Bagian 01 : The Same Sky (END...

By AyyaKanawut

43.2K 8.7K 2.4K

Langit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Lan... More

Tokoh || ☁️
The Same Sky : Chapter 01 ☁️
The Same Sky : Chapter 02 ☁️
The Same Sky : Chapter 03 ☁️
The Same Sky : Chapter 04 ☁️
The Same Sky : Chapter 05 ☁️
The Same Sky : Chapter 06 ☁️
The Same Sky : Chapter 07 ☁️
The Same Sky : Chapter 08 ☁️
The Same Sky : Chapter 09 ☁️
The Same Sky : Chapter 10 ☁️
The Same Sky : Chapter 11 ☁️
The Same Sky : Chapter 12 ☁️
The Same Sky : Chapter 13 ☁️
The Same Sky : Chapter 14 ☁️
The Same Sky : Chapter 15 ☁️
The Same Sky : Chapter 16 ☁️
The Same Sky : Chapter 17 ☁️
The Same Sky : Chapter 18 ☁️
The Same Sky : Chapter 19 ☁️
The Same Sky : Chapter 20 ☁️
The Same Sky : Chapter 21 ☁️
The Same Sky : Chapter 22 ☁️
The Same Sky : Chapter 23 ☁️
The Same Sky : Chapter 24 ☁️
The Same Sky : Chapter 25 ☁️
The Same Sky : Chapter 26 ☁️
The Same Sky : Chapter 27 ☁️
The Same Sky : Chapter 28 ☁️
The Same Sky : Chapter 29 ☁️
The Same Sky : Chapter 30 ☁️
The Same Sky : Chapter 31 ☁️
The Same Sky : Chapter 33 ☁️
The Same Sky : Chapter 34 ☁️
The Same Sky : Chapter 35 ☁️
The Same Sky : Chapter 36 ☁️
The Same Sky : Chapter 37 ☁️
The Same Sky : Chapter 38 ☁️
The Same Sky : Chapter 39 🍑
The Same Sky : Chapter 40 END ☁️

The Same Sky : Chapter 32 ☁️

898 184 56
By AyyaKanawut


Langit menoleh saat suara kekehan manis dari kursi sampingnya terdengar, Langit menyimpan Gitar di Kursi belakang dan kembali melihat pria manis di sampingnya.

"Kenapa sayang?" tanya Langit setelah membereskan barang-barangnya yang sudah masuk ke dalam mobil, Gema mendongak dan melihat Langit. "Temen-temen Langit lucu, padahal udah mau jadi artis tapi kelakuannya masih aja begitu." Gema terkekeh pelan, langit menggelengkan kepalanya.

"Gak ngerti gue juga, kenapa cowok-cowok Sinting kayak mereka malah berbakat di bidang musik." Langit yang teman keduanya saja heran Apalagi Gema, Gema menyimpan ponselnya di tas yang berada di depan mobil.

Gema memeluk lengan Langit, Langit tersenyum dan mengusap pipi Gema pelan. "Capek ya nungguin gue latihan?" tanya Langit tapi Gema menggelengkan kepalanya. "Gak Capek, cuma tadi bosen aja untung Oval bercanda terus jadi Bosennya sedikit gak banyak." Gema Menjawab karena memang tidak lelah hanya Bosan saja.

Lagipula Gema tidak berbuat apa-apa yang latihan suara dan alat musik itu Langit dan kedua teman langit sedangkan Gema hanya menonton saja tidak lebih, Gema menemani langit lebih tepatnya.

"Pulang?" tanya langit dan Gema kembali mengangguk, Langit menyalakan mesin Mobilnya dan Mobil langsung melaju dengan pelan. Langit memiliki Mobil, tepatnya Harta papa nya yang seharusnya Hak langit sudah Langit dapatkan dan Langit membelikannya pada Hal yang berguna seperti mobil dan Rumah.

Saham perusahaan Papa nya pun sebagian milik Langit tapi Langit tidak mau ikut Campur, Langit dan Biru sepakat membiarkan perusahaan itu Om nya yang ambil Alih karena mereka percaya Om nya akan bisa menggantikan tugas papa nya yang sekarang mendekam di penjara.

Langit memang sudah membeli rumah tapi pria itu tetap tinggal di apartemen nya sendiri, Rumah terlalu besar untuk di tempati sendirian itu katanya dan Gema setuju.

Mereka tinggal di Tempat yang sama namun berbeda unit apartemen, Gema meminta papa nya membelikan apartemen di depan apartemen Langit dan papanya langsung mengambulkan permintaan itu.

Mereka sering tinggal bersama entah Langit Yang menginap di apartemen Gema atau sebaliknya, Papa nya pun tidak mempermasalahkan itu asalkan langit Fokus dengan Cita-cita nya lebih dulu jangan melakukan apapun yang dapat membuat reputasi nya Hancur.

Besok Lusa, langit dan kedua temannya akan syuting untuk Musik Vidio pertama mereka dan Tentu saja Gema akan ikut melihat bagaimana prosesnya.

Langit dan Kedua temannya di terima di salah satu Agensi dan sudah berlatih kurang lebih Enam Bulan, Minggu depan mereka suka bisa muncul di publik sebagai Group musik pendatang baru.

Gema berharap itu akan menjadi sesuatu yang baik, Gema ingin melihat Langit dengan banyak penggemar. Gema mendongak menatap ke arah langit, Langit menoleh menyadari Gema melihatnya.

"Langit deg-degan Gak sih? Kok aku yang takut sih Langit?" tanya Gema dan Langit terkekeh kecil. "Pasti gue takut sayang Cuma Kan gue harus tenang juga, biar semuanya lancar tapi apapun hasilnya Lo selalu ada buat gue itu lebih dari cukup kok." Langit menjawab dengan menatap Gema, Gema menusuk pipi Langit.

"Langit jangan Gombal terus," ujar Gema dan Langit kembali terkekeh kemudian menggenggam tangan Gema, Langit mengecup tangan yang tenggelam di Tangan besarnya. "Gue beneran, Gak Gombal." 

☁️☁️☁️

Langit menuntun Gema dan Gema melihat sekitar, mereka berada di taman dekat apartemen. Langit mengatakan ingin mencari suasana baru lebih dulu sebelum pulang jadi mengajak Gema pergi ke taman, Cukup sepi padahal sudah pukul tiga sore.

Biasanya bila sore Hari banyak orang yang sekedar untuk menongkrong dan mencari jajanan tapi kali ini tidak terlalu banyak dan ada tempat kosong untuk langit dan Gema menghabiskan waktu berdua.

"Tumben banget langit disini sepi," ucap Gema dan Langit mengangguk pelan. "Bagus dong sayang, artinya kita bisa berduaan dengan tenang gak akan ada anak kecil yang lari-larian." Gema tersenyum kecil.

"Dasar!" Gema memukul bahu Langit dan pria itu hanya terkekeh saja, langit membiarkan Gema duduk di salah satu kursi panjang yang ada di taman. Langit duduk di samping Gema, mereka melihat pemandangan jalan di depan mereka itu.

Gema tersenyum lagi. "Sejuk banget, Capek tuh langsung ilang saat ada Angin lewat." Langit mengangguk setuju. "Gue selalu tenang kalau capek main kesini, walaupun banyak anak kecil tapi mereka lucu dan gue ikut bahagia liatnya."

"Anak kecil memang selalu lucu tau langit, mereka tuh aktif nya bikin Gemes." Gema menjawab dan langit mengangguk. "Gemes kayak Lo kan?" tanya Langit melihat ke arah Gema.

Gema menoleh dan Ikut menatap Langit. "Menurut langit aku Gemes Gak?" tanya Gema tangannya langsung dirinya letakan di dagu sendiri, bertingkah menggemaskan di depan Langit.

Langit berdecak dengan mengumpat kecil. "Gue yang kena, Sialan!" Gema terkekeh saat pria itu terkena batu nya sendiri, ingin menggoda Gema malah Gema Goda balik.

"Jangan Godain terus mangkanya, aku juga bisa tau!" Seru Gema menusuk hidung langit dengan telunjuk lentiknya. "Cukup gue aja yang Godain Lo, Lo jangan. Hati gue gak sekuat itu sayang." Gema mencibir saat langit berbicara.

"Bohong banget, memang langit pernah malu?" tanya Gema dan tanpa Ragu pria itu menganggukan kepalanya. "Pernah, pas gue mau nembak Lo itu. Di kira gak malu kali, gue takut di tolak sebenarnya tapi untung aja Gak kalau gue di Tolak tadinya udah rencanain penculikan Lo sama Oval gue," ujar Langit tanpa beban padahal mata Gema sudah melotot.

Bugh!!!

"KOK KAMU GITU!!" Gema berteriak tidak terima dan Langit terkekeh kecil. "Kan rencana sayang, gak sampe di lakuin sama Gue. Orang Lo nya Nerima gue kan waktu itu, jadi Yau—"

"KAK LANGIT!! AYO BERMAIN BOLA!" Teriakan itu menghentikan Langit yang sedang berbicara, segerombolan anak kecil menghampiri langit dengan salah satu memeluk Bola. Gema melihat langit, apakah anak-anak disini mengenal Langit.

"Mereka kenal sama gue karena gue sering main kesini dan main bola bareng mereka juga," ujar Langit menjelaskan agar Gema tidak bingung. "Gue boleh main bola sama mereka sayang?" tanya langit.

Gema menganggukkan kepalanya pelan. "Boleh kok langit, hati-hati jangan sampe luka nanti kamu di omelin sama mama nya mereka." Gema memberikan nasihat sebelum langit pergi menghampiri anak kecil.

Langit mengusak rambut Gema dengan menganggukkan kepalanya pelan. "Santai aja, pacar Lo ini udah terlatih kok jadi pasti aman." Langit menjawab dengan mengedipkan matanya.

Langit berpamitan pada Gema dan Gema hanya duduk dan melihat sebenarnya Gema juga bisa bermain Bola hanya saja terlalu malas jika bermain dengan anak kecil. 

☁️☁️☁️

"SAYANG, UDAH SELESAI BELUM? INI FILMNYA MAU MULAI!" Langit berteriak dengan meletakan makanan juga minuman ke atas meja, matanya melihat ke arah layar televisi yang menyala.

Mereka ingin menonton bersama malam ini, menonton Film yang sedang Ramai di bahas orang banyak tapi mereka tidak mau menonton di bioskop. Karena ada di Aplikasi berbayar jadi lebih baik menonton disana saja, hemat waktu dan tempat.

"Langit tunggu aku!" Langit menoleh ke arah Gema yang berlari dengan memeluk Toples, langit menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Gema. Gema duduk di samping Langit, Keduanya fokus melihat ke Arah televisi.

"Langit mau biskuit?" tanya Gema menyodorkan Toples ke hadapan Langit, Langit menggelengkan kepalanya pelan. "Gak, buat Lo aja sayang soalnya gue bukan bayi kan Lo bayi." Gema melihat langit dengan tajam.

"Siapa bayi?!" tanya Gema tidak terima, Langit terkekeh kecil dan menunjuk Gema. "Aku bukan bayi ish!! Aku udah Gede tau," ujar Gema tidak terima di panggil bayi oleh Langit.

"Iya deh percaya gue," jawab langit dan Gema mendelik sebal, anak manis itu melihat ke arah televisi yang sudah mulai menayangkan tontonan nya. cahayanya menerangi wajah langit dan Gema karena ruangan televisi sengaja Langit matikan lampu nya.

"Ihh mulai, pemainnya ganteng sekali!" Seru Gema hal itu membuat langit menoleh. "Siapa ganteng?" tanya langit, Gema menunjuk ke arah depan dan Langit mendengus kesal.

Langit kembali Fokus melihat walaupun dirinya cemburu, aneh tapi dia kesal. Gema tidak menyadari karena terlalu antusias menonton dan melihat para pemainnya begitu sangat tampan, Gema suka.

Gema tidak diam, anak manis itu menonton sambil mengunyah biskuit miliknya padahal Langit sudah membawakan Popcorn tapi yang di makan tetap saja biskuit memang bayi nya ini selalu mengelak di anggap bayi tapi kelakuannya seperti bayi sekali. "Langit, sepertinya Alurnya akan seru."

☁️

Langit menundukan kepalanya saat mendengar suara dengkuran Halus yang keluar dari bibir Gema, Langit terkekeh gemas. Baru satu jam menonton Gema sudah tertidur saja, kepala Gema tidurkan di paha Langit.

Padahal baru satu jam bahkan Filmnya belum selesai, baru setengah jalan. Sepertinya Gema kelelahan jadi anak manis itu menonton Hingga ketiduran, Langit mengambil toples yang Gema peluk.

Menyimpannya di atas meja, langit mematikan televisi. Lebih baik tidur saja agar Gema tidak terganggu dengan suara televisi, Langit dengan perlahan menarik tubuh Gema.

Menggendong Tubuh itu bridal style dan membawanya masuk ke dalam kamar mereka, Langit tersenyum wajahnya sangat manis dan langit suka melihat bentuk wajah Gema.

Perlahan Langit menidurkan Gema di atas kasur, Langit duduk di samping Gema dengan mengusap Rambut anak manis. "Lo manis banget sayang," ujar Langit bergumam kecil.

Cup!!

Langit mengecup cukup lama pipi Gema dan beranjak juga dari duduknya, tapi tangannya di cengkal oleh Gema. "Langit mau kemana?" tanya Gema tapi matanya masih menutup. Langit kembali duduk di tempatnya, Gema malah mendekat dan memeluk Langit.

"Jangan kemana-mana," ujar Gema dan Langit mengusap pipi Gema lembut. "Gak, gue gak kemana-mana sayang. Tidur lagi aja," Jawab langit, Gema memeluk Tubuh langit semakin erat. Langit tersenyum, langit suka Gema Yang manja.

Yakin Gak sih bentukan Oval sama Yoga jadi penyanyi 😭🤏 Hahaha tapi Gapapa mereka jadi penyanyi terkenal nanti disini bareng sama Langit.

Gema sama langit malah makin gemes Gak sih?

Vote dan Komen jangan lupa

See you next part 👋

Continue Reading

You'll Also Like

498K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
153K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
my husband By siska

Teen Fiction

24.3K 955 18
gus dan ceo menikah? what? mana sama sama cowo lagi what? ayolahini tidak lucu bagai mana bisa mereka-anjir muhammad alian hasanur adalah gus di sala...
470K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...