My Dream (Kim Sohyun, Kim Seo...

By OktavianiMahdalena

1.4K 243 88

"kamu adalah mimpi terindah ku selamanya" -Seokjin- "kau adalah sebuah impian bagi ku" -Sohyun- "kau selalu h... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15 (extra part)

7

78 16 5
By OktavianiMahdalena

Flashback on

Saat fitting baju pengantin, sohyun sangat bahagia melangkah ke butik terkenal di seoul dan kebetulan milik teman nya omma nya seokjin.

"Oppa bagaimana dengan ini? Sangat cantik bukan?" Tanya sohyun kepada seokjin yang selalu mengikuti langkah calon istri nya.

"Sangat bagus hanya saja seperti nya baju ini kurang bahan, lihat belahan dada nya terlalu terbuka" seokjin tampak tidak suka

"Bagaimana dengan ini hyun?" Tanya seokjin menunjuk gaun yang banyak renda nya

"Hmmm,, terlalu banyak hiasan dan renda itu akan meribetkan ku melangkah"

Mereka berdua masih memilih pakaian pengantin yang cocok dengan mereka.

"Hyun"

"Oppa"

Mereka berdua bersuara bersama saat menatap gaun dan toxedo yang indah. Dan tersenyum bersama

Pilihan sohyun dan seokjin jatuh kepada gaun panjang dengan melihatkan bahu tanpa belahan dada sangat cocok jika sohyun memakai nya dan toxedo putih dengan pita dan kerah berwarna hitam cocok dengan seokjin.

Setelah fitting baju, mereka berdua pamit dengan jihyun untuk kencan. "Oppa ada yang ingin aku katakan" ungkap sohyun yang bersandar di bahu seokjin, mereka menikmati taman di depan mereka yang banyak anak kecil sedang bermain.

"Hmm??"

"Selamat ulang tahun seokjin oppa" sohyun mencium pipi seokjin sekilas

"Gomawo sayangku" seokjin memeluk sohyun erat

"Kau sudah tua ternyata oppa" kekeh sohyun meregangkan pelukan seokjin

"Yakk.. umurku baru 29 tahun" seokjin mencubit pipi sohyun gemas "apa hadiah untuk ku?" Tanya seokjin

Sohyun menyerahkan kotak berpita "apa ini?" Tanya seokjin bingung

"Bukalah, hadiah dariku untuk ulang tahun mu oppa. Aku harap oppa suka"

Seokjin membuka kotak itu perlahan dan sangat kaget melihat isi nya "hyun.. apa-apaan ini?" Tanya seokjin masih kaget

"A..pa oppa tidak suka?" Tanya sohyun ragu karena melihat ekspresi yang sulit dibaca

Seokjin langsung memeluk sohyun dengan erat "terima kasih hyun, aku mencintai mu. Aku sangat sangat mencintaimu" seokjin melepaskan pelukannya dan menciumi seluruh wajah sohyun yang hanya di tanggapi dengan senyuman bahagia sohyun.

Seokjin menunduk dan berlutut di hadapan sohyun mendekatkan telinganya di perut sohyun yang sangat rata "urii adeul, apa kau mendengar suara appa?" Sohyun hanya mengelus kepala seokjin "ndee appa" jawab sohyun seperti anak kecil.

"Urii adeul, apa kau bahagia memiliki appa dan omma seperti kami? Appa harap iya karena appa mu ini the world wide handsome. Tumbuh dengan sehat anak ku, appa janji akan menjaga kalian berdua. Kalian impian appa" sohyun hanya tersenyum dengan tingkah seokjin, ia tidak menyesal memiliki anak seokjin. Mereka melakukannya dengan cinta dan bahagia maka ia mengharapkan anak mereka akan tumbuh dengan banyak cinta terutama oleh seokjin karena seokjin sangat suka anak kecil.

Flashback off

***
Di pemakaman seokjin banyak pelayat yang datang, sanak saudara dan juga teman sangat berduka dengan berita kematian seokjin bahkan mereka sudah tau jika seokjin dan sohyun akan segera menikah.

"Bagaimana bisa ia meninggalkan kami omma?" Pertanyaan sohyun hanya ditanggapi dengan diam nya semua orang.

"Bukankah dia pria yang sangat jahat? Dia meninggalkan ku dan anaknya yang bahkan belum lahir. Dia pengecut omma.. seokjin seorang pengecut! Dia berjanji akan menjaga kami omma tapi dia meninggalkan kami omma" sohyun menangis tersedu-sedu di pelukan jihyun yang juga tidak bisa menahan tangis nya "tidak nak, seokjin akan menjaga kalian dari atas, kau harus percaya janji nya dia tidak meninggalkan kalian, dia ada di hati kita nak. Kau yang sabar nak ada kami disini untukmu" hanya kata-kata itu yang diucapkan jihyun untuk menenangkan sohyun.

Sohyun tinggal sementara di rumah orang tua seokjin karena dong hwan menyuruhnya tinggal disini melihat kondisi sohyun yang sangat terpukul tidak mungkin membiarkan nya tinggal sendiri di kontrakan nya.

"Appa..." jungkook menghampiri dong hwan yang sedang melihat taman belakang dengan tatapan hampa.

"Kau akan kembali ke amerika kook?" Tanya dong hwan tanpa memandang anaknya tersebut.

"Appa, a..ku akan menikahi sohyun" sontak ucapan jungkook tersebut membuat dong hwan melotot mendengar nya dan langsung berdiri menatap putra nya "apa yang kau katakan jung?" Tanya sekali lagi dong hwan memastikan pendengaran nya salah.

"Aku akan menikahi sohyun dan meneruskan perusahaan appa menggantikan seokjin hyung" jungkook memberanikan diri menatap ayahnya. Dan disambut dengan tamparan di pipi kiri jungkook.

"Apa kau sedang bercanda sekarang jung? Disaat seokjin sudah tidak ada kau baru datang ke korea sedangkan kakak mu dengan susah payah membujuk mu kembali tapi apa? 10 tahun kau habiskan waktu mu disana melepaskan tanggungjawab mu untuk perusahaan yang seharusnya kau yang memegang separuh perusahaan bukan seokjin yang terus meyakinkan appa bahwa kau memiliki impian yang besar dan setiap seokjin pulang dari amerika dia selalu membicarakan perkembangan mu yang sangat baik tapi apa jung?! Appa melihat mu disana hanya mabuk dan pesta yang kau jalani! Seokjin sudah menutupi kekurangan mu dan melepaskan cita-cita nya demi mu jung!" Emosi dong hwan tidak bisa ditahan lagi.

"Aku juga punya cita-cita appa. Apa appa tau aku pergi dari sini karena apa? Ya karena aku tidak suka appa selalu menyayangi seokjin hyung! Saat hyung mendapatkan peringkat pertama di sekolah, appa merayakan besar-besaran bahkan memperkenalkan nya pada rekan-rekan appa. Tapi aku yang mendapatkan juara seni lukis, appa hanya mengucapkan 'selamat'! Aku iri appa!! Seakan-akan hanya seokjin putra mu! Mereka semua tau seokjin adalah putra keluarga Jeon dan mereka tidak mengenal ku sebagai anak mu appa!! Apa jangan-jangan aku bukanlah anakmu?!" Jungkook tidak mau kalah

"Jeon jungkook!!!" Tamparan kembali dilayangkan di pipi kanan jungkook "jaga ucapan mu!! Asal kau tau kalau kau.."

"Hentikan semua nya!!" Jihyun menghentikan suaminya agar tidak membongkar sebuah rahasia yang telah mereka jaga.

"Hentikan yeobo, kau harus jaga kesehatan mu" ucap jihyun menenangkan suaminya itu. Dan melihat kearah jungkook "dan kau jungkook, omma tidak akan merestui kau menikahi sohyun. Dia adalah calon istri mendiang kakak mu" jihyun dan dong hwan melangkah keluar namun terhenti dengan ucapan jungkook

"Tapi ini adalah pesan terakhir seokjin hyung padaku omma. Aku sudah berjanji padanya, hanya ini satu-satunya yang bisa aku lakukan untuk hyung. Jika kalian tidak percaya, kalian lihat saja cctv ruang ICU seokjin. Aku tidak akan menikahi sohyun jika bukan perintah hyung, aku mencoba bertanggung jawab atas tugas ku sebagai adik" jungkook melangkah keluar meninggalkan kedua orang tua nya yang kaget.

"Perintahkan pak lee agar mendapatkan rekaman cctv itu" ucap dong hwan pada anak buah nya.

"Baik tuan"

Di kamar seokjin terdapat sohyun yang sedang duduk di ranjang menatap ke luar jendela, sohyun hanya melamun memikirkan begitu banyak kenangan yang mereka ukir selama hampir lebih dari 5 tahun mulai dari awal mereka kenal, seokjin yang tidak pernah menyerah mendapatkan sohyun, perhatian seokjin meski kelakuan nya kadang seperti anak kecil tapi dia sangat dewasa ketika dalam mode serius. Tiba-tiba saja sohyun menitikan air mata nya "seokjin oppa, aku merindukan mu.. apa aku bisa melewati hari tanpa mu? Kenapa kau tidak membawa ku juga? Agar kita bisa bersama"

Dibalik pintu yang sedikit terbuka itu, jihyun mendengar suara sohyun yang begitu parau. Kesedihan juga dirasakan olehnya dan jihyun mengingat perkataan jungkook apa ia harus menikahi sohyun dengan jungkook agar sohyun tetap menjadi menantu nya, ia sangat menyanyangi sohyun seperti putrinya sendiri lagi pula sohyun sedang hamil anak dari seokjin. Pikiran itu terus berputar di kepala jihyun.

Di ruang kerja dong hwan menerima file berbentuk flasdisk yang berisi cctv ruang ICU saat seokjin di rawat. Ia dan istrinya melihat lewat laptop bahwa semua yang dikatakan jungkook itu benar. Seokjin meminta jungkook menikahi sohyun tanpa paksaan siapapun.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya jihyun

"Itu memang wasiat seokjin, tapi kita harus bertanya dulu kepada sohyun apakah dia setuju atau tidak" jawab dong hwan menimang solusi yang menurutnya tepat

"Hmm kau benar yeobo, aku akan membicarakan nya baik-baik dengan sohyun"

"Baiklah"

***

Sohyun menuruni tangga menuju ruang tamu untuk pamit kepada orang tua seokjin.

"Hyun kau mau kemana?" Tanya jihyun kaget dengan penampilan sohyun yang rapih dan membawa tas.

"Aku ingin izin pamit pada kalian"

"Kau mau pergi kemana nak?" Sekarang suara dong hwan yang mewakili pikiran istrinya

"Aku akan ke panti" jawab sohyun ragu

"Mengapa nak? Ini rumah mu nak, kamu sudah menjadi bagian keluarga kami, dan kau sedang hamil" ucap jihyun yang tidak ingin sohyun keluar rumah itu

"Omma, aku tidak berhak atas apapun disini. Semakin lama aku disini rasanya kenangan seokjin oppa selalu muncul di hadapan ku membuat ku setiap saat menangis mengenang nya. Dan soal aku sedang hamil, aku akan merawat anak ini dengan baik sesuai perkataan oppa" ucapan sohyun membuat jihyun menahan tangis

"Jangan pergi nak" jihyun menghampiri sohyun dan memeluknya.

Sohyun membalas pelukan jihyun sambil menangis juga "omma, aku hanya pergi ke panti. Aku ingin menenangkan diri dulu, jika omma ingin bertemu aku, aku akan menemui omma begitupun dengan omma bisa berkunjung ke panti. Sudah lama aku tidak ke panti" sohyun melepaskan pelukan jihyun.

"Nak janji kau akan kembali ke rumah ini ya?"

"Aku tidak ingin membuat janji apapun omma"

"Hyunie omma mohon" jihyun memegang tangan sohyun erat

Sohyun hanya tersenyum tanpa bicara apapun, "kyo imo sudah menjemput ku omma, aku pamit appa omma" sohyun melewati pintu depan dan di dekat gerbang ada mobil yang sedang menunggu nya.

***
"Kau sudah pulang kook?" Tanya jihyun melihat putra nya datang entah dari mana

"Nee omma"

"Mandi lah dulu, setelah itu makan malam, omma sudah masak makanan kesukaan mu"

"Nee omma" jungkook melangkah ke kamarnya untuk membersihkan diri setelah itu ia turun tangga menghampiri omma nya yang sudah ada di meja makan.

"Makanlah nak"

Jungkook melihat lauk di meja makan tidak ada makanan kesukaan nya yang ada hanya makanan kesukaan seokjin.

"Omma.."

"Waee?" Jihyun mengambilkan lobster ke piring jungkook

"Lobster kesukaan seokjin hyung, bukan aku. Aku alergi dengan lobster" jungkook menaruh kembali lobster nya dan hanya memakan nasi dengan kimchi.

"Mianhee kook" jihyun tertunduk lesu

"Tidak apa omma, aku tau kalian masih berduka"

Hening sejenak, akhirnya jungkook memulai pembicaraan "appa belum pulang?"

"Belum, katanya dia lembur mengurus perusahaan. Biasanya seokjin yang lembur, ia tidak membiarkan appa mu kelelahan, jika appa tidak ada biasanya sohyun yang menemani omma di rumah. Dua anak itu kadang suka usil jika dirumah kerjaan nya hanya bertengkar" jihyun mengingat moment kebersamaan mereka di rumah.

"Dimana sohyun? Aku tidak melihatnya"

"Dia pergi ke panti kook"

"Waee?? Bukankah dia sedang hamil?" Tanya jungkook kaget

"Katanya dia ingin menenangkan pikiran nya, tapi dia tidak mengatakan akan kembali kook. Kook, apa kau akan menikahi sohyun?" Tanya jihyun

"Entahlah, omma juga tidak merestui ku kan?"

"Kook, omma sangat ingin sohyun menjadi menantu rumah ini dan sekarang dia sedang mengandung cucu omma. Tapi tanpa ikatan pernikahan, itu semua tidak akan terwujud, omma tau sohyun adalah wanita yang sangat menjaga harkat dan martabat nya. Ia tidak akan tinggal disini tanpa ada seokjin atau ikatan yang pasti"

"Maksud omma?" Tanya jungkook bingung

"Maksud omma, omma akan merestui kalian menikah. Dan jika ia tidak mau tinggal di rumah ini, seokjin sudah membelikan rumah untuk seokjin dan sohyun. Bahkan rumah itu atas nama sohyun, itu rumah impian sohyun dan juga seokjin. Setelah menikah, tinggallah disana. Buat sohyun bahagia kook. Bujuk dia kook agar kembali di keluarga kita, dia sedang mengandung cucu omma kook" akhirnya tangis jihyun tak terbendung.

"Omma, aku harus membicarakan ini dengan appa dan juga sohyun terlebih dahulu"

"Soal appa mu, biar omma yang bicara. Kalau kamu yang bicara tidak akan menemukan solusi, kalian sama-sama keras. Kamu bujuk sohyun saja. Ndee??"

"Baiklah, aku besok akan menemui nya"

"Terima kasih kook"

***
Keesokan hari nya jungkook mendatangi panti asuhan dimana sohyun berada namun salah satu pengurus mengatakan kalau sohyun sedang jalan-jalan sore. Akhirnya ia datang ke ruangan halmoeni.

"Sore halmoeni" jungkook membungkuk sopan dihadapan halmoeni.

"Sore nak" halmoeni tidak memandang jungkook yang datang. Tatapan nya berada di luar jendela. "Kau ingin tau sohyun dimana?" Tanya halmoeni to the point.

"Bagaimana bisa.."

"Ruangan ku sangat kecil tapi di jendela ini aku bisa melihat anak-anak panti bermain di lapangan yang besar dengan bahagia. Tapi lihat lah di sebelah kiri lapangan terdapat seorang yang sangat sedih. Semua nya aku bisa melihatnya" jungkook mendekatkan diri untuk melihat ke arah jendela yang ditunjuk halmoeni.

Terdapat seorang wanita yang sedang duduk di kursi dekat danau di luar panti asuhan, dia kim sohyun

"Apa dia sohyun?" Tanya jungkook

Halmoeni hanya tersenyum "kemarin dia datang kemari setelah kepergian mendiang seokjin. Saat aku lihat wajah nya, ia menampilkan senyum indah namun penampilan nya sama seperti awal dia datang di panti ini"

"Maksud halmoeni?"

"20 tahun yang lalu, saat sohyun berusia 6 tahun. Ia datang kemari di bawa oleh hye kyo. Dia anak yang sangat pendiam bahkan para donatur mengira ia bisu, ia tidak memiliki teman bahkan tidak ada yang ingin mengadopsi nya karena wajah nya yang datar dan dingin seakan tidak ingin disentuh siapapun, setiap sore ia selalu duduk di tepi danau dengan tatapan kosong hingga ia hampir saja bunuh diri jika saja tidak ada suara tangisan bayi yang terlantar namun ia tidak ingin membuat khawatir orang lain, ia mengatakan ia hanya mencari udara segar tapi aku tau semuanya di balik jendela ini. Sohyun memiliki sifat penyayang tapi ia tidak bisa mengungkapkannya. Aku hanya tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali nak jungkook" ungkap halmoeni panjang lebar menceritakan kisah sohyun.

"Apa aku boleh menemui nya?" Tanya jungkook pelan

"Temuilah nak, ia hanya butuh sandaran saat ini"

***
Jungkook mendekati sohyun yang sedang duduk di bangku panjang dengan hati-hati ia berbicara "boleh aku duduk disini?" Tanya jungkook

"Bangku ini bukan milik ku jadi siapa saja boleh duduk disini" jawaban sohyun cukup dingin bagi jungkook, namun jungkook tak ambil hati, ia duduk di samping sohyun

"Kau.. sedang apa disini?" Ucap jungkook setelah beberapa saat hening

"Hanya mencari udara segar" jawaban sohyun sama persis seperti yang dikatakan halmoeni

"Omma merindukan mu, ia ingin bertemu dengan mu"

"Aku akan menemui nya besok" sohyun dari awal jungkook bicara ia tidak pernah memandang wajah pria itu, tatapan nya masih di depan danau.

Jungkook menghela nafas "tidak bisakah kau tinggal di rumah kami? Kau sedang hamil anak seokjin hyung kan"

"Keluarga seokjin oppa adalah keluarga ku juga, tapi aku tidak ingin hanya karena aku mengandung anak seokjin oppa, aku mengemis untuk bisa menjadi bagian keluarga kalian" jawaban sohyun kembali mengingatkan jungkook dengan ucapan ibunya kalau sohyun sangat menjaga martabat nya, ia susah di dekati.

"Kalau begitu aku akan menikahi mu" jungkook akhirnya mengungkapkan apa yang ingin ia katakan dan itu membuat atensi sohyun berpindah ke mata pria ini.

Sohyun tertawa pelan "apa kau ingin bertanggung jawab sebagai adik dan anak jungkook-ssi?" Jungkook bingung bagaimana sohyun tau.

"Kau tak perlu bertanggung jawab atas diriku dan anak ini jungkook-ssi. Meski ini pesan dari kakak mu tak perlu kau tepati, kakak mu juga sering ingkar janji lalu kenapa yang seharusnya menjadi tanggung jawab nya dibebankan padamu. Aku melakukan nya dengan seokjin oppa dengan perasaan bahagia dan menerimanya dengan senang hati, dan ini semua tanggung jawab kami, jadi jika salah satu dari kami tidak ada maka satu nya harus bertanggung jawab. Jangan pernah melibatkan orang lain untuk urusan kami, itu yang kami pegang" setelah sohyun mengatakan itu ia beranjak pergi.

"Lalu bagaimana jika anak itu besar? Ia butuh ayah" ucap jungkook

"Itu urusan ku jungkook-ssi, jadi urusi saja urusan anda" jawaban dingin dilayangkan oleh sohyun yang menusuk hati jungkook.

***
Jungkook pergi dari panti asuhan tanpa mendapatkan apa-apa, lalu ia pergi ke rumah abu kakaknya.

"Hyung... bagaimana bisa kau mendapatkan sohyun? Dia sangat dingin. Lalu bagaimana aku akan menepati janji ku padamu? Beri aku petunjuk hyung?!" Jungkook berbicara di depan abu seokjin yang terdapat foto keluarga mereka dan disebelah nya foto seokjin dengan sohyun yang menggunakan gaun pengantin mungkin saat mereka fitting baju karena wajah sohyun tanpa make up dan rambut di ikat asal namun tidak mengurangi kecantikan nya.

"Kau terlihat bodoh hyung dengan tertawa seperti itu dihadapan sohyun yang cantik. Tapi aku merindukan tingkah bodoh mu itu"

Jungkook meletakkan bunga di bawah abu seokjin. Ia lalu pergi dengan lesu.

***
Keesokan hari nya, sohyun menepati janji nya akan datang menemui jihyun namun bukan di rumahnya tapi di sebuah cafe sesuai permintaan sohyun bisa jihyun lihat mata sohyun yang masih membengkak karena menangis.

"Apa kabar nak? Kenapa wajah mu pucat?" Jihyun memegang wajah sohyun.

"Aku baik-baik saja omma, bagaimana keadaan omma dan appa?" Sohyun tersenyum agar tak membuat khawatir jihyun

"Kami kurang baik nak"

"Waee? Apa appa sakit?" Tanya sohyun

"Anii.. kami merindukan mu nak. Pulang ya nak"

"Ommanim, aku tidak bisa. Mianhee" sohyun tertunduk

"Aniyoo, kau putri kami jadi kau bebas ke rumah kami kapanpun nak. Apa jungkook menemui mu?"

"Ndee"

"Dia mengatakan sesuatu nak?"

"Ndee, dia mengatakan ingin menikahi ku karena permintaan terakhir seokjin oppa"

"Lalu apa jawaban mu hyun" tanya jihyun ragu

"Omma, aku hanya mencintai seokjin oppa dan aku hanya akan menikahi pria yang aku cintai. Omma jangan khawatirkan anak yang di kandung, akan aku jaga ia dengan baik" ucap sohyun pelan

"Mianhee hyunie, omma terlalu egois menginginkan kau menjadi menantu keluarga kami. Tapi aku tidak akan memaksa dirimu lagi"

"Tak apa omma, aku tau perasaan omma"

Dilain sisi, jungkook melangkahkan kaki memasuki rumah minimalis di pulau jeju ya itu rumah yang sudah disiapkan seokjin untuk istrinya namun impian seokjin telah pupus. Setiap langkah, ia teringat dengan obrolan mereka saat di amerika.

Flashback on

"Kook, menurut mu rumah seperti ini bagus tidak?" Seokjin menunjukkan sketsa gambar rumah.

"Rumah untuk siapa hyung?"

"Tentu saja rumah ku dengan sohyun nanti. Aku akan membangun di pulau jeju. Kami akan membangun keluarga bahagia, anak kami akan berlari lari di halaman depan dan aku akan menanam strawberry lalu membuat cake strawberry kesukaan sohyun" seokjin dengan semangat nya bercerita tentang keluarga nya di masa depan

"Kau yakin akan bersama sohyun?"

"Apa maksud mu?"

"Aniiyo.. siapa tau sohyun menikah dengan pria lain hahahaha"

"Menikah dengan mu gitu? Sohyun pemilih kook, dia tau mana world wide handsome dan mana playboy cap kupu-kupu"

"Yakk hyung"

Flashback off

"Apa dunia sebecanda ini hyung? Jika aku bisa memilih maka lebih baik aku yang tiada. Lihat kau pergi, semua orang kehilangan mu dan impian mu seharusnya terwujud hyung!" Jungkook menengadahkan kepala nya agar air matanya tidak keluar

***
Rumah sakit Seoul

"Yeobo jantung mu kambuh lagi, sebaiknya kau jangan pikiran" ucap jihyun

"Kau sudah memberi tahu sohyun aku dirawat?" Tanya dong hwan

"Sudah, ia akan kesini bersama dokter kyo"

"Appa.. kau kenapa?" Pintu dibuka dan itu adalah jungkook tapi tidak dapat jawaban dari ayahnya itu.

"Sohyuniee... masuklah nak" dong hwan melihat sohyun yang berdiri di depan pintu ruang inap VVIP

"Appa baik-baik saja? Obat rutin appa tidak appa minum? Jangan terlalu lelah appa dan jangan pikirkan hal-hal yang buat appa sakit" sohyun duduk disamping dong hwan yang terbaring.

"Hyunie, appa ingin sekali seperti dulu lagi, appa merindukan tawa mu di rumah kami, suara mu, dan kehadiran mu. Appa ingin kau menjadi menantu rumah kami" ucapan dong hwan sama seperti jihyun saat itu

"Appa..."

"Hyuniee appa mohon menikahlah dengan jungkook. Meski kau tak cinta, tapi cinta akan hadir seiring berjalan nya waktu. Appa mohon" dong hwan turun dari kasur dan berlutut di hadapan sohyun membuat mereka kaget

"Appa!! Apa yang kau lakukan. Bangunlah. Jangan seperti ini, kau adalah appa ku, tidak seharusnya seperti ini" sohyun mencoba membangunkan dong hwan namun dong hwan tidak bergeming.

"Biarkan jungkook menjaga mu hyun, seokjin menitipkan dirimu kepada jungkook. Wujudkan impian seokjin hyun dan penuhi janji jungkook terhadap kakaknya. Aku tau kau membenci sebuah janji yang tidak ditepati. Maka appa mohon padamu nak" dong hwan masih memohon di hadapan sohyun dengan penuh harap.

"Bangunlah appa" sohyun membantu dong hwan bangun dan dong hwan pun menurut.

Sohyun melihat ke sekeliling, semua tatapan penuh harap pada dirinya. Seakan-akan sohyunlah harapan terakhir hidup mereka.

"A..ku menerima nya" ucap sohyun pelan namun terdengar di telinga mereka. Mereka semua bahagia tapi berbeda dengan raut wajah jungkook, sohyun melihatnya.

"Kalau begitu, appa harus rutin check up dan minum obat. Jaga kesehatan appa"

"Tentu saja menantu ku, aku bahkan akan olahraga setelah ini" senyum dong hwan telah kembali seperti dulu.

Di luar ruang rawat dong hwan ada jungkook yang sedang duduk di kursi depan ruangan. Sohyun pun menghampiri nya "bisa bicara sebentar jungkook-ssi?" Tanya sohyun yang ditanggapi tatapan jungkook

Mereka berdua di taman rumah sakit, mereka duduk berdua di kursi dan sohyun segera membuka suara ia tidak suka basa-basi

"Jungkook-ssi, aku menerima menikah dengan mu bukan karena terpaksa, mungkin karena ini sudah takdir yang harus aku jalani. Setelah menikah nanti, aku ingin kita tidak sekamar, dan karena kita tidak saling mencintai, kau bebas berhubungan dengan wanita yang kau cintai begitupun dengan ku, jika aku menemukan pria yang aku cintai selain seokjin maka hubungan kita selesai" ucap sohyun langsung yang hanya ditanggapi wajah jungkook dengan diam

"Bagaimana? Kau setuju?" Tanya sohyun lagi.

"Baiklah. Kau bisa urusi urusan mu begitu juga aku, tapi jika menyangkut bayi dalam kandungan mu, kita akan lakukan bersama. Dan jangan pernah saling jatuh cinta. Itu sudah cukup bagi ku" jawab jungkook

"Baiklah. Deal"

"Aku akan membuat surat perjanjian nya. Kau harus menandatangani nya juga"

"Baiklah" sohyun menyalami tangan jungkook dan pergi begitu saja.

***
2 minggu kemudian

Pernikahan sohyun dan jungkook berlangsung secara tertutup hanya mengundang keluarga dan kerabat terdekat itu semua atas keinginan sohyun dan jungkook.

"Selamat sayang, kau sudah menjadi bagian keluarga jeon. Omma mencintai mu" ucap jihyun

"Jika ada apa-apa cerita lah pada halmoeni, datang pada halmoeni. Araseo?" Ucap halmoeni saat menghampiri sohyun "ndee halmoeni"

"Putri appa telah kembali dan juga cucu appa. Appa menyanyangi kalian berdua. Berbahagia lah hyun" ucap dong hwan.

Akhirnya pesta pernikahan selesai, sohyun dan jungkook masih tinggal di rumah orang tua nya.

"Masuklah" jungkook mengajak sohyun 1 kamar.

"Kau bisa tidur di ranjang dan aku akan tidur di sofa" ucap jungkook

"Tidak usah jungkook-ssi, aku yang tidur di sofa. Ini kamar mu" tolak sohyun

"Kau sedang hamil sohyun-ssi, ingat perjanjian kita hal yang menyangkut bayi tersebut akan kita lakukan bersama. Jika terjadi apa-apa bagaimana? Setelah aku mengurus perusahaan appa seminggu lagi kita akan pindah ke rumah kalian di jeju" ucap jungkook mematahkan argumen sohyun

"Tapi..."

"Tidak ada tapi tapian" sohyun pun akhirnya menurut tidur di kasur jungkook sedangkan jungkook tidur di sofa.




******
Gimana gaess next nya aku kasih yang manis-manis enak deh kayanya...

Jangan lupa vote dan koment biar aku semangat..

Salam hangat
O.M

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 315K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
549K 20.9K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
802K 95.9K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 52.7K 24
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...