Yes, I'm Cinderella!

By nebulaelcarinae

15.1K 647 71

Visi : Jadi orang kaya Misi : foya-foya Visi-misi : Nikahin anak tunggal kaya raya. Rachilla Putri Mahika (... More

1. GUE GAK MAU!
2. TINGGAL ATAU PERGI?
3. TUGAS PERDANA
#4. DUH ENAKNYA JADI BABU!
#5. Kok?
#6. Harus Gimana?
#7. Enggak Usah Ngejar!
#8. FOLLBACK DONG!
#9. Party's
#10. Party (2)
#11. Hari-hari Penuh Kejutan
#12. Mainan?
#13. Siapa sih?
#14. Japan
#15. Seberapa Pantas
#16. Kesalahan
#17. Raiden's Life
#18. Gift
#19. Gift (2)
#20. My Little Sister
#21. Apart Rahasia Raiden
#22. Bercanda kan?
#23. Nothing
#25. Chilla dan masalalu
#26. Who is He?
#27. Life is About Moment

#24. Fall?

553 38 11
By nebulaelcarinae

POV RACHILLA

Aku Rachilla tetapi aku jarang disebut dengan panggilan itu oleh orang terdekat, hanya orang asing yang memanggil demikian. Tetapi ada satu lelaki asing yang tidak memanggil dengan nama itu, dia menjadikan Mahika sebagai panggilan pertama yang dirinya ucapkan saat aku memgenalkan namaku.

Iya, dia Raiden.

Pertemuan kami bukan di mansion nya, melainkan di bandara Korea. Aku ingat setelah tinggal sebulan lamanya disini, dia orang yang pernah menjatuhkan paspor nya di hadapanku tahun lalu. Aku pikir pertemuan kami hanya sebatas itu, ternyata tidak. Takdir sangat unik bukan?

Dengan pesona nya dia berhasil memikat berbagai macam wanita dari berbagai kalangan, sialnya aku juga terpikat! Huh, menyebalkan! Bukan tanpa alasan aku menanyakan hal yang sedang kami jalani saat ini, aku merasa sedikit terganggu dengan perasan asing ini.

"Dia pikir akan jadi nyonya di mansion ini? Dasar wanita ular."

Ucapan itu menarik kesadaran ku dari lamunan tentang Raiden, aku kembali ke dalam kenyataan dimana diriku sedang duduk di ruang santai tanpa melakukan aktivitas apapun. Oh mungkin hanya tadi karena sekarang aku sedang menguping pembicaraan para pelayan yang nampaknya menjadikan ku sebagai topik hangat mereka.

"Tidak akan kita biarkan! Enak saja, yang harusnya jadi nyonya itu diantara kita yang sudah lama mengenal tuan muda!" Sahut salah satu pelayan yang ku yakini bernama Fifah.

"Iya dong! Masa tuan Raiden yang ramah dan baik hati mendapatkan wanita ular yang hanya bisa morotin tuan muda saja!" Sambar yang satunya, aku lupa siapa namanya.

Aku berdiri berjalan perlahan dengan anggun, tetapi pembicaraan ketiga orang tersebut belum berhenti. Bahkan errr sedikit liar tentang tindakan jahat yang hanya asumsi mereka saja.

"Saya memang tidak cocok dengan Raiden," sambarku mengagetkan ketiga orang tersebut.

Mereka sedang mengelap dan merapikan ruangan sebelah yang bersebelahan dengan ruang santai.

"Menurut kalian seperti itu kan?" Tanya ku meledak dengan tatapan sinis.

Aku bersedekap dada dengan tatapan tajam bahkan aku memindai penampilan ketiga orang tersebut. Itu tidak sopan tetapi mereka pantas mendapatkan nya.

"Kalau dipikir saya terlalu rendah untuk Raiden, benar kan? Coba kamu liat subscribers saya sudah satu juta, oh instagram saya bahkan hampir tiga juta followers," ucapku dengan nada sombong.

Tuhan maafkan hamba mu ini!

"Saya juga lulusan kampus ternama bahkan dapat beasiswa S2 di Korea, hmmm itu tidak sebanding dengan Raiden yang lulusan Harvad," ucapku dengan nada rendah diri.

Aku menekan kepada mereka terkait prestasiku dan mereka akan membandingkan dengan diri mereka. Aku yakin!

"Iya anda terlalu rendah untuk tuan muda yang sempurna!" Ucap Jelita - pelayan berambut pendek.

"Kalau sekelas saya hanya rendahan, lantas kalian berada di posisi mana?" Tanyaku menyeringai.

"Anyway jangan mimpi menjadi Cinderella ya, kamu tidak punya heels YSL untuk mendapatkan hati tuan muda," ucapku lalu terkekeh.

Sumpah aku hanya terpikir heels kesayanganku yang menghilang di bandara, hingga kalimat itu meluncur mulus.

Aku berniat pergi karena energi negatif mereka sudah banyak menempel di tubuh ku. Tetapi mata jeli ini melihat sesuatu yang amat familiar.

"Oh iya, anting kamu bagus ya Jelita," ucapku melihat Jelita dengan senyum lebar.

"Brand ini milik keluarga saya, emang sih target pasar nya untuk orang menengah ke bawah," ucapku lalu benar-benar pergi dari hadapan mereka.

Aku puas mendengar Jelita dan kedua orang itu menggerutu bahkan aku bisa melihat ekspresi kesal dari mereka.

Hal tadi sangat menghibur tetapi sangat membuat energiku habis, aku segera ke kamar dan mandi setelah itu melakukan kegiatan rutin yaitu memakai skincare. Tetapi setelah itu aku tidak bisa tidur, hingga aku berdiam diri di balkon kamar.

Suasana nya amat sangat menenangkan bahkan aku bisa melihat bulan dan bintang malam ini, sungguh langka di langit Jakarta! Aku duduk lesehan, kedua tanganku memeluk lutut karena udara yang dingin.

Aku tiba-tiba menangis.

Sungguh itu bukan aku!

Hingga seseorang menyampirkan selimut di pundak, apakah itu madam Chi? Tapi sungguh diluar dugaan.

"Apa yang kamu lakukan di balkon tanpa selimut?"

Pertanyaan Raiden tidak aku jawab, karena air mataku masih menetes. Energi negatif sialan! Aku lelah dan mengapa mataku tidak bisa tertutup.

"Mengapa anda ke kamar saya? Itu tidak sopan," ucapku dengan nada marah.

Siapa yang tidak akan menyangka hal aneh jika seorang laki-laki ke kamar perempuan di tengah malam begini?

"Pintumu tidak tertutup dengan benar, saya hanya memastikan bahwa kamu sudah tidur dan akan mengunci pintu dari luar tetapi kamu tidak ada," ucap Raiden santai.

Benar, dia hanya memastikan jika aku aman walau bagaimana pun aku meminta perlindungan darinya sebulan lalu dan dia merasa terbebani oleh hal tersebut.

"May I hug you sir?" Tanyaku tiba-tiba.
(translate: bolehkah aku memeluk mu tuan?"

Sial, mulut jahanam ini!

"Sure, why not?" Jawab Raiden lalu merentangkan tangannya.
(tanslate: boleh, mengapa tidak)

Aku hanya diam dan ragu akan hal yang ku minta tadi.

Dia menarik ku ke dalam dekapannya, aku mematung tetapi rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuh membuat air mataku kian deras. Aku benar-benar menangis dipelukannya.

"May I ask why?" Tanya Raiden sambil mengelus rambutku.
(Translate: boleh aku bertanya mengapa?)

Aku menggeleng dan terdiam tak ingin menyalurkan energi negatif para badebah itu.

"Why are you crying? I hurt you? I'm sorry, it's my bad," ucap Raiden.
(translate: mengapa kamu menangis? Aku menyakitimu? Maafkan aku, itu kesalahanku)

Aku menggeleng dalam pelukannya, aku tidak memikirkan sikap Raiden tetapi aku saja yang cengeng.

"Bu-kan sa-lah kamu," ucapku terbata-bata akibat tangisan ini.

"Listen, kamu itu udah saya anggap sebagai adik sendiri. Jadi jangan mempertanyakan lagi, kita bukan orang asing," ucap Raiden bahkan dia masih mengelus rambutku.

"Kamu akan pulang ke Korea dan bertemu laki-laki impian mu dan saya juga akan bertemu dengan gadis yang saya butuhkan," ucap Raiden.

Kenapa? Kenapa manusia ini berkata seperti itu, hal itu membuat tangisku kian pecah. Aku tidak tahu lelaki apa yang akan bersama ku nanti dan rasanya aku akan tinggal di Korea saja menghindari keluarga besar. Tetapi, apa aku bisa?

"Kamu wanita baik Mahika, saya bangga sekali dengan kamu. Lelaki yang mendapatkan mu itu beruntung," ucap Raiden lagi.

Aku masih diam dipelukan Raiden, benar kenapa aku bisa se emosional ini hanya karena ucapan Raiden bahwa kami adalah kakak adik.

"Kalau misal aku engga nemu laki-laki itu bagaimana?" Tanyaku yang sudah bisa mengendalikan isak tangis.

Raiden tidak membelai rambutku lagi, tatapannya lurus ke depan membuatku bingung.

"Kamu bisa menjadi adik saya selama yang kamu mau dan sambil menunggu laki-laki itu tiba," ucap Raiden.

"Saya tidak bisa menjanjikan bahwa diri saya bisa bersamamu hingga akhir, karena hidup saya bukan sepenuhnya milik saya."

Ucapan Raiden terdengar ambigu, bukan kah keluarga besarnya tidak mengekang? Jadi apa yang dimaksud dengan demikian. Apa jika hidupnya adalah milik dia, akan kah status adik kakak zona ini berubah menjadi relantionship yang benar-benar romance?

"Selama disini aku di rundung oleh pelayan muda, kamu pasti tau kan? Tapi tadi aku mendengar omongan mereka secara langsung dan itu menyakitkan," ucapku sambil memukul dada karena tiba-tiba menjadi sesak.

Raiden memegang tanganku sehingga aku tak memukulnya lagi, dia dengan lembut membelai tangan kecilku ini.

"Aku engga pernah kepikiran jadi nyonya di mansion ini, karena tujuan aku hanya sembunyi dari Orang-orang itu."

Sekarang aku tidak dipeluk Raiden tetapi aku menyenderkan kepalaku dibahunya.

Dia berdehem dengan tatapan yang memandang langit.

"Aku capek, energiku habis," ucapku.

"Kamu keren banget, saya tidak mendapatkan laporan dari Madam Chi tetapi saya melihat sendiri," ucap Raiden membuatku terkejut.

"Jangan nangis terus, kamu itu perempuan hebat!"

Ucapan Raiden membuat air mataku turun kembali.

"Karena kamu anggap aku adik, aku boleh panggil kak ai dibanding tuan muda?" Tanyaku tiba-tiba.

"Sure, anything for you Mahika," ucap Raiden.
(Translate: tentu, apapun untuk kamu Mahika)

Anything? Tapi hanya dianggap adik saja, memang aku saja yang terlalu terbawa perasaan dan aku menyadari itu. Aku tidak boleh melakukan hal tersebut, perasaan ini tidak boleh berlanjut.

Aku sadar bahwa diriku telah jatuh ke pesona tuan muda ini, tapi aku harus mengubur rapat-rapat perasaan ini dan biarkan menjadi abu lalu berubah menjadi perasaan sebagai adik kakak.

Keheningan tak berlangsung lama karena aku meminta Raiden menceritakan studi nya di Harvad, namun aku tak ingat sampai mana cerita itu berlangsung. Aku tertidur!

Selamat jalan perasaan cinta, mari menyambut gelar adik baru Raiden Adyatama.

***

Notes:
Maaf aku abis rampungin abstrak proposal skripsi 😭

thank you yang udah nunggu, love u all

Continue Reading

You'll Also Like

230K 29.2K 36
ChanMin area 1 in #스트레이키즈 (2020/05/01) (2020/06/29) Start : 2020/04/28
2.9K 468 17
‼️GZ SERIES BISA DIBACA TERPISAH‼️ Kabar mutasi yang begitu mendadak dari Bos Besar membuat Zora bahagia sekaligus harus bersiap untuk menghadapi ken...
5.9K 629 29
Jangan pernah melihat sesuatu hanya dari satu sisi. Orang yang terlihat membenci kamu, bekum tentu ia benar-benar membenci
567K 8.8K 6
"Oceana bibir kamu-" "Hah? emangnya kenapa sama bibir saya Pak?" "Bibir kamu terlalu merah!" ujar Sean seraya menempelkan tisu di atas kening Oceana...