Hadirnya Kamu | Tamat

By jeszyc09

660K 18.7K 357

Kehidupan Sultan berubah saat seorang gadis tiba-tiba hadir menjadi belahan jiwanya yang semula hilang. Gadi... More

Tokoh
1: Dijodohkan dengan om-om?
2 : Pertemuan
3: Cafe 70's
4: Bertemu Calon Mertua
5: Hari bersejarah
6: Jangan Marah, Diajeng
7: Drama Berkeluarga
8: Perubahan Sikap
9: Kecewa di Hari Merah
10 : Khawatir Seorang Suami
11 : Hilangnya Mahkota
12: Kelembutan Hati Sultan
13: Hinaan Serta Kekecewaan
14: Menerima Semuanya
15: Berkunjung ke Solo
16: Selamat Pak Prabu
17: Bahagia Tiada Tara
18: Masih Ngidam
20: Berjarak Sebentar
Cerita Baru
Siapa Yang Kangen?
Bantu Penulis Vote Cover Yu
Info Open PO!
Hadir di Shopee!!

19: Ciuman Manis

22.2K 886 22
By jeszyc09

Haii kalian💝

Sebelumnya saya mau minta maaf karena terlalu lama up bab 19 ini, karena hari libur telah usai jadi harus kembali ke kehidupan seperti biasanya. Saya sedikit kewalahan karena tidak bisa mengatur jadwal dengan baik, sekali lagi saya mohon maaf dan saya harap kalian tidak pernah bosan dengan cerita ini🦋💝

Sultan & Laurenza

🦋

Sultan membuka matanya ketika mendengar suara bisikan pada telinganya, kepalanya menoleh dan matanya yang masih buram menyipit untuk melihat siapa yang mengganggunya tidur. Wajahnya tampak terkejut ketika melihat dua orang anak kecil tersenyum padanya.

"Pakde!" Teriak keduanya yang membuat Sultan menggeser tubuhnya karena terkejut.

Kini Sultan sudah kembali pulang ke rumahnya malam tadi, walaupun dokter sedikit memaksa Sultan agar mau dirawat satu hari saja tetapi pria itu tetap keras kepala dan tidak mau terus berada dirumah sakit.

"Astaga, kalian ngapain disini?" Dengan suara yang masih serak Sultan mengubah posisinya menjadi duduk.

Rama dan Kayla melompat ke atas tempat tidur Sultan dan meloncat-loncat disekitar pria itu. Sultan dengan mudah menangkap dua ponakannya itu menggunakan kedua tangannya yang membuat Rama dan Kayla jatuh ke pelukan Sultan. Rama dan Kayla tampak tertawa terbahak-bahak ketika tangan besar Sultan menggelitiki perut mereka, setelah dirasa puas Sultan pun melepaskan dua anak kecil yang telah mengganggunya tidur.

"Pakde tidurnya lama banget, ini udah siang tau!" Ucap Rama setelah duduk bersama adiknya dihadapan Sultan.

Sultan menoleh ke samping setelah menyadari tidak ada Laurenza disampingnya. "Aunty mana?" Tanya Sultan.

"Diluar lagi ngobrol sama mama. Ada opa, oma juga." Jawab Kayla yang menempel dipunggung Sultan dengan kedua tangan yang melingkar pada leher Sultan.

"Aduh!" Keluh Sultan saat Rama ikut menempel juga pada panggungnya.

"Turun-turun kalian gak tahu apa pakde lagi sakit."

"Pakde lemah, ayo dong kita berdua udah lama gak digendong pakde!" Ucap Kayla menggoyang-goyangkan tubuhnya yang membuat tubuh Sultan ikut bergerak.

"Sebentar-sebentar, kalian turun dulu!" Perintah Sultan sembari menarik lengan Rama.

Ceklek

Ketiganya tampak menolehkan kepalanya setelah mendengar suara pintu kamar terbuka, disana tampak Laurenza yang terkejut melihat suaminya tersiksa karena dua ponakannya. Pantas, sedari tadi Rama dan Kayla anteng-anteng saja ternyata dua anak itu sedang mengganggu pakde-nya.

"Kalian disini ternyata, papa kalian nyariin loh" ucap Laurenza sembari menghampiri ketiganya yang masih dengan posisi yang sama.

Perlahan Laurenza menarik lengan Rama dan Kayla setelah melihat wajah Sultan yang tampak meminta tolong padanya.

"Pakde lemah aunty, gak mau gendong kita berdua!" Rama turun dari ranjang dan berdiri disamping Laurenza diikuti oleh adiknya.

"Pakde kalian kan lagi sakit jadi wajar aja kalau tubuhnya lemah" balas Laurenza sembari mengusap lembut rambut Rama.

"Sakit apa aunty? Biasanya kalau papa Kayla sakit minta dipeluk terus sama mama." Ucap Kayla dengan wajah polosnya.

Laurenza tertawa mendengar ucapan polos Kayla, dengan gemas Laurenza mencubit pelan hidung gadis kecil itu.

"Kaliannya keluar sana, biar pakde bisa peluk-pelukan sama aunty" sambung Sultan, kini posisi pria itu sudah berubah tengkurap.

"Biasanya pakde kalau sakit pelukannya sama guling, terus ngerengek minta diusapin tangannya sama oma." Ucap Rama lalu tertawa mengingat saat Sultan bersikap manja.

Sultan mencodongkan badannya agar bisa mencubit lengan Rama dan Kayla namun keduanya segera berlari keluar dengan tawa yang menggelegar.

"Tutup pintunya!" Teriak Sultan.

Rama tampak berbalik badan untuk menutup pintu kamar Sultan. Suara bantingan pintu terdengar karena Rama menutup pintunya cukup keras, Laurenza menggelengkan kepalanya diiringi dengan tawaan kecil melihat tingkah dua keponakannya.

Laurenza beralih menatap suaminya dengan posisi yang masih tengkurap serta satu tangan pria itu memijat dahinya sendiri.

"Makan dulu mas, habis itu minum obat" Laurenza berjongkok disamping ranjang yang ditempati suaminya, lalu satu tangannya ikut memijat dahi Sultan.

Sultan membuka mata dan pandangannya langsung bertemu dengan wajah cantik sang istri.

"Sini kamu duduk aja," Sultan menggeser tubuhnya agar Laurenza bisa duduk disampingnya ia berbaring.

"Kamu gak bisa tidur-tiduran terus dong mas, nanti malah makin pusing." Ucap Laurenza setelah duduk dipinggiran kasur.

Sultan tidak membalas dia menjatuhkan kepalanya di paha Laurenza lalu satu tangannya menelusup masuk ke baju yang dikenakan istrinya, sehingga kulit tangannya yang kasar bertemu dengan kulit perut Laurenza yang lembut. Sultan mengusap perut istrinya yang masih rata itu, pria itu tidak pernah lupa untuk mendoakan anak yang ada dikandungan sang istri agar selalu sehat.

Laurenza merasakan perutnya menggeletik saat Sultan bersikap romantis seperti ini, apalagi jika Sultan bersikap manja padannya Laurenza sangat menyukainya.

"Ayo mas cuci muka dulu" Laurenza menahan tangan Sultan yang naik ke atas ingin menyentuh kesukaannya.

Sultan berdecak dia menggelengkan kepalanya, tubuhnya terlalu lemas untuk bergerak sehingga dia malas untuk melakukan apapun. Kedua tangan Sultan memeluk pinggang Laurenza lalu Sultan berbisik dihadapan perut sang istri.

"Bunda gak asik ya sayang, padahal papa mau dimanja-manja dulu sama bunda," Laurenza tersenyum mendengarnya.

Laurenza mengangkat kepala Sultan agar pria itu bangun dari posisi baringnya. "Sana cuci muka mas, habis itu makan terus minum obat. Perutnya gimana udah enakan belum?"

Setelah merubah posisinya menjadi duduk Sultan meraba perutnya yang sudah sedikit nyaman, tidak seperti kemarin-kemarin yang sangat menyiksa sekali.

"Sudah nyaman, gak kaya kemarin" Sultan mengambil minyak angin miliknya yang ada dinakas samping ranjang lalu dioleskannya sendiri pada leher dan perutnya sedikit.

Sultan pergi ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya untuk mencuci muka sedangkan Laurenza sedang membereskan tempat tidur mereka. Tak lama kemudian Sultan keluar Laurenza yang sudah selesai pun menoleh pada Sultan yang menghampirinya, pria itu tampak sedikit berbeda. Badan Sultan agak kurusan serta jambang disekitar rahangnya yang sudah sedikit tebal.

Bukannya keluar Sultan malah memeluk Laurenza dan kepala Sultan bersandar dibahu Laurenza. "Masih pusing?" Tanya Laurenza.

Sultan melonggarkan pelukannya kepalanya sedikit menunduk agar matanya bertemu dengan mata sang istri. "Sudah gak terlalu."

Sultan mendekatkan wajahnya dengan wajah Laurenza, hidung mereka saling bersentuhan nafas mereka pun saling menerpa wajah masing-masing. Kedua tangan Sultan yang bertengker dipinggang Laurenza bergerak mengusap disana, sedangkan Laurenza menghindari tatapan Sultan yang penuh akan cinta dan tatapan itu selalu berhasil membuat lutut Laurenza lemas sehingga hidung mereka tidak saling bersentuhan lagi.

"Mas mau lihat wajah cantikmu diajeng, coba hadap sini lagi." Suara berat Sultan membuat bulu kuduk Laurenza berdiri.

Laurenza kembali menghadap Sultan yang sudah tersenyum tak lama setelahnya Sultan mencium lembut bibir berwarna merah muda itu, ciuman itu berubah menjadi lumatan lembut. Sultan tidak melakukannya secara menggebu-gebu pria itu bermain lembut agar Laurenza bisa mengimbanginya. Kedua tangan Laurenza bergerak mengusap dada bidang Sultan, pria itu semakin memperdalam ciumannya dengan lidah yang masuk dan membelit lidah sang istri, lenguhan Laurenza terdengar ketika Sultan beralih menciumi leher jenjangnya.

Sultan menghentikannya Laurenza mendongak menatap Sultan yang menatapnya dengan tatapan sayu dan penuh nafsu.

Sultan menjilat sendiri bibirnya. "Bibir kamu manis sekali rasanya, kalau saja mas sedang tidak sakit mas makan kamu sekarang juga" tangan besar Sultan bergerak maju mundur mengusap perut serta pinggang istrinya.

Laurenza memberanikan diri membalas tatapan Sultan, tatapan Laurenza tampak seperti menantang membuat dahi Sultan mengerut. Satu tangan Laurenza menyingkap kaos hitam milik Sultan lalu mengusap secara sensual perut Sultan yang masih terbentuk otot-otot perut disana.

Sultan memejamkan matanya pria itu menggigit bibirnya menahan gejolak nafsunya yang semakin memuncak. Kepala pria itu menunduk sehingga dahinya menyentuh bahu Laurenza.

"Lagi pula kata dokter kalau lagi hamil muda belum boleh berhubungan sama suami, takutnya bisa terjadi apa-apa sama anak yang ada didalam kandungan." Laurenza semakin semangat mengusap perut sang suami, dan gerakannya semakin mundur ke bawah.

"Arrgghh... Y—ya disitu diajeng, kebawah lagi." Sultan melenguh hebat saat tangan sang istri bergerak semakin ke bawah.

Laurenza tersenyum puas melihat Sultan yang kewalahan karenanya, Laurenza menghentikan aktifitasnya dia mendorong pelan bahu Sultan yang membuat pria itu kembali ke posisi semula.

Laurenza terkekeh lalu menepuk pelan pipi Sultan. "Ayo keluar."

Sultan ikut tersenyum pria itu menggelengkan kepalanya lalu mencubit pelan hidung sang istri.

"Kamu ini bisa aja bikin mas tersiksa gini ya?" Mereka berdua tertawa bersama.

Sultan menggandeng telapak tangan Laurenza untuk keluar bersama. Mereka berdua turun dari tangga yang mengarah langsung pada ruang tamu, di ruang tamu tersebut ada adik perempuan serta kedua orangtua Sultan yang kini sedang menatap ke arah Sultan dan Laurenza.

"Kita sudah mau pulang" ucap Joko ketika Laurenza dan Sultan sudah sampai di ruang tamu. Sultan menganggukkan kepalanya dia pun menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Masih lemes mas?" Tanya adik perempuan Sultan.

"Masih, tapi mualnya sudah enggak."

"Lain kali lebih dijaga lagi kesehatan kamu to le, kalau dikandani bojomu ora usah ngeyel." Ucap Karina ketika Sultan mencium punggung tangannya.

Sultan mengangguk patuh. "Iya bu mengko aku arep luwih jaga kasarasan maneh menyang ngarepe, ibu karo ayah aja terlalu mikirake aku, sampeyan kabeh berdua uga kudu jaga kasarasan ben bisa weruh anak-anak-ku mengko."

( iya bu nanti saya akan lebih jaga kesehatan lagi kedepannya, ibu sama ayah jangan terlalu memikirkan saya, kalian berdua juga harus jaga kesehatan agar bisa melihat anak-anak saya nanti )

Joko serta Karina menganggukkan kepalanya, satu tangan Joko mengusap lembut bahu putra pertamanya.

"Awake dhewe tansah jaga kasarasan le, demi bisa weruh putu-putu awake dhewe. kowe aja terlalu akeh nyambut gawe, kosongkan waktumu ben bisa makumpul bareng kulawarga, dhuwit pancen nggawe wong bahagia nanging dhuwit ora bisa digawa mati."

( Kita selalu jaga kesehatan nak, demi bisa melihat cucu-cucu kita. Kamu jangan terlalu banyak bekerja, kosongkan waktumu agar bisa berkumpul bersama keluarga, uang memang membuat orang bahagia tetapi uang tidak bisa dibawa mati )

Sultan dan Laurenza menghantar Joko, Karina serta Basyira sampai teras rumah.

"Dadah pakde!" Kayla melambaikan tangannya.

"Cepat sembuh pakde biar bisa gendong kita berdua lagi!" Rama mengikuti.

Sultan tersenyum lalu ikut melambaikan tangannya Laurenza pun begitu, sehingga mobil melaju meninggalkan pekarangan luas rumah Sultan. Mereka berdua pun masuk kembali ke dalam rumah dan berjalan menuju meja makan.

Sultan duduk dengan tatapan tak bernafsu, dia sudah tahu jika makanan tersebut masuk ke dalam mulutnya akan terasa pahit. Laurenza menyiapkan semangkuk bubur ayam kuah kuning, dan menyajikannya dihadapan Sultan.

"Mau disuapin?" Tawar Laurenza setelah dia duduk disamping Sultan.

Sultan menganggukkan kepalanya, dia mengambil segelas air putih lalu diminumnya. Matanya terpejam setelah dia merasakan rasa pahit pada air yang baru saja dia minum. Satu sendok bubur masuk ke dalam mulut Sultan, Sultan tidak merasakannya dia mengunyah sebentar lalu langsung menelannya.

Sultan menggelengkan kepalanya saat suapan keempat mengarah ke mulutnya. "Mual."

Laurenza tidak memaksakan lalu dia mengambil kotak obat, Laurenza menyerahkan beberapa obat berbentuk pil kepasa Sultan. Pria itu mengunyah pisang terlebih dahulu sebelum menelan obat berbentuk pil yang sudah disiapkan oleh istrinya.

Setelah selesai Laurenza kembali menyimpan kotak obat tersebut seperti semula dan kembali duduk disamping suaminya. Pria itu tampak mengusap-usap rahangnya sendiri.

"Cukurin jenggot mas sayang, sudah gak nyaman banget" katanya seraya menatap Laurenza.

Laurenza yang sedang memakan buah pisang pun menoleh, dia belum pernah melakukannya tetapi dia akan mencobanya.

"Boleh, mau sekarang?" Laurenza menyudahkan memakan pisangnya.

Sultan menganggukkan kepalanya seraya bangkit dari duduknya. "Iya ditaman belakang ya, sambil berjemur. Alat cukur-nya ada diwastafel kamar mandi" Laurenza menganggukkan kepalanya lalu segera melangkahkan kakinya menuju kamar mereka berdua.

Sultan duduk dikursi santai yang menghadap langsung pada kolam renang, punggungnya bersandar pada kursi dan matanya terpejam ketika merasakan hangatnya sinar matahari pagi yang menyorot tubuhnya. Sultan terkejut ketika dia merasakan ada yang duduk dipangkuannya, matanya terbuka dan senyum terukir menghiasi wajah tampannya ketika matanya melihat pemandangan bidadari yang dihadiri oleh Tuhan untuk menemani sisa hidupnya.

"Sudah diambil?" Tanya Sultan dengan satu tangan yang melingkar pada pinggang Laurenza.

Laurenza tersenyum seraya menganggukkan kepalanya wanita itu menunjukkan alat cukur yang sering digunakan Sultan. Sultan sedikit mendongakkan kepalanya ketika Laurenza sudah memulai mencukur jenggotnya.

"Jangan semua ya mas" ucap Laurenza.

Sultan tampak tersenyum. "Kenapa?"

Laurenza tersenyum. "Aneh aja lihatnya kalau kamu gak ada jenggotnya."

"Kamu gak mau lihat?" Laurenza menggelengkan kepalanya.

"Kamu lebih suka sama yang geli-geli ya?" Sultan terkekeh melihat Laurenza yang salah tingkah karenanya.

🦋

Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah vote dan komen positif pada cerita ini💝

Follow ig: @storyjeszp

Continue Reading

You'll Also Like

1M 1.9K 17
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
690K 34.2K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
503K 2.8K 24
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.