Azella menatap bangunan besar yang ada di hadapannya, dengan mulut sedikit terbuka serta mata yang tak berkedip.
Cukup lama, hingga ia mengalihkan tatapannya pada Wilson yang berada di sampingnya, pria tinggi berambut putih namun bukan uban itu menunggunya dengan sabar.
Mungkin Wilson adalah pria tersabar yang Azella temui sejauh ini.
"Ini rumah mu om? Besar sekali, jika begini culik aku selama-lamanya saja" ucap Azella asal.
Rumah? Yah, mungkin atau bisa di bilang sebuah Mension? Atau apa? Azella tak tau.
Banyak orang- orang menyeramkan berpakaian serba hitam yang berkeliaran di sini, juga ada beberapa orang dengan penampilan berbeda serta ekspresi wajah yang berbeda.
"Masuk"
Nampaknya kesabaran Wilson telah habis, pria itu melangkah masuk dan Azella terpaksa mengikutinya.
Semakin dalam tempat ini semakin terasa tak asing bagi Azella, namun ia tak pernah ke tempat ini sebelumnya. Gadis itu terus melangkah mengikuti Wilson tepat di belakang pria itu, mengekor seperti anak ayam yang takut kehilangan induknya, oh... Kali ini bukan induknya tetapi bapaknya.
'duk'
"Aduh!! Kenapa kau tak mengatakan jika ingin berhenti om, punggungmu keras sekali bahkan hampir menyamai batu"
Azella menepuk keras punggung Wilson yang berhenti secara tiba- tiba hingga membuatnya yang sedang memperhatikan sekitar menabrak punggung milik pria itu.
Wilson tak bergeming dan tak merespon apa- apa, pria itu nampak lebih kalem dari awal mereka bertemu.
Wilson membuka pintu lalu memberi jalan untuk Azella masuk. Otak Azella sedikit oleng dan tentu tak paham maksud dari apa yang Wilson lakukan. Gadis itu menggeruk kepanya bingung lalu tersenyum canggung, ia menatap sekitar yang nampak mulai sepi.
"Masuk"
Dua kata sejak awal mereka memasuki tempat ini Wilson hanya mengatakan 'masuk'. Azella yang sudah paham tanpa rasa takut atau curiga segera menganggukkan kepalanya.
"Baiklahh" ucapnya pasrah lalu melangkah masuk.
Ruangan itu nampak sepi dan gelap namun Azella tetap melangkah masuk. Gadis itu menoleh kebelakang mendapati Wilson yang menutup pintu, membiarkan dirinya dalam kegelapan.
Lampu ruangan itu hidup, penampakan seorang wanita membuat Azella sedikit terkejut. Gadis itu diam, memperhatikan wanita yang nampak asik menghisap rokoknya.
"Sudah puas bermain- mainnya, Zella?"
Azella tak menjawab, ia masih bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"Duduklah"
Mendengar perintah tersebut, Azella pun melangkah menuju sofa yang berada di hadapan wanita itu.
"Nampaknya kau benar- benar melupakan ku, Zella... Huh, padahal aku sudah memerintahkan Wilson untuk mengembalikan ingatanmu"
"Sepertinya aku mengingatmu....." Ucap Azella mulai berfikir.
"oh kau wanita asing yang menuduhku pembunuh kan? CK, kenapa aku harus bertemu denganmu lagi? Siapa kau sebenarnya bu?"
Charlot tertawa pelan, wanita itu mematikan rokoknya lalu memperbaiki posisi duduknya.
"Yah, kau benar sekali... Tapi aku bukan hanya sekedar wanita asing yang menuduhmu pembunuh Zella, kau benar- benar seorang pembunuh..."
"Siapa yang ku bunuh? Membunuh semut kecil saja kadang aku tak tega jika ia tak menggigitk, bagaimana mau membunuh manusia" ucap Azella kesal, gadis itu menyilang kakakinya lalu melipat kedua tanganya di dada.
"Wilson akan menjelaskan nya padamu, keluarlah... Kembali ke sini besok tepat jam 08:00" ucap wanita itu, mengusir Azella masih dengan cara bicaranya yang nampak tenang.
Azella tak mau banyak bicara, gadis itu segera keluar dan akan menyerang si Wilson yang wanita itu maksud dengan pertanyaan yang ada di otak kecilnya.
...
Ethan menatap jam yang berada di pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam Azella keluar dari ruangannya namun gadis itu tak kunjung kembali.
Awalnya ia mengira gadis itu sedang berkeliling kantornya atau sedang menikmati jajanan yang ia beli di luar ruangan. .
Namun lama kelamaan perasaan Ethan menjadi tidak enak. Pria itu memilih menyelesaikan pekerjaanya lalu membereskan mejanya.
Ia melangkah ke luar dengan tas kecil milik Azella yang gadis itu tinggalkan sebelum berlalu meninggalkan ruangan tadi.
"Dia mana dia?"
Ethan nampak mulai kelabakan saat tak mendapati Azella berada di minimarket di samping kantornya atau berada di sekitar kantornya.
Pria itu bahkan sudah mengecek CCTV kantornya dan menanyakan gadis itu pada orang-orang yang ia lihat namun hasilnya tetap nihil.
Azella tak ada di mana-mana, pilihan terakhir Ethan kembali melangkah ke arah minimarket, tempat gadis itu berbelanja.
"Apa kau melihat gadis ini?" Tak mau susah-susah menjelaskan ciri- ciri Azella, ia memilih menunjukkan foto gadis itu yang ia ambil diam-diam sebelumnya.
Kasir minimarket itu nampak memperhatikan foto yang Ethan maksud dan sedetik kemudian ia mengangguk.
"Yah, tadi ia sempat membeli banyak makanan di sini" jawab kasir tersebut yakin.
"Lalu, kemana ia pergi setelah nya?" Tanya Ethan tak sabaran.
"Emm, aku tidak tau tuan...setelah membayar makanan ia melangkah keluar dan aku...."
"Apakah tempat ini memiliki CCTV? Beri aku rekaman satu jam yang lalu"
"Maaf tuan, cctv di minimarket ini kebetulan sedang mengalami kerusakan dan belum sempat di perbaiki" jawab kasir tersebut sesopan mungkin.
Melihat ekspresi Ethan membuatnya sedikit takut. Pria itu nampak seperti hendak memakan orang.
"Sialan"
Setelah mengumpat, Ethan melangkah keluar dari minimarket tersebut. Ingin sekali ia menghajar kasir pria itu, namun tentu itu tak akan bisa membuat Azella di temukan.
Tak tau mencari kemana lagi, pria itu memasuki mobilnya. Merongoh ponselnya yang berada di saku lalu mencari kontak Reon di sana.
"Ya tuan?"
"Azella menghilang, lagi"
"Lalu? Kenapa kau mengadu padaku? Aku bukan ibumu atau ibu nona Azella" balas Reon membuat Ethan kembali ingin menghabisi seseorang.
"Cari bodoh"
'tut'
Ethan mematikan telponnya, ia kesal pada Reon, sungguh.
Ia sedang mengkhawatirkan Azella, jika gadis itu dulu menghilang karna kabur darinya maka bagaimana jika sekarang gadis itu menghilang karna di culik?
Apa yang harus ia katakan pada bi Maria?
Ethan tak mau berlama- lama, pria itu melajukan mobilnya. Mungkin saja Azella berada di rumah sekarang, yah Ethan harus memastikannya.
...
"Jadi, Wilson yang wanita kebaya itu katakan adalah om yah.... Nah, sekarang ceritakan kepadaku, siapa aku? Dan mengapa om Wilson menculikku"
Azella menatap Wilson yang berada di hadapannya, mereka sekarang berada di sebuah ruangan yang Azella sendiri tak tau ruangan apa.
"Kau? Kau adalah Azella Adisya, gadis yang di pungut nyonya Charlot di sebuah tempat penjualan anak yang berkedok panti asuhan..."
"Jadi? Dia ibu angkatku?" Potong Azella penasaran.
"Yah, tapi kau bukan hanya seorang anak angkat yang hidup layaknya anak biasa Azella.... Kau seorang gadis yang didik oleh nyonya Charlot untuk menjadi mesin uangnya" Wilson diam sejenak, memperhatikan ekspresi Azella yang kebingungan.
"Charlotte Patricio, tak hanya di kenal dengan mucikari dengan banyaknya pelacur cantik, ia juga di kenal dengan panggilan Madam, seorang yang menjadi tempat di mana orang-orang kaya membutuhkan tenaga untuk menghabisi musuhnya" Wilson kembali menatap Azella yang tampak semakin kebingungan.
"Kau seorang pembunuh bayaran yang banyak menghasilkan uang untuk nyonya Charlot, Zella" lanjutnya masih menatap lekat wajah Azella.
"Pembunuh bayaran? Really? Ah, kau bercanda ya om, aku mana mungkin tega membunuh seseorang walau aku ingin, bahkan membunuh semutpun aku tak tega jika ia tak menggigitku" ucap Azella setengah bercanda.
"Aku tak bercanda Zella, kau dan aku.... Kita Sama- sama seorang pembunuh bayaran" ucap Wilson bersungguh-sungguh, pria itu amat sabar menjelaskan semuanya pada Azella.
"Lalu, kenapa aku bisa menjadi seorang pelayan di kediaman Ethan?" Tanya Azella, ia sungguh merasa tak percaya dengan apa yang Wilson ceritakan.
"Kau memiliki tugas membunuh seorang Ethan Hunt, Zella, tapi sayang... Nampaknya kau jatuh cinta pada pria itu, dan kau membuat nyonya Charlot rugi dengan harus mengembalikan uang si pria yang membayar mahal untuk mendapatkan berita kematian Ethan, dan syukur saja pria itu tak marah atau menuntut untuk kau tetap membunuh Ethan"
"Hah? Benarkah? Jadi Ethan adalah calon korban ku? Dan aku masuk kerumahnya memalui bi Maria dan menyamar menjadi pelayan, begitu?" Tanya Azella antusias.
"Yah, Ethan memang korbanmu, tapi aku tak tau apa rencanamu, kau selalu melakukan misimu tanpa memberitahu rencanamu pada siapun, termasuk aku pacarmu"
"Ha? Apa katamu? Pacar? oh, om jangan bermimpi, walau kau tampan tapi tak mungkin kita berpacaran" Azella kembali di kejutkan dengan fakta yang memang tak membuatnya percaya begitu saja.
"Ini faktanya, Zella.... Kau kekasihku dan kita sudah menjalin hubungan sejak tiga tahun yang lalu"
Azella meneguk ludah kasar, jika iya begitu maka selera Azella asli cukuo bagus.
"Baiklah, aku akan mencoba mempercayainya sekarang aku harus apa? Kembali kerumah Ethan lalu membunuhnya? Atau....."
"Kau akan mendapatkan misi baru dari nyonya Charlot, sekarang ikut aku menuju kamarmu" jawab Wilson cepat.
Azella menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
Misi baru? Berarti ia harus membunuh?
"Bagaimana jika aku menolak?" Tanya Azell, Ia masih banyak pertanyaan saat ini.
Wilson yang sudah berdiri menatap Azella dengan wajah seriusnya.
" tidak zella, Nyonya Charlot akan memaksamu menjadi salah satu pelacurnya, kau yang memilih menjadi seorang pembunuh bayaran, Jalani misimu jika tak ingin menjadi seorang pelacur"
Oom Wilson
Jangan lupa follow Ig ini WAJIB, BAGI YANG MAMPU
Vote 2k
Comen 2k
Up gak nentu, nungguin nyampe target kek nungguin jodoh, lama bet