Tanya kiana bingung.
"Dia ngundang Lo makan malam, untuk ngerayain pulang nya Raisa" Rizky mengelus puncak kepala kiana lembut.
Tindakan Rizky akhir-akhir ini membuat kiana sering kaget,sejak ia menolong Raisa perhatian Rizky begitu nyata,bagi kiana itu bukan hal yang baik apa lagi Rizky adalah sahabat Khanza,pasti sikap mereka gak jauh-jauh banget...
"Tapi,,, aku harus izin sama kak Khanza"
"Tenang biar gue yang bilang, Lo tinggal siap-siap aja entar malam gue jemput" ujar Rizky tersenyum manis, Rizky memang ganteng dan manis tapi kiana tak terpikirkan buat berurusan dengan nya.
"I-iya" meski ragu tapi ia jawab juga,ia pun pamit untuk kekelas meninggal kan Rizky yang menatapnya penuh arti...
💞💞💞💞💞
Malam nya kiana masih menatap paper bag dari Rizky tadi siang,tentang undangan mama raisa kiana belum bilang apa pun pada Khanza,sedangkan cowok itu ada di ruang keluarga entah apa yang di kerja kan cowok itu kiana tidak mau tau,saat ini dia memikirkan cara buat minta izin...
"Gimana ya? Aku takut" gumam kiana cemas
Coba aja nona,lagian ini pertama kali nya nona di undang makan malam,,, gak enak juga kalo di tolak. Saran si kucing menatap kiana.
"Tapi nanti gak di izinin, terus di marahin sama kak Khanza" ucap kiana gusar.
Tapi tidak ada salah nya di coba,,, lagian malam ini anda akan mendapatkan misi...
"Misi lagi?? Sistem misi yang waktu itu aja hampir buat aku ke penjara karna di tuduh,sekarang di kasih lagi" gerutu kiana menaruh kepala nya di meja belajar.
Hehe maaf nona itu kan dari atasan,saya mana berani membantah tapi anda tenang saja misi ini tidak membahayakan anda.
"Aku gak percaya"
Percaya lah dengan saya nona..
"Hhmmzzt" dengus kiana tak menghiraukan wajah kucing yang memelas.
Tok
Tok
Tok
Ketukan dari pintu menghentikan aksi ambekan kiana kepada sistem,ia bangkit menuju pintu lalu membuka nya kiana sedikit terkejut melihat Khanza di depan pintu.
"Kakak"
"Didepan ada Rizky" ucap Khanza datar.
"Rizky?"
Khanza menatap lekat ke wajah cantik kiana,sedang gadis itu sudah bergerak gelisah takut akan di marahi oleh cowok itu.
"Emang ada janji apa sama Rizky?? Kenapa gak bilang dulu??" Tanya Khanza beruntun.
Kiana meremas jari nya yang sudah berkeringat.
"M-maaf kak,, aku belum bilang kalo mama raisa ngundang aku makan malam" jelas kiana menatap balik Khanza.
"Harus banget ya Dateng nya??"
Suara datar Khanza benar-benar membuat keberanian kiana menciut,waktu menjadi Anisa dia tidak pernah berjumpa dengan orang beraura dingin seperti Khanza ini.
"Emang kenapa kalo dia Dateng?? Lagian gue juga nemenin dia!!"
Kiana menoleh ke asal suara yang dimana Rizky sudah ada di sana,sedang kan Khanza tak menghiraukan kedatangan cowok itu dia terus saja menatap kiana yang melirik nya takut.
"Gue gak ngizinin" mutlak Khanza.
"Alesan nya?" Tanya Rizky sedikit gak suka.
"Ini udah malem"
"Ada gue yang jaga dia"
"Bukan Masalah Lo yang jaga, gue masih belum percaya dengan Raisa" jelas Khanza dingin.
Rizky menghela nafas melihat keposesifan sahabatnya ini "gue yang bakal jaga kiana,dan gak akan ada yang berani nyentuh dia"
Khanza menatap Rizky menusuk,ia tidak suka sahabat nya membawa kiana seenaknya...
"Gue tetap-
"Kiana Lo siap-siap sana" perintah Rizky tak menghiraukan Khanza, "biar gue yang ngatasin kakak Lo"
Sebelum mengangguk kiana sempat melirik Khanza lalu masuk kamar.
"Lo apa-apaan sih?" Ujar Khanza gak terima.
"Lo yang apa-apaan, emang salah kalo kiana keluar buat makan malam doang?"
"Lo tau kan gimana benci nya Raisa ke kiana?" Tanya Khanza tajam.
"Iya gue tau,,, tapi Raisa gak bakal ngelakuin apapun untuk nyakitin kiana" ucap Rizky meyakinkan.
Khanza tidak menyahut namun mata nya menusuk tajam ke cowok itu.
"Lo gak usah berlebihan,kiana punya hak mencari kebebasan sendiri" peringat Rizky berlalu pergi.
Tangan Khanza mengepal erat wajah nya mengeras melihat punggung Rizky,entah sejak kapan ia tidak suka kiana berdekatan dengan cowok lain termasuk sahabat nya...
"Kakak masih disini? Rizky mana?" Tanya kiana yang sudah keluar kamar lengkap dengan gaun berwarna pink.
Mendengar suara kiana Khanza menoleh,mata nya membelalak ia terpana sekaligus terpesona, tubuh ideal kiana sangat cocok dengan gaun pink selutut,rambut hitam gelombang nya di jepit kebelakang tak lupa anak rambut tergerai di sisi wajah cantik gadis itu.
Jika di ingat ini pertama kali nya Khanza melihat penampilan peminim kiana,dulu pernah tapi tak seanggun sekarang,terbesit tidak rela di hati Khanza jika penampilan gadis itu di lihat orang.
"Lo gak boleh pergi"
"Hah?"
"Gue gak ngizinin Lo pergi" tegas Khanza lagi.
"Tapi Rizky udah nunggu loh kak"
Khanza menghela napas panjang mendengar nama Rizky di sebut kiana.
"Okey tapi gue ikut"
"Kak-
" emang lo gak malu datang tanpa di undang?" Potong Rizky lagi,dia emang sudah balik keruang tamu tapi dia tak melihat Khanza jadi besar kemungkinan cowok itu akan mencegah kiana,dan benar saja tebakan nya.
"Ayo kiana kita berangkat sebelum terlalu malem" ajak Rizky menarik tangan kiana ia tak menghiraukan perubahan wajah Khanza yang sudah memerah,ia dan kiana pergi dari hadapan Khanza yang masih menahan marah...
Rizky sialan.