AZELLO [END]

By dhiladinia

1.3M 125K 4.9K

"Woy, Kuning!" Duagh "Manggil gitu lagi, gue galiin kubur lo!" Pemuda bar-bar bernama Azello itu sungguh tak... More

PROLOG
AZ || ONE
AZ || TWO
AZ || THREE
AZ || FOUR
AZ || FIVE
AZ || SIX
AZ || SEVEN
AZ || DELAPAN
AZ || SEMBILAN
AZ || SEPULUH
AZ || SEBELAS
AZ || DUA BELAS
AZ || TIGA BELAS
AZ || EMPAT BELAS
AZ || LIMA BELAS
AZ || ENAM BELAS
AZ || TUJUH BELAS
AZ || DELAPAN BELAS
AZ || SEMBILAN BELAS
AZ || DUA PULUH
AZ || DUA SATU
AZ || DUA DUA
AZ || DUA TIGA
AZ || DUA EMPAT
AZ || DUA LIMA
AZ || DUA ENAM
AZ || DUA TUJUH
AZ || DUA DELAPAN
AZ || DUA SEMBILAN
AZ || TIGA PULUH
AZ || TIGA SATU
AZ || TIGA DUA
AZ || TIGA TIGA
AZ || TIGA EMPAT
AZ || TIGA LIMA
AZ || TIGA ENAM
AZ || TIGA TUJUH
AZ || TIGA SEMBILAN
AZ || EMPAT PULUH
AZ || EMPAT SATU
AZ || EMPAT DUA
AZ || EMPAT TIGA
AZ || EMPAT EMPAT
AZ || EMPAT LIMA
AZ || EMPAT ENAM
AZ || EMPAT TUJUH
AZ || EMPAT DELAPAN
AZ || EMPAT SEMBILAN
AZ || LIMA PULUH
AZ || LIMA SATU
AZ || LIMA DUA
AZ || LIMA TIGA
AZ || LIMA EMPAT
AZ || LIMA LIMA (END)
AZELLO 2 🔒
Give Away Pdf Azello 2

AZ || TIGA DELAPAN

12.9K 1.4K 71
By dhiladinia

"Galak, kasihin nggak? Mau Aze gigit?!"

"Lama-lama makin mirip Kuning," gumam Galaksi pelan.

"Apa?!"

Galaksi merangkul Azello, menepuk-nepuk pundaknya berusaha meredam emosi sobatnya yang sudah keluar tanduk.

"Zello, kamu tau jawaban yang ini nggak?" Suara Levin menginterupsi keduanya.

"Mana liat?"

Levin mendekat, dia turut serta menarik kursinya.

Galaksi berdecak, kenapa juga Levin tidak tanya teman sebangkunya.

"Caranya gini..."

Levin mengangguk paham setelah Azello selesai menjelaskan.

"Udah paham, makasih Zello."

Mungkin jika Galaksi adalah orang yang ekspresif, 100% dia sudah berekspresi julid saat ini.

"Pergi sana," usir Galaksi.

"Jangan gitu Galak," kata Azello berusaha menengahi. Lagipula dia heran kenapa mereka berdua ini tak bisa bersikap kooperatif layaknya teman.

Karena tak ingin menimbulkan keributan, Levin kembali ke bangkunya.

Guru mereka saat itu juga sudah datang dan melanjutkan untuk membahas soal.

"Zello, pulang sekolah kamu mau nggak nemenin aku beli jajanan yang suka kamu beli?"

Azello menoleh, dia terlihat berpikir.

"Kayaknya nggak bisa, maaf ya," jawan Azello setelah ingat jika pulang pasti sudah ada yang stand by menjemputnya.

"Nggak papa, lain kali aja kalau gitu." Levin menunduk sedih.

"Lusa mungkin bisa." Azello kasihan juga dengan Levin. Mungkin Levin sedang mengidam sekarang? Karena terlihat sekali sangat ingin pergi jajan.

Kasihan sekali katanya Levin belum pernah beli jajanan di kaki lima. Ya walaupun Azello juga di posisi yang sama sekarang, sama-sama terbatasi.

Apalagi Azello melihat jika Levin yang selalu membawa bekal.

"Semuanya, udah ditunggu sama Pak Erlan di lapangan," teriak si ketua kelas.

Azello beralih mengguncangkan tubuh Galaksi yang tidur sejak tadi.

"Bangun Galakk."

Galaksi sontak terbangun.

"Ayo ke lapangan."

Sampai di lapangan seperti biasa langsung pemanasan. Lalu berkumpul untuk mendengarkan penjelasan, mereka akan berolahraga apa hari ini.

Galaksi melirik Azello saat mendengar mereka akan melakukan lari estafet.

"Lo nggak usah ikut," kata Galaksi.

"Nggak mau, pokoknya mau ikut," ucap Azello, enak saja main larang-larang.

"Tapi–"

"Aku boleh ikut kalian nggak?"

Levin menginterupsi mereka. Karena jelas saja mereka akan dibagi beberapa kelompok.

"Boleh, ayo."

Azello pergi bersama Levin. Galaksi menggeleng karena Azello yang tak ada kapok-kapoknya. Semoga saja asmanya tidak kambuh lagi.

"Bersedia, siap, yak!!"

Azello menyemangati Galaksi yang ada di kloter pertama. Bagian kedua diisi oleh Bintang, ketiga Levin, dan yang terakhir Azello.

Sejauh ini kelompok mereka paling unggul. Kalau begini kan dia jadi ikut ambis dapat juara pertama, walaupun hanya permainan.

Galaksi memberikan tongkat estafet pada Bintang.

Tak lama Bintang sampai dan memberikannya pada Levin.

"Ayo, Le lo bisa," teriak Azello.

Azello mengernyit saat Levin berlari macam siput. Membuat Azello jadi gemas ingin segera membawa tongkat itu. Atau jangan-jangan Levin juga memiliki asma sama seperti dirinya, tapi di tingkat yang lebih parah?

"Pak kalau Levin meninggoy gimana?" Azello berbicara dengan Pak Erlan yang kebetulan tepat di sebelahnya.

"Jangan bicara ngawur, mungkin memang dasarnya begitu."

Pak Erlan santai merangkul Azello.

"Udah keliatan engap gitu Pak."

Azello melirik kelompok sebelah yang sudah sampai dan lanjut ke garis finish.

"Lebih baik kamu khawatirkan diri sendiri, kalau perlu tidak usah ikut lari."

"Pak Erlan jangan matahin semangat gitu dong," protes Azello. Dia heran sejak beberapa hari lalu, kenapa rasanya para guru sok kenal padanya dan seakan ikut melarangnya melakukan hal yang normal dilakukan. Seperti tidak perlu ikut piket, dan sekarang malah menyuruhnya jangan ikut lari.

Akhirnya Levin tiba, tanpa basa-basi Azello berlari kencang, berusaha menjadi orang yang finish pertama.

"Yey, hah, hah, m-menang!"

Bahkan yang lain pun melongo melihat Azello yang bisa dengan cepat menyusul padahal jaraknya jauh sekali.

Azello terengah-engah, dia hampir berteriak saat tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya karena memang tak ada siapa-siapa di garis finish ini. Ternyata Johnson lagi, Azello heran kenapa pria ini ada dimana-mana?

Johnson menyemprotkan inhaler ke mulut Azello.

"Sudah lebih baik Tuan Muda?"

"Om muncul darimana?"

Johnson diam, saat itu juga Galaksi dan Levin datang.

"Lo nggak papa?"

"Kamu nggak papa?"

Tanya Galaksi dan Levin bersamaan.

"Santai aja."

Johnson tak habis pikir dengan tuan mudanya yang masih bisa santai begitu. Tadinya Johnson hanya menunggu di luar sekolah, tapi firasatnya berkata harus masuk dan benar saja.

"Pokoknya lo duduk aja."

Galaksi menarik Azello duduk di pinggir.

"Masa cuma duduk doang?"

"Sambil makan ini," kata Galaksi memberikan beberapa lolipop.

Azello sampai melongo dibuatnya. Dia akan protes tapi melihat raut wajah Galaksi, ia urungkan.

"Kenapa juga kambuh lagi sih?" kesal Azello masih menyesuaikan nafasnya.

"Mau saya belikan minum?" tawar Johnson.

"Beliin batagor aja."

Tak lama kemudian, Johnson datang dengan membawa piring.

"Kenapa nggak pake plastik Om? Aneh-aneh aja."

"Biar lebih mudah memakannya."

Setelah itu Johnson pergi entah kemana.

Lalu kembali lagi dengan membawa kursi dan... payung?

"Duduk disini saja Tuan Muda."

Saking speechless-nya, Azello hanya diam menuruti. Terserahlah, biarkan Johnson berkembang.

Jadilah Azello menonton teman-temannya berolahraga di pinggir lapangan dengan duduk makan batagor dipayungi oleh Johnson.

Teman kelas Azello sendiri sudah tak heran. Itu adalah salah satu pemandangan yang biasa dari sekian banyak. Apalagi mereka juga sudah tahu jika Azello adalah sepupu dari Keegan anak pemilik sekolah dan anak salah satu konglomerat di negeri ini.

Lain dengan Levin yang baru kali ini melihat pemandangan itu. Jelas rasa heran itu ada, lalu mengendikkan bahunya tak ambil pusing.

"Minumnya Tuan."

Johnson menyodorkan air kelapa, bukan dengan gelas tapi kelapa muda utuh.

"Dapet darimana?" tanya Azello heran. Bukannya di kantin tidak ada yang jual seperti ini?

"Edward yang membelikan."

"Hah? Om Edward juga ada disini?"

Johnson berdehem sebelum mengiyakan.

"Astaga, lebay banget."

"Kamu baik-baik saja?" tanya Pak Erlan yang baru kembali, tadi dia sempat ada urusan di ruang guru sebentar. Berusaha memastikan walaupun Erlan yakin sekali jika Azello sudah baik-baik saja, melihat jika Azello sudah menghabiskan sendok terakhir batagornya.

"Aman Pak."

"Eits, mau kemana?" Erlan mencegah Azello yang sepertinya ingin kembali ke lapangan.

"Kenapa sih Pak? Mau olahraga masa dilarang."

"Kamu mau perutmu sakit, habis makan langsung lari-lari?"

"Iya juga."

Azello kembali duduk. Erlan juga balik mengurusi para muridnya.

Anak itu memperhatikan teman-temannya. Apalagi sekarang berganti lari sprint.

Yang Azello tak habis pikir adalah, bisa-bisanya Galaksi dan Levin diadu.

Galaksi yang macam cheetah, dan Levin bagai kura-kura.

"Tapi Levin kok lambat banget ya? Jangan-jangan dia turunan darah siluman kura-kura? Tapi aneh banget, gue yang salah liat atau gimana, perasaan gue bilang kalau Levin sengaja ngelambat-lambatin."

Memikirkannya, Azello jadi haus.

"Om tanyain Om Edward, ada es kelapa muda yang rasa banana nggak?"

***

Galaksi bisa julid juga wkwkwk

Kira-kira Levin baik atau tidak?

Si bengek kambuh lagi, dibilangin ngeyel sih. Mana pas udah mendingan makan batagor sambil liatin temen2nya lari2. Anak konglo mah bebas 😌

Lanjut double up tidakk?

Mumpung lagi baiq 🤣

03/02/24

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 121K 39
Narengga F. bocah cadel yang memiliki wajah menggemaskan ini memiliki sifat manja dan cengeng kepada orang-orang yang sudah dekat dengannya. Bocah po...
616K 43.5K 28
"Ikutlah kami ke mansion," "Maaf om ada lilin yang harus saya jaga," â—‡~â—‡~â—‡ Seorang pemuda yang bernama Faziello XC hanya tinggal berdua dengan ibunya...
1.5M 104K 40
[SEBELUM BACA SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU] Rian tidak pernah menyangka kehidupan yang menyedihkan ini membuat nya bahagia setelah kecelakaan yan...
1.5M 137K 74
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...