What's Up MX

Door KyOzora

1.5K 677 1.7K

Pada Zaman dahulu duduklah Xion yang termenung... Eh, langsung baca aja deh~ Alpa WUMX : 190721/411 ... Meer

-PROLOG-
01.Bukan Anak Gue.01
02.What's Up.02
03.MOS Ala-ala.03
04.Derita Anak Sekolah.04
05.Coca Cola.05
06.Syial.06
07.Ensiklopedia Ayra.07
08.Oktoheber dengan Milonya.08
09.Lutuhye.09
10.Pacaran Sehat.10
12.Faktu.12

11.Cium.11

0 0 0
Door KyOzora

HAPPY READING :)

"Hubungan, ya... Emm. Eike gak paham u nanya apa! maksudnya hubungan fisik gitu kee?"

Satkai mengerutkan keningnya. Bingung ingin memberi jawaban yang bagaimana. Jangan terkesan sok tau ataupun jangan terlalu kentara kalau dirinya memang tidak pernah berpacaran.

"Pacaran..." Satkai diam sejenak. Menoleh ke kiri mendapati wajah nungguin Mio. Satkai jadi tertarik untuk menjawab melenceng.

"Jadi gini, Mi. Rasanya di jaman sekarang tuh rasanya pacaran tanpa sentuhan fisik itu pasti dianggap kuno, tapi ngingat budaya indonesia itu pasti dianggap gak sopan apalagi belum terikat pernikahan," jedanya.

"Berhubung eike gak kuno dan eike gak suka terikat sama budaya, jadi rasanya eike rasa masih fine-fine aja kalo pacaran itu kayak pegangan tangan, pelukan, and ciuman maybe... Dikutip dari alodokter ciuman bibir juga bermanfaat loh, Mi buat ningkatin sistem kekebalan tubuh. Soalnya pas tukaran air liur secara gak sadar bakal buat kita terpapar kuman baru dan itu ngebantu buat memperkuat sistem kekebalan tubuh."

Mio menelan air ludah dengan susah payah. Kenapa penjelasan Satkai sampai melenceng kesana-sana ya Tuhan. Jawabannya benar-benar tidak sesuai dengan perkiraan Mio. Dan rasanya yang ngomong panjang lebarkan Satkai, mengapa malah tenggorokan Mio yang kering.

Mio jadi pura-pura terbatuk. Bertepatan dengan makanannya yang sudah habis. Sampah ditangannya di lempar tepat memasuki keranjang sampah di sebelah pintu.

"Masuk yuu, Mi. Di dalam ada air minum," tawar Satkai saat sudah di depan ruang kesenian.

Di dalam sudah banyak orang. Mio menyesal jadi ikut. Pasalnya ada Joy yang kemarin hampir menindasnya tentunya dengan para gengnya. Banyak juga anggota OSIS yang lain. Dan pasti ada Xion dong. Entahlah Mio sudah tebak akan ada dia.

"Mau ada kegiatan, ya, Bang?" tanya Mio mencoba basa-basi sehabis menenggak minuman yang diberikan Satkai.

"Buat acara penutup tujuh belasan gitu, Mi. Biar ada yang ngisi, diserahinnya ama anggota OSIS," terang Satkai mengarahkan Mio untuk duduk di kursi kosong tepat di sebelahnya.

"Kenapa u tiba-tiba mau pacaran?" sorot Satkai menebak cewe di sebelahnya kebelet punya cowo akibat pertanyaan yang dilontarkan Mio tadi.

"Lo juga, Bang. Kenapa jawabnya begitu sampe ke cium-cium. Kebelet mau dicium, ya," teter Mio masih agak kaget dengan jawaban Satkai tadi.

"Gak, Mi. U tuh yee. Jauh-jauh deh begituan eike geli, hih," aku Satkai sambil merinding, mulai sibuk membaca naskah.

"Ah, yang bener aja, Bang. Geli-geli padahal mah dalam hati beda lagi."

"Eike dulunya sering loh di cium-cium, Mi." Balas Satkai mulai pamer diselingi merevisi naskah drama di tangannya.

Ini serius? Seorang Satkai? Batin Mio langsung meracau entah kemana. Pasti tante-tante yang cium makanya tampak seperti orang trauma.

"Dulu waktu eike kecil temen-temen Mamah tuh sering main kerumah. Muka eike yang mulus dan ganteng ini pasti selalu jadi spot untuk sasaran cium-cium mereka," Satkai jadi mulai lagi teringat dengan wajah tante-tante manis itu.

Mio langsung tertawa ngakak. Nah kan bener, "Tapi demen kan lo, Bang?"

"Ohh jelas enggak, soalnya abis dicium pipi eike jadi basah trus ada bekas lipstick,"

Mio makin setia dengan tawanya malahan semakin keras. Tak menggubris tawa ledekan Mio, si Satkai malah melanjut kisahnya.

"Trus pas eike lap, si tante malah zoen lagi katanya biar kering. Iihhh gak suka deh eike... tapi itu masih mending, u belum tau kalo oom yang cium pasti lebih merinding. Soalnya pasti berkumis, pipi eike rasanya kayak ditusuk kawat berduri," jelas Satkai.

Mio sudah benar-benar tidak tahan lagi untuk tidak tertawa terbahak-bahak. Dirinya tidak akan pernah tampak kalem kalau sudah di hadapan Satkai.

"Tapi Katanya, ya, Bang. Ciuman itu emang ada di tiap budaya, ada yang tertutup pastinya ada juga yang terbuka. Dan gue rasa itu kayak nunjukin bentuk keakraban," respon Mio mananggapi kisah kelam Satkai.

"Ngomongin ciuman nih, u tau gak provinsi mana yang paling banyak ciuman?" Tanya Satkai memberi pertanyaan aneh, Mio dengan cepat menggeleng tanda tak tahu.

"Jawa Barat." Tutur Satkai.

"Uh, apa, iya, Bang?"

"Iyeee, perhatiin deh 'Cilacap' tuh ciuman langsung tercap, 'Ciranjang' ciuman mata keranjang, 'cibitung' udah pasti ciuman sampai  bibir buntung,"

Astaga. Mio langsung paham. Dirinya jadi berpikir keras nama daerah apa lagi yang ada di Jawa Barat.

"Cisalak apaan, Bang?"

"Ciuman sadis galak,"

"Wowww," kagum Mio sembari bertepuk tangan, "lagi-lagi, Bang."

"Cilandak itu ciuman langsung mendadak,"

"Kalo Ciamis, Bang? Eh Cikini apa dong?"

"Ciuman oom berkumis dan bau amis, yang 'Cikini' kurang asik tuh, ciuman laki bini," beber Satkai menutup lembaran naskah yang sudah direvisinya.

"Hahaha, bisa aja lo, Bang. Cipayung?" Tanya Mio mulai ketagihan bertanya.

"Oh itu gak ada hubungan sama cium, itu mah tempat retret,"

Sebelum Mio kembali menanyakan pertanyaan 'cium' lagi kehadiran seseorang berhasil mengambil perhatian mereka.

"Udah kelar belum, Kai?" Tanya Xion pada Satkai langsung mengambil naskahnya dari atas meja.

Tersadar akan kehadiran sohibnya Satkai berdiri dengan antusias. "Ihh ada si Abang," sapanya ramah sambil mendekat manja, "udah eike cek nih, Bang. Ada beberapa yang eike ganti, ntar di bagian ini...."

Mio seperti anak ayam yang kehilangan induknya setelah Satkai menjadi sibuk memberi penjelasan kepada Xion. Rasanya akan lama, begitulah batin Mio setelah lewat beberapa menit terabaikan.

Berdiri dari tempat dudukannya, Mio berjalan untuk menjauh dari Satkai dan Xion. Dirinya jadi tertarik untuk mengamati banyak bingkai dan beberapa alat musik yang terpajang di dinding ruang kesenian.

Jika memandang berhadapan dengan pintu masuk berikut adalah hal yang dapat dinikmati. Di utara tepat di atas pintu masuk jam besar sebagai penanda waktu, beralih pandang di kanan dan di kirinya ditaruh angklung berbagai jenis ukuran dengan rapi.

Tak ada yang khas, sama seperti ruang kesenian yang lain, ada gambar tokoh-tokoh kesenian, tentang sejarah seni atau entah apalah itu, lukisan-lukisan karya siswa yang terpajang pun memang jadi daya tarik tersendiri.

Di sebelah barat itu di dominasi oleh jendela, kaca berwarna, rasanya pajangannya sedikit.
Sibuk lihat sana, lihat sini, jalan sana, jalan sini pandangan Mio terjatuh pada bagian dinding yang bertuliskan memories kemudian di bawahnya penuh foto-foto dari berbagai kemenangan cabang lomba bidang kesenian.

"Woah si Bang Satkai pernah jadi ketua cheerleaders ternyata," batin Mio. Tak sadar dirinya tertawa dan memilih untuk mengabadikan foto itu dalam galerinya, siapa tau bisa jadi bahan untuk mengejeknya. Bertepatan pula foto yang di pajang itu saat Satkai sedang mangap.

Mata Mio menyipit saat ada satu dari banyak foto yang terasa tak asing dalam pandangannya. Dengan cepat Mio menjepretnya saat dirasa ada langkah kaki yang berjalan mendekat ke arahnya.

_AkhirZaman_

See you next part ;)

KodeAlam: 060124/1055
/Tap ⭐ kalo suka

Trims
👇

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

424 77 7
Ada 7 orang sabahat di sekolah SMA wisteria purefic, mereka selalu bersama sama kemanapun tapi suatu hari sekolah mengadakan acara camping, acara nya...
7.3M 411K 49
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
1M 76.6K 74
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.6M 51.4K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...