LIVE A LIFE AS A GRIM REAPER...

By lluviadama

212 27 3

"even if I'm still tainted by the curse, will be this love last forever?" Kehidupan setelah kematian malah ja... More

2

1

121 16 0
By lluviadama









_______________________________________








Sunghoon sedang berdiri di pinggir jembatan Mapo yang dilntasi sungai Han. Tatapannya kosong seolah tak ada jiwa yang bersemayam di tubuhnya.

Sudah hampir setengah hari ia berada di sana. Bahkan matahari pun telah lelah bersinar.

Sunghoon menghela napas dan mengusap wajahnya dengan kasar. Ia mengambil ponselnya, menatap sekilas, lalu melemparkannya ke dalam sungai Han.

Tak apa, pikirnya. Toh hidupnya kini sudah hancur. Tidak akan ada lagi yang peduli dan mencarinya.

Ohh... mungkin ada. Polisi barangkali.

Ia menertawakan dirinya. Betapa bodohnya seorang Park Sunghoon. Sudah ditipu teman, ditipu pacar pula.

Sunghoon menundukkan kepalanya, mengingat-ingat kejadian baru-baru ini yang membuatnya seperti tertembak di kepala.

Dimulai dari kekasihnya yang mengaku hamil dengan sahabatnya, padahal mereka sebentar lagi menikah. Lalu penggelapan dana diperusahaannya, dimana dia dituduh sebagai dalangnya. Sampai pada orang tuanya yang meninggal setelah mengalami kecelakaan tak lama dari ia menerima panggilan dari kejaksaan atas kasus suap itu.

Yang ia butuhkan disaat terpuruknya itu adalah dukungan dari orang-orang terdekatnya. Tapi mereka malah meninggalkannya secara serentak.

Sunghoon menoleh ke samping. Di sana ia melihat patung perunggu dengan figur seorang lelaki memberi semangat pada temannya yang sedang bersedih.
Tertulis dibelakangnya 'Teman, pikirkanlah sekali lagi'.

Ia lalu tersenyum gamang. Bahkan seorang patung pun masih memiliki teman untuk menyemangatinya.

Sekali lagi Sunghoon menatap sungai Han yang tenang. Hatinya masih ragu, tapi raganya sudah ingin berada didekapan air.

Akhirnya, ia menutup matanya, menarik napasnya dalam-dalam, dan...



































BYUUURRR!




































Suara dentuman keras membuat sungai Han meriakan airnya.

Napasnya tercekat untuk beberapa saat. Rasa panik menguar di tubuhnya karena kekurangan oksigen. Kakinya meronta dengan kedua tangan memegang lehernya. Ia menangis, namun air matanya sudah bercampur dengan air sungai.

"Tuhan, aku belum ingin mati," lirihnya.

Tatapannya mulai nanar. Kesadarannya pun mulai hilang perlahan.

Darr! Darr! Darr! Duaaar!

Suara kembang api bergema di seluruh kota.

"Happy New Year!"

Sorak orang-orang yang berada di sekitar sungai Han dengan backsound lagu New Year's Day -- Taylor Swift.

🎶
Don't read the last page
But I stay when it's hard, or it's wrong, or we're making mistakes
I want your midnights
But I'll be cleaning up bottles with you on New Year's Day~
🎶

"Semoga kehidupanku lebih baik dikehidupanku yang berikutnya..." bathinnya sebelum ia benar- benar kehilangan kesadarannya.




.
.
.
.
.
.
🕴🕴🕴
.
.
.
.
.
.
.







"Akkhhhh! Hah! Hah! Hah...!" Sunghoon terbangun kaget sambil memegang lehernya. Rasanya ia seperti kehabisan napas karena tenggelam.

Napasnya tak beraturan, kemudiam mengusap wajahnya secara kasar. Lalu melihat ke sekelilingnya setelah deru napasnya lebih stabil.

Ini bukan kamarnya. Ruangan kecil tanpa jendela dengan satu single bed dan nakas, dengan nuansa serba hitam. Seperti di dalam penjara tapi lebih baik.

Sunghoon lalu beranjak dari ranjangnya dan mencoba membuka pintu yang sayangnya terkunci.

"Haloooo..." panggilnya.

"Ada orang di luar?" Kali ini ia meninggikan suaranya dan mengentuk- ngetuk pintunya.

"Tolong siapa saja, bukakan pintunya!"

Lagi-lagi sepertinya tak ada jawaban.

"Halooooo." Teriaknya, kali ini sambil memutar-mutar kenop pintu.

"Shibal!" Umpatnya kesal lalu menendang pintu.

Sunghoon masih berdiri di dekat pintu, sampai seseorang membuka pintu dengan cepat tanpa sempat ia menghindar.

Brakk!

"Adududududuhhhh...!" Ringisnya begitu pintu kayu itu mengenai pelipisnya.

"Siapa suruh berdiri depan pintu." Seorang lelaki jangkung masuk dengan muka masam.

Sunghoon hanya merengut memegang pelipisnya.

"Duduk," perintahnya.

Dan entah mengapa sudah ada 2 kursi di dalam kamar.

"Ini di mana?" Tanya Sunghoon begitu pantatnya menempel pada kursi.

"Kenalin gue Riki, divisi HRD."

"Apa? Tapi gue ga lagi ngelamar kerja tuh."

Riki hanya menatapnya tajam, lalu ia membuka tablet pad-nya.

"Park Sunghoon, 27 tahun. Meninggal tenggelam karena bunuh diri meloncat ke sungai Han, 31 desember 2020 pukul 23.45 KST."

"Jadi beneran gue udah meninggal?" gumamnya tanpa rasa kaget.

"Apa ini neraka?" tanyanya lagi. Ia yakin ini bukan surga mengingat tempatnya yang seperti penjara dan dia bukan lah orang baik.

"Bukan. Bisa dibilang ini batas antara dunia dan akhirat."

"Hmm... jadi kapan gue masuk neraka?"

Riki langsung memukul kepala Sunghoon dengan tablet-nya. "Pengen banget masuk neraka emangnya?"

"Bukan gitu..." Sunghoon mengusap-usap kepalanya yang sakit.

"Karena bunuh diri, lo ga bisa masuk Nirwana. Jadi jiwa lo bakal terluntang-lantung di sini.

Tapi, kalo lo berbakti pada Dewa dengan menjadi malaikat mautnya, maka Beliau akan mengabulkan satu permintaan lo. Salah satunya dengan berreinkarnasi."

Sunghoon mengangguk-angguk.

"Berapa lama gue harus jadi malaikat maut?"

"Itu tergantung berapa lama lo selesaiin tugas sebagai malaikat maut."

"Hmmm... oke gue mau!" Sunghoon setuju. Toh daripada jiwanya berterbangan tidak tentu arah, lebih baik jadi malaikat maut, pikirnya.

"Oke. Tolong tanda tangani dokumen kontrak kerja di sini." Riki menyerahkan tablet-nya.

"Jaman sekarang bahkan alam baka memiliki tablet dan perjanjian kontrak kerja ya." Sunghoon terkekeh sambil membubuhkan tanda tangannya.

Riki hanya mendelik lalu mengambil kasar tablet-nya.

"Berarti tidak digaji?"

"Tidak. Di sini uang tidak berguna."

"Lalu hari libur?"

"Cuti tentu aja ada. Jumlahnya disesuaikan berdasarkan tingkat senioritas di sini."

"Hmmm..."

"Kalo udah ga ada yang ditanyakan lagi, sekarang kita keruangan database."

"Untuk apa?"

"Untuk menghilangkan semua ingatan lo di dunia."

"Oke." Sunghoon menurut tanpa banyak tanya, karena memang dia ingin menghilangkan semua ingatan menyakitkannya di dunia yang membuat hatinya sesak hanya dengan mengingatnya.

"Satu lagi," Riki berhenti sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu.

"Dilarang ikut campur dengan urusan manusia."

Sunghoon mengangguk, lalu mengikuti Riki ke divisi database untuk menghapus semua ingatannya di dunia.






.

.
.
.




"Riki, lo udah senior dong?"

Riki hanya melirik sebentar ke arah Sunghoon.

"Enak ga kalo udah senior?"

"Hmm."

"Riki, kenapa lo masih jadi malaikat maut? Lo ga pernah ngerjain tugas ya?"

"Aarggghhhh! Berisikkk! Gue bukan kayak lo! Gue dari brojol udah jadi malaikat maut! Puas lo?!" Riki berteriak kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Sunghoon.

"Iya, iya maaf. Galak amat."


.
.
.
.
.
.
🕴🕴🕴
.
.
.
.
.
.

TBC


"I'm no longer in your world. You and all fade into the abyss. This cruel sentence I face, oblivion."

Continue Reading

You'll Also Like

192K 19.1K 24
"๐™๐™ค๐™ช๐™˜๐™ ๐™ฎ๐™ค๐™ช๐™ง๐™จ๐™š๐™ก๐™›, ๐™œ๐™ž๐™ง๐™ก. ๐™„ ๐™ฌ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™– ๐™จ๐™š๐™š ๐™ž๐™ฉ" Mr Jeon's word lingered on my skin and ignited me. The feeling that comes when yo...
114K 3.4K 31
"she does not remind me of anything, everything reminds me of her." lando norris x femoc! social media x real life 2023 racing season
182K 4.9K 42
" She is my wife, stay away from her!" " Keep trying she will remain mine. " " Show me your scars, I want to see how many times you needed...