I Hate Monday

By Juniwp9

15.2K 1.7K 716

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

1

1.2K 88 9
By Juniwp9

Saat itu sedang musim panas, Jungkook ingat ketika ia bertemu dengan Goo Monday pertama kali. Bukan kenangan yang istimewa tapi anehnya kenangan lama itu cukup sulit untuk dilupakan begitu saja.
Kala itu Jungkook berusia 14 tahun, ia adalah seorang siswa sekolah menengah pertama yang ceria dan juga populer dan Goo Monday memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan Jungkook.

Hari itu di dalam kelas Bu Guru memperkenalkan seorang siswa baru pindahan dari luar negeri yang bernama Goo Monday.

"Selamat pagi, nama saya Goo Monday,"

Semua anak-anak di kelas mulai tertawa dan berbisik-bisik setelah mendengar anak itu menyebutkan namanya di depan kelas. Aksen britishnya yang terdengar aneh tidak membuat anak-anak lain menjadi terkesan, sebaliknya ia mulai menjadi bahan olok-olok setelah perkenalan singkat itu berakhir seperti lelucon yang sangat buruk, dan ia mengalami banyak perundungan verbal di kemudian hari.

"Goo Monday, duduk di bangku kosong yang ada di samping Jungkook" Bu guru mempersilahkan anak itu dengan suara yang lugas dan sopan, lalu si siswa baru berjalan pelan dengan sedikit membungkuk dan mencengkram ransel hijaunya dengan gugup.

Jungkook mencibir karena tidak suka dan setelah itu ia sadar bahwa teman-teman kelasnya mulai mengejeknya secara tidak langsung.

"Sial banget...Jungkook duduk sebangku dengan siswa baru yang cupu itu..."

Jungkook pasrah karena Bu Guru menyuruh anak itu duduk di sampingnya, ia benar-benar merasa sial karena terpaksa menerima kedatangan teman baru yang akan duduk di sampingnya selama di kelas dan duduk berdekatan sepanjang hari, tentu saja tidak akan ada siswa yang sudi bertukar bangku dengan Jungkook setelah itu.

Jungkook menjalani hari-harinya dengan damai, tapi sejak kedatangan Goo Monday, ia mulai terganggu dan sangat kesal. Memikirkan wajahnya saja bisa membuatnya marah, bahkan Jungkook membenci hal-hal kecil yang ada pada diri temannya barunya itu.

Rambutnya yang selalu berantakan dan terlalu panjang, terlihat jorok dan tidak terawat bahkan poninya hampir menutupi setengah wajahnya, bagian depan kacamatanya yang tampak terlalu tebal, wajahnya selalu berjerawat dan kawat giginya membuat senyumannya terlihat aneh dan menyeramkan. Postur tubuhnya sedikit membungkuk dan ia terlalu tinggi dan juga terlalu kurus,

Jungkook juga tidak menyukai selera pakaiannya yang terlihat sangat aneh dan juga norak, meski sikap dan wajahnya menampakkan kesuraman, Goo Monday sering memakai baju kaos berwarna pink, hijau neon mencolok atau warna cerah lainnya. Menurut Jungkook, gaya berpakaian Goo Monday yang biasa saja anehnya bisa terlihat sangat menjijikkan dan juga memalukan di saat yang sama. Apapun yang ia kenakan terlihat sangat tidak pantas dan merusak pemandangan, bahkan jika Goo Monday diam dan tidak melakukan hal apapun, Goo Monday hanya bernapas sekalipun dan tetap hidup, Jungkook masih tetap membenci anak itu.

Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti kepribadiannya yang juga aneh dan begitu ajaib. Sebenarnya Jungkook juga memiliki hubungan yang aneh dengan anak itu.




🔹️🔹️🔹️







Jungkook baru saja datang dan ia disambut dengan heboh dan semarak oleh teman-temannya. Mereka terlalu berisik dan Jungkook mencoba mengabaikan ocehan teman-teman lamannya yang terlalu bersemangat saat bertemu dan bercengkrama satu sama lain di acara reuni SMP Yeoreum tempat sekolah Jungkook dulu.

"Jungkook! Akhirnya datang juga!! Selamat datang Jungkookie!!!!-- Salah satu alumni sukses SMP Yeoreum yang sangat membanggakan!!!" Mingyu mengangkat gelas minumannya ke udara dan merangkul Jungkook sambil tertawa heboh

"Duh, tolong jangan terlalu berlebihan"Jungkook merotasikan matanya dan ia duduk dan bergabung bersama dengan teman-teman lamanya.

"Hei jungkookie!!!! Aku kira kamu melewatkan reuni SMP kita lagi tahun ini!" Eunsoo berkata dengan nada sedikit agak protes dan wanita itu mulai mengangkat botol soda dingin ke hadapan Jungkook.

"Aku sibuk tapi, aku tetap datang" Jungkook nyengir dan Mingyu menatapnya dengan curiga.

"Jangan terlalu sibuk, kamu sudah kaya dan juga sukses, Jungkookie!!!" Mingyu mencebikkan bibirnya dan Eunsoo menatapnya dengan sedikit cengiran.

"Mingyu benar! Seimbangkanlah kehidupanmu dengan pekerjaanmu!" Eunsoo menyelah dan ia menatap Jungkook dengan wajah yang berseri-seri.

"Oh, lihat! Ini foto kelulusan kita!eh! Apa kalian ingat dengan anak ini? Goo Monday!!" Mingyu menunjukkan layar ponselnya, mengirimkan foto lama ke grup alumni sekolah.

Mendengar nama aneh itu, entah mengapa Jungkook merasa kesal dan juga marah, ia pura-pura tidak tertarik dan tidak mengomentari celetukan Mingyu seperti teman-temannya yang lain.

"Oh! Dia siswa baru yang ada di kelas kita!"

"Kira-kira gimana kabar Goo Monday sekarang ya?"

"Eh, Lisa dan Jaehyun akan menikah  bulan depan, kalian semua harus datang!" Eunsoo mengalihkan topik pembicaraan dan teman-temannya segera melupakan pembahasan mereka tentang anak aneh yang bernama Goo Monday.

Jungkook meresa lega karena mereka tidak lagi membahas tentang Goo Monday, di dalam pertemuan reuni itu, ia melengkungkan senyuman palsunya dan berpura-pura bahagia saat bersama dengan teman-teman lamanya di tempat reuni, ia membayar tagihan makanan semua teman-temannya, ia pamit pulang dengan cepat dan beralasan bahwa ia memiliki pekerjaan kantor yang harus segera ia kerjakan.

Jungkook menarik napas lega saat ia berhasil masuk ke dalam mobil dan menghindari kebisingan dari ocehan teman-teman lamanya yang senang membicarakan masa lalu dan terlarut dalam nostalgia saat mereka masih duduk di sekolah menengah pertama.

"Uh, aku harus menemui Tuan Park di lapangan golf!" Jungkook mengecek jadwal kegiatan di tabletnya, ia memiliki rencana untuk menemui salah satu pengusaha kaya yang merupakan kolega dari perusahaan tempat ia bekerja selama ini.

Jika dibandingkan dengan menghabiskan waktu untuk tertawa dan mengenang masa lalu di acara reuni SMP yeoreum, Jungkook lebih memilih untuk fokus pada tujuannya menjalin relasi dan meningkatkan karirnya menjadi lebih baik, dan mencari uang adalah prioritas tertinggi di dalam hidup Jungkook untuk saat ini.

Jungkook berbincang dengan Tuan Park dan ia bergabung dengan para pengusaha kaya yang bisa ia manfaatkan di kemudian hari, ia terlihat seperti seorang penjilat yang lihai dan ia juga seorang oportunis sejati. Otaknya penuh dengan kelicikan dan kepribadiannya berubah setelah ia mulai terobsesi untuk mengumpulkan banyak uang di masa depan.

"Wow, Tuan Park, anda sangat hebat!!! Pukulan anda luar biasa!" Jungkook berdiri di samping Tuan Park, pria paruh baya bertubuh tambun itu tersenyum karena pujian Jungkook.

"Jungkook-ssi, ini pujian yang tulus bukan?"

"Saya memuji anda dengan tulus, Tuan! Saya hanya terkejut dan kagum karena bakat anda yang luar biasa dalam permainan golf"

Jungkook melengkungkan senyuman palsunya yang terlihat sangat alami, Tuan Park berdehem mengabaikan pujian dari Jungkook dan ia mulai melirik genit ke arah gadis caddy golf yang menemaninya sejak tadi,

Jungkook tersenyum licik dan ia mendekati tuan Park dan berbisik di samping pengusaha itu.

"Suasana hati anda terlihat sangat baik hari ini Tuan"

"Iya, ya...semua ini berkat anda Jungkook-ssi, terima kasih sudah mengenalkanku pada Nona Jang"

Tuan Park berbicara hampir berbisik dan ia masih melirik gadis yang memilik tongkat golf untuknya. Tentu saja Jungkook mengetahui perselingkuhan Tuan Park dengan gadis itu.

"Gadis itu sesuai dengan seleraku" kata Tuan Park dengan tatapan dan seringai yang mesum.

"Ah, saya mengerti Tuan Park" Jungkook menahan senyumannya dan ia melirik gadis yang menggoda pria yang sudah berkeluarga.

Setelah bertemu dengan Tuan Park di tempat golf, Jungkook kembali ke rumah dan ia merasakan tubuhnya sangat lelah dan perasaannya menjadi hampa.

Akhir-akhir ini Jungkook sering merasakan suasana hati seperti itu, hampa dan kesepian meski memiliki banyak uang di dalam rekeningnya.

Jungkook mengecek ponselnya dan ia menemukan sebuah pesan yang terlupakan dan tenggelam diantara pesan penting dari kantornya.

"Leeseo?..."

Kening Jungkook berkerut dan ia tertawa sumbang setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh pacarnya.

"Jungkook, maaf kita sebaiknya putus dan aku lelah Jungkook, kamu selalu sibuk dan tidak pernah punya banyak waktu untukku, aku lelah Jungkook dan aku sudah memikirkan hal ini sejak lama  karena  hubungan kita tidak bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius...aku ingin menikah dengan seseorang yang lebih mencintaiku, lebih serius dan memberiku banyak perhatian...selamat tinggal Jungkook, jangan hubungi aku lagi.."

"Wow, ia memutuskan aku lewat pesan? Luar biasa!"Jungkook geram dan memijat keningnya dengan pelan, ia tertawa lagi namun kekehannya terdengar menyedihkan dan juga suram.

"Aku sibuk karena mengumpulkan uang untuk masa depan kita!! Kenapa kamu jadi tidak sabar dan malah mengeluh lelah dan haus akan perhatian!!!"

Jungkook emosi pada dirinya sendiri, ia juga masih menyalahkan pacarnya yang memutuskannya secara sepihak tanpa pembicaraan yang lebih dalam dan juga serius.

"Jadi kamu benar-benar sudah muak padaku, Leeseo?" Jungkook geram lagi dan ia membanting ponselnya di atas sofa.

Kisah percintaanya selalu berakhir seperti ini. Jungkook yang diputuskan karena pacarnya haus akan perhatian tapi Jungkook selalu sibuk setiap saat, padahal Jungkook sudah memaafkan perselingkuhan Leeseo yang ketiga kalinya.

"Cih, kotoran...sejak awal aku hanya membuang-buang waktuku dengan mencoba terus membahagiakan kekasih yang kucintai!"

Jungkook masuk ke dalam kamar mandi dan ia berendam selama satu jam di dalam jacuzzi, tubuhnya lelah dan ia memang sudah kehilangan banyak energi secara mental dan juga fisik.

Esok harinya Jungkook kembali diterpah cobaan yang lebih berat, ia limbung dan ia mendadak lemas karena kenyataan pahit yang berhasil membuat mentalnya semakin jatuh merosot.

"Selamat Jaemin-ssi !!selamat atas promosi anda!"

Jungkook tidak sanggup menunjukkan rasa kekecewaannya secara terang-terangan, dan dibalik senyuman palsunya  yang terlihat tulus, ia telah mengucapkan  selamat kepada rekan kerjanya yang baru saja mendapatkan promosi. Semua orang di kantornya tahu bahwa orang yang seharusnya mendapatkan promosi di jabatan itu adalah Jungkook, karyawan yang bekerja sangat keras, sangat berbakat dan juga cemerlang, tapi Park Jaemin adalah keponakan dari CEO dan Jungkook harus  puas dengan jabatannya yang dimilikinya sekarang.

Jungkook sadar semua orang mulai berbisik-bisik di belakang punggungnya, teman-teman kantornya yang beracun mulai mengolok-oloknya dan terus membicarakannya dengan berkedok mengasihaninya.

Padahal atas usaha dan kerja kerasnya selama ini, Jungkook berhasil mendatangkan banyak profit untuk perusahaan, tapi pada kenyataanya, seberapapun kerasnya ia bekerja dan berusaha Jungkook menyadari posisinya sekarang dan ia hanya budak korporat yang terus bekerja keras, membanting tulang siang dan malam, dengan darah, keringat dan air mata sehingga ia bisa terus berjuang untuk memperkaya keluarga si pemilik modal.

Setelah pulang kantor Jungkook singgah ke sebuah hotel mewah yang memiliki bar mahal dan sangat esklusif, ia memesan minuman yang paling mahal dan sengaja menghamburkan uangnya, ia lelah dan terkuras secara fisik dan juga emosi, ia lelah saat pulang kantor dan beban pikirannya terus bertambah seiring berjalannya waktu, apalagi saat ia memikirkan masalah pribadi dan masalah kantor yang membuat hidupnya menjadi semakin terganggu.

"Sialan!!! Hidupku sangat sialan!!!"Jungkook meneguk minumannya dan bartender mengawasinya dengan lirikan tajam yang terlihat waspada.

"Hai, apakah kamu sendirian?" Seorang wanita cantik menghampiri Jungkook, rambutnya pirang metalik, rambut terurai yang panjang, bercahaya dan juga terawat, ia memakai dress hitam yang seksi dan menarik, wanita itu meliriknya dengan tatapan yang cukup genit.

"Pergi! Aku ingin sendirian!" Wanita itu tersentak karena Jungkook yang mulai mabuk dan berbicara dengan nada kasar, mengusirnya karena terganggu

"Dasar pemabuk!" Wanita itu mendengus tersinggung dan berlalu pergi meninggalkan Jungkook, wanita berikutnya datang dan mendekat dan Jungkook melakukan tindakan yang sama, mengusir wanita itu begitu saja.

"Semua wanita sama saja! Dasar Pengkhianat!!" Jungkook memaki dan wanita itu merotasikan matanya dengan dramatis.

Setelah wanita itu pergi, Jungkook kebelet pipis dan akhirnya pergi ke toilet dengan tergesa, ia kembali ke depan meja bar dan menemukan seseorang sudah menempati kursi kosong yang ada di sampingnya.

"Oi..minggir!"

Jungkook berjalan sedikit limbung dan ia hampir jatuh, pria itu menolongnya untuk berdiri.

"Hati-hati"

"Aku bisa jalan sendiri!aku tidak butuh bantuan darimu!" Jungkook mencebikkan bibirnya dan duduk kembali ke kursinya. Ia melirik sisa gelas minumannya yang masih utuh, ia sudah meminum beberapa gelas.

Jungkook menempelkan pipinya di permukaan meja, wajahnya sejajar dengan gelas milik orang asing yang duduk di sebelahnya.

"Aku masih haus.."

Tangan Jungkook mengulur dengan lancang meraih gelas minuman orang lain tanpa permisi.

"Maaf, Tuan..itu bukan gelas anda" Barterder menyelah tapi Jungkook sudah terlanjur meneguk gelas orang lain tanpa permisi.

"Hei! Ini gelasku!" Jungkook yang mabuk sangat keras kepala dan tidak malu, jadi ia baru saja meneguk minuman orang lain sampai habis. Tapi ia mengakui milik orang lain dengan lancang.

"Wow, apa ini!" Tenggorokan jungkook seolah terbakar, liurnya pahit dan keningnya berkerut dengan dalam, "minuman ini sangat buruk!"jungkook terus mengoceh dan ia mulai merogoh ponselnya yang hampir jatuh.

"Ah, brengsek!! Senin nanti aku akan bertemu dengan Park Jaemin! Aku benci hari senin!aku sangat membenci hari senin! Senin yang menyebalkan!!"

Pria yang duduk di sebelahnya menoleh dan wajah jungkook merah karena terlalu mabuk.

"Hei, apakah kamu juga membenci hari senin?"

Jungkook bertanya pada pria yang duduk di sebelahnya, pria itu menggeleng pelan dan pasrah saat gelas minumannya kembali dirampas oleh Jungkook yang mabuk dan tidak tahu malu.

"Aku menyukai hari senin" kata pria itu dengan suaranya yang terdengar tenang dan juga dalam. Suaranya lembut dan manis.

"Apa?! Semua orang membenci hari senin!! Kamu aneh!" Jungkook memanyunkan bibirnya, matanya meredup dan sangat lelah.

Pria itu tetap terlihat kalem dan tidak menanggapi omongan Jungkook, ia sadar bahwa  sia-sia saja meladeni ocehan seseorang yang sedang mabuk.

"Minggu lalu aku mengadakan reuni! Temanku mengirimkan foto lama di grup alumni!!-, Dulu di kelasku ada murid baru yang bernama Goo Monday!namanya sangat aneh dan jelek!  Nama dan penampilannya sangat buruk! Benar-benar sangat buruk! Sungguh!"

Pria itu awalnya mengabaikan ocehan acak Jungkook, tapi ia mulai terlihat agak tertarik dan sekarang menopang dagunya dengan sebelah tangan, ia menyeringai lalu menatap Jungkook yang terus berbicara seolah ia adalah pendongeng berbakat yang akan menyampaikan banyak cerita yang seru dan sangat menarik.

"Aha! Setidaknya hidupku baik-baik saja!--kehidupan Goo Monday sekarang pasti jauh lebih buruk dan juga membosankan! Aku pasti lebih beruntung dari Goo Monday!!!" Jungkook melototkan matanya, mencoba menyemangati dirinya sendiri, matanya berkedip saat ia menepuk-nepuk pipinya dengan antusias, berusaha tetap terjaga dan mencoba untuk tidak jatuh tertidur begitu saja.

"Bagaimana jika kehidupannya tidak seperti itu" pria itu menanggapi ucapan Jungkook dengan nada suaranya yang terdengar sangat tenang. "Kenapa kamu sangat membenci Goo Monday?"

Jungkook memicingkan mata, ia menggeser kursinya dan menaruh banyak perhatian pada orang yang duduk di sebelahnya. "Kamu.."

Meski penglihatannya agak buram, tapi wajah pria yang ada di hadapannya masih bisa membuatnya terpesona dan menatap kagum, "kamu pria yang sangat tampan" Jungkook terkekeh dan ia mengelus pipi pria asing itu. "Aku tidak tahu alasan kenapa aku membenci Monday! Aku hanya membencinya!"

Bartender mencuri pandang ke arah Jungkook, dan tetap mengawasi pengunjung yang terlihat sangat mabuk.

"Kulitmu lembut seperti mashmallow" jungkook cekikikan dan ia menekan pipi pria yang terasa seperti manisan kenyal yang sangat lembut. fokusnya teralihkan pada bibir plumpy milik pria tampan itu. Rahangnya tajam dan ia sangat tampan.

"Bibirmu juga lembut!"Jungkook terkejut dan hampir terjungkal dari kursi, pria itu menangkapnya, menarik pinggangnya dan menyelamatkan dari tingkah konyol karena terjatuh dari kursi di depan umum.

"Hati-hati..."

"Aisshh...berhenti mengkhawatirkan aku! Aku baik-baik saja!"

Jungkook cemberut tapi beberapa menit kemudian ia menangis tersedu-sedu dan menatap pria asing di sebelahnya dengan wajah sendu.

"Sepertinya  kamu mengalami hari yang  sangat buruk.."pria itu berbicara dengan tenang dan Jungkook mengangguk pelan sambil menyekah air matanya yang menetes begitu saja.





️🔹️🔹️🔹️🔹️









Kepala Jungkook masih terasa sangat pening, saat ia membuka mata pertama kali, ia menyadari bahwa ia tidak berada di dalam kamarnya, ia berada di tempat asing, sebuah kamar hotel mewah dan lingkungan yang tidak ia kenali.

Sebuah lengan yang kekar menindih dadanya, Jungkook merinding dan jantungnya berdebar sangat kencang, ia merasakan kulit orang lain yang menempel di kulitnya. Ia terbangun dengan cepat dan mulai panik, pikirannya mencoba memproses situasi yang sedang terjadi, dan telah terjadi semalam saat ia sedang mabuk dan tidak sadarkan diri.

Ingatan terakhirnya adalah saat ia minum sendirian dan memesan minuman yang paling mahal, ingatan lainnya muncul sangat samar dan sulit untuk dingat kembali untuk saat ini.

"A-apa? Apa yang telah terjadi?"

Jungkook mencengkram  ujung selimut dan ia melotot saat melihat seorang pria yang berbaring di sebelahnya.

"Apa aku tidur dengan pria ini?" Jungkook merinding dan ia menggeser tubuhnya dengan ketakutan, perutnya mendadak mulas, dadanya berdebar kencang saat ia mengintip di balik selimut dan menemukan bahwa mereka berdua tidak memakai apapun di bawah sana.

"Sial!"jungkook meringis dan ia panik luar biasa, ia hampir terjungkal dari ranjang tapi untung saja, pria yang berbaring di sampingnya masih tertidur pulas.

Jungkook diam-diam turun dari ranjang dan menemukan bahwa pinggulnya terasa pegal dan juga sakit, perutnya mendadak kram dan ia tidak bisa berjalan dengan baik, ia agak pincang, dan rasa sakit di pinggangnya menjalar ke bawah, memberikan penderitaan yang luar biasa di bagian tubuhnya.

"Sial!sial! Sial! Aku harus segera pergi dari tempat ini"

Jungkook memunguti pakaiannya dan memasang baju dan celananya dengan tergesa, ia merinding dan merasa jijik saat menemukan bekas kondom yang berjejeran di sekitar tempat tidur.

"Satu, dua, tiga.....ada tiga" mata Jungkook melotot saat ia melihat benda yang menjijikan yang dihitungnya di atas lantai. "Laki-laki brengsek!!" Jungkook geram dan mengutuk perbuatan tercela dari pria asing yang  masih tertidur pulas di atas ranjang.

"Sialan, aku seharusnya tidak mabuk, tapi aku sudah mengacau sejak semalam!" Jungkook ingin menangis tapi ia juga merasa marah dan juga merasa dungu, karena terlalu ceroboh, ia bukanlah seseorang yang tidur sembarangan dengan orang lain.

"Aku harus segera pergi!"jungkook berjalan berjingkat keluar dari kamar mandi setelah mencuci wajahnya yang terlihat lelah, pria itu masih tertidur  dan Jungkook melarikan diri sebelum pria itu terbangun dan menemukannya dengan kondisi yang terlihat sangat berantakan dan juga kacau.







💬⭐💜








Continue Reading

You'll Also Like

13.1K 969 12
Jungkook menjadi salah satu member dari group yang sedang naik daun. Sejak awal bertemu ada yang disimpan rapi olehnya untuk Hyung tertua mereka, Se...
161K 6.4K 34
" Hyung... sampai kapan kita begini terus ? " " sabar yaa ... akan ada saatnya kita publish hubungan kita , hyung minta kamu bersabar " " kookie ga...
1.2K 158 4
Jin dan Jungkook senang saat mendapatkan tiket bulan madu ke Pulau Borahae, tapi banyak hal tak terduga yang terjadi saat mereka pergi berbulan madu...
16K 1.5K 29
Kenapa semua orang pengen di dengarkan. Bisakah kalain menghargai orang lain, aku yang tau hidupku. Bukan kalian. Jungkook yang tidak terima di dijo...