AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]

By nazieranff

3.9M 304K 314K

AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungk... More

ASKARAZEY ~ PROLOG
(1.) Agaskar Junior
(2.) Cuddle, Babe!
(3.) U're Mine!
(4.) Vakenzo's Family
(5.) Zeya Ngidam?!
(6.) Happy Wedding, Javas!
(7.) Obsessed or Love?!
(8.) Broken Home and Harmonious
(9.) Agaskar with Kuceh?!
(10.) Zeya Cemburu?
(11.) Salting?!
(12.) Wapresma VS Maba
(13.) Viral Bareng?!
(14.) Let's Deep Talk
(15.) Moment di Lautan Buku
(16.) Status yang Terancam?!
(17.) Idaman
(18.) Special Day
(19.) Sebuah Kesalahan
(20.) Salju yang Hangat
(21.) Private Talk
(22.) Menuju Reuni
(23.) Bermain-Main
(25.) Terjebak Birthday Party
(26.) Siapa yang Kecewa?
(27.) Ada yang Ngambek!
(28.) Godaan Maut
(29.) Bujukan Non-Stop!
(30.) Aman atau Ancaman?!
(31.) Rival Misterius
(32.) Insiden Sirkuit Balapan
(33.) Car at Midnight
(34.) Malam yang Gila
(35.) Dark Family Dinner
(36.) Berusaha yang Terbaik
(37.) Pesona Suami Royal
(38.) Permintaan Berubah
(39.) Kamar Penantian
(40.) Dies Natalies
(41.) Nisan tanpa Nama
(42.) Mendadak Asing
(43.) Rindu dibalik Maaf
(44.) Cinta dibalik Gengsi
(45.) Hukuman atas Kesalahan
(46.) Membaik atau Memburuk?
(47.) Agaskar, Arazey, dan Althea
(48.) Kenangan 1 Minggu Kita
(49.) Ditinggal Sementara

(24.) Kondisi Baby

67.9K 6K 5.4K
By nazieranff

Harga penulis melalui feedback berupa vote serta comment. Jika ingin ceritanya lekas terus di updated, jangan lupa tembuskan targetnya, xixixi. WARN! ADA SEKITAR 1000+ KATA, SEMOGA TIDAK BOSAN.


Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis🖤🖤🖤

TARGET--3 RIBU VOTE AND 5 RIBU COMMENT UNTUK NEXT?!

ABSENN DULUU, KALIANNN PAKEEE KARTUUU APAA NICHHH? TIM AXIS TELKOMSEL😁😎☝️

HEYYOOWWW GAES AKU BALEKSS LAGI, AKU BAKALLL UPDATEE EGENN KLO TARGET UDAH TEMBUS, KRNA AKU BAKAL UAS JDI BAKAL SERING UP DLO🥹💓 JANGAN SIDERS YAA🥹 TEMBUSIN TARGETNYA, JANGAN LUPA NABUNG SENG

••••••••••••••••

"Aku takut, jika diriku tidak sesuai dengan semua harapanmu."
-Arazey Henessy Elthea-
••••••••••••••

"Ansley pacar gue, lo bukan siapa-siapanya nggak usah banyak tingkah!" papar Gelios membuat semuanya bungkam dengan pernyataan mengejutkan itu.

"P-Pacar?!" ulang Savion.

Ya, Savion mengenali Gelios. Siapa yang tidak mengenali senior Wolviper yang sudah dikeluarkan itu? Tentu semua anak Wolviper mengenali dirinya.

Bukan hanya Savion yang terkejut mendengar pernyataan tersebut, Agaskar, dan anak Wolviper lainnya ikut merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak?

Sejauh ini yang mereka tahu, Ansley memang menjalin kedekatan kembali dengan Savion, meskipun keduanya tidak memiliki hubungan secara resmi yang bisa dikatakan HTS.

Namun berbeda dengan Sonia, Vanda dan juga Zeya, ketiganya terkejut bukanlah karena pernyataan Gelios yang mengatakan bahwa ia adalah pacar Ansley, melainkan kehadiran Gelios itu sendiri.

"An, kok bisa sih Kak Gelios ada disini? Lo nggak bilang ya, lo pergi sama Kak Savion?" tanya Sonia berbisik.

"Tau nih, yang ada nanti jadi war lagi, An," sambung Vanda menyenggol sikut Ansley.

Sementara sang empu bingung harus bereaksi apa, gadis penyuka k-pop itu meneguk salivanya kasar. Dan Savion sudah memandanginya dengan tatapan serius.

Savion langsung berbalik badan, menghadap Ansley yang tubuhnya lebih kecil darinya. "An, bilang sama gue apa yang dikatakan Gelios itu nggak bener," tanya Savion mencengkeram kedua pundaknya.

Ansley tak langsung menjawab, gadis itu memandang Savion dan Gelios secara bergantian, ia masih memikirkan jawaban yang pas agar tidak memperkeruh suasana. "A-anu, Kak..."

"Jawab, An!" desak Savion mengguncang pelan tubuhnya. "Kasih gue jawaban."

Gelios pun mendecak kasar, ia kemudian meraih tangan Ansley dan menariknya ke samping. Ansley tak bisa berkutik, ia hanya diam tanpa menjawab apa-apa. "Udah lah, lo kan nggak bisa ngasih kepastian juga," timpal Gelios lagi.

Zeya dan Vanda serta Sonia saling pandang, mereka sebetulnya sudah lama mewanti-wanti moment ini akan terjadi. Lirikan mereka itu pun sempat ditangkap oleh Agaskar yang membuat dirinya keheranan.

"Lo tau soal ini, Zey?" tanya Agaskar, suaranya sangat pelan seperti hanya Zeya yang mendengarnya.

Zeya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kak Gelios emang pacarnya Ansley."

Kedua mata Agaskar membelalak seketika, diiringi kerutan di dahinya yang membentuk garisan kecil. "Kok lo nggak bilang sama gue?"

"Ya ngapain bilang sih, Kak? Ceritanya tuh panjang, intinya karena Kak Savion nggak ngasih kepastian sama Ansley, jadinya Ansley nyaman sama Kak Gelios yang ngedeketin dia," ungkap Zeya.

"T-Tapi mereka kan sering bareng, Zey? Nggak di markas nggak di kampus, masa tiba-tiba Ansley punya pacar?" Agaskar masih belum bisa mempercayainya.

Zeya menghela napasnya pelan, jika yang lain ikut tegang akibat Savion dan Gelios yang berhadapan, maka keduanya justru sibuk sendiri karena Agaskar yang penasaran.

"Nggak tiba-tiba, Kak...." Zeya mencoba menjelaskan. "Ansley sama Kak Gelios udah pacarana tiga bulanan lebih, kok. Nggak salah dong, kan dia juga nggak ada hubungan sama Kak Savion."

"Inget, nunggu yang nggak pasti itu capek banget. Apalagi Ansley tuh digantung sama Savion dari kelas 10 SMA, kan?"

"SMP sih setahu gue, Savion yang kelas 10," sambung Agaskar seakan membenarkan presepsi sang istri.

"TUHHH!!!" sahut Zeya. "Lama banget, sekarang udah kuliah. Lagian sebenarnya Ansley nggak cuman sama Kak Gelios aja sih jadiannya, banyak kok dia udah pacarana sama cowok. Tapi ya gitu, balik lagi sama Kak Savion."

Gawat, kalau gini ceritanya pasti Zeya bakal tau kalau gue sering balapan mobil sama Gelios dan taruhan uang.

Galen, Javas beserta Arhez pun saling pandang satu sama lain, mereka sama-sama bertanya dan sama-sama mendapatkan jawaban yang dalam artinya ketiganya tidak tahu apapun mengenai ini.

"An, gue nggak nyangka aja lo udah punya pacar," celetuk Savion. "Hampir tiap hari kita bareng di kampus."

Sorot mata Ansley tak bisa dibohongi, dari hati yang paling dalam gadis itu merasa tidak nyaman karena sudah tak jujur dengan Savion. Namun di sisi lain ia juga tidak sanggup melakukannya.

"M-Maaf, Kak...." Itulah kata yang pertama kali terucap dari mulutnya.

"Gue nggak bermaksud bohongin lo, tapi gue nggak bisa bertahan digantung terlalu lama. Itu sakit, Kak, lo nganggep gue pacar tapi lo juga bilang kalau kita temen," ujar Ansley.

Ansley melirik pada Gelios. "Gue emang egois, gue pacarana sama Kak Gelios tapi gue juga masih deket sama lo. Itu karena hubungan kita udah terlanjur lama dan susah buat dilepas, tapi kalau terus-terusan berada dilingkaran HTS gue nggak bisa."

Kedua pundak Savion melemas mendengarnya, mungkin ia sudah melakukan kesalahan besar. Sangat wajar, Ansley mengungkapkan perasaannya seperti itu, karena dirinya juga.

"Gue pikir, setelah hubungan kita membaik waktu lo lulus, lo bakal berubah karena sikap lo balik kayak awal-awal kita deket. Ternyata gue salah, Kak," lanjut Ansley. "Sampe gue ketemu sama Kak Gelios, yang bikin gue nyaman aja deket dia."

"Gue juga nyaman kok deket sama lo, tapi gue nggak bisa ada di lingkungan HTS terus. Capek, Kak, gue mau cemburu pun nggak ada hak. Apa coba motivasi lo ngegantungin gue? Biar bisa deket sama banyak cewek, kan?"

Savion mengerutkan keningnya, padahal sejauh ini yang ia sadari, Savion tak pernah dekat dengan siapa pun kecuali Ansley. Lelaki itu gampang ilfeel terhadap perempuan, bagaimana bisa ia dituduh ingin dekat banyak perempuan?

Galen dan Arhez pun menghampiri Savion, mengusap di masing-masing sisi pundaknya agar menenangkan lelaki itu. "Tapi seenggaknya lo bisa jujur soal ini, An, biar gue bisa ngejauh," ujar Savion.

"Sekarang udah tau, kan? Yaudah ngejauh, nggak usah deketin cewek gue lagi," sahut Gelios.

Savion benar-benar terdiam, tak bisa mengatakan apa-apa lagi, pandangannya kosong dengan raut wajah penuh kekecewaan. Ia menunduk, kemudian mengangguk seakan setuju akan ucapan Gelios.

Tak biasanya seorang inti 1 Wolviper bersikap letoy seperti ini. Savion yang emosian dan mudah naik pitam karena pancingan musuh, justru lemas tak berdaya jika sudah menyangkut perasaan dan hatinya.

"Ya, oke. Maaf kalau gue masih banyak kurangnya, An, maaf nggak bisa ngasih lo kepastian. Ini udah keputusan yang tepat biar lo nemuin kebahagiaan." Setelah mengatakan itu, Savion langsung pergi meninggalkan mereka semua.

"SAV??? SAVIONNNN!!" panggil Javas, lelaki itu menyusul langkah Savion lebih dulu, baru diiringi Arhez, Galen bersama anak kiyowo girls lainnya.

Agaskar dan Zeya pun ikut menyusul, menyisakan Ansley dan Gelios disana. Gelios sempat menangkap sosok istri Agaskar yang selama ini tak mau Agaskar publikasikan terang-terangan dengan teman-temannya di area balapan.

Namun kini Gelios tahu, lelaki itu menyunggingkan senyumnya, tatapannya tak berhenti menuju Zeya. "Kenapa ya, istri Agaskar menggoda banget?" gumamnya pelan.

"Nih bayaran lo!" Ansley mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah yang tersusun rapi dalam amplop berwarna coklat. "Nggak usah ganggu gue lagi setelah ini."

"Nah, cakep. Gini dong, gue udah rela-rela juga nyusul ke Dufan katanya di rumah Agaskar, gimana, dah," keluh Gelios sembari mengintip jumlah uang yang ada dalam amplop.

Ansley melipatkan kedua tangannya dada, ia memutar bola matanya malas. "Ya kan namanya juga dadakan, gimana sih lo. Udah gue tambahin juga tuh uang di dalemnya."

"Temen-temen lo rupanya udah di briefing?"

"Hm." Ansley berdeham, karena seminggu sebelumnya Ansley sudah mengeluh dan membocorkan perencanaannya ini pada anak kiyowo girls saat ulang tahun Vanda beberapa waktu lalu.

"Hah?! Seriusan lo mau ngejauh dari Kak Savion?" tanya Vanda tak percaya.

"Ih nanti nggak bisa fourdate dong, kita?" Sonia masih belum terima.

"Mau fourdate pun nggak bisa, Son, lo sama Kak Arhez pacaran, Vanda sama Kak Galen juga balikan, Zeya sama Kak Agaskar udah nikah, lah gue apa? Jemuran?" Ansley mendecak kasar.

"Yang ada gue tuh malu, masa HTS udah kayak pacaran aja? Berasa gue tau nggak, yang ngebet banget sama Kak Savion."

"Lo pasti capek ya, Sley, digantung terus sama Kak Savion karena hubungan kalian nggak jelas?" ucap Zeya. "Emang apa sih, alasan Kak Savion gitu?"

"10 juta kan, nih?" tanya Gelios memastikan.

"Tambahan 500 ribu karena lo udah nyusul ke Dufan."

Senyum sumringah Gelios pun tercetak. "Anjay, suka nih gue orang kayak lo yang bisa menghargai kerja keras orang lain. Next time, panggil gue aja kalau lo butuh."

"Iya aman," sahut Ansley. "Kan gue butuhin lo biar ngejauh aja dari Kak Savion, capek digantung mulu. Nggak ada kepastian, mending nanti gue pacaran sama orang lain aja."

"Kenapa nggak sama gue?" tawar Gelios.

"Ogah banget deh gue sama lo, minimal lebih dari Kak Savion! Nggak kayak lo, cowok matre yang bisanya balapan doang!" tukas Ansley kemudian berlalu pergi dari sana.

Gengsi tinggi jika Ansley pacaran dengan lelaki yang bisa dikatakan privillage nya lebih buruk dari Savion, secara Savion adalah Wapresma kampus, anak FKG, dan inti Wolviper.

Sementara Gelios tak peduli, ia juga tak menggubris apa yang dikatakan Ansley, karena yang terpenting uang sudah ada di tangan, karena mereka juga sudah sepakat sebelumnya melakukan ini.

•••••••••••••

Dua hari kemudian....

Kampus sudah memasuki jadwal normal dimana seluruh mahasiswa maupun mahasiswi masuk melaksanakan perkuliahan mereka, tak terkecuali dengan Agaskar.

Ia kini tengah sibuk mengurus persetujuan proposal yang dilempar tugaskan Savion padanya sebagai wapresma. "Harusnya ini tinggal TTD rektor aja," gumam Agaskar.

Lelaki itu masih berada di kelas, berhadapan dengan laptopnya di saat teman-teman satu kelasnya menuju ke kantin atau memutuskan pulang karena jam sedang kosong karena dosen yang tak masuk.

"Butuh TTD Papi gue ya, Gas?" Suara itu mengejutkan Agaskar, karena muncul dari arah belakang.

Seorang gadis berambut curly blonde hampir sepinggang itu tersenyum tipis mendekati Agaskar, kemudian menarik satu kursi agar bisa berdekatan dengan sang wapresma.

"Lagi bikin proposal apa, tuh? Pasti buat dies natalis, kan?"

"Tanggal acara udah, panitia udah, terus—"

"Kok lo cuekin gue, sih?" ucap Irish lagi, satu tangannya bersanggah di dagu dengan menatap Agaskar yang tengah fokus.

BLUPPPPPPP!!!

Irish menutup laptop yang tengah Agaskar mainkan, sang empu jelas terkejut dengan apa yang dilakukan oleh gadis di depannya. "Nggak usah pura-pura nggak denger deh, Gas, gue tuh daritadi ngomog sama lo."

"Lo juga nggak usah pura-pura buta, Rish! Lo nggak lihat gue lagi nyelesain proposal yang udah Savion susun. Kapan selesainya kalau lo gangguin?" jawab Agaskar spontan.

Bukannya tersinggung dengan ucapan Agaskar, Irish justru tertawa pelan. "Ish, kok marah, sih? Santai aja kali, lagian udah selesai kan lo ngerjainnya. Tinggal minta tanda tangan rektor, alias Bokap gue."

"Terus?" Agaskar sudah sangat malas berhadapan dengan Irish, raut wajahnya benar-benar tak bersahabat.

"Helloww. Ya lo harusnya bisa dong ngambil hati gue, biar gue bisa lebih mudah bujuk Bokap gue untuk ngasih persetujuan TTD ke proposal yang lo bikin," sahut Irish.

Agaskar mengangkat satu sudut bibirnya, menciptakan lengkungan yang terkesan meremehkan, lelaki itu menggeleng.

"Dies natalis, itu udah program wajib tahunan yang dilaksanakan kampus. Bahkan dari BEM terdahulu selalu dapat persetujuan dari rektor, sekarang kenapa gue harus berurusan sama lo dulu buat minta TTD rektor?"

"Karena rektor nya sekarang itu Papi gue," balas Irish dengan entengnya, tak lupa diiringi dengan wajahnya yang tengilnya.

"Apa sangkutannya kalau rektor itu Bokap lo?" cemooh Agaskar.

Irish menghela napas panjang, ia lalu memperbaiki posisinya dan mendekatkan kursinya dengan Agaskar, sontak Agaskar yang berada di pojokan itu pun mencoba sedikit menjauh.

"Gue bisa loh minta ke Bokap gue buat nggak ngasih lo TTD, dan nggak menyetujui adanya program dies natalis di kampus. Makanya lo harusnya baikin gue dong, ah," pinta Irish.

"Nggak usah ngarep, lo. Emang lo siapa minta dibaikin," cecar Agaskar lagi.

"Okey, lihat aja nanti permainan gue buat lo. Padahal syarat dari gue tuh gampang banget loh, Gas, tinggal baikin gue, terus...."

"Terus dateng ke ulang tahun gue besok," lanjut Irish.

Agaskar mendecak, kedua matanya memutar malas, ia kemudian mendekatkan wajahnya dengan Irish. "Gue sibuk." Itulah jawaban Agaskar lalu mengambil laptop dan memasukkannya ke dalam tas lalu beranjak pergi dari sana.

"GAS! KALAU LO NGGAK DATENG JUGA KE ULTAH GUE, GUE YANG BAKAL NEKAT MELAKUKAN SESUATU TERHADAP LO! INGET ITU!!!" ucap Irish dengan nada yang tinggi agar Agaskar mendengarnya.

Agaskar tetap berjalan, tanpa menghentikan langkah meskipun ia mendengar apa yang Irish katakan. Keduanya memang satu kelas di jurusan Teknik Arsitektur, dan itu juga atas permintaan Irish pada sang ayah, Demiar yang merupakan rektor kampus.

Irish menghentakkan kakinya kesal, penolakan Agaskar yang dirasakannya itu membuat dirinya justru menjadi agresif dan berusaha dengan berbagai cara agar lelaki itu bisa luluh padanya.

"Halo? Besok jangan lupa, ngelakuin apa yang saya bilang. Awasin cowok itu," ucap Irish pada sambungan telepon.

Agaskar berniat mencari tempat baru yang bisa ia gunakan agar dapat menyelesaikan proposal tersebut, setelah itu baru menyerahkannya pada divisi lain yang bertugas untuk memeriksa panitia yang sudah ia tentukan.

Dan barulah akan dikembalika pada Presma untuk persetujuan pada petinggi kampus rektor agar bisa di tandatangani untuk pelaksanaan dies natalis.

DDDDRRRRRTTTTT DDDRRRTTTTTTTT

Ponsel Agaskar bergetar di sakunya, ketika ia sedang berjalan di koridor kampus dan menelaah tempat untuk mencari kenyamanan duduk, dan setelah diperiksa rupanya itu adalah sambungan telepon Zeya.

"Halo, sayang? Kenapa?"

"KAKKKK!!! PLEASEEEEE, PULANGGGG!! PERUT GUE KRAMM BANGETT, SAKITTTTT KAKKK!!"

"Hah??" Agaskar spontan panik mendengarnya, apalagi mengingat para ART mereka belum balik. "LO DIMANA SEKARANG?!"

"RUMAHH, KAKK!!! GUE PULANG DULUAN DARI MATKUL TADI, GUE UDAH NGGAK TAHANN PERUT GUE SAKITTT! DAN INI MAKIN KRAM PAS BALIKK!"

"T-tahan, Zey, tahan sebentar gue segera pulang. Lo jangan kemana-mana, bertahan di rumah. Ini gue langsung pulang!!!" Ponselnya masih di dekat daun telinga, namun Agaskar dengan langkahnya yang lebar sudah berada di luar kampus berjalan menuju mobilnya.

"SAYANGGG? ZEYY, JANGAN DIMATIIN TELEPONNYA INI GUE LANGSUNG PULANGGGG!!" teriak Agaskar di sambungan telepon.

"ZEYAAAAAAA???! ZEYYYY LO DENGER GUE, KANNN?!!!"

BRUKKKKKKKKK!!!!

Suara seperti orang yang terjatuh itu pun benar-benar menggentarkan Agaskar dan membuatnya tak karuan rasa, tak ada lagi yang dapat ia lakukan selain menancap gas mobil dengan kecepatan tinggi.

Agaskar tak peduli, sepanjang jalan ia terus membunyikan klakson agar memberi tanda bahwa orang-orang yang di depan mobilnya meminggir, tak peduli seberapa marahnya pengguna jalan lain ketika ia berbuat seperti itu.

Yang Agaskar pikirkan sekarang, bagaimana kondisi istri dan bayi yang dikandungannya.

••••••••••••

Dinginnya suhu AC sudah dapat ia sadari, begitu menusuk permukaan kulit. Kedua matanya yang tadinya terlelap, sudah mulai perlahan-lahan membuka dan menangkap sebuah ruangan.

Perempuan itu menyimpulkan, ia berada di sebuah ruangan yang tak biasa, penuh dengan alat-alat medis, dan pastinya ia menemukan sosok lelaki yang selalu ada.

"Kak?" panggil Zeya, tangannya sedang digenggam erat oleh suaminya yang tengah tertidur.

"ZEY?!" Agaskar langsung bangun dari tidurnya, matanya seketika segar.

"Akhirnya lo sadar juga, tadi lo pingsan sayang, di rumah. Dan di kaki lo ada bercak darah, makanya gue langsung bawa lo ke rumah sakit," ujar Agaskar.

"Sudah sadar Pak, istrinya?" tanya salah seorang dokter kandungan yang baru masuk ke dalam ruangan secara kebetulan.

"Baru aja, Pak," sahut Agaskar.

Dokter Galih, dokter yang sama saat Agaskar menemani Zeya memeriksa kandungannya saat awal-awal mengetahui positif hamil.

"Mau langsung dilakukan USG? Biar kalian juga cepat sama-sama tahu, apa masalah apa di kandungan Ibu Zeya," saran sang dokter.

Agaskar pun menoleh pada istrinya, Zeya yang masih lemah dan malas untuk berneko-neko pun pada akhirnya mengangguk mengiyakan tawaran tersebut.

"Baiklah, saya izin ya, Pak memeriksa istrinya. Bisa dibantu buka sebagian baju istrinya, Pak, cukup sampai dada lalu tutupi dengan selimut ini."

Agaskar hanya mengikuti instruksi sang dokter, meskipun ia ada perasaan sedikit tidak rela, namun bagaimana lagi? Dokter kandungan yang tersedia di jam sore ini hanyalah Dokter Galih.

Detik berikutnya sang dokter langsung memasang alat transduser, kemudian meletakkan gel ke permukaan perut Zeya yang sudah mulai membuncit itu.

"Jadi kita melakukan USG 2D ya Pak, Bu, ini namanya. Karena usia kandungan Ibu Zeya baru memasuki 14 minggu jadi layarnya hitam putih seperti ini," ucap Dokter Galih ketika alat itu baru saja menampilkan layar kehidupan cabang bayi.

"Nanti setelah 20 minggu ke atas bisa dengan 3D, dimana bayi sudah terbentuk dengan jelas dari kaki, tangan, hidung mata, dan rambut bayi," lanjut Dokter Galih.

Zeya pun sesekali hanya melirik pada layar monitor yang berada tak jauh dari samping kepalanya, ia penasaran bagaimana kondisi janinnya yang benar-benar dirasa kram sebelumnya.

"Dan di trimester terakhir, kalau Bapak Agaskar dan Ibu Zeya berkenan bisa dilakukan  USG 4D, itu gambarnya akan sangat jelas. Mulai posisi bayi seperti apa, apa yang dilakukan bayi disana, bentuk matanya, kondisi tangan dan kakinya, serta keadaan bayi di dalam kandungan Ibunya, itu akan terekam jelas pada USG 4D."

"Jadi, anak kami cewek atau cowok, Dok?" tanya Agaskar pada sang dokter yang sedang memeriksa kandungan Zeya.

Lelaki itu sangat antusias memperhatikan display monitor ketika alat transducer tengah berada di permukaan perut sang istri, kedua matanya berkaca-kaca saat display 2d tanpa warna yang menunjukkan penampakan janin yang baru terbentuk, Agaskar benar-benar terharu melihatnya.

Dokter Galih tertawa mendengar pertanyaan tersebut. "Usia kandungan yang masih muda, masih belum bisa dipastikan kelaminnya, Pak. Karena kalau saya bilang cowok, takutnya nanti cewek, atau saya bilang cewek malah justru cowok."

Agaskar dan Zeya pun ikut tertawa mendengarnya. "Mau cowok atau cewek juga bebas, Dok, yang penting pas nanti lahir, dia sehat, sempurna dan selamat," sahut Zeya.

Mendengar itu, Agaskar langsung setuju mengiyakan. "Nah bener itu, Dok. Makanya saya penasaran banget, biar sekalian lah cek anak kami cowok atau cewek."

"Tapi kondisi yang saya temukan, kandungan Ibu Zeya terdeteksi lemah. Karena faktor genetic, dilihat dari pedoman buku ibu hamil yang menyatakan riwayat keturunan kandungan lemah semacam ini."

Dokter Galih pun menghentikan tindakan USG nya. "Rekaman sudah diambil ya, Pak, nanti akan saya kasih dokumen dan cetak nya bisa di urus oleh rumah sakit. Mari ikut saya ke meja untuk berbicara kondisi Ibu Zeya lebih lanjut."

Zeya masih terbaring di atas brankar, ketika Agaskar sudah membantunya menutup bajunya kemudian pergi mendekat ke pojok ruangan tepat berhadapan dengan sang dokter.

"Jadi saya nyatakan, kandungan Ibu Zeya sangat lemah sekali. Saya sarankan, jangan terlalu sering beraktivitas yang berat dan berisiko kelelahan karena itu akan berefek pada janin yang dikandungnya. Perbanyak konsumsi ikan salmon untuk memperkuat kandungan karena mengandung asam lemak omega-3 yang membantu mengurangi prpduksi prostaglandin alias faktor yang membuat kram dan nyeri pada Rahim seperti yang dialami Bu Zeya tadi."

"Karena lemahnya tubuh yang tak sanggup menampung, makanya Ibu Zeya tadi tumbang dan pingsan. Kemudian gejala kandungan lemah ini juga ditandai karena adanya bercak merah yang Bapak Agaskar ceritakan sebelumnya," final Dokter Galih.

Sedih? Jelas. Mata Agaskar benar-benar berkaca mendengarnya, ia melirik ke belakang tepat dimana Zeya yang terbaring lemah sembari memegangi kepalanya. Lelaki itu berharap istrinya tak mendengar.

"Jadi, apa aja yang harus dilakukan untuk memperkuat kandungan lagi, Dok?" tanya Agaskar.

"Intinya, jangan meminum minuman mengandung alkohol, mengonsumsi telur mentah, daging sapi mentah, ikan mentah dan tidak dimasak dengn mantang, apalagi susu yang tidak di pasteurisasi."

Dokter Galih mulai mencatat resep vitamin ke secarik kertas sembari terus berbicara. "Karena jika ada satu saja yang terkonsumsi, Ibu Zeya bisa berisiko keguguran, Pak."

DAMN!!!

Agaskar meneguk salivanya kasar, ia mengepalkan tangannya yang sudah dipenuhi keringat meskipun ruangan dingin ber-AC. Lelaki itu tak bisa membayangkan betapa hancurnya ia jika itu terjadi.

"Saya resepkan vitamin untuk dikonsumsi rutin sama Ibu Zeya ya, Pak, istirahat yang cukup juga untuk Ibu Zeya, olahraga yang ringan, jangan lupa berikan pijat ringan juga setiap malamnya."

"Tapi, Dok, di situasi yang kayak gini apa bisa kandungan istri saya menguat dan janin di dalam kandungannya baik-baik aja?" tanya Agaskar masih penasaran.

Dokter Galih pun mengangguk. "Tentu, Pak, asal Ibu Zeya bisa menjaga pola makannya, menghindari apa yang sudah saya katakan tadi. Dan rutin mengonsumsi makanan atau melakukan aktivitas yang bisa memperkuat kandungan."

"Hmmmm Dok, boleh minta satu lagi?" ujar Agaskar. "Ulang Dok, biar saya rekam. Saya mau catat semuanya biar saya hafal untuk ingetin ke istri saya."

"Saya nggak mau dia jadi kepikiran atau justru stress, jadi biar saya yang mencoba selalu ada buat ngingetin dia. Resepin ya, Dok, selengkap-lengkapnya jangan ada yang kurang."

"Saya berharap, semoga Tuhan tetap mempercayai kami memiliki anak," final Agaskar membuat Dokter Galih terharu mendengarnya.

••••••••••••

GIMANA MENURUT MU TENTANG BAB KALI INI???

DUHHH GIMANAAA YAA KONDISII BABYYYY A🥹🥹🤏ALIAS BABY KARZEY?! AKANKAH BAIK BAIK SAJA?

KIRA-KIRAAAA APAAA YANGG TERJADIIII SETELAHHH AGASKAR DICULIKKK SAMA ANAK BUAH IRISH?!

SPOILER BAB SELANJUTNYA? HANYA ADA DI agaskarstory.ofc dan @ofc.wolviper . Jangan lupa join broadcast channel nya juga di instagram biar dapat info selalu.

Apa yang mau disampaikan sama Baby Karzey?🥹🥹

Apa yang mau disampaikan sama Agaskar?

Apa yang mau disampaikan sama Zeya?

Apa yang mau disampaikan sama Irish?

SIAP MEMBANTU ZEY MEMPERKUAT KANDUNGANNYA?! SPAM "🥭" SEBANYAK-BANYAKNYA YAA. UPDATED BERGANTUNG DI TARGET...

TIDAK ADA AKUN INSTAGRAM LAIN SELAIN DI BAWAH INI:
@nazieranff
@agaskarstory.ofc
@ofc.wolviper
@pasmoy.ofc

ROLEPLAYER ACCOUNT ACTIVE:
•@agaskarvakenzo
••@arazeyhelthea
•@pangeranjavas
••@surganyaallah17
•@galenfaldevion
••@vandahavrielles
•@savionragasvara
••@ansleyarcellin
•@arhezalkanders
••@soniafabiannexy

•••@waveravedson
••@aessyrazelina
•••@vanoriswilder
••@irishzeverly

[[ JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN JUGA CERITA INI KE TEMAN, KELUARGA, KERABAT DAN SAHABAT MU. VOTE, COMMENT AND SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA❤️‍🔥]]

~~Selasa, 9 Januari 2024 (3456 kata)

Continue Reading

You'll Also Like

568K 77.6K 26
(SELESAI) Karena ada yang layak diingat, meski banyak yang patah di sebuah rumah. Bagian dari Loversation untuk Ardan.
1.8M 82.9K 52
Niatnya, Alaka hanya ingin balas dendam, tapi justru dia yang terjebak masuk dalam kungkungan Argan. "Gue bakal kasih lo dua pilihan. Entah itu mone...
7.8K 365 32
Hazel. Pria dengan segala kesempurnaan. Dia kaya, tampan, pintar dan memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Sikapnya yang dingin terhadap banyak w...
335K 32.2K 44
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan singkat di lampu merah justru menjadi awal kisah mereka. Hanya sebuah plest...