CHEIZAELLE : Bad Psychopath

By Jessiee33_

12.3K 2.3K 371

Cheizaelle Ezesthieza Celyesha Frederick,, cewek yang bersifat cuek dengan seluruh keluarganya. Cewek yang ti... More

CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 00
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 01
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 02
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 03
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 04
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 05
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 06
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 07
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 08
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 09
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 010
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 011
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 012
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 013
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 015
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 016
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 017
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 018
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 019
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 020
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 021
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 022
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 023
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 024
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 025
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 026
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 027
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 028
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 029. Flashback
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 030. Flashback
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 031. Flashback
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 032
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 033
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 034
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 035
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 036
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 037
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 038
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 039
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 040
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 041
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 042
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 043
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 044
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 045
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 046
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 047
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 048
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 049
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 050
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 051
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 052
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 053
CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 054

CHEIZAELLE : Bad Psychopath || Part 014

252 52 8
By Jessiee33_

Happy Reading.

•••

"Lo tau gimana Ella tolol, dia nggak terlalu suka buat minta maaf. Even though it was Ella's own fault,"balas Dargaz.

Rezter menghelah nafas kasar dan mengangguk pelan menyetujui ucapan Dargaz, tatapannya tertuju pada Razen yang sedang menatapnya. Rezter menaikkan satu alisnya menatap malas abangnya itu.

"Kenapa lo, bang?"tanya Rezter.

"Gue telat nanti kalau ke rumah sakit,"balas Razen.

"Nggak bareng aja, kak?"tanya Valerie. Razen menggeleng singkat dan melirik Valerie sekilas.

"Gue ada urusan,"balas Razen.

"Mau nemuin Elle lo, bang?"

Razen menatap sekilas Rezter dan mengangguk singkat sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku almameternya. Razen memutar tubuhnya menatap sekeliling kafeteria yang terlihat ramai, dia mengangkat bahunya acuh dan menatap keempat sahabatnya.

"Yaudah. Gue tunggu lo di rumah sakit, jangan telat,"ucap Regier.

Valerie yang menatap wajah Razen sambil terkekeh pelan, dia menggeleng pelan menatap Kakak kelasnya sambil tersenyum tipis.

"Kak Razen udah suka ya sama Kak Elle?"tanya Valerie.

Razen terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Valerie. Dia melirik Valerie sekilas dan menatap ke depan dengan wajah datar saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Valerie.

"Nggak tau,"balas Razen setelah terdiam sangat lama.

Razen menghelah nafas kasar dan membuang mukanya ke arah lain dengan wajah datar dan rambut yang acak-acakkan.

Dargaz terkekeh kasar dan melirik Razen sekilas, tatapannya tertuju pada mata legam berwarna hitam milik Razen yang duduk di depannya.

"Gue yakin, lo akan suka sama Elle, cewek yang sifatnya sama kaya lo,"ucap Dargaz.

Razen hanya diam dengan wajah datarnya yang menatap Dargaz yang sedang menatapnya dengan tatapan datar. Razen menaikkan satu alisnya melihat wajah datar Dargaz.

"Bener. Gue bahkan setuju sama ucapan Dargaz. You're not this frustrated when it comes to girls,"sahut Zares.

Rezter terkekeh kasar dan melirik Razen sekilas dengan senyuman tipisnya saat menatap wajah abangnya dengan decihan kasar yang keluar dari mulutnya.

"Ada baiknya lo kenal kembarannya Ella, bang,"ucap Rezter.

"Tapi gue nggak yakin kalau Elle bakalan suka sama Razen, In fact, Elle's character is hard to predict,"ujar Veizor.

•••

Motor sport hitam milik Cheiza berhenti di depan gerbang mansion Mahata. Dia melirik Chiezy yang ada di sampingnya dengan motor sport biru yang digunakan cewek itu.

"Masuk!"titah Cheiza.

"Lo nggak mau masuk dul....."

Ucapan Chiezy terhenti saat motor sport Cheiza melaju kencang meninggalkan mansion Papanya. Tatapannya tertuju pada pergelangan tangannya yang terdapat jam tangan yang menunjukkan pukul 19.30 malam. Chiezy menghelah nafas kasar melihat itu.

Cheiza semakin melajukan motor sportnya dengan helm full face hitam yang menutupi kepalanya, dia memutar stir motor sportnya sambil berdecak kasar. Cheiza mendengkus kasar dan menatap datar ke depan dengan kaca helm yang menutupi wajah datarnya.

Cheiza menghentikan motor sportnya di jalanan, tangannya mengambil ponsel dari dalam saku jaket kulitnya sambil mendengkus kesal. Cheiza menyalakan ponselnya dan menatap pesan chat yang ada di layar ponselnya. Dia mendengkus kesal dan menekan pesan chat itu.

+6285 **** **** ***
| kau yakin benar-benar tidak mau kesini?

Cheiza mengetikan pesan balasan chat itu dengan wajah datar yang masih tertutupi helm full face. Dia tidak memperdulikan tatapan pengendara motor lain yang melewatinya.

Cheizaelle
| 2 hari aku akan kesana menemuimu!

Cheiza tidak menutup ponselnya, dia menatap nomor yang belum dia kasih nama dengan wajah datarnya yang menyorot tajam.

+6285 **** **** ***
| good girl, si bos menunggu mu!

Cheiza memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya, dia melajukan motornya meninggalkan jalanan dengan wajah datarnya dan juga tidak membalas pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Cheiza semakin melajukan motor sportnya dengan kecepatan tinggi, dia menggeram dan memutar stir motor sportnya.

Cheiza menghelah nafas kasar dan masuk ke dalam gerbang mansionnya dengan satu tangannya yang melepas jaket kulitnya. Cheiza membulatkan matanya menatap Cheryl yang berdiri di depan gerbang kedua dengan wajah datar.

Cheiza mendengkus kasar dan turun dari motor sportnya, dia menatap Cheryl dengan tatapan malas dan membuang mukanya ke arah lain.

"Ngapain lo kesini? Dan lo kenapa bisa tau alamat gue?"tanya Cheiza.

"Oh gue minta Ella dengan alasan kerja kelompok,"balas Cheryl.

Cheiza memutar bola matanya malas, dia mendorong gerbang mansionnya dengan wajah datar tanpa memperdulikan tatapan Cheryl. Cheiza mendorong motor sportnya masuk ke dalam dengan Cheryl yang mengikutinya dari belakang. Cheiza melirik keempat bodyguardnya yang berdiri di samping pintu mansionnya agar menutup gerbang mansionnya itu.

Cheiza melempar kunci motor sportnya ke arah salah satu bodyguardnya dengan wajah datar, dia segera berjalan masuk ke dalam mansionnya dengan Cheryl yang ada di sampingnya.

"Lo dari mana tadi, El?"tanya Cheryl.

"Anter Ella."

Cheiza melirik Cheryl sekilas dan mendudukkan tubuhnya di sofa dengan tangannya yang memegang jaket kulit berwarna hitam. Cheiza mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaketnya, dia menatap layar ponselnya yang terdapat pesan chat yang ada di layar ponselnya dengan wajah datar.

+6285 **** **** ***
| ah kau juga jangan lupa membawa barang kesayangan mu.

Cheiza tidak membalas dan segera memarikan ponselnya, dia meletakkan ponselnya di meja sambil melirik Cheryl sekilas.

"Lo ganti ponsel, El?"tanya Cheryl.

"Nggak."

"Terus itu ponsel siapa kalau bukan punya lo?"tanya Cheryl mendengkus kesal.

"Punya orang, di titipin ke gue,"balas Cheiza.

Cheiza menatap malas Cheryl yang ada di ada sampingnya, dia mengalihkan pandangannya menatap televisi yang menyala dengan film dangerous dragon kesukaannya itu.

"Suka banget lo nonton kaya gitu, serem tau, El. Ada bunuh-bunuhannya juga,"cicit Cheryl.

Bibir Cheiza berkedut tersenyum sinis sambil menatap Cheryl yang ada di sampingnya, dia tersenyum tipis dan mengganti film kesukaannya.

Mawar Berdarah, film pembunuhan kesayangan Cheiza sejak kecil sambil menyeringai pelan menatap wajah pucat Cheryl saat menatap film yang cewek itu tonton.

"Bercanda,"ucap Cheiza.

Cheiza segera mengganti film drama Korea kesukaan Cheryl sambil menggeleng singkat. Dia menghelah nafas kasar dan menyandarkwnmenyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

Cheryl berdecak malas dan menatap Cheiza yang tidak menatapnya, dia menatap ponsel berlogo apple di tangan Cheiza sambil menghelah nafas kasar.

"Ponsel lo ada 2, El?"tanya Cheryl.

Cheiza melirik Cheryl sekilas dan mengangguk singkat, dia segera menatap ponselnya dengan tatapan datar tanpa memperdulikan Cheryl yang ada di sampingnya.

"Eh iya, besok masa skorsing Ella udah selesai kan?"tanya Cheryl.

"Kenapa emangnya?"tanya Cheiza.

"Berarti lo ikut masuk sekolah besok?"tanya Cheryl. Cheiza mengangguk singkat tanpa membuka suaranya.

Cheiza melirik Cheryl sekilas dan menatap ponselnya dengan satu kakinya yang di naikkan ke atas pahanya. Cheiza tidak memperdulikan tatapan Cheryl yang sedang menatapnya.

Cheryl merenggut kesal dan menatap wajah datar Cheiza yang ada di sampingnya dengan wajah malas. Dia mendengkus kesal dan membuang mukanya ke arah lain.

"Berarti lo berangkatnya sama, Ella?"tanya Cheryl. Cheiza menggeleng singkat tanpa membuka suaranya.

Cheiza berdiri dari duduknya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, dia melirik Cheryl sekilas dan memakai jaket kulitnya tanpa memperdulikan tatapan Cheryl yang sedang menatapnya.

"Pulang, gue ada urusan,"usir Cheiza.

Cheryl membulatkan matanya menatap Cheiza. Dia mendengkus kesal sambil mengambil cardigan ungu miliknya.

"Lo usir gue, El? Gue baru dateng lho, El,"ketus Cheryl malas.

Cheiza memutar bola matanya malas, tangannya mengambil lima lembar uang seratus ribuan dan memberikkannya ke Cheryl dengan wajah datar.

"Pulang, pesen taxsi. Urusan gue akan lama,"ucap Cheiza.

Cheryl melirik sekitar mansion Cheiza, tatapannya berbinar saat menatap salah satu bodyguard Cheiza dengan senyuman. Seketika wajah Cheryl bergidik ngeri saat bodyguard itu menatapnya dengan tatapan datar.

"GUE PULANG, TAPI BESOK LO HARUS MASUK SEKOLAH!"teriak Cheryl keras sambil berlari keluar dari mansion Cheiza.

"Teman anda sangat mengganggu, Nona."

Cheiza terkekeh pelan menatap wajah datar bodyguardnya sambil menggeleng singkat tanpa senyuman yang ada di bibirnya.

"Mungkin itu udah kebiasaannya,"ujar Cheiza.

"Suaranya sangat keras, sehingga mengganggu Nona muda. even his voice is like that of a monkey."ujarnya dengan wajah datar yang menatap Cheiza.

Cheiza menatap malas bodyguardnya itu, dia mendudukkan tubuhnya di sofa single dengan tangannya yang melepas kasar jaket kulit yang melekat di tubuhnya.

"Nona tidak jadi pergi?"

Cheiza menggeleng singkat dan melirik bodyguardnya itu sekilas, dia mengambil ponselnya dari dalam saku jaketnya. Cheiza mendengkus malas menatap pesan chat yang ada di layar ponselnya itu, dia mematikan ponselnya dan meletakkannya di meja.

"Nona muda, kata papa Nona, abang tiri Nona mau pulang dari kuliahnya!"

"Jangan di perduliin kalau lo ketemu Mahata, dia gila soalnya,"cetus Cheiza.

Bodyguard yang bernama Roger itu terkekeh pelan menatap wajah datar nona mudanya, tatapannya tertuju pada foto yang baru di keluarkan oleh Cheiza.

"Nona merindukannya?"tanya Roger. Cheiza menggeleng singkat dan meletakkan foto itu di laci meja.

"Lebih baik lo jaga di depan, Don't let anyone in without my permission."ucap Cheiza.

•••

Motor sport Razen masuk ke dalam garasi mansion besarnya dengan keempat sahabatnya dan juga Rezter-adiknya yang ada di sampingnya. Razen segera turun dari motor sportnya dan berjalan masuk ke dalam mansionnya dengan wajah datar sambil melepaskan jaket kulit yang melekat di tubuhnya.

"Tante Vanya nggak di mansion, Rez?"tanya Veizor.

"Bunda ikut sama Ayah keluar negeri,"balas Rezter. Veizor mengangguk pelan.

Razen melirik mereka berlima sekilas dan melanjutkan jalannya meninggalkan mereka berlima dengan wajah datar yang menatap ke depan.

Rezter mendengus kesal dan mengambil ponsel Regier dengan paksa tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Regier yang sedang menatapnya.

"Kenapa lo? Diem aja dari tadi,"ceplos Zares.

Regier menghelah nafas pelan melirik keempat sahabatnya sekilas dengan tangannya yang mengambil ponselnya yang ada di tangan Rezter.

"Abangnya Ella pulang, gue disuruh Mama sama Papa gue ke sana,"balas Regier.

"Kapan?"tanya Dargaz.

"3 hari lagi,"balas Regier. Dargaz mengangguk pelan dan menatap ponselnya dengan tatapan datar.

"Kapan? Gue pikir abangnya si kembar nggak pulang,"ucap Rezter.

"Emang Elle pernah ketemu sama abangnya?"

Pertanyaan Dargaz, membuat Rezter terdiam. Dia melirik Dargaz sekilas dan mendengkus malas. Rezter berdecak malas dan menatap ke arah lain agar tidak menatap Dargaz yang ada di sampingnya.

"Lagian kalau belum ketemu, Om Mahata udah cerita kali sama Elle,"cetus Regier malas.

Dargaz hanya diam dengan wajah datarnya yang menatap ponsel yang ada di tangannya itu, dia tidak memperdulikan Regier yang sedang menatapnya.

"Razen mana? Belum keluar juga?"

Regier melirik Rezter sekilas dan menggeleng singkat dengan wajah datar, dia menatap ponselnya yang ada di tangannya dengan wajah datar.

Rezter menatap malas Regier, tangannya terulur mengambil ponselnya yang ada di laci meja televisi. Dia menatap layar ponselnya yang terdapat pesan chat dengan wajah malasnya.

"Panggil, Rez!"suruh Zares.

"Panggil aja sendiri kalau lo mau di amuk sama singa,"balas Rezter ketus.

Zares berdecak malas dan berdiri dari duduknya berjalan meninggalkan tangga meninggalkan keempat sahabatnya itu dengan wajah kesal.

Dargaz menggeleng singkat dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya, dia melirik Rezter sekilas dan berdiri dari duduknya dengan sebungkus rokok Menthol hitam yang ada di tangannya.

"Gue mau rokokan bentar,"ucap Dargaz. Mereka bertiga mengangguk pelan.

Dargaz melirik sekilas Razen yang berjalan menuruni
tangga dengan wajah datarnya, dia mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan jalannya.

Razen berdecak malas dan mendudukkan tubuhnya di samping Regier dengan tangannya yang memegang vape miliknya. Razen melirik mereka sekilas dan menghembuskan asap vapenya ke atas.

"Dargaz mana?"tanya Razen.

"Diluar."

Razen mengangguk singkat dan semakin menghisap vapenya ke depan, sehingga menerpa wajah Veizor yang duduk di depannya.

"Kalau ngevape jangan disini, bangsat. Di luar sana kaya Dargaz!"seru Veizor malas.

Razen mengangkat bahunya acuh tidak memperdulikan ucapan Veizor. Dia semakin menghisap vapenya di hadapan Veizor.

Veizor berdecak malas melihat itu, dia segera membuang mukanya ke arah lain dengan wajah malasnya.

"Kaya nggak pernah cobain aja lo bocah,"ucap Rezter.

"Lo juga pernah kali, Zor. Bahkan di depan Razen,"sahut Zares.

"Gue nggak sengaja ya waktu itu and I didn't know that Razen existed,"ujar Veizor.

"Diem bangsat!"bentak Regier.

Mereka bertiga menutup mulut mereka saat mendengar bentakan yang keluar dari mulut Regier. Mereka bertiga meringis pelan sambil menatap wajah datar Regier.

"Efek lagi pusing mikirin pertemuan lo berdua?"tanya Razen.

Razen berdecih kasar menatap wajah Regier yang sedang menatapnya, dia memutar bola matanya malas.

"You can also break off your engagement together,"lanjur Razen.

Regier memutar bola matanya malas dan berdecak kasar mendengar ucapan Razen. Dia melirik Razen sekilas dan menatap ponselnya dengan tatapan datar.

"Lagian kalau gue nggak dateng, juga terserah gue. Yang jalanin juga gue,"balas Regier.

•••

Chiezy yang masuk ke dalam mansionnya dengan wajah malasnya, dia menatap kedua orang tuanya sekilas dan mendudukkan tubuhnya di sofa. Tangannya mengeluarkan kunci motor sport dari dalam saku hoodie.

"Elle nggak kesini, La?"

Chiezy melirik sekilas Erina yang sedang bersama Mahata sambil menggeleng pelan dengan tangannya yang melepas sepatu kets putihnya.

"Elle tadi langsung pulang, nggak kesini,"balas Chiezy.

Erina menunduk dalam sambil memainkan jari Mahata yang duduk di sampingnya, dia menghelah nafas kasar dan menatap wajah Mahata.

"Elle kayanya nggak pernah terima aku, dari dulu lho, Mas, Elle nggak pernah terima aku jadi ibunya,"cicit Erina pelan.

Mahata mengelus pelan punggung Erina yang duduk di sampingnya dengan tatapannya yang menatap Chiezy yang tidak menatap mereka berdua.

"Besok suruh kakak kamu kesini,"titah Mahata.

"Ya kalau Elle mau, Pa. Elle kan kalau kesini nggak pernah tidur disini juga, At most, just take the things left here,"ujar Chiezy.

Mahata terdiam mendengar ucapan Chiezy. Dia menghelah nafas kasar dan melirik Chiezy sekilas.

"Nanti papa yang jemput kembaran kamu,"ujar Mahata.

"Emang Elle mau kesini? Kalau misal papa yang jemput, bukannya jemput tapi berantem, Pa,"ujar Chiezy.

"Nanti biar papa usahain Elle biar kesini,"balas Mahata.

Chiezy menatap Mahata malas dan membuang mukanya ke arah lain dengan decakkan kasar yang keluar dari mulutnya.

"Terserah Papa aja deh,"ucap Chiezy menghelah nafas kasar.

Chiezy melirik Mahata sekilas dan menatap ponselnya dengan wajah malas, dia berdecak kesal dan menekan pesan kedua sahabatnya.

Daizanjing
| lo tau, Valerie makin deket sama Regier tau, La!

Chiezy mendengus kesal dan mengetikan pesan balasan di ponselnya tanpa memperdulikan kedua orang tuanya yang ada di sampingnya.

Chiezyella
| gue gak perduli, mau deket atau gak.

Chiezy mematikan ponselnya dan menatap kedua orang tuannya, dia segera meletakkan kepalanya di paha Erina dengan tatapan yang menatap televisi yang ada di depannya.

"Kalau Elle nggak mau, jangan di paksa, Pa. Daddy knows that Elle is emotional,"ucap Chiezy. Mahata mengangguk pelan dengan tangannya yang mengusap pelan rambut panjang Erina.

Erina terkekeh pelan menatap wajah anaknya, dia melirik Mahata sekilas dan menatap wajah Chiezy yang ada pangkuannya.

"Dari pada kamu, keras kepala,"sahut Erina.

Chiezy membulatkan matanya menatap malas Erina yang sedang berucap, dia mendengkus kasar dan membuang mukanya ke arah lain.

"Aku nggak keras kepala ya!"sangkal Chiezy.

Erina terkekeh pelan dan mengangguk pelan sambil menatap wajah Chiezy yang ada di bawahnya dengan senyuman tipis. Erina melirik Mahata yang ada di sampingnya.

"Bawa Elle kesini waktu anakku pulang aja, Mas,"ucap Erina.

"Hm kalau aku inget,"ujar Mahata.

"Papa belum tua masa udah pikun aja,"ketus Chiezy.

Mahata berdecak malas mendengarkan ucapan anaknya itu, dia segera membuang mukanya ke arah lain dengan wajah kesal.

"Kamu pikir Papa juga nggak ada lupanya? Ada cantik,"ujar Mahata.

"Ya lagian cuma kaya gitu aja lupa, Papa kaya udah tua kalau lupa terus,"balas Chiezy.

Chiezy mendongak menatap wajah Erina yang sedang mengelus rambutnya, dia tersenyum tipis menatap wajah Mama tirinya itu.

"Abang pulang kapan, Ma?"tanya Chiezy.

"Nggak tau, mungkin 2 atau 3 hari lagi,"balas Erina.

"Kalau abang tiba-tiba pulang, enak banget tanpa kasih kabar dulu. I'll come home with some souvenirs,"ucap Chiezy antusias.

"Emangnya kamu mau apa sama abang kamu?"tanya Erina.

"Jam tangan keluaran terbaru, terus kembaran sama Elle,"balas Chiezy.

Erina menundukkan kepalanya menatap wajah antusias anak tirinya, dia menghelah nafas kasar dan mengangguk pelan.

"Kalau Elle nggak mau gimana? Elle kan nggak pernah mau barang pemberian abang kamu,"ucap Erina.

"Nanti aku yang bilang kalau itu dari aku, bukan abang,"balas Chiezy.

Erina menghelah nafas pelan dan mengangguk sambil menatap wajah Chiezy yang ada di pangkuannya. Erina tersenyum tipis melihat itu.

"Makanan kesukaan kembaran kamu apa, La?"tanya Erina.

"Berbau pedas sama suka cokelat,"balas Chiezy.

"Nggak ada lagi selain itu?"tanya Erina.

"Ada. Coca-cola dingin sama cumi bakar,"balas Chiezy. Erina mengangguk singkat.

"Besok kalau ketemu, kamu kasih makanannya ke Elle ya? Mama mau masakin lagi,"ucap Erina.

"Emang Elle mau? Kemarin aja Mama nitipin aku sandwich buat Elle, tapi di buang,"ceplos Chiezy.

"Kali ini, Mama mau bawain cumi bakar buat Elle,"balas Erina.

Chiezy mengangguk antusias sambil menatap wajah senang Erina saat menatapnya, dia tersenyum tipis melihat itu.

"Hm, tapi semoga aja nggak di buang kaya kemarin,"ucap Chiezy.

•••

Motor sport Cheiza kini berada di depan toko pisau lipat, dia segera turun dari motor sportnya dan berjalan masuk ke dalam dengan wajah datar. Cheiza melirik sekitar toko pisau lipat sambil menggeram kesal saat mendapati seorang pria dengan memakai kemeja putih di lapisi jas hitam.

Cheiza berdecak kesal dan membuang mukanya ke arah lain dengan wajah datar, dia melirik pria itu sekilas dan menatap ke depan.

"Nona hanya membeli ini?"

Cheiza menatap kasir itu sekilas dan mengangguk singkat dengan tatapan datar, tangannya mengeluarkan dompet hitam dari dalam saku jaketnya. Cheiza mengeluarkan 5 lembar uang dollar USA dan memberikan ke kasir itu, dia memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari toko besar itu.

"Hei El, ngapain disini?"

Cheiza tersentak dan menatap Angkasa yang berdiri di sampingnya, dia melirik sekilas toko yang tidak jauh darinya dengan wajah datar.

"Oh, nggak sengaja lewat, Sa,"balas Cheiza. Angkasa mengangguk pelan.

"Katanya lo nggak jadi ikut exskul basket, kenapa?"tanya Angkasa.

"Males,"balas Cheiza.

Cheiza menaiki motor sportnya yang ada di depan toko, dia melirik mobil milik Angkasa sekilas sambil memakai helm full face hitamnya.

"Padahal lo bisa jadi penyusun strategi buat anggota basket yang lain,"ucap Angkasa.

"Gue udah nggak minat,"ujar Cheiza acuh.

Angkasa terkekeh pelan sambil masuk ke dalam mobilnya, dia membuka kaca mobilnya dan menatap motor sport Cheiza yang ada di sampingnya.

"Gue ikutin lo dari belakang,"ujar Angkasa.

"Nggak perlu deh kayanya, soalnya gue nggak pulang dulu,"ujar Cheiza.

Angkasa meringis pelan mendengar penolakkan Cheiza. Dia mengangguk pelan sambil menatap wajah datar Cheiza yang ada di balik helm full face.

"Emangnya mau kemana?"tanya Angkasa.

"Ke tempat jauh dari jangkauan orang,"balas Cheiza.

Cheiza menjalankan motor sportnya meninggalkan Angkasa yang sedang menatapnya, dia melirik acuh Angkasa dengan wajah datarnya yang menatap ke depan. Cheiza semakin melajukan motor sportnya di jalanan dengan wajah datar, tanpa peduli tatapan pengendara motor lain yang melewatinya.

Cheiza memutar stir motor sportnya itu dengan tangannya yang terpakai sarung tangan, dia mendengkus malas dan menatap pohon yang ada di sampingnya.

Motor sport Cheiza berhenti di depan gedung yang sedikit tua, dia melirik gedung itu sekilas dan turun dari motor sportnya. Cheiza mendekati 2 bodyguard yang sedang menatapnya dengan tangannya yang mengambil pistol dari dalam saku celananya.

Tangannya memberikan pistol itu ke tangan bodyguard yang ada di depannya dengan wajah datar dan satu tangannya yang di masukkan ke dalam saku celananya.

"Kasih ke si bos, dan bilang kalau 2 hari lagi gue kesini lagi,"ucap Cheiza.

"Bos mau ketemu sama anda sekarang, nona."

Cheiza berdecih kasar dan memutar tubuhnya berjalan mendekati motor sportnya tanpa memperdulikan tatapan kedua bodyguard yang sedang menatapnya.

"Gue nggak bisa, gue ada urusan,"ujar Cheiza.

Cheiza menjalankan motor sportnya meninggalkan gedung besar itu dengan tatapan datar dan tidak memperdulikan tatapan kedua bodyguard yang sedang menatapnya.

Berbeda dengan Cheiza, raut wajah kedua bodyguard itu segera menatap Bosnya yang berdiri di sampingnya.

"Biarkan saja, lagian dia bebas lakuin apapun."

Kedua bodyguard itu mengangguk pelan menatap wajah datar Bosnya, tangan salah satu dari bodyguard itu segera memberikan pistol yang ada di tangannya ke arah Bosnya.

"Dari Nona Cysha, Bos."

Pria tua yang berumur 39 itu mengangguk pelan sambil menerima pistol yang ada di tangan bodyguardnya sambil menggeleng singkat.

"Ah, gadis kecil cantik."

Pria tua itu menutup mulutnya dan terkekeh kasar menatap pistol hitam yang ada di tangannya sambil menyeringai.

"Bukan gadis kecil cantik, melainkan gadis kecil menyeramkan itu kau."

•••

Motor sport Cheiza yang membelah jalan sambil menatap semua kerumunan motor yang ada di sampingnya. Cheiza berdecak malas dan menghentikan motor sportnya itu, dia melepaskan helm full facenya yang menutupi wajahnya.

"Kalau mau berhenti jangan di jalan tolol, punya otak nggak?"sentak Cheiza.

Cheiza membulatkan matanya menatap jaket kulit hitam yang terdapat nama Grovozior di jaket belakang mereka semua. Cheiza mendengkus kesal.

Keenam anggota inti Grovozior membulatkan matanya menatap Cheiza yang sedang menatap mereka berenam dengan tatapan datar.

"Lah terus lo ngapain diluar? Malem-malem lagi,"ceplos Rezter.

Cheiza mendengkus kesal dan menatap mereka semua dengan tatapan datar, bahkan semua 300 anggota Grovozior menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo dari mana Malem-malem kaya gini?"tanya Zares.

"Dari toko roti,"balas Cheiza bohong.

"Toko roti nggak lewat sini, El,"ucap Dargaz.

"Mau lewat mana pun juga bukan urusan lo!"bentak Cheiza.

Cheiza menatap malas keenam anggota Grovozior yang sedang menatapnya, dia menaikkan satu alisnya menatap mereka datar.

"Elle? Lo ngapain disini?"

Cheiza mengalihkan pandangannya menatap Daniel yang berjalan mendekat ke arahnya, dia mengangguk singkat menatap semua anggota Grovozior yang berada di jalanan.

"Mau tawuran lo semua?"tanya Cheiza tanpa memperdulikan pertanyaan Daniel.

"Kalau mau tawuran jangan disini, ganggu orang tolol,"lanjut Cheiza membentak kasar kedua anggota geng yang sedang menatapnya.

"Mereka duluan yang cari masalah,"balas Regier acuh.

Daniel mengepalkan tangannya mendengarkan ucapan Regier. Dia segera memutar tubuhnya menatap wajah datar Cheiza yang sedang menatap anggotanya dengan tatapan datar.

"Mau gue anterin pulang?"tawar Daniel.

"Elle sama gue."

Suara Razen terdengar di telinga Cheiza, membuat cewek cantik yang duduk di atas motor sport itu menatap Cheiza dengan tatapan datar. Dia menaikkan satu alisnya melihat Razen yang menaiki motor sportnya.

"Ngapain? Gue bisa pulang sendiri,"ucap Cheiza.

"Gue anterin, udah malem,"balas Razen.

Razen menjalankan motor sport Cheiza tanpa memperdulikan tatapan tajam dari pemiliknya. Dia hanya melirik Cheiza sekilas dan tersenyum tipis di balik helm full facenya.

"Lo cantik, El,"ucap Razen.

"Bacot!"bentak Cheiza.

Razen terkekeh pelan dan melajukan motor sport Cheiza di jalanan sambil menatap wajah datar Cheiza dari spion motor.

"Marah-marah terus, cepat tua nanti,"ujar Razen.

"Nggak pa-pa, yang penting tuanya nggak bareng lo,"ujar Cheiza terkekeh.

•••

TBC

Spam Next disini

Spam nama 'Cheiza'

Mau bilang apa sama Cheiza?

Mau bilang apa sama Chiezy?

Mau bilang apa sama Regier?

Mau bilang apa sama Razen?

Spam nama Cheiza sebanyak-banyaknya=>

LOVE YOU SWEETY

NEXT PART SWEETY, SMG SUKA SAMA PARTNYA!

Continue Reading

You'll Also Like

54.8K 1.6K 24
[ONGOING 🔞] #8 insanity :- Wed, May 15, 2024. #2 yanderefanfic :- Sat, May 18, 2024. After y/n became an orphan, she had to do everything by herself...
Riptide By V

Teen Fiction

322K 8.2K 116
In which Delphi Reynolds, daughter of Ryan Reynolds, decides to start acting again. ACHEIVEMENTS: #2- Walker (1000+ stories) #1- Scobell (53 stories)...
4.9K 78 38
"Siapa kamu?",tanya Carissa dengan suara paraunya "Bulan,cowok yang mungkin bakalan selalu lo butuhin setelah ini",jawab pria itu dengan tatapan ding...
173K 8.3K 53
ငယ်ငယ်ကတည်းက ရင့်ကျက်ပြီး အတန်းခေါင်းဆောင်အမြဲလုပ်ရတဲ့ ကောင်လေး ကျော်နေမင်း ခြူခြာလွန်းလို့ ကျော်နေမင်းက ပိုးဟပ်ဖြူလို့ နာမည်ပေးခံရတဲ့ ကောင်မလေး နေခြ...