DICINTAI SEORANG GUS

By aiengkah05

616 14 1

Kisah seorang laki laki yang bernama Samudra, yang di pertemukan dengan seorang gadis bercadar. Dan di pertem... More

DSG| 1
DSG| 2
DSG| 4

DSG| 3

97 2 0
By aiengkah05

Happy Reading
_______

"Siapa ya? Tapi laki laki yang dari tadi nunduk itu, Familiar banget. Tapi pernah ketemu dimana? "monolog Nayra bertanya heran sekarang gadis itu tengah mondar mandir karena pikirannya tersita oleh laki laki yang memakai kemeja hitam dan cerana hitam panjang itu.

Tok tok tok

"Ya masuk!"

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang seumuran dengan Nayra dia adalah, Alvia.

"Nayy!"pekikan Alvi membuat Nayra menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangan.

"Apasih Vi, kenapa teriak teriak?"tanya Nayra heran kenapa sahabatnya ini sangat heboh, ia berfirasat jika sahabatnya sedang mengagumi orang ganteng.

"Tadi ada empat cowok ganteng banget mereka, aku kagum sama yang ngobrol sama bang Arvin."tuhkan ternyata bener si Alvi lagi suka sama orang ganteng, batin Nayra.

"Terus?"Nayra mengangkat satu alisnya.

"Siapa sih mereka? Tumbenan pesantren Al Fatihah kedatangan bidadara dari surga."tanya Alvi dengan mengedipkan matanya, membuat Nayra merinding sendiri.

"Mata kamu tremor ya vi? Kok kicep kicep sih kayak yang kemasukan gajah."sontak ucapan Nayra mendapat pukulan sadis di tangan, sang pelaku malah cengengesan sambil kicep kicep.

"Bukan gajah, tapi Love."kali ini lebih parah, Alvi kicep kicep sambil manyun manyun.

"ASTAGFIRULLAH'ALADZIIM ALVI. KAMU UDAH GILA!?"pekik Nayra langsung melarikan diri ia berlari keluar kamar, rasanya melihat Alvi begitu seperti melihat anak punk di jalan, lebih tepatnya Jamet alay.

Sementara Alvi ia malah bingung, "Kenapa si Nay? Kok kek ketakutan gitu, hemm. Udah ah mending kasih tau Yang lain aja."ucapnya lalu berjalan dengan tersenyum senang baru ketemu cogan.

Di sisi lain, Arkan dan Arvin sudah mengantarkan mereka ke sebuah rumah kecil yang cukup untuk mereka berempat Samudra sempat bertanya.

"Arkan, Arvin, kenapa kita dikasih buat tinggal di rumah yang terpisah? Kita kan pengajar bukan tamu, jadi lebih baik kita satu kamar saja sama Ustadz lainnya."ucap Samudra kepada kedua laki laki yang berada di bawah umurnya.

"Gak papa, kata Abba kalian ustadz spesial. Jadi gak bisa di kamar Ustadz, soalnya kamar ustadz-"ucapan Arvin terpotong.

"Kamar Ustadz sudah penuh, bang."sambung Arkan dengan sopan.

Keempat pemuda itu hanya mengangguk mengerti, "Dan, antum tadi gak kesambet kan?"bisik Daffa pada Aidan membuat laki laki itu menoleh.

"Kesambet apa? Perasaan Ana gak ngerasa kesambet, emang antum ngerasa ana kesambet?"tanya Aidan heran.

"Gak jadi deh."sontak itu membuat Aidan kesal, ia menampar keras punggung Daffa membuat sang empu meringis kesakitan.

Plak!

"Astagfirullah'aladziim.. Antum kalau punya dendam bilang aja, jangan main tabok tabokan."kesal Daffa membuat Aidan memutar bola matanya malas.

"Kalian kenapa ribut?"tanya Samudra dengan raut wajah datar membuat kedua laki laki itu cengengesan.

"Gak papa Sam, kita lagi pemanasan buat ribut di dalem, yakan Dan?"ucap Daffa dengan menginjak jempol kaki Aidan.

Ingin berteriak namun mulutnya di bekap oleh Daffa, "Jangan teriak, Dan. Suara antum mirip yang ada di hutan. Maksud ana mirip beruang ngam--UMMI."pekik Daffa dengan memegang tangan yang di gigit Aidan.

"Huek, tangan antum bau sambel uleg terasi. Asin lagi, hii."

Semua itu lantas membuat yang lainnya tertawa kecuali Samudra, laki laki itu menggeleng gelengkan kepalanya dengan wajah datarnya.

"Ada ada saja kelakuan Bang Daffa sama Bang Idan."ucap Arvin menggeleng.

•••

Samudra, laki laki itu tengah berdiri di taman dengan sejadah yang berada di bahu kanannya, nampak laki laki itu sedang menatap sungai kecil yang berada di taman pesantren ini.

"Bunda... Anak perempuan bu Yasmine sangat mirip dengan bunda, kenapa bisa begitu?"

"Samudra tau, Allah mengirimkan perempuan itu untuk Samudra. In Syaa Allah. Samudra akan memperjuangkan dia, gadis bercadar itu, sebelumnya kami pernah bertemu..."

Flashback on

"Iya, nanti saya akan belikan bunga lily untuk adik saya. Tolong beritahu dia, saya akan segera pulang."ucap seorang laki laki yang sedang mengangkat telponnya, ia adalah Samudra.

"Baik, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Samudra sedang berada di toko bunga, ia sedang membeli bunga untuk pernikahan saudara perempuan nya yaitu, Syafa.

Sekarang samudra tengah mencari bunga Lily untuk adinya, ntah mengapa adiknya sangat suka dengan bunga itu. Akhirnya, ia dapat menemukan bunga tersebut.

Saat hendak membawa bunga itu tiba tiba, secara tak sengaja dirinya menyentuh tangan seorang perempuan.

"Astaghfirullah'aladziim.. Maaf." ucap Samudra dengan menunduk merasa bersalah. Sementara gadis itu menangis sesegukan.

"Hiks, hiks, umma..."lirihnya Samudra yang mendengar itu pun menatap sekilas gadis yang berada di hadapannya.

"Maaf, karena saya lancang menyentuh tangan kamu."

"Hiks, hiks, akhi pergi saja Aya tidak kenapa kenapa."

"Maaf, tapi saya gak bisa tinggalkan kamu saat kamu masih menangis."Samudra semakin sangat bersalah saat ini, apa yang ia lakukan? Ia sudah menyentuh tangan seorang gadis? Kata brengsek cocok untuknya.

Sementara gadis itu menyeka air matanya yang membasahi kain cadarnya.

"Sudah, Aya sudah tidak menangis."ucapnya terdengar baik baik saja, tapi Samudra tau jika perempuan itu bersedih.

"Maaf adek, sekali lagi saya minta maaf. Saya berjanji. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."Samudra langsung pergi meninggalkan perempuan itu.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Hiks."gadis itu menatap tangannya yang tersentuh laki laki itu.

"Aku gak gadis lagi dong? Kan tangan aku udah di sentuh sama yang bukan mahram aku. Hiks, Ummaaa!"pekiknya.

Flashback of

Jika Mengingat itu, Samudra jadi kembali merasa bersalah yang berat. Dirinya ternyata menyentuh anak dari Kyai besar Pesantren Al Fatihah? Dan saat itu dirinya, pergi dan tidak bertanggung jawab atas kesalahannya?

Sekarang Samudra merasa yakin, dirinya akan meminang putri dari Kyai Arfa untuk menebus kesalahan dulu. Ya, ia tak mau berdosa.

"Ayah, Bunda, Sam akan menikahi gadis itu."

•••

Malam Harinya, Samudra berada di Koridor Asrama untuk mengecek para Santriwan. Sekarang sudah pukul sepuluh lewat, itu artinya semua penghuni Asrama harus segera tidur.

Di perjalanan, Samudra bertemu dengan Daffa dan juga Kenzo yang sudah pulang dari Mushola Asrama.

"Eh, ada mas bro." sapa Daffa dengan ramah membuat Kenzo menggeleng.

"Daff? Masih waras gak kau?" tanya Kenzo yang sedari tadi heran dengan sikap Sahabatnya.

"Emang Antum pikir, ana gak waras. Iya? Sembarangan ya waras lah, cuma nyapa ramah kok dibilang gak waras. Nyapa kan termasuk adab." jawab Daffa tak terima.

"Tapi aneh aja." celetuk Samudra.

"Aneh kenapa toh, le?" tanya Daffa pada Samudra.

"Le, le, emang samudra anak elu?" sambar Kenzo membuat Daffa menatapnya tajam.

"Ana males debat sama Antum, dari tadi antum ngajak ribut mulu. Gak Aidan, antum juga hobi banget bikin darah ana naik 1000 Volt." ucap Daffa dengan menghembuskan nafas lelah.

"Antum darah tinggi? Kalau 1000 Volt, koid dong antum?" timpal Samudra membuat Daffa menggerang Frustasi sementara Kenzo sudah tergelak tawa di tempat.

"YA ALLAH ANA FRUSTASI!"

...

BERSAMBUNG...

Ada yang Nunggu?

Aku bahagia lho pembaca di Part dua ada 50 Views lebih

Aku up kalau ada ide Alur, kalau gak up Berati aku gak ada ide alur paham?

Jangan lupa Vote and Follow nya ya?

Sayang kalian banyak banyak!

See you 💚

5 April 2024

Continue Reading

You'll Also Like

93.1K 9.2K 85
In the face of the powerful, young and roguishly handsome landlord Choudhary Shah-Nawaz Qureshi, only Mehar-Bano was the one to oppose his patriarcha...
107K 2.8K 38
||FOLLOW SEBELUM BACA!!|| Maaf jika banyak salah kata atau kurang bagus karna masih pemula ya, ini semua hasil pemikiran aku sendiri yaa jgn samain"k...
11.9K 244 175
*COMPLETE* This is a story about wen a friend finds out her best friends dad is her idol. #1bvbarmy