DICINTAI PUTRA KYAI [ END-REV...

By prynstory_

560K 21.5K 891

Typo bertebaran, harap tandai ❗ Cinta pada pandangan pertama memang sebuah anugrah yang Tuhan berikan bada su... More

Chapter. 00
Chapter. 01
Chapter. 02
Chapter. 04
Chapter. 05
Chapter. 06
Chapter. 07
Chapter. 08
Chapter. 09
Chapter. 10
Chapter. 11
Chapter. 12
Chapter. 13
Chapter. 14
Chapter. 15
Chapter. 16
Chapter. 17
Chapter. 18
Chapter. 19
Chapter. 20
Chapter. 21
Chapter. 22
Chapter. 23
Chapter. 24
Chapter. 25
Chapter. 26
Chapter. 27
Chapter. 28
Chapter. 29
Chapter. 30
Chapter. 31
Chapter. 32
Chapter. 33
Chapter. 34
Chapter. 35
Chapter. 36
Chapter. 37
Chapter. 38
Chapter. 39
Chapter. 40
Chapter. 41
Chapter. 42
Chapter. 43
Chapter End. 44
Ekstra Chapter I
INFO CERITA S2❗❗

Chapter. 03

19.1K 595 19
By prynstory_

Typo bertebaran, tandai❗
Jangan lupa vote & komen❗

•••

Sekarang tepat pukul delapan malam keluarga Faiz sedang melaksanakan makan malam sesudah shalat Isya.

Suasana meja makan hening, hanya terdengar denting sendok yang beradu dengan piring. Sudah menjadi kebiasaan keluarga Zahra jika sedang makan tidak diperbolehkan berbicara. Kecuali hal penting!

Tak lama, Faiz menyimpan sendoknya lalu mengambil segelas air putih dan meminumnya. Faiz sudah selesai dengan makan malamnya ia menaruh gelas air yang telah kosong lalu menatap putrinya.

"Ada yang Abi mau bicarakan dengan kamu, selesai makan ke ruang keluarga langsung." ucap Faiz yang di angguki oleh Zahra.

Setelah makan malam tadi, sekarang Zahra, dan Faiz Abinya sedang berkumpul diruang keluarga. Faiz mengobrol ringan terlebih dahulu, sebelum ke inti ceritanya.

"Zahara bagaimana perkembangan cafe kamu?" Tanya Faiz, ia menatap putri bungsunya ini sedang duduk sambil memangku kucing kesayangannya

Zahra yang semua mengusap kebut kucingnya pun berhenti, ia menatap balik ke arah Faiz

"Cukup baik Abi, nggak ada masalah bahkan cafe Zahra semakin tinggi omset penjualanya" jawab Zahra sambil tersenyum manis

Faiz menghela nafas terlebih dahulu. Rasa Nya berat jika ia mengatakan kepada putri bungsu kesayangan ini.

"Zahra. Apa Abi pernah meminta sesuatu atau bahkan lebih permintaan kepada kamu?" tanya Abi Faiz ia menatap serius manik coklat Zahra

Zahra diam, mencoba mengingat. Tapi sepertinya tidak bahkan ia yang malah selalu meminta kepada Abi nya Faiz

"Nggak Abi, Abi nggak pernah minta sesuatu lebih, bahkan satu pun nggak ada. Malahan yang ada Zahra yang selalu minta lebih dari Abi," jelas Zahra sambil menunjukan deretan gigi putihnya

Abi Faiz tersenyum penuh arti. "Jika Abi meminta keinginan, apa kamu akan menurutinya?" tanya Abi Faiz lagi.

"Zahra mengangguk pelan."Insya Allah Zahara akan turuti jika Zahra mampu Abi," ucap Zahra sambil tersenyum lembut kepada Abi nya. 

"Kalo Abi meminta kamu masuk ke pondok pesantren dan menuntut ilmu di sana. Apa kamu setuju?" Ucap Faizz, membuat Zahra mengerutkan keningnya

"Insyaallah Zahra mau Abi, toh lagian kan emang Zahra suka bolak balik pesantren." Ucap Zahra

"Bukan pesantren milik Abi nak," ucap Faiz

"Loh, kalo bukan pesantren punya Abi terus dimana?" tanya Zahra heran.

"Pesantren punya sahabat Abi,"

"Kenapa nggak pesantren punya Abi aja? kenapa harus pesantren punya sahabat abi. Kan sama aja Abi," ucap Zahra sambil menghela nafasnya

"Kalo kamu pesantren di pesantren kita sama aja bohong Zahra, ada sesuatu hal yang membuat Nabi memutuskan kamu untuk masuk ke pondok pesantren sahabat Abi," jelas Faiz ia tahu pasti putrinya itu bingung

"Tapi alasan Abi meminta aku buat mondok di pesantren sahabat Abi apa?" tanya Zahra karena jujur ia sangat bingung dengan ucapan sang Abi

Faiz menghela nafas berat."Pertama, Abi menyuruh kamu untuk mondok itu karena ada satu hal. Kedua, kamu juga sudah bisa hidup sendiri di sana. Dan ketiga Abi mau kamu mendapatkan pengajaran dan ilmu agama yang lebih dalam di sana," jelas Abi Faiz

"Suatu hal itu apa Abi." tanya Zahra penasaran.

"Terus Abi kalau Zahra mondok gimana dengan cafe Zahra, kalo misalnya Zahra mondok di pesantren milik kita Zahra bisa memantaunya Abi," lanjut Zahra, ia khawatir dengan keadaan cafe nya.

"Umma sama Abi bisa mengelolanya, kamu tidak usah khawatir."

Zahara hanya diam dengan kepala tertunduk. Apa ia harus menuruti kemauan Abi nya.  yang ingin dirinya mondok di pesantren milik sahabatnya? Zahra menghembuskan nafas lelahnya lalu menatap Faiz

"Baiklah Zahra mau Abi." final Zahra pembuat Faiz dan Salama tersenyum senang.

"Terima kasih nak." ucap abi Faiz sambil mendekap putrinya.

***

Pagi ini Zahra sudah terlihat rapi ia memakai gamis hoodie oversize. Zahra hendak pergi membeli keperluan nya selama nanti mondok di pesantren milik sahabat Abi nya.

Zahra membelah jalanan kota Jawa Tengah yang cukup padat, tujuan Zahra saat ini adalah pergi ke Solo Grand Mall yang berada di Jalan Slamet Riyadi.

Setelah sampai di depan arena Solo Grand Mall Zahra langsung memarkirkan mobilnya di tempat parkiran Solo Grand Mall. Zahra turun dari mobilnya kemudian melangkahkan kakinya memasuki Mall tersebut.

Zahra melangkahkan kakinya ke salatiga toko gamis ia memilih beberapa gambar yang cocok untuknya. Sekitar 20 menit mencari akhirnya Zahra sudah mendapatkan 5 pasang gamis beserta jilbabnya.

Zahra keluar dari toko itu dan beralih untuk membeli beberapa cemilan dan keperluan mandi, Zahra menyusuri rak cemilan dan memilih berbagai cemilan yang ia sukai kemudian menaruhnya ke dalam troli yang ia bawa.

Setelah dari rak makanan Zahra beralih ke rak peralatan mandi, ia membeli beberapa sabun mandi, odol, sikat gigi, dan deterjen.

Setelah 30 menit Zahra mengelilingi Mall perutnya terasa lamar, ia baru ingat kalau tadi pagi belum sempat sarapan. Zahra melangkahkan kakinya ke salah satu restoran yang ada disana dan memesan beberapa makanan.

Sembari menunggu makanan Zahra mengambil ponsel miliknya di dalam tas dan kemudian memainkan benda itu, Zahra bermain ponsel hanya untuk mengecek email atau pesan yang dikirim Karyawan cafe nya.

"Mbak Zaa!"

Zahra yang tadinya sedang fokus pada benda pipih di tangan nya kini mengangkatkan kepalanya saat tiba-tiba ada suara perempuan yang memanggilnya.

Zahra melihat sekeliling dan ia menemukan satu orang gadis yang sedang berjalan ke arahnya dan di belakang gadis itu terdapat satu orang laki-laki yang sangat familiar bagi Zahra.

"Assalamualaikum Mbak Za." ucap gadis itu sambil menyalami tangan Zahra.

"Waalaikumsalam, Aqila ke sini bareng siapa?" Tanya Zahra kepada gadis bernama Aqila itu

"Aqila ke sini bareng sama Abang sepupu Qila Mbak?" Jawab Aqila sambil tersenyum senang

"Abang Zay!" teriak Aqila sambil melambaikan tanganya ke arah Abang sepupunya itu yang masih berada di belakang.

Sontak laki-laki yang dipanggil oleh Aqila menoleh sambil masih memegang ponsel yang berada di telinganya nampaknya laki-laki itu sedang menerima telepon.

Laki-laki yang tadi di panggil Aqila pun mendekat ia berjalan menghampiri Aqila dan Zahra dengan senyuman nya.

Deg!

Zahra terpaku beberapa saat ketika melihat laki-laki di hadapan ini. Laki-laki itu, dia laki-laki yang sama saat di Majelis beberapa bulan lalu dan laki-laki itu juga yang Zahra lihat di cafe nya.

"Ini Mbak abang sepupu Qila, namanya Bang Zayyan. Bang Zayyan ini Mbak Zahra teme ya Qila," ucap Aqila mengenalkan Zahra kepada abang sepupunya

"Zayyan," ucap Zayyan dengan sedikit tersenyum sambil menatap lekat Zahra

"Zaujati aljamila" batin Zayyan

"Zahra" sahut Zahra sambil menyatukan tangannya dan sedikit membungkuk dan tersenyum ramah

"Oh iya Mabk Za, Mbak lagi ngapain di sini?" Tanya Aqila

"Mbak habis beli keperluan buat buat modok Qila," sahut Zahra

"Mondok? Mbak mau mondok dimana emang," tanya Aqila ia merasa heran kenapa Zahra membeli keperluan untuk mondok? padahal setahu Aqila Zahra juga mempunyai pondok pesantren dan jaraknya tidak jauh dari rumahnya

"Mbak mondok di Pesantren sahabatnya Abi, Mabk Aqila" jelas Zahra

"Emang nya di pesantren mana Mbak?" Tanya Aqila lagi

"Kalo nggak salah di Pesantren Nurul Huda," jawab Zahra membuat Aqila melebarkan matanya

"Hah! Seriusan Mbak mondok di sana?" Tanya Aqila memastikan

"Kata Abi sih begitu, emang kenapa? Ada masalah sama pesantren itu" Zahra kembali bertanya kepada Aqila

"Nggak ada Mbak, Qila cuma heran aja kenapa Abi Mbak malah pesantren Mbak di pesantren lain. Padahal kan Abi Mbak juga punya pesantren." jelas Aqila.

"Mbak juga nggak tau Qila." sahut Zahra.

Zayyan hanya diam dia mendengarkan kedua perempuan di hadapan nya bercerita, hati Zayyan menjadi sangat senang ketika Zahra mengatakan bawa dia akan mondok di pesantren Abah nya.

"Jadi Zawjati ku akan pergi mondok di Pesantren Abah." ucap Zayyan di dalam hatinya.

Zayyan teramat sangat senang akhirnya setelah sekian lama menunggu Zayyan bisa lebih dekat dengan istrinya itu.

***

Zayyan dan Aqila saat ini sedang berada di dalam mobil kembali menuju rumah mereka. Setelah bertemu dengan Zahra dan berbincang sebentar, mereka memutuskan untuk pulang karena Aqila sudah di tunggu oleh Ummi nya. Sepanjang jalan Zayyan tidak ada henti-hentinya tersenyum bahkan Aqila yang memperhatikan Abang sepupunya itu sontak bulu kuduk nya merinding.

"Bang Zay jangan senyum-senyum mulu doang, Qila jadi takut." sahut Aqila sambil menoleh ke arah Abang sepupunya.

"Memang kenapa kalo Abang senyum Qila," tanya Zayyan sambil melihat sepupunya yang menatapnya dengan takut.

"Senyuman bang Zay kayak psikopat, serem." ucap Aqila bergidik ngeri.

"Mana ada psikopat sesoleh abang." sahut Zayyan bangga.

"Idih Abang percaya diri banget kalo Abang soleh," ucap Aqila mencibirkan bibirnya.

Setengah jam perjalanan akhirnya sudah sampai di area pesantren Nurul Huda. Zayyan dan Aqila segera turun dan mobil kemudian menuju ndalem.

"Assalamualaikum Qilaaa yang cantik udah pulang ihhh" teriak Aqila menggema di seluruh area ndalem Zayyan yang berada tepat di belakang Aqila menutup kupingnya

"Bisa nggak kamu itu jangan teriak" desis Zayyan sambil menutup mulut Aqila.

"Hehe maap Bang," cengir Aqila tanpa dosa.

Zayyan berlalu dari ruang tengah menuju ruang keluarga di sana terlihat sang Ummi sedang melipat pakaian.

"Assalamualaikum Ummi," ucap Zayyan sambil menyalami tangan sang

"Waalaikumsalam Qila mana Bang," tanya sang Ummi

"Ada tuh di ruang tengah lagi makan cemilan," sahut Zayyan sambil membuka jam tangan

"Ummi, tadi Zayyan ketemu sama Zahra" ucap Zayyan membuat sang Ummi menghentikan aktivitas melipat bajunya

"Kamu ketemu mantu Ummi dimana?" tanya sang Ummi..

"Zayyan ketemu di Mall pas nemenin Aqila jalan-jalan Ummi," jawab Zayyan.

"Oh ya Ummi, tadi Zay denger Zahra bakalan mondok di pesantren kita" lanjut Zayyan lagi

"Yang beneran Bang," tanya sang Ummi memastikan

"Beneran Ummi, Zahra sendiri yang cerita" sahut Zayyan

"Cerita ke siapa? Ke kamu?" Tanya sang Ummi

"Bukan cerita sama Aqila hehe, Zayyan cuma nguping doang Ummi" jawab Zayyan

"Ko Zahra bisa kenal Aqila?" Tanya sang Ummi lagi

"Zahra seniornya Aqila di kampus dulu Ummi," Jawab Zayyan

"Zayyan kamu harus ingat kalau memang istri kamu itu mondok di pesantren kita kamu jangan dulu deket sama dia," jelas sa Ummi

"Loh ko gitu Ummi." protes Zayyan tidak terima dengan perkataan Ummi nya

"Kalo misalnya ketahuan apa kamu sudah siap menjelaskan dan memberi jawaban yang tepat buat mentau Ummi." ucap sang Ummi membuat Zayyan terdiam jujur Zayyan belum punya jawaban untuk itu dan ia juga belum cukup siap.

"Biarkan dia adaptasi di lingkungan keluarga kita, nanti kalau sudah ada waktunya yang tepat kita akan menjelaskan semuanya, setelah itu bebas apa yang mau kamu lakuin dengan istri mu." lanjut sang Ummi membuat Zayyan mengangguk paham.

***

Setelah pulang dari Mall Zahra bergegas masuk ke dalam kamarnya menyiapkan barang-barang yang akan dibawa nya besok. Zahra berkali-kali menghembuskan napas lelahnya baru kali ini ia merasa bimbang dan ragu.

Tidak terasa hari semakin sore Zahra yang berada di dalam kamarnya gadis itu sedang sedang tertidur. Zahra perlahan membuka matanya dan melihat ke arah jam yang berada weker yang berada di samping nakasnya yang sudah menunjukkan pukul 3 sore dan sebentar lagi masuk waktunya shalat ashar.

Zahra bangun dari tidurnya kemudian pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekaligus mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat ashar.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandinya Zahra langsung mengambil pakaian yang akan dikenakan, setelah berpakaian rapi barulah Zahra menggelar Sajadah dan memakai mukenanya kemudian segera menunaikan ibadah ashar.

Malam harinya setelah selesai shalat magrib Zahra dan kedua orang tuanya melaksanakan makan malam bersama, di meja makan itu hening hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Sekitar 15 menit Zahra dan kedua orang tuanya habiskan untuk makan malam kini mereka bersiap untuk pergi ke pesantren Darul Jannah karena pada hari ini seluruh santri pesantren Darul Jannah akan mendengarkan ceramah yang akan dibawakan oleh Fariz Abinya.

Sesampainya di depan pesantren Kyai Faiz, Umma Salma dan Zahra mereka disambut hangat oleh santriwan dan santriwati.

Umma Salma dan Zahra duduk di sofa. Di atas panggung yang telah disediakan oleh para santriwan dan santriwati sedangkan Kyai Faiz duduk diantara keduanya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Kyai Faiz membuka kajianya

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" sahut serempak para santriwati, santriwan juga para ustad dan ustadzah

"Pertama-tama, mari kita panjatkan puji syukur pada Allah SWT, karena kita bisa berada di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Pada kesempatan ini, saya akan memberikan kajian perihal takdir yang sudah ditetapkan untuk kita." Ucap Kyai Faiz membawakan tema kajian pada pagi hari ini

Deg!

Zahra tersentak kala sang Abi memberikan tema kajian itu,.

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan segala sesuatu dalam hidup kita, termasuk takdir yang telah ditetapkan-Nya.

Meskipun terkadang kita merasa tidak suka dengan apa yang terjadi dalam hidup kita, kita harus selalu ingat bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahui dan maha bijaksana dalam menentukan takdir kita.
Imam At-Turmudzi telah meriwayatkan dari hadits Anas, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda

Sesungguhnya jika Allah mencintai sebuah kaum maka Dia akan menimpakan musibah pada mereka. Barangsiapa yang ridha, maka dia (akan mendapatkan) keridhaan (Allah). Dan barangsiapa tidak ridha maka dia (akan mendapatkan) murka (Allah)." {Hadits ini berkualitas hasan dan diriwayatkan oleh At-Turmudzi di dalam pembahasan az-Zuhd (VII/77). " ucap Kyai Faiz memberikan ceramahnya dan para santriwan dan santriwati mendengarkan ceramah itu dengan khusuk begitu pun dengan Zahra yang sudah menundukan kepala nya

"Kita sebagai hamba-Nya harus menerima dan meridhoi takdir yang telah ditetapkan Allah SWT
Karena dengan ridho kita atas takdir-Nya, maka kita akan merasa tenang dan lega dalam menghadapi segala tantangan hidup.

Namun, ridho atas takdir Allah bukan berarti kita tidak melakukan usaha dan doa dalam mengubah nasib kita. Kita tetap harus berusaha semaksimal mungkin dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalani hidup." Lanjut Kyai Faiz dan ia melihat ke arah putrinya yang menunduk sambil tersenyum lembut

"Sekian kajian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua Amin Mari kita tutup kajian ini dengan doa kafaratul majelis bersama-sama

Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu"

Setelah selesai acara kajian Zahra dan kedua orang tuanya kembali ke rumah mereka, setelah sampai di rumah Zahra pamit kepada kedua orang tuanya untuk istirahat.

Zahra terbagun di jam 02:30 pagi, ia mengumpulkan nyawanya sejenak lalu mengambil botol air untuk ia minum. Setelah itu ia pun ke kamar mandi untuk berwudhu untuk menunaikan ibadah sholat Tahajud.

Zahra melaksanakan Tahajud 6 rakaat, tak lupa diakhiri dengan witir. Ia berdzikir terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan berdo'a. Zahra mengusap wajahnya dengan dua telapak tangan, ia mengambil Al-Quran untuk menenangkan hatinya.


-To be continue-

Spam komen yang banyak biar, bisa lanjut❤
Maaf sebelumnya apabila terdapat banyak kesalahan dalam cerita ini🙏🏻
Seeu next part👋

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 46.2K 73
Zeraya Shireen seorang santriwati cerdas, dengan tingkahnya yang mengundang beberapa orang menyukainya namun ada juga yang tidak senang dengannya, bu...
IBRA By bakpao

General Fiction

647K 28.6K 39
Ini kisah Syaqira yang harus menerima kenyataan jika dirinya akan menikah dengan gus nya sendiri, juga Gus Ibra yang harus membimbing santri Abinya y...
8.4K 673 22
Gadis muslimah bercadar yang bernama Annur Qisya Syakella harus melangsungkan pernikahan dengan seorang ceo tampan pengusaha sukses yang bernama Arla...
572K 32.7K 44
[FOLLOW SEBELUM BACA❗] ••• "Gus mau ga?",Tanya Alisha menyodorkan eskrim coklat. "Saya gak suka eskrim". "Terus sukanya apa dong?". "Saya suka sama y...