Gunung Bukhansan, Korea Selatan.
"Ayo cepat ke Baekundae lalu turun untuk minum!" (TL: Baekundae = Salah satu dari tiga puncak utama Gunung Bukhansan)
"Heh, kedengarannya bagus. Ayo lakukan."
Dua pendaki, setelah mengeluarkan tenaga selama pendakian, dengan penuh semangat memasuki ujung jalan setapak, menantikan sesi minum yang meriah setelahnya.
Hanya beberapa langkah masuk,
"Hah?! Bukankah itu Menara Hitam?"
"Ya itu dia. Apa yang dilakukannya di Gunung Bukhansan?"
Mereka melihat Menara Hitam, menjulang di atas Gunung Bukhansan. Itu adalah menara ke-101, yang muncul seiring dengan meningkatnya prestise Menara Hitam.
Pada saat itu,
"Maaf, tapi area ini sekarang dibatasi."
"Apa?!"
Para pendaki dihentikan oleh anggota Asosiasi Kebangkitan yang menjaga jalan setapak. Menara ke-101, yang belum pernah terlihat di dunia, telah mendorong mereka untuk membatasi akses warga sipil, karena khawatir akan ada sesuatu yang muncul dari menara tersebut.
"Tidak ada yang bisa kami lakukan. Teruslah bekerja dengan baik."
"Terima kasih atas upaya kalian."
Para pendaki, mematuhi instruksi staf, pergi.
"Ahh, dari semua tempat, sebuah menara pasti muncul di sini..."
"Aku tahu, benar... Hanya ingin minum setelah berkeringat... Sepertinya kita akan tetap minum saja."
"Hehe, kalau begitu kita tidak bisa berbuat apa-apa."
Sambil memikirkan minuman pagi, para pendaki tertawa dan langsung menuju ke sebuah toko di pintu masuk jalan setapak.
Korea Selatan, kini memiliki tiga menara. Negara-negara tetangga merasa iri, tetapi tidak terlalu memperhatikan. Menara-menara itu berkerumun di area sempit dan, selain memungkinkan hunter untuk masuk, mereka tidak memiliki kekuatan khusus lainnya.
Sehingga, peristiwa kemunculan Menara Hitam ke-101 di Korea Selatan dengan cepat memudar dari animo masyarakat.
***
"Ini dia."
Sejun dengan murah hati menyerahkan 500 juta Koin Menara kepada Theo, yang telah meminta pinjaman. Seperti kata pepatah bahwa kemurahan hati datang dari gudang yang penuh, kemurahan hati Sejun tumbuh dengan dua kantong uang yang besar dan kuat di tangannya.
Tetapi,
"Terima kasih, meong! Ini sudah cukup bagiku, meong!"
Theo mengembalikan 400 juta Koin Menara kepada Sejun, hanya menyisakan 100 juta untuk dirinya sendiri. Jumlah maksimum uang yang dapat dibakar Theo sekaligus adalah 100 juta Koin Menara.
Terlebih lagi, setelah menghabiskan uang untuk meningkatkan kemampuan, seseorang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kekuatan yang ditingkatkan tersebut. Hal ini diketahui dari pembakaran uang Uren.
"Apakah kamu yakin itu cukup?"
"Ya, meong!"
"Baiklah kalau seperti itu."
Saat Sejun memasukkan kembali uang yang dikembalikan ke dalam kantong uang,
[Administrator menara menyarankan penggunaan uangmu untuk membeli kekuatan.]
"Kekuatan? Ah, benar!"
Sejun ingat bahwa dia juga bisa menjadi lebih kuat dengan membakar uang..
"Berapa banyak yang aku punya?"
Sejun mulai menghitung uang di kantong uang pemberian Kaiser. Setelah dikurangi 100 juta Koin Menara yang diberikan kepada Theo, ada 1,4 miliar Koin Menara di tas Kaiser.
Dikombinasikan dengan 1 miliar Koin Menara dari Kellion, Sejun memiliki total 2,4 miliar Koin Menara. Jumlahnya sangat besar.
"Aileen, kekuatan apa yang bisa saya dapatkan dengan 2,4 miliar Koin Menara?"
[Administrator menara meminta Anda menunggu sebentar.]
Setelah beberapa saat,
[Kekuasaan yang Tersedia untuk Pemberian]
<Kekuatan: Kekuatan Kuat>, <Kekuatan: Kelincahan Kuat>
[Kekuatan Tersedia untuk Peningkatan]
<Kekuatan: Stamina Kuat>, <Kekuatan: Kekuatan Sihir Kuat>
Aileen menunjukkan pada Sejun kekuatan yang bisa diberikan dan ditingkatkan dengan uangnya.
"Jadi, aku bisa meningkatkan kekuatan yang sudah aku miliki. Aileen, apakah mungkin untuk memberikan dan meningkatkan semua kekuatan ini di sini?"
Dengan 2,4 miliar Koin Menara yang dimilikinya, Sejun yakin.
Ditambah lagi, mengetahui biaya untuk memberikan Kekuatan Kuat dan Kelincahan Kuat masing-masing adalah 100 juta Koin Menara, Sejun berpikir bahwa meningkatkan kekuatan akan menghabiskan paling banyak 500 juta Koin Menara.
Namun,
[Administrator menara mengatakan itu akan sulit.]
[Administrator menara memberi tahu Anda bahwa meningkatkan <Kekuatan: Stamina Kuat> dan <Kekuatan: Kekuatan Sihir Kuat> masing-masing memerlukan 2 miliar Koin Menara.]
Kekuatan 'Kuat' tingkat berikutnya jauh lebih mahal dari perkiraan Sejun.
"Apakah begitu? Lalu aku akan menggunakan Stamina Kuat, Kekuatan Kuat, dan Agility Kuat."
Memprioritaskan kelangsungan hidup, Sejun secara alami memilih Stamina Kuat, yang akan memperpanjang umurnya, dan kemudian memilih kekuatan lain dengan sisa uang.
[Administrator menara mengatakan dia akan mulai memberikan kekuatan.]
[Administrator menara memperingatkan bahwa ini mungkin sedikit menyakitkan.]
"Apa?!..."
Mungkin menyakitkan?! Kamu tidak mengatakan itu sebelumnya?! Sebelum Sejun menyelesaikan kalimatnya, pemberian kekuatan dimulai.
[200 juta Koin Menara yang disimpan di Bank Benih akan dikurangi.]
[Administrator menara memberikan <Kekuatan: Kekuatan Kuat> dan <Kekuatan: Kelincahan Kuat> kepada tato administrator tingkat menengah Menara Hitam.]
[Dengan efek <Kekuatan: Kekuatan Kuat>, kekuatanmu meningkat sebesar 50.]
[Dengan efek <Kekuatan: Kelincahan Kuat>, kelincahanmu meningkat sebesar 50.]
[Anda dapat meningkatkan <Kekuatan: Kekuatan Kuat> dan <Kekuatan: Kelincahan Kuat> nanti menggunakan poin kontribusi atau koin menara.]
Seperti yang Aileen katakan, dua kekuatan pertama diberikan.
Tetapi,
"Huh? Tidak sakit?"
Bertentangan dengan kata-kata Aileen, tidak ada rasa sakit.
"Fiuh. Itu melegakan."
Sejun merasa lega.
Kemudian,
Woong.
Tato administrator tingkat menengah Menara Hitam di tangan kanan Sejun mulai bergerak.
Slither.
Tato naga hitam di bawah kulit Sejun sepertinya terserap ke dalam dirinya.
[Anda telah memperoleh semua kekuatan tingkat rendah yang paling dasar.]
[Tubuhmu terlalu lemah untuk menangani kekuatan tingkat berikutnya.]
[Modifikasi tubuh akan mulai memungkinkan Anda menangani kekuatan tingkat berikutnya.]
Di saat yang sama, muncul pesan tentang modifikasi tubuh. Apa... modifikasi tubuh?! Siapa yang memutuskan ini?! Ini tidak benar...!!!
Crack.
Bertentangan dengan keinginan Sejun, tubuhnya mulai membentuk kembali dirinya secara paksa, dan otot-ototnya mulai berputar dan berputar.
"Aaargh!"
Sejun menggeliat kesakitan seolah ada jarum yang menusuk seluruh tubuhnya.
"Ketua Park, ada apa, meong?! Mana yang sakit, meong?!"
Press. Press.
Saat Sejun menggeliat kesakitan, Theo buru-buru mulai memijat tubuh Sejun dengan cakar depannya.
Crack.
Modifikasi bodi berlangsung sekitar satu menit sebelum mereda.
Snore.
Sementara itu, Sejun yang sudah pingsan tertidur sambil mendengkur.
Press. Press.
"Bau apa ini, meong?!"
Sambil memijat Sejun, Theo mengendus-endus mencari sumber bau busuk.
Kemudian,
"Aku mengerti, meong! Ini bau kotoran Ketua Park, meong!"
Theo mengidentifikasi sumber baunya. Itu adalah Sejun. Bau busuk itu berasal dari Sejun. Saat tubuhnya sedang direnovasi, racun jahat di tubuh Sejun dikeluarkan bersama keringat, sehingga menimbulkan bau tak sedap. Itu pasti bukan karena dia buang air besar. Tentu saja tidak!
Biasanya, seseorang akan memandikannya atau menjauh dari Sejun dalam keadaan seperti itu, tapi
Klik.
Demi lutut Sejun, Theo memilih menahan bau busuk itu dan terus menguleni.
Saat Theo menahan baunya dan berbaring di atas lutut Sejun dalam posisi seperti roti,
Purr.
Theo akhirnya tertidur dengan wajah terkubur di lutut Sejun.
***
Di lantai atas menara penyihir Menara Hitam.
"Kyoot Kyoot Kyoot. Segalanya berjalan baik sekarang setelah aku memiliki ini."
Di ruang master menara penyihir, Iona sedang menjalankan tugasnya sambil berpelukan dengan Theo Ball yang terbuat dari bulu Theo.
Kemudian,
Knock. Knock.
Fren, wakil master menara penyihir Menara Hitam, masuk. Fren, anggota suku Panda Merah, awalnya adalah tetua Menara Penyihir Penghancuran tetapi menjadi salah satu dari tiga wakil master di bawah Iona setelah menara penyihir Menara Hitam menyerap mereka.
"Fren, apa yang membawamu ke sini?"
"Aku datang untuk mendapatkan tanda tanganmu pada dokumen pembayaran tomat ceri yang dibeli dari pertanian Sejun."
"Kyoot Kyoot Kyoot. Ini dia."
Biasanya, Iona akan meneliti dan bertanya secara menyeluruh sebelum menandatangani, tapi
Swoosh.
Hari ini, dia diam-diam memeriksa dokumen tersebut dan segera menandatanganinya. Dia sepertinya sedang dalam suasana hati yang sangat baik.
"Baik! Pernahkah kamu mendengar rumornya, Master Menara?"
Jadi, Fren, yang biasanya tidak menyebutkan hal seperti itu, melontarkan rumor.
"Rumor apa?"
"Ada rumor yang beredar bahwa Master Menara berkencan dengan seorang pedagang belaka. Tidak masuk akal, bukan?! Bagaimana mungkin kamu, dari semua orang, bisa bersama pedagang rendahan..."
Saat dia berbicara, Fren yang marah mulai mengoceh.
Dan,
Tremble. Tremble.
Iona juga tampak gemetar karena marah.
'Aku tahu Master Menara akan marah besar!'
Fren yang selama ini menyukai Iona senang melihat reaksinya.
'Sudah kuduga, itu hanya rumor! Tidak mungkin Iona menyukai kucing itu!'
Saat Fren merasa lega,
"Kyoo kyoo kyoo, ada apa dengan Theo?!!!"
Iona berteriak, secara mengejutkan kemarahannya tidak ditujukan pada Theo, si kucing, tapi padanya. Itu adalah kemarahannya tahap ketiga! Kata yang salah di sini bisa berarti menghilang bersama menara, terlepas dari apakah dia Wakil Master Menara atau bukan.
"Tidak... Aku tidak bermaksud mengatakannya... Itu hanya rumor..."
Fren, yang sangat ingin menyelamatkan nyawanya, buru-buru menjelaskan.
***
Satu jam setelah Sejun pingsan,
"Ugh... apa ini?!"
Sejun terbangun, menggerakkan tubuhnya dengan takjub. Dia pingsan karena merasakan nyeri yang menyiksa pada otot-ototnya yang berputar, tetapi sekarang tubuhnya terasa sangat segar.
Sniff. Sniff.
"Ew! Bau apa itu?"
Sejun mengerutkan kening melihat bau busuk yang keluar dari tubuhnya.
"Meong..."
Dia segera membawa Theo, yang masih tertidur berlutut, dan menuju ke air mancur.
Kemudian,
Krueng? Krueng!
[Ayah, kamu mau pergi kemana? Cuengi membawakanmu akar kudzu yang bagus!]
Cuengi, yang baru saja kembali dari merawat tumbuhan di hutan barat, melihat Sejun dan mendekat sambil membawa akar kudzu biru yang diambil dari kantong makanan ringannya.
Tetapi,
Krueng?
Kecepatan Cuengi perlahan melambat.
Krueng...
[Ayah, kamu berbau seperti kotoran...]
Cuengi sambil memegang hidung dengan cakar depannya, menyerahkan akar kudzu kepada Sejun sambil menjaga jarak. Apakah ini caramu memperlakukanku?
"Kamu mau mandi juga, Cuengi?"
Krueng!
[Ya!]
Meski tahu kenapa Cuengi bersikap seperti itu, Sejun yang merasa sedikit diremehkan, membujuk Cuengi yang suka bermain air untuk mandi.
Sesaat setelah sampai di air mancur, Sejun membasuh dirinya hingga bersih untuk menghilangkan bau busuk.
Snap.
Whoosh.
Menggunakan bakatnya, Sahabat Api, Sejun menciptakan api di jarinya dan mengubah air mancur menjadi pemandian air panas dan menikmati berendam.
Kemudian,
Splash. Splash.
Kuehehehe. Krueng!
[Hehehe. Ini menyenangkan!]
Cuengi dengan gembira bermain-main di air mancur.
"Aah, ini menyegarkan."
Menonton permainan Cuengi, Sejun dengan gembira menyesap minumannya dan,
[Administrator menara berkata bagus sekali, dan sekarang saatnya meningkatkan kekuatanmu.]
Aileen yang tadinya sibuk dengan urusan lain, baru sekarang menyadari kalau Sejun sudah bangun.
"Apa?! Tidak bisakah kita tidak melakukannya?"
Sejun mengingat kembali rasa sakit yang dia alami sebelumnya.
[Administrator menara mengatakan tubuhmu telah beradaptasi untuk menahan kekuatan tingkat berikutnya, jadi kali ini tidak akan ada rasa sakit.]
"Benarkah? Kalau begitu ayo kita lakukan."
Diyakinkan dengan janji tidak akan ada rasa sakit, Sejun terus meningkatkan kemampuannya.
[2 miliar Koin Menara yang disimpan di Bank Benih akan dikurangi.]
[Administrator menara meningkatkan <Kekuatan: Stamina Kuat> yang diberikan kepada tato administrator tingkat menengah Menara Hitam menjadi <Kekuatan: Stamina Perkasa>.]
[Dengan efek <Kekuatan: Stamina Perkasa>, staminamu meningkat 100 tambahan.]
Flash.
Saat pesan tentang peningkatan kekuatan muncul, kali ini mata tato naga hitam di tangan kanan Sejun bersinar sebentar, menandakan selesainya peningkatan tersebut.
Kemudian,
Bubble. Bubble.
Theo, yang berlutut di lutut Sejun menggunakan bakat afinitas airnya untuk tetap terendam, berpikir,
'Ketua Park baru saja menghabiskan banyak uang, meong! Jadi sekarang dia bangkrut, meong! Puhuhut. Sudah waktunya Wakil Ketua Theo turun tangan, meong!'
Theo memutuskan untuk segera bangun dan turun ke lantai 65 menara, tempat celengan berwarna merah muda itu berada.
Tetapi,
'Terlalu hangat, meong... aku merasa seperti meleleh, meong...'
Suhu pemandian air panas yang panas menghalangi tekad Theo.
Purr.
Akhirnya, Theo menyerah pada hangatnya bak mandi dan tertidur seperti pingsan.
Pagi selanjutnya,
"Ketua Park, aku akan mendapat banyak uang, meong!"
"Jangan mendapat masalah."
"Puhuhut. Percaya saja padaku, meong!"
Theo melambaikan kaki depannya ke arah Sejun, yang mengantarnya pergi, lalu segera lari.
Percaya padanya setelah memberitahunya untuk tidak menimbulkan masalah?
"Aku punya firasat buruk tentang hal ini..."
Sejun memperhatikan punggung Theo yang dengan berani menuju ke lantai 65 menara, merasa tidak nyaman.