AQLAM

Av StorybookChums

64 11 1

Aqlam mengisahkan perjalanan jiwa seorang remaja yang tengah berkelana di jalan pencarian identitas dan impia... Mer

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15

Chapter 12

0 0 0
Av StorybookChums

Mereka tiba dalam keadaan selamat tanpa sedikit kendala apapun. Semua Bus terparkir sejajar di tempat parkiran khusus, dan semua siswa-siswi turun dengan membawa barangnya masing-masing, dengan instruksi dari para guru untuk tidak meninggalkan satupun barang di dalam Bis.

"Telur yang ada di kursi paling belakang jangan lupa dibawa," perintah dari salah satu anggota Dewan Ambalan.

Dengan teliti, satu persatu dari mereka terus menerus mengecek semua bagian Bis. Mulai dari bawah kursi paling belakang, sampai bawah kursi paling depan, tidak lupa juga bagasi atas Bis. Semua kotak mie instan juga dikeluarkan. Semua barang masih diletakkan asal, karena mereka harus berbaris terlebih dahulu sesuai rundown yang sebelumnya dibacakan di dalam Bis.

Seluruh peserta Pramuka mulai merapatkan barisannya, mulut mereka juga tidak henti-hentinya berbicara. Hingga ketua Ambalan mulai menghitung agar mereka segera berhenti bicara.

"Saya hitung sama sepuluh, kalau masih bersuara saya suruh push up dua puluh kali,"

Mendengar ancaman dari pemimpin, mereka semua mulai berhenti bicara. Tidak ada lagi yang berani untuk bicara.

"Karena kalian sudah berada di lokasi, jangan harap kalian bisa tertawa, apalagi tersenyum. Karena disini bukan untuk bersenang-senang, ingatkan teman kalian jika ada yang lupa. Dan jika satu membuat kesalahan, semua akan mendapatkan hukuman. Tingkatkan lagi solidaritas kalian,"

"Absensi akan dimulai sebentar lagi oleh kakak-kakak yang ada di depan saya, tolong sekali lagi rapihkan barisan kalian,"

"BARISAN KANAN, PIMPIN BARISAN!" Suara ketua mulai menegas.

Barisan depan paling kanan mulai menginstruksikan barisan dengan suaranya yang juga tegas. Selanjutnya adalah absensi perkelas, dan kelas Aghniya akan di absen oleh Indra. Satu persatu nama lengkap disebutkan, hingga tidak ada yang terlewatkan satupun. Setelah absensi selesai, selanjutnya adalah pembacaan tatakrama oleh Pak Sidiq selaku Pembina Pramuka saat ini. Semua peserta Pramuka diistirahatkan oleh Ketua Ambalan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, baik langsung saja. Bismillahirrahmanirrahim amma ba'du,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua peserta dengan kompak.

"Baik adik-adik semua, gimana? Masih semangatkah kalian?"

"Masih!!"

"Iyaa, kalau kakak tanya biasakan di awali dengan kata 'Siap'. Contohnya 'Siap, Masih!' Paham semua?"

"Siap, Paham!"

Tanpa berlama-lama lagi, Pak Sidiq mulai membacakan tata krama yang wajib mereka ikuti selama kegiatan perkemahan.

"Baik adik-adik, pertama yaitu dilarang keluar arena tenda selain perintah dari kakak-kakak dan diwajibkan untuk izin jika ingin keluar tenda,"

"Kedua, dilarang berkata kasar. Satu kata kasar yang diucapkan salah satu dari kalian, sama dengan sepuluh push up yang wajib semua peserta lakukan, tanpa terkecuali. Jadi tolong jaga ucapan kalian,"

"Yang ketiga, dilarang membawa candaan kepada kakak Ambalan ketika sedang dalam aktivitas,"

"Keempat, bagi peserta perempuan yang tidak menjalankan ibadah sholat, mendapatkan bagian untuk membersihkan lingkungan sekitar. Seperti mengutip sampah,"

"Kelima, selalu ucapkan salam dan meminta izin berbicara jika mau bertanya kepada kakak Ambalan. Dan jika tidak mendapatkan izin, dilarang keras memaksa, dan jika terus dilakukan, maka semua akan mendapatkan hukuman,"

"Keenam, diwajibkan untuk selalu menggunakan hasduk disetiap kegiatan, tanpa terkecuali walaupun di waktu makan. Pesan dari kakak yaitu jangan keluarkan sifat individualisme kalian. Disini kalian harus terus bersama, jangan egois, paham?"

"Siap, Paham!"

Kegiatan selanjutnya adalah pembagian tenda, yang masing-masing tenda diisi oleh 8 orang dengan kelas yang berbeda. Pembagian tenda sudah diatur oleh para anggota Dewan Ambalan yang dibantu diarahkan oleh Pak Sidiq.

Di dalam tenda tidak hanya terisi satu kelas, tetapi dicampur dengan kelas lain dengan tujuan agar mendapatkan keakraban. Aghniya mendapatkan satu tenda bersama Dini, Fera, Hanifah, Azmi, Latifah, Cahaya, dan juga Sarah.

Setelah itu, semua peserta berkumpul di tengah-tengah tenda untuk mendengarkan rundown kegiatan selanjutnya.

Berikut adalah Rundown Kegiatan:

Makan Siang (Isoma):

Setelah menata barang, peserta menuju area isoma untuk makan siang bersama. Mereka duduk bersama di atas tikar, menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh panitia.

Baris di Hadapan Ketua Ambalan:

Setelah makan siang, peserta membentuk barisan di hadapan ketua Ambalan untuk melanjutkan kegiatan.

Menjalankan Tugas dari Anggota Ambalan:

Setiap anggota Ambalan memberikan tugas kepada peserta. Tugas-tugas tersebut mencakup aktivitas Pramuka, seperti menyiapkan peralatan, memasak, dan kegiatan alam.

Sholat Ashar:

Setelah menjalankan tugas, peserta melaksanakan sholat Ashar bersama di area yang telah disediakan.

Nyari Kayu Bakar:

Setelah sholat, peserta membagi tugas untuk mencari kayu bakar sebagai persiapan untuk kegiatan memasak malam nanti.

Latihan Apel Pembukaan:

Peserta kembali berkumpul untuk latihan apel pembukaan. Mereka membentuk formasi yang telah ditentukan sambil mempraktikkan yel-yel.

Bersih-bersih Badan dan Sholat Maghrib:

Setelah latihan, peserta membersihkan diri dan melaksanakan sholat Maghrib.

Persiapan Makan, Masak-masak:

Peserta bersiap-siap untuk memasak makan malam. Setiap kelompok bertanggung jawab atas persiapan dan pelaksanaan masakan.

Makan Malam:

Semua peserta berkumpul di area makan untuk menikmati hasil masakan malam yang telah mereka persiapkan.

Apel Pembukaan:

Setelah makan malam, peserta kembali berkumpul untuk apel pembukaan resmi dengan ketua Ambalan.

Unjuk Aksi Yel-yel dan Bercerita:

Setiap kelompok mempersembahkan yel-yel kreatif mereka dan berbagi cerita singkat tentang pengalaman mereka hari ini.

Istirahat:

Setelah sejumlah kegiatan, peserta diberi waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga.

Jerit Malam:

Sebelum tidur, peserta berkumpul untuk jerit malam, menyatukan semangat mereka sebelum bergegas tidur.

Setelah pembacaan rundown, peserta diberi waktu untuk merapikan barang-barang mereka sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya.

Aghniya mencuri-curi pandang ke arah Sarah yang sibuk menata barang-barangnya di sudut tenda. Setelah beberapa saat, Aghniya memberanikan diri untuk memulai percakapan.

Aghniya dengan senyumnya yang ramah, "Sarah, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

Sarah menjawab tanpa menatap Aghniya. "Apa?"

"Ehm, karena kita satu tenda. Kita bisa bekerja sama dengan baik, kan?" Tanya Aghniya dengan hati-hati.

Sarah menimpali itu dengan mengangkat alis. "Kenapa harus kerja sama? Kita hanya satu tenda, bukan berarti kita harus barengan."

Aghniya mencoba berusaha tersenyum. "Iya sih, tapi mungkin lebih menyenangkan kalau kita bisa saling membantu, kan?"

Sarah masih menimpali obrolan Aghni sambil menyusun sleeping bag miliknya. "Saling membantu? Aku lebih suka fokus pada kegiatan tanpa diganggu sama orang lain."

Aghniya mendengar itu tepat mencoba berfikir positif. "Oke, kalau gitu. Tapi kalau ada sesuatu yang bisa aku bantu, bilang aja ya." Ucapnya dengan lembut.

Sarah terus saja mengabaikan. "Aku bisa ngurus diri sendiri, gak butuh bantuan."

Aghniya pun mengangguk. "Baiklah, kalau gitu. Tetep aja, kalau ada apa-apa, kabari aku ya."

Sarah hanya menjawab dengan anggukan singkat tanpa menunjukkan ekspresi yang berubah. Aghniya merasa sedikit sedih dan kecewa dengan perubahan Sarah yang tidak dapat dia temukan alasannya sampai sekarang, tetapi dia memutuskan untuk tidak memaksa dan kembali fokus pada kegiatan tenda. Percakapan itu meninggalkan ketegangan di antara mereka, namun Aghniya tetap berharap bahwa suasana antara dia dan Sarah akan membaik seiring berjalannya waktu.

Sarah dan Aghniya bersama-sama mendapat tugas untuk mencari kayu bakar di arah utara hutan yang tidak jauh dari area tenda. Selama perjalanan menuju ke hutan, suasana tetap tegang tanpa satu pun percakapan yang terjadi di antara mereka berdua. Sarah tetap mempertahankan sikap dingin dan judesnya, sementara Aghniya mencoba mencari momen untuk memulihkan hubungan mereka.

Ketika mereka tiba di hutan, Sarah langsung bergerak menuju pepohonan yang potensial untuk diambil kayunya. Aghniya mencoba untuk tetap tenang dan fokus pada tugasnya, meskipun merasa sedikit tertekan oleh ketegangan yang terus berlangsung.

"Ahhh... ssstthh.." Suara rintih kesakitan terdengar.

Saat mengumpulkan kayu, tanpa disadari Aghniya, satu batang kayu besar meluncur dari tangannya dan menimpa kakinya. Aghniya menahan rasa sakitnya, mencoba untuk tidak menunjukkan betapa menyakitkannya insiden tersebut.

Sarah, yang sedang memilih kayu di dekatnya, melihat kejadian itu tetapi tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia melanjutkan tugasnya seolah-olah tidak ada yang terjadi. Aghniya mencoba bangkit sendiri dan meneruskan mencari kayu, berusaha menutupi rasa sakitnya.

Namun, tiba-tiba Sarah mendekatinya, meskipun ekspresinya tetap tidak berubah. "Apa yang terjadi?" tanyanya dingin.

Aghniya mencoba tersenyum meskipun kesakitan. "Ah, tidak apa-apa. Kayu tadi hanya agak licin."

Sarah hanya mengangguk sekilas dan melanjutkan mencari kayu tanpa menawarkan bantuan atau kata-kata penyemangat. Aghniya merasa sedikit kesal namun memilih untuk tetap menjaga sikap positif.

Sementara itu, Rafi dan Kamil yang sedang mencari kayu bakar juga melihat kejadian tersebut. Rafi dengan cepat mendekati Aghniya, sementara Kamil terus berkutat dengan kayu yang dipegangnya.

"Aghni, kamu baik-baik aja?" tanya Rafi dengan cemas.

Aghniya mencoba meyakinkannya, "Iya, hanya sedikit lecet. Gapapa."

Kamil akhirnya menyadari kejadian tersebut dan bergabung dengan mereka. "Ada yang bisa aku bantu, Aghni?" tanyanya.

Rafi menunjuk kearah tumpukan kayu yang sudah mereka kumpulkan. "Lu gak liat, Mil? Nih tumpukan kayu nya banyak berceceran, malah nanya lagi." Kamil hanya menampilkan tawa yang canggung lalu kemudian membantu Aghniya.

Sarah mendengar percakapan mereka, tetapi tetap fokus pada tugasnya tanpa menunjukkan rasa peduli. Aghniya merasa sedikit terhibur oleh perhatian Rafi dan Kamil, meskipun tetap menyimpan harapan bahwa hubungannya dengan Sarah akan membaik seiring berjalannya waktu.

Fortsett å les

You'll Also Like

5.2K 238 78
Making a journal documenting my therian drama and stuff XD
13.3K 606 4
-𝙄𝙣 𝙒𝙝𝙞𝙘𝙝,𝙔/𝙉 𝙞𝙨 𝙖 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧 𝙘𝙖𝙢𝙜𝙞𝙧𝙡 𝙬𝙝𝙤 𝙛𝙞𝙣𝙙𝙨 𝙖 𝙘𝙖𝙢𝙗𝙤𝙮 𝙜𝙧𝙤𝙬𝙞𝙣𝙜 𝙚𝙭𝙩𝙧𝙚𝙢𝙚𝙡𝙮 𝙥𝙤𝙥𝙪𝙡𝙖𝙧. 𝙏𝙝...
17.7K 1.7K 88
ALEX The name is enough to shiver down anyone. He is the defination of cruelty and known for his torture. The king of Mafia. He is cold, cruel, domin...
1.5K 122 7
2 brother are strict and ks is youngest . . . . . . aage ka Janne ke liye story padho ❤️❤️