Bxb.
Gxb ⚠️ Ada unsur femdom, kalau gak suka skip, terimakasih⚠️🔞
------
Jeongwoo harap ia tak memiliki perasaan lebih pada sahabatnya namun ternyata itu hanya harapan saja, karena nyatanya setiap kali melihat Haruto yang berduaan bersama Danielle ia selalu cemburu, hanya dengan alasan sahabat? Itu tak memperkuatnya, Jeongwoo tak punya hak lebih namun untuk menyatakan cinta-, tidak, Jeongwoo sama sekali tak mencintai Haruto.
Dia suka pada perempuan, lagian juga diantara mereka tidak ada yang gay, Haruto memiliki mantan perempuan begitupun dengan dirinya yang mencintai Minji.
"Kenapa gue harus cemburu?!"
Jeongwoo meraup wajahnya frustasi, pemuda itu melihat kearah luar jendela bertepatan dengan rumah Watanabe.
Ia masih melihat mobil milik Danielle yang terparkir dihalaman rumah Watanabe.
Dan lagi, tadi leher Haruto ada tanda kemerahan apakah Danielle sudah memberi tanda? Apakah mereka balikan?
Sialan, seharusnya Jeongwoo tak peduli pada apapun yang mereka lakukan.
Jeongwoo melihat mobil Danielle yang sudah keluar dari halaman rumah Watanabe, pemuda itu bergegas keluar dari rumah dan kembali untuk menemui Haruto.
"Ru!"
Haruto yang baru saja akan menutup gerbang rumahnya terdiam ketika melihat Jeongwoo berdiri dihadapannya.
"Mau ngapain?" Tanya Haruto melirik sebal.
Jeongwoo mendorong gerbang rumah Watanabe, pemuda itu menyelonong masuk, Haruto hanya berdecak sebal melihatnya pemuda itu mengikuti Jeongwoo dari belakang.
Mashiho dan Junkyu masih sibuk bergelut didalam kamar, sedangkan keduanya juga masuk kedalam kamar Haruto yang berantakan, buku-buku berserakan juga tissue menumpuk di tong sampah, Jeongwoo melirik kearah tumpukan tissue dan kearah Haruto secara bergantian.
Haruto membenarkan bajunya yang melorot, pemuda itu masih menggunakan celana super pendek dan tulang selangka yang terlihat, ada bekas percintaan disana.
"Habis ngapain lo?"
Haruto buru-buru menutupi bekas percintaannya dengan Danielle, pemuda itu kemudian berbaring diatas tempat tidur yang berantakan.
"Kenapa jalan lo pincang?" Tanya Jeongwoo sekali lagi yang sama sekali tak mendapatkan respon dari sahabatnya, Haruto hanya berdecak malas pemuda itu menunjuk kearah pintu.
"Keluar gih, gue cape" Ucapnya memunggungi Jeongwoo.
"Cape habis di ewe?" Jeongwoo berdecih sinis, pemuda itu menarik tangan Haruto agar melihat kearahnya, pemuda Park itu memperhatikan Haruto yang tampak berantakan.
"Berapa ronde lo?"
"10, puas lo?"
Jeongwoo terkekeh sinis mendengarnya, pemuda menarik kasar baju Haruto, menyobek baju berbahan tipis itu memperlihatkan kedua puting Haruto yang berwarna merah muda.
"Danielle pakai yang palsu, kalau gue pakai yang asli, punya gue pasti lebih nikmat"
Glek!
"Maksud lo apasih, lagian juga kita cuma sahabat dan gak seharusnya lo nyentuh gue terlalu jauh!"
Jeongwoo mengeluarkan dompetnya, pemuda itu melemparkan lembaran uang tepat pada wajah sahabatnya.
"Gue beli harga diri lo, murahan!"
************
Hubungan mereka semakin hari semakin renggang, perkataan Jeongwoo semakin menusuk dan Haruto sudah tak mau memaafkan sahabatnya lagi, Jeongwoo memang ceplas-ceplos sedari dulu dan omongannya juga lumayan menusuk hanya saja tak seperti sekarang yang omongannya langsung dari hati.
Setelah perkataan Jeongwoo kemarin Haruto benar-benar menjaga jarak dari sahabatnya, Haruto rasa Jeongwoo sudah keterlaluan, ia bukan jalang yang harus dibeli.
Haruto sadar dia memang bukan laki-laki yang bisa memimpin tapi dia tidak semurahan itu, toh kemarin juga dia tak benar-benar melakukannya dengan Danielle.
"Gue benci dia!"
"Eh?"
Danielle yang sedang ada di perpustakaan langsung terkejut ketika pundaknya tiba-tiba basah dan dipeluk dari belakang, gadis itu menoleh melihat Haruto yang menangis sesegukan.
Tangan Danielle terulur untuk menghapus jejak air mata yang mengalir di pipi mantannya.
"Jeongwoo lagi?" Tanya Danielle yang mendapatkan anggukan dari Haruto.
"D-dia bilang mau beli harga diri gue, dia l-lemparin uang ke muka gue"
Mendengar itu tentu saja Danielle naik pitam, kedua tangannya terkepal kuat, Danielle beranjak dari sana dengan segera, kaki gadis itu melangkah lebar menuju lapangan outdoor tanpa penjelasan sama sekali gadis itu langsung menarik tangan Jeongwoo ke tempat sepi.
PLAK!
"Maksud lo apa sialan?!" Bentak Jeongwoo yang merasa tak terima ketika pipinya ditampar dengan begitu keras oleh gadis yang sangat ia benci.
"Gue yang harusnya nanya bajingan, maksud lo apa rendahin harga diri pacar gue?!"
"Oh, pacar lo yang lembek itu ngadu?"
"Gue gak nyangka sekarang lo sejahat ini Jeo, dulu lo bahkan gak akan biarin Haruto terluka tapi sekarang lo jadi sumber luka terbesar buat dia!"
"Lo lakuin ini karena apa sih hah?! Apa karena lo gak terima gue sama Haruto balikan iya? Apa lo gak terima kalau gue sama Haruto ngelakuin yang iya-iya, heh tolol ngaca lo gak punya hak lebih, lagian juga gue tau lo udah jadian sama Minji, lo gak bisa menggenggam dua tangan sekaligus, lo sadar gak sih kalau lo ngelukain Haruto tanpa alasan yang jelas?!"
"Cemburu lo kampungan anjing dan satu lagi, Haruto gak pernah nyerahin dirinya sama gue tapi gue yang mulai duluan jadi kalau lo mau marah lo marahin gue, jangan pernah rendahin harga diri pacar gue, harga diri seseorang yang dulu begitu berharga buat lo"
Jeongwoo terdiam mendengar penjelasan Danielle barusan, pemuda itu baru tersadar jika mereka sudah terlalu jauh, Jeongwoo egois disatu sisi ia menyakiti Haruto atas kedekatannya dengan Danielle dan disatu sisi juga Jeongwoo menyakiti hati sahabatnya dengan melontarkan perkataan yang tak pantas.
"Gue harap Haruto masih mau maafin lo Jeo!"
**********
"Kak Haru kenapa?"
Junghwan melihat Haruto yang terus mengaduk makan siangnya tanpa minat, keadaan kantin yang ramai sama sekali tak membuat Haruto tersadar dari lamunannya.
Pemuda Watanabe itu tampak tak minat dan sama sekali tak mendengarkan Junghwan yang terus mengoceh, sedangkan disatu sisi Doyoung dan Asahi saling senggol mereka ingin bertanya namun Haruto sudah seperti mayat hidup.
"Kak?"
Junghwan melambaikan tangannya didepan wajah Haruto yang sibuk melamun.
"Kak Haru?"
"Woy Ru, lo kenapa sih?"
"Gapapa, cuma gak nafsu makan aja"
"Tumben, biasanya juga lo mirip babi kalau makan"
Tak ingin meladeni candaan Doyoung yang terdengar garing untuknya, Haruto kembali lebih memilih untuk menatap kedepan namun pandangannya kini tak sengaja melihat kearah seorang gadis yang sedang menatapnya tajam.
Haruto hanya memutar bola matanya malas, pemuda itu balas mendelik sebal.
Apakah ketika Jeongwoo datang dan duduk disamping gadis itu, tapi ada yang aneh, pipi Jeongwoo terlihat memerah, seperti ada bekas tamparan.
"Hai sayang.."
"Ekhm, harap lihat kondisi ibu pemimpin" Decak Asahi yang melihat Danielle tiba-tiba saja duduk si sebelah Haruto dan menggeser tubuh Asahi seenaknya, gadis itu langsung mencium pipi kekasihnya gemas.
"Mau aku suapi?" Tanya Danielle, gadis itu melirik kearah Jeongwoo yang sedang menatap mereka intens.
Haruto membuka mulutnya membiarkan Danielle menyuapinya.
Cup!
"Cepat sembuh ya sayangnya aku" Ucap Danielle tanpa dosa setelah melayangkan kecupan singkat pada bibir mungil membuat pekikan heboh seisi kantin melihat kearah mereka.
Tanpa tahu bahwa seseorang yang sedari memerhatikan sudah terbakar api cemburu.
"Haruto, lo harus jadi milik gue seutuhnya!"
**********
Tbc.