"Podori, ada apa ini?!"
Sejun mendekati Podori, terkejut dengan banyaknya tandan anggur yang dihasilkannya. Ketika dia menanyakannya beberapa waktu yang lalu, Podori mengatakan bahwa buah anggur akan membutuhkan waktu untuk matang, tetapi sekarang buah anggur tersebut tiba-tiba muncul dalam jumlah besar.
[Ah! Ini?! Itu... ]
Podori, yang hendak menjawab, tiba-tiba ragu-ragu.
"Ini?"
[Po-po-po. Ini adalah hasil dari cintaku pada... Bukan, bukan itu! Itu adalah hasil kesetiaanku pada Sejun!]
'Aah, ini sulit...'
Setelah menjawab Sejun, Podori merasa ingin menangis.
Awalnya, Podori bermaksud mengatakan bahwa Flamie memberinya nutrisi.
Tapi kemudian,
Whoosh.
[Podori... coba bicarakan aku dengan Sejun!]
Flamie tiba-tiba terbakar dari akarnya sambil berteriak. Flamie merasa terlalu malu membayangkan Sejun mengetahuinya, memanaskan tubuhnya, tapi bagi Podori, itu seperti ancaman kematian jika mengungkapkan kebenaran.
Jadi, Podori segera mengubah jawabannya.
Kemudian,
[Administrator Menara Hitam mengatakan dia akan membunuhmu karena menggoda Sejun!]
Kali ini, pengelola Menara Hitam mengancam akan membunuh Podori.
[Tidak, Nona Aileen! Kamu salah paham!]
Podori buru-buru merespon Aileen dan harus mengubah responnya lagi.
'Kenapa hanya aku...? Apa kesalahan yang telah aku perbuat?'
Oleh karena itu, tanpa sejun sepengetahuannya, Podori menghadapi ancaman pembunuhan dari dua makhluk, menyebabkan stres yang melemahkan sekitar lima tandan anggurnya.
"Podori, kamu sakit? Mengapa buah anggur tiba-tiba layu?"
Sejun, menggunakan keahliannya Sentuhan Hangat Petani, membelai Podori, membuatnya nyaman.
'Memang benar, satu-satunya yang bisa kupercayai di sini adalah Sejun!'
Kedua makhluk tersebut akan menyerah pada Sejun, sehingga satu-satunya entitas yang Podori dapat andalkan untuk melindunginya dari makhluk menakutkan ini adalah Sejun.
Saat Podori mendapatkan kembali ketenangan pikirannya, tandan anggur yang layu mulai tumbuh kembali.
"Sekarang mereka lebih baik. Podori, aku akan memanen anggurnya."
[Ya! Ambil sebanyak yang kamu mau!]
Podori, yang sekarang berada di pihak Sejun, bekerja sama dengan antusias.
Pluck.
Setelah Sejun mendapat izin Podori dan memetik seikat anggur,
[Anda telah memanen 1 tandan Anggur Wangi yang Diresapi Vitalitas (23 buah anggur).]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Memanen Lv. 7 sedikit meningkat.]
[Anda telah memperoleh 1.610 Poin Pengalaman.]
Pesan panen muncul.
"Harum?"
Anggur yang dipanen memiliki 'Wangi' sebagai deskripsi tambahan. Mengingat aromanya menarik semua hewan di peternakan, deskripsi tersebut memang pantas diterima.
Kemudian,
[Anda telah mencapai prestasi dalam menciptakan variasi baru di menara.]
[Menara mengakui hak budidaya eksklusif Anda untuk mengolah varietas baru ini.]
[Tanpa izin Anda, tidak ada yang bisa mengolah Anggur Wangi yang Diresapi Vitalitas.]
[Pengalaman kerja Anda meningkat pesat.]
[Karena karakteristik pekerjaannya, semua statistik meningkat 10.]
Muncul pesan yang mengumumkan pencapaian penciptaan varietas baru.
Kemudian,
[Anda telah mencapai prestasi dalam menciptakan 9 varietas baru.]
[Sebagai hadiah atas prestasi Petani Hebat, prestise Menara Hitam meningkat.]
[Prestisenya melebihi level tertentu, meningkatkan jumlah pintu masuk ke Menara Hitam sebanyak satu.]
[Jumlah pintu masuk ke Menara Hitam meningkat dari 100 menjadi 101, dengan pintu masuk ke-101 muncul di lokasi teraman.]
Pesan muncul mengenai pembuatan 9 varietas baru dan kemunculan pintu masuk ke-101 Menara Hitam.
"Hah?! Pintu masuk ke-101? ...Teman-teman, ayo makan anggur!"
Karena peningkatan jumlah pintu masuk tidak ada hubungannya dengan dirinya, Sejun meneteskan air liur saat dia menawarkan anggur kepada para hewan, yang telah dengan sabar menunggunya untuk dipanen.
Sungguh mengesankan mereka telah menunggu tanpa menyerah pada aroma lezat buah anggur yang menggoda.
"Cuengi kami juga menunggu dengan baik. Di Sini."
Terutama Cuengi.
Kuehehehe. Krueng!
[Hehehe. Sangat lezat!]
Begitu Cuengi menerima buah anggur dari Sejun dan memasukkannya ke dalam mulutnya, dia tidak bisa menahan tawa kegirangan melihat rasanya yang lezat.
"Apakah itu enak?"
Krueng! Krueng!
[Ya! Enak sekali!]
Cuengi dengan penuh semangat mengangguk menanggapi pertanyaan Sejun.
Pat, pat.
"Ini, ambil lagi."
Terpesona oleh kelucuan Cuengi, Sejun mengelus kepalanya dan menyerahkan seikat anggur lagi.
Setelah membagikan anggur kepada hewan-hewan,
"Aku harus memeriksa opsinya terlebih dahulu."
Sejun mengamati buah anggur itu dengan cermat sebelum memakannya.
[Anggur Wangi yang Diresapi Vitalitas]
→ Ini adalah buah anggur berkualitas tinggi yang ditanam di dalam menara, dihasilkan dari tanaman anggur yang menyerap nutrisi dalam jumlah besar.
→ Rasanya sangat enak, dan aroma harum buah anggur menyebar jauh.
→ Aroma anggur yang harum dapat menarik monster yang menyukai bau darah.
→ Jika diubah menjadi wine, aromanya akan semakin menyebar.
→ Penumbuh: Petani Menara Park Sejun
→ Tanggal Kedaluwarsa: 180 hari
→ Nilai: A+
Anggur kelas atas dengan rasa dan aroma yang luar biasa.
"Bisakah menarik monster yang menyukai bau darah?"
Meskipun ada satu detail yang mengkhawatirkan,
Biarkan mereka datang.
Sejun dengan berani menyatakan. Ini adalah lantai 99 Menara Hitam, rumah bagi yang terkuat. Siapapun yang mengikuti bau darah akan segera melihat darah sendiri.
"Tentu saja, aku bukan yang terkuat..."
Sejun bergumam pada dirinya sendiri, menyadari sejenak,
"Ketua Park, semangatlah, meong! Aku akan mendapat banyak uang untuk membuatmu lebih kuat, meong!"
Theo yang masih salah paham bahwa Sejun menjadi lebih kuat dengan membakar uang, menepuk lutut Sejun untuk menghiburnya.
"Uh... ya, terima kasih."
Sejun bertanya-tanya apa hubungannya mendapatkan banyak uang agar dia menjadi lebih kuat, tapi dia menghargai sikap perhatian Theo dan menerima kenyamanan itu tanpa berkomentar.
Kemudian,
Yum.
Sejun mulai memakan buah anggurnya.
"Mm!"
Sebelumnya enak, tapi kali ini anggurnya lebih manis dan kaya rasa.
Yum, yum.
"Wow! Enak sekali!"
Sejun melahap seluruh tandan buah anggur sambil berdiri di sana.
Kemudian,
Stare.
Dia merasakan tatapan tajam di belakang kepalanya. Makan sendirian, ya?! Hewan-hewan itu menatap tajam ke arah Sejun, menyiratkan bahwa mereka ingin bergabung.
Tak lama setelah,
"Ini dia. Nikmati sarapanmu."
Hewan-hewan yang memegang piring berkumpul di depan Sejun yang sedang memanen anggur dari cabang Podori. Kelinci mengambil dua kelompok, monyet lima, dan Cuengi dan Pink-fur masing-masing menerima seribu kelompok.
Setelah membagi kira-kira separuh buah anggur dari pokoknya kepada binatang,
"Aku juga harus makan lebih banyak."
Saat Sejun hendak duduk dan makan lebih banyak buah anggur,
Krueng?
[Kapan kita sarapan, Ayah?]
Cuengi, setelah memakan buah anggurnya, bertanya pada Sejun. Bagi Cuengi, seribu tandan buah anggur hanyalah hidangan pembuka.
"Sebentar. Gigantifikasi Tanaman."
Sejun menggunakan skill Gigantifikasi Tanaman pada sisa buah anggur di depan Cuengi, memperbesar buah anggur hingga seukuran bola bisbol. Sekitar seratus cluster sudah cukup, bukan? Sejun menggunakan skill tersebut pada seratus cluster untuk Cuengi.
Dan ketika dia memperbesar yang terakhir, tandan anggur yang ke-100,
[Kemahiran Anda dalam Gigantifikasi Tanaman Lv. 4 sedikit meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Gigantifikasi Tanaman Lv. 4 terisi, dan levelnya meningkat.]
Level skill Gigantifikasi Tanaman meningkat menjadi 5. Itu semua berkat Cuengi. Lagipula, dia hampir secara eksklusif menggunakan skill Gigantifikasi Tanaman untuk Cuengi.
"Ini, sekarang kamu bisa makan."
Sejun memberikan buah anggur yang diperbesar kepada Cuengi dan juga memakannya sendiri.
Spit, spit.
Dia membuang biji anggur saat dia makan.
"Jika aku menanamnya, aku akan menjadi taipan anggur dalam waktu singkat. Hehehe."
Sejun tertawa sambil melihat biji anggur yang terkumpul di tangannya. Ia juga telah meminta hewan lain untuk mengumpulkan benih, jadi ia berharap dapat mengumpulkan cukup banyak.
Tak lama setelah,
"Waktunya untuk menyelesaikan."
Sejun berdiri untuk menyelesaikan pemanenan sisa anggur.
***
Di lantai 55 Menara.
Ppyak! Ppyak!
[Satu! Dua!]
Seekor Kelinci Hitam dengan kasar melatih prajurit Kelinci Hitam lainnya.
Ppiya?!
[Menurutmu itu cukup bagus?!]
Ppyak!
[Tidak bisakah kamu melakukannya dengan benar?!]
Kelinci Hitam terus memarahi para prajurit, sepertinya tidak puas dengan penampilan mereka.
Pi Ppi. Pi Ppi.
[Kelinci Hitam, itu sudah cukup. Para prajurit akan pingsan jika terus begini.]
Chuchu turun tangan saat Kelinci Hitam telah melatih para prajurit dengan keras selama beberapa hari.
Ppiya...
[Tetapi dengan level mereka saat ini, mereka tidak dapat melindungi paman...]
Pi Ppi...
[Itu...]
ChuChu yang mengetahui betapa rentannya tubuh Sejun, tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Kekhawatiran Kelinci Hitam bisa dimengerti. Sejun bisa menahan satu serangan dengan Skala Naga, tapi tidak dua.
Oleh karena itu, Kelinci Hitam dengan ketat melatih para prajurit untuk menjaga Sejun.
Pi Ppi. Pi Ppi.
[Jangan terlalu khawatir. Tidak mungkin ada orang yang akan menyergap Sejun, dan dia memiliki Guru, Paman Theo, dan Hyeong~nim Cuengi yang menjaganya.]
Pyeak.
[Oke.]
Kelinci Hitam merasa sedikit lega dengan kata-kata Chuchu.
Tapi kemudian,
Ppi!
[Yang Mulia! Selimut berkualitas tinggi untuk Nona Iona telah tiba!]
Pi Ppi!
[Cepat tunjukkan mereka masuk!]
Chuchu juga mengkhawatirkan Iona yang sulit tidur.
Saat Chuchu pergi untuk melihat selimutnya,
Ppyak! Ppyak!
[Waktu istirahat! Aku akan memeriksa penyimpanan makanan dan kembali!]
Kelinci Hitam memberi istirahat pada para prajurit dan menuju ke gudang makanan untuk memeriksa apakah ada cukup ikan favorit Theo dan makanan manis favorit Cuengi.
Ppyak...
[Tidak kusangka pernikahan akan sesulit ini...]
Kelinci Hitam berjalan dengan susah payah menuju tempat penyimpanan makanan. Tubuhnya sangat gelap hingga tidak terlihat, tapi dia sangat lelah hingga lingkaran hitam mencapai cakarnya.
***
"Mari kita mulai sekarang."
Ook!
Ook!
Setelah memanen anggur, Sejun dan para monyet mulai menyiapkan minuman dasar untuk Samyangju di tempat pembuatan bir.
Dua jam kemudian, persiapan minuman dasar selesai, dan Sejun melanjutkan menambahkan bahan putaran kedua ke Iyangju pra-fermentasi untuk membuat Samyangju.
"Aku harus mencoba membuat ini juga."
Setelah Samyangju selesai, Sejun mencuci 1.000 tandan buah anggur, memisahkan buah anggur tersebut, dan mulai memasukkannya ke dalam toples. Dia berencana membuat wine anggur.
Pada saat itu,
- "Hah?! Sejun, apa itu?"
Kellion, yang buru-buru mengumpulkan uang dari gudang setelah mendengar rencana Sejun menjual minuman keras untuk Koin Menara, menemukan Sejun sedang menyiapkan wine anggur.
"Ini wine anggur."
"Benarkah? Ambil uang ini dulu!"
Kellion buru-buru menyerahkan kantong uang kepada Sejun.
Berapa semua ini?! Sejun terkejut dengan banyaknya uang di dalam kantong saat dia membukanya. Sekilas, jumlah itu adalah jumlah yang cukup besar.
- "Tepatnya 1 miliar Koin Menara. Setengahnya untuk Samyangju dan setengahnya lagi untuk reservasi anggur anggur."
Kellion memesan wine anggur tanpa mencicipinya, percaya bahwa apa pun yang dibuat oleh Sejun akan lezat.
Saat Kellion mengamankan reservasi anggur anggurnya,
- "Hah?! Sejun, apakah kamu membuat alkohol jenis baru?"
Kaiser, karena tidak menemukan banyak uang di gudangnya sendiri dan kemudian mengobrak-abrik gudang Anton, tiba.
- "Kahahaha! Aku akan memesan alkohol itu juga. Ambil ini!"
Kaiser juga memberikan Sejun kantong uang untuk sisa tangannya.
Tetapi,
- "Kahahaha! Kamu mungkin lebih cepat dengan Samyangju, tapi aku mengalahkanmu dengan wine anggur."
Kellion menghina Kaiser karena memesan wine anggur terlebih dahulu.
- "Apa?! Keluar dari Menara kami sekarang juga!"
Kaiser, yang marah dengan jawaban Kellion, berteriak.
- "Mustahil. Jika kamu kesal, kenapa kamu tidak pergi ke Menara Putih?"
- "Kenapa aku harus pergi ke sana saat Sejun tidak ada? Kamu pergi!"
- "Tidak!"
- "Pergi!"
Saat keduanya berdebat,
Tap. Tap.
Theo menepuk kaki Sejun untuk menarik perhatiannya.
Kemudian,
"Ketua Park, pinjami aku uang, meong!"
Mata Theo berbinar melihat kantong uang di kedua tangan Sejun.