I Hate Monday

By Juniwp9

15.3K 1.7K 716

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

3

519 61 7
By Juniwp9

Jungkook melemparkan bola ke dalam ring dan ia berulang kali mencetak score selama latihan tanding dengan sesama teman-teman eskul basketnya. Jungkook selalu berbakat dalam segala hal, dalam pelajaran, olahraga dan juga seni.

"Jungkook-ie!!!kamu sangat keren!!"Mingyu berteriak heboh dan ia melemparkan handuk kotornya di kepala Jungkook. Ia suka mengusili Jungkook setiap saat

"Sialan kau!"Jungkook tersenyum dan Mingyu nyegir dan mengambil handuknya kembali dari kepala Jungkook,

"Ini minuman spesial untukmu, ACE tim basket SMP Yeoreum dan pemain andalan kelas kita!" Mingyu terkekeh dan senang memuji Jungkook.

"Terima kasih" Jungkook tersenyum dan menerima minuman isotonik dingin dari Mingyu.

Dari tepi lapangan, Jungkook melihat Dongho yang memarahi seorang adik kelas, tubuh adik kelas itu gemuk dan wajahnya sangat culun, ia tertunduk dengan wajah ketakutan dan Dongho yang mulai mendorong adik kelas itu hingga terjatuh ke lantai.

Semua teman-temannya membiarkan perlakuan buruk yang dilakukan Dongho pada anak yang lebih lemah, mereka tidak ingin ikut campur dan memilih kedamaian dan keamanan untuk dirinya sendiri, mereka takut jika Dongho berbalik menindas mereka.

Jungkook memperhatikan bahwa akhir-akhir ini Dongho sudah berhenti menganggu Monday di kelas, dan Dongho bersama geng barunya mengalihkan perhatiannya pada adik-adik kelas yang menurut mereka terlihat lemah dan mudah ditindas.

Setelah latihan basket berakhir, kumpulan anak-anak lain bubar dan Gedung olahraga pun menjadi sepi. Jungkook kembali ke gedung olahraga karena ponselnya yang ketinggalan di tempat itu. Jungkook panik dan menjadi lega karena masih menemukan ponselnya yang tergeletak di atas bangku yang ada di tepi lapangan basket.

Jungkook tidak sengaja melihat Monday yang berjalan menuju ke gudang yang ada di dalam gedung olahraga.

"Apa yang dilakukan anak aneh itu di sini?"Jungkook penasaran dan tanpa sadar ia telah mengikuti Monday begitu saja.

Jungkook mengintip dan ia mendadak gugup ketika kakinya melangkah masuk ke dalam gudang. Gudang itu bersih dan di dalam sana ada banyak alat olahraga dan tumpukan bola basket, serta alat olahraga yang lain.

Monday menyendiri di dalam gudang dan ia tidak menyadari kehadiran Jungkook. Remaja itu berbaring di atas matras dengan airpod yang menempel di telinganya, ia sedang memejamkan mata.

"Apa dia sedang tidur siang?"gumam Jungkook dalam hati. Ia masih memperhatikan Monday, remaja itu tidak memakai kacamata, bulu matanya lentik dan panjang dan ia mengangkat lengannya sedikit bersadar di jembatan hidungnya yang tinggi.

Tiba-tiba ponsel Jungkook berdering, suara nada daringnya yang berisik membuat Jungkook meloncat kaget dan gugup, lengannya tidak sengaja menyenggol rak dan keranjang bola pingpong terjatuh dan membuat semua bola pingpong  menggelinding dan berserak di lantai.

Monday terbangun dan Jungkook semakin kaget karena tatapan matanya yang bertemu dengan anak aneh itu. Wajah Goo Monday terlihat berbeda tanpa kacamata tebalnya yang terlihat culun.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

Monday berdiri dan ia menghampiri Jungkook yang salah tingkah dan masih berdiri di samping rak dekat tumpukan  bola basket.

"Ponselku ketinggalan!"jungkook mencoba memberanikan diri untuk berhenti gugup, ia menunjukkan ponselnya dengan wajah serius.

"Ketinggalan di Gudang?"

"I-iya!"

"Oh"

Goo Monday berbaring lagi dan ia tidak lagi mempermasalahkan kehadiran Jungkook di dalam gudang.

"Dan kamu..- apa yang kamu lakukan di gudang?" Jungkook balik bertanya dan Monday mengerutkan keningnya saat melihat Jungkook.

"Bersantai" jawab Monday dengan aksen anehnya yang terdengar sangat jelas.

Jungkook terdiam, ia melirik ke kotak bekal makan siang milik Monday dan sebuah laptop yang masih terbuka,

"Kamu sedang belajar?"Jungkook melirik layar laptop itu dan melihat sebuah buku matematika di samping ransel hijau yang terlihat sangat usang. Monday mengabaikan pertanyaan Jungkook, ia kembali memasang airpod di telinganya.

"Hei! Aku bertanya padamu!?" Jungkook kesal karena reaksi Monday yang sangat tidak ramah.

Monday menatapnya dengan wjaah datar dan melepaskan airpod di telinganya, ia menghampiri Jungkook dan tubuhnya sedikit membungkuk saat berjalan. Ia tinggi dan Jungkook bisa melihat tubuh kurus yang berjalan seperti alat peraga rangka torso manusia yang ia jumpai di laboratorium sains sekolah.

"Jika urusanmu sudah selesai, jangan ganggu aku dan pergi dari sini"Monday menatap dengan wajah datar dan Jungkook tersinggung karena ucapan teman sekelasnya itu.

"Tentu saja! Aku akan pergi!!!cih!" Jungkook kesal dan bersiap melangkah pergi tapi tiba-tiba ia mendengar suara derit pintu bersama dengan cekikikan seorang wanita.

Monday menariknya dengan cepat dan membuatnya kaget dan sangat bingung, ia bisa merasakan punggungnya yang bersandar  di dada Monday, dan kepala Jungkook ditarik lebih dekat.

Jungkook bingung dengan situasi yang sedang terjadi tapi ia melotot kaget dan kehilangan kata-kata saat melihat Pak Song, Guru Olahraga yang berciuman dengan salah satu staf administrasi Sekolah.

"Aku kangen padamu, .."

"Aku juga juga kangen sayang.."

"Ah, istriku akhir-akhir ini sangat menyebalkan"

"Lupakan wanita itu, cium aku lagi, sayang..."

Wanita itu cekikikan dan mereka berciuman lagi, Jungkook ingin melangkah keluar dari tempat persembunyiaannya tapi Monday menahan tubuhnya dan mencegahnya untuk menampakkan diri. Monday tidak bermaksud untuk memeluk Jungkook, tapi situasi genting sekarang membuat mereka tersudutkan dan Jungkook dilanda perasaan yang aneh saat Monday menarik dan memeluknya di antara jejeran rak tinggi sempit yang ada di dalam gudang.

Monday meraih bola tenis yang ada di rak atas, tangannya yang panjang dengan mudah mengambil benda itu dan ia sengaja menjatuhkan bola itu ke lantai.

Pak Song dan wanita itu terkejut dan panik, Pak Song berjalan mendekati rak dan Jungkook bingung kenapa ia menjadi ketakutan padahal ia sama sekali tidak berbuat kesalahan. Monday tetap diam  di belakangnya dan Jungkook bingung karena ia tidak bisa melihat ekspresi wajah temannya saat itu.

Bel sekolah berbunyi kencang dan wanita itu menarik pak Song menjauh dari lemari alat olahraga. Mereka pergi dan pintu gudang tertutup lagi.

Jungkook masih merasakan dadanya berdebar kencang dan ia merinding saat Monday mencondongkan wajahnya dan berbisik di telinganya. "Mereka sudah pergi, Jungkook"

"Oh! Ya!"

Jungkook meloncat kaget dan tidak sengaja membentur dagu Monday. Temannya mengerang sakit dan mengelus dagunya berulang kali, Jungkook melakukan hal yang sama dan mengelus kepalanya yang menghantam dagu anak aneh itu.

"Apa kepalamu terbuat dari baja?" Monday meringis sakit dan Jungkook memanyunkan bibirnya karena celetukan anak itu.

"Salah sendiri! Kamu mengangetkanku!" Jungkook protes dengan keras.

Monday menatap dengan cuek dan acuh tak acuh, ia meraih ransel bututnya, menutup laptopnya dan memasukkan kotak bekal makan siangnya ke dalam ransel.

"Pak song dan Nona Lee, mereka berselingkuh" Jungkook kembali menyinggung kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu, ia memicingkan mata ke arah Monday.

"Urusan pribadi mereka bukan masalah kita" komentar Monday dengan wajah datar.

"Tapi mereka berselingkuh!itu ilegal!" Wajah Jungkook merah dan ia sangat membenci pengkhianat cinta.

Monday diam dan ia cenderung mengabaikan Jungkook, remaja itu berjalan membuka pintu dan menengok ke arah Jungkook.

"Bel sudah berbunyi. Ayo, kita pulang ke kelas" suaranya tegas dan tatapannya terlihat dingin, ia memakai kacamatanya kembali dan menyembunyikan mata elangnya yang tajam.


🔸️🔸️🔸️🔸️





"Kamu, aku tidak bisa melupakan wajahmu dan tubuhmu"

Jungkook menelan ludah dan ia semakin gemetaran ketika Seokjin menarik kerah bajunya dan mendekatkan wajahnya hingga hangat napasnya menerpah wajah Jungkook dan membuat bulu-bulu halus di kulitnya bergidik ngeri.

"Apa anda ingin melecehkan saya! Kata-kata anda adalah pelecehan verbal!!" Jungkook kesal dan ia mendorong Seokjin menjauh.

Seokjin menyeringai dan ia refleks merapikan posisi dasinya, "ah, kamu masih pura-pura tidak mengingat kejadian itu!"

Wajah Jungkook pucat dan tegang, tumpukan ingatan dan kilasan memori itu tumpang tindih dan menyerbu otaknya, ia sedikit terguncang saat ia menarik kaca mata Seokjin tanpa permisi dan memicingkan matanya dengan ketakutan.

"Kamu sangat tampan, ...."

"Tidur denganku!"

"Aku sudah kehilangan kewarasanku, kenapa aku tidur dengan lelaki tampan?"

"Ayo..lakukan lagi! Kamu membuatku gila!!"

Kilasan ingatan itu membunuhnya, dan tubuhnya gemetar dan bergedik ngeri, perutnya mendadak mual dan dan melilit sakit.

"Hei, kenapa kamu bengong?" Seokjin menatapnya balik dan wajahnya semakin galak,

"Itu-itu! Hanya kesalahpahaman!"

Jungkook keluar dari mobil dan seokjin menyusulnya keluar dan melihat Jungkook yang berjalan mondar-mandir di samping mobil.

"Tenanglah, kamu terlihat kacau"

Jungkook tertunduk malu bercampur sedih.

"Saya minta maaf! Saya sama sekali tidak mengenal anda saat itu, Tuan Kim!" Jungkook hampir menangis dan ia bertukar pandang dengan Seokjin dengan tatapan yang merana. "Saya benar-benar tidak mengenali anda!- saya ingin melupakan kejadian buruk itu!"

"Apa aku buruk di tempat tidur? Kejadian buruk katamu?"

Nada suara Seokjin terdengar tersinggung, Jungkook mengacak rambutnya, wajahnya merah dan ia masih gemetaran dan juga panik.

"B-bukan seperti itu! Tidak! Tidak sama sekali! Tapi saya..saya -saya benar-benar tidak mengingat banyak  hal karena terlalu mabuk malam itu!"

"Ah, aku mengerti"

Seokjin mengangguk pelan dan Jungkook menatapnya dengan takut dan gugup. "Saya minta maaf Tuan Kim, saya sangat menyesal"

Jungkook menundukkan wajahnya, kali ini ia merasa sangat malu dan sulit mengendalikan kepanikannya.

"Apa kamu sering melakukan hal itu? Tidur dengan orang lain secara sembarangan?"

"Tidak Tuan! Waktu itu adalah kesalahan besar! Saya bukan tipe orang seperti itu! Saya tidak sebebas itu!" Jungkook membela diri dan segera mengklarifikasi pertanyaan dari bossnya itu, ia tidak ingin dicap buruk karena prasangka orang lain.

"Wajahmu terlihat lugu dan polos, tapi kelakuanmu sungguh bertolak belakang"

"Tuan, saya bukan tipe orang seperti!"jungkook terus menyangkal dan membela diri.

"Apa kamu punya pacar?"

Jungkook tertegun dan kali ini Seokjin melemparkan pertanyaan  yang diluar dugaan."Tidak ada, Tuan Kim" sahut Jungkook dengan wajah yang mendadak bersemu merah.

Ia memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan Seokjin menatapnya dengan mata elang yang terlihat misterius.

"Tuan Kim, apakah malam itu, anda juga mabuk?"

Seokjin melihat wajah ketakutan Jungkook dan ia terlihat cuek dan sangat tenang.

"Tidak.."

"Tapi, kenapa kita berdua bisa berakhir dengan tidur bersama? Anda tidak memanfaatkan saya kan?"  Jungkook menuding dengan hati-hati, ia mulai menyalahkan orang lain atas kecerobohannya sendiri.

"Kamu yang memanfaatkan aku malam itu, kamu menyeretku ke sofa dan menciumku dengan lapar di hadapan orang-orang yang ada di bar"

"Saya melakukan itu?" Wajah Jungkook merah padam karena malu bercampur kaget.

"Yeah,..dan kamu hampir membuka pakaianmu di depan umum"

"Ti-tidak mungkin!"

"Kamu mabuk Jeon-ssi, dan kamu sudah bertindak gila, apa perlu aku tunjukkan rekaman CCTV di Bar Hotel Euphoria?"

"Tidak! Jangan! Tidak usah!" Jungkook semakin malu dan wajahnya semakin merah padam.

"Awalnya aku hanya ingin membawamu ke hotel dan meninggalkanmu di sana, aku sama sekali tidak berniat untuk menidurimu...aku tidak tahu alamat rumahmu dan kamu orang mabuk yang menyedihkan, "

"Dan kenapa anda tidak pergi saja! Kenapa anda tidak membiarkanku sendirian"

"Kamu menarikku dan menciumku dengan agresif, semuanya terjadi begitu saja, aku juga bingung"

"Tapi anda adalah Pria!"jungkook menjerit hampir menangis, dan Seokjin mendengus kasar dengan wajah bosan." Dan kita sudah tidur bersama.."

"Ya, semua sudah terjadi"

"Ah, mari lupakan kejadian itu Tuan Kim! - saya berjanji akan bersikap profesional!- maafkan saya! Saya mohon kepada anda untuk melupakan kejadian yang sudah berlalu itu"

Seokjin menghampirinya dan Jungkook melangkah mundur dan menjadi gugup. Punggungnya terbentur tembok area parkiran gedung dan Seokjin menatapnya dengan wajah serius.

"Aku tidak bisa melupakan wajahmu dan tubuhmu, aku sudah mengatakan ini sebelumnya"

"J-jadi apa yang anda inginkan Tuan Kim?"jungkook mencoba mengendalikan diri meski ia mulai tergagap dan dadanya berdebar tidak karuan.

"Aku hanya tidak ingin melupakan kenangan itu  Jeon-ssi"

Jungkook melototkan mata dan diserang keterkejutan yang luar biasa, kalimat itu terkesan ganjil dan  mengundang banyak prasangka di dalam batinnya.

"A-anda menyukai saya, Tuan Kim?" Wajah Jungkook menghangat dan bersemu merah, sangat berbeda dengan raut wajah Seokjin yang tenang dan terkesan agak dingin.

"Tidak, aku membencimu"

Seokjin mendekat dan jungkook merasakan lututnya menjadi lemas, jarak mereka sangat tipis dan Jungkook bisa merasakan terpaan napas hangat pria itu di telinga. Lalu saat ia menengok sedikit, hidungnya membentur pipi Jungkook, kedekatan itu membuat Jungkook dilanda gugup luar biasa, dadanya berdebar kencang dan ia segera memejamkan mata. Untuk sepersekian detik yang terasa seabad Jungkook mengirah Seokjin akan mencium bibirnya, karena tatapan pria itu jatuh ke arah bibirnya saat berbisik barusan.

Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, tak ada ciuman atau sentuhan intim lainnya, ia menjauh, tatapan mata pria itu kosong dan kacamata menyembunyikan sinar matanya yang terlihat redup.

Jungkook merasa sesak dan panas, Seokjin menarik diri dan mengambil jarak di hadapan Jungkook.

"Aku pikir kita sudah selesai membicarakan hal "memalukan" yang terjadi di Hotel Euphoria, -Jeon-ssi, ingat besok pagi jemput aku di rumah"

"B-baik Tuan Kim" Jungkook melihat Seokjin memasuki lift dan mendadak tubuhnya merosot dan merasa sangat lemas,

"Jadi, ...pria di hotel itu adalah Kim seokjin"

Jungkook menahan tangisnya dan mengacak rambutnya sendiri karena  dilanda frustasi yang luar biasa. "Ya  ampun!!!!hidupku sangat kacau!!" Erang Jungkook dengan pikiran  kusut dan perasaan kalut karena ia mulai memikirkan hal-hal diluar batas yang telah ia lakukan bersama Kim Seokjin.

⭐💗💬

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Homophobic? Nagajusey...
501K 37.3K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
12.2K 1.2K 20
[COMPLETED] Kim Seokjin telah mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya dan ia memutuskan untuk bekerja sebagai Red buzzer, pekerjaan yang awalnya ia...
35.3K 2.1K 31
Sequel dari 14 Days Trying To Love You Mr. Kim #Jinkook Story.