Markas Besar Asosiasi Pedagang Pengembara.
"Bagaimana perkembangan penyelidikan hilangnya orang di jalur pedagang? Apakah ada tersangka yang telah diidentifikasi?"
Mason, Ketua asosiasi, bertanya pada Vega, direktur Biro Inspeksi Rahasia.
"Yah... kami belum menemukan petunjuk apa pun."
"Apa?! Sudah sebulan sejak orang hilang pertama kali di jalur pedagang, dan sekarang ada lebih dari seribu orang hilang. Dan kamu bilang padaku kamu belum menemukan satu pun petunjuk?!"
Mason menegur Vega. Ini bukanlah masalah kecil. Jika berita tersebut tersebar maka akan berdampak buruk pada aktivitas para pedagang pengembara yang selama ini mempercayai dan menggunakan jalur pedagang tersebut.
Hingga saat ini, Asosiasi Pedagang Pengembara telah menjamin keselamatan para pedagang, memungkinkan mereka beroperasi dengan bebas. Namun jika diketahui bahwa jalur pedagang tidak aman, para pedagang akan menghentikan pergerakannya.
Dan jika para pedagang pengembara berhenti, pasokan barang ke berbagai lantai menara akan terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kekacauan yang signifikan karena kekurangan di beberapa lantai.
Terlebih lagi, pedagang pengembara bukanlah satu-satunya pengguna jalur tersebut. Jika jalur tersebut dianggap tidak aman, kepercayaan pihak eksternal terhadap Asosiasi Pedagang Pengembara juga akan anjlok.
Oleh karena itu, kasus penghilangan paksa telah menjadi prioritas utama asosiasi sejak awal. Tapi bahkan tidak tahu apa-apa tentang tersangkanya?
"Aku minta maaf!"
Mengingat besarnya dukungan yang diterima, Vega, direktur Biro Inspeksi Rahasia, tidak punya alasan.
Kemudian,
Knock. Knock. Knock.
Bang.
Seseorang masuk tanpa menunggu izin setelah mengetuk pintu kantor Ketua.
"Siapa ini? Aku tidak mengenali wajah ini."
"Ini aku, James. Aku minta maaf karena tidak menunjukkan wajah asli saya kepada Pimpinan Mason dan Direktur Vega. Tapi aku punya sesuatu yang mendesak untuk dilaporkan dan harus segera datang."
James, agen legendaris dari Biro Inspeksi Rahasia yang dikenal tidak pernah mengungkapkan identitas aslinya, menunjukkan lencana identitasnya dan membungkuk meminta maaf.
"Ah, itu kamu, James. Tapi masalah mendesak apa yang perlu kamu laporkan?"
Mason, yang sejenak tegang, bertanya dengan lega.
"Aku pikir aku telah menemukan petunjuk tentang kasus hilangnya jalur pedagang."
"Benarkah?!"
"Ya. Dan baru saja, Tuan Uren hilang di jalur pedagang."
"Apa?! Uren?! Benarkah itu?!"
"Ya itu benar. Aku bersama Tuan Uren sampai beberapa saat yang lalu."
James telah menyamar sebagai tentara bayaran penjaga karavan perdagangan besar, melakukan perjalanan untuk mencari petunjuk tentang kasus penghilangan tersebut.
Kemudian,
"Tuan Uren, ada persimpangan jalan di depan!"
Saat bergerak dengan karavan Uren, persimpangan jalan yang tidak terduga muncul, dan
"Kami akan melanjutkan; kamu menyelidiki jalan ini."
Prihatin dengan keselamatan pedagang pengembara lainnya, Tuan Uren menginstruksikan para penjaga untuk menyelidiki jalan alternatif sambil melanjutkan perjalanan mereka.
Bertentangan dengan ekspektasi, para penjaga yang mengikuti jalan alternatif dengan selamat mencapai pintu keluar jalur pedagang, hanya untuk menemukan bahwa karavan Uren telah lenyap sepenuhnya.
"Ini serius..."
"Tuan Uren juga..."
Mendengar laporan James, Mason dan Vega tampak sangat serius. Hilangnya Tuan Uren, salah satu dari tiga saudagar besar, merupakan masalah besar. Begitu berita hilangnya Uren menyebar ke seluruh pedagang pengembara di bawahnya, berita itu akan menyebar dengan cepat ke seluruh menara.
"Direktur Vega, untuk saat ini, tutup jalur pedagang dengan dalih pemeliharaan selama beberapa hari!"
"Ya!"
Untuk mencegah situasi semakin buruk, Mason memutuskan untuk menutup jalur pedagang.
***
"Puhuhut. Wakil Ketua Theo tidak akan tertipu semudah itu, meong! Meong meong meong."
Yakin dia tidak tertipu dan berada di jalur yang benar, Theo melanjutkan perjalanannya sambil bersenandung riang.
Namun,
Sssss. Sssss.
Tak lama setelah memasuki jalan setapak, ratusan ular putih mengepung Theo.
"Apa, meong? Ada angka-angka aneh di kepala mereka, meong!"
Di kepala ular ini ada angka seperti '0,01', '0,02'.
Tetapi,
"Jangan menghalangi jalan pulang Wakil Pimpinan Theo, meong!"
Theo mengabaikan angka-angka itu dan hanya fokus menghukum ular-ular yang menghalangi jalannya.
Snap.
"Meow-meow Storm Fist!"
Cling.
Hingga koin-koin putih, baik besar maupun kecil, mulai berjatuhan dari tubuh ular.
"Meong?! Apa ini, meong?! Apakah mereka Apostle Penghancur, meong?!"
Theo senang melihat koin-koin itu jatuh dari ular.
Kemudian,
Sssss. Sssss.
Ratusan ular lagi muncul dan mendekati Theo.
"Puhuhut. Jadilah rampasanku untuk dipersembahkan kepada Ketua Park, meong! Budakku Gaeron, keluarlah, meong!"
Theo memanggil Gaeron sambil melawan ular.
"Gaeron, menyusut dan naik ke kepalaku untuk mengambil koin, meong!!"
- "Ya!"
Jump.
Mengikuti perintah Theo, Gaeron menyusut dan naik ke atas kepala Theo
Slurp. Slurp.
dan menggunakan lidahnya untuk mengambil koin putih, memasukkannya ke dalam tas Theo.
"Meong meong! Gaeron, jangan lewatkan satu pun dan ambil semuanya, meong!"
- "Ya!"
Saat Theo dengan penuh semangat melawan ular-ular itu dan dengan gembira mengumpulkan koin putih,
"Blokir mereka!"
"Lindungi Tuan Uren!"
Suara pertempuran bergema dari depan.
Kemudian,
Whoosh. Whoosh.
Cakar depan Theo berubah menjadi emas. Buff api emas dari Flamie menandakan bahwa ada keberuntungan di depan.
"Puhuhut. Benar saja, aku beruntung, meong! Ada emas di depan, meong! Ayo pergi, Gaeron!"
- "Ya!"
Theo buru-buru berlari menuju sumber suara.
***
"Eh?! Apa?! Kemana perginya semuanya?!"
Sejun yang sudah masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan, terkejut melihat mie yang dijemurnya sudah habis.
Kemudian,
Kuuehehe... Krueng...?
[He he... Bukankah aku seharusnya memakannya...?]
Cuengi yang dengan bersemangat mengikuti Sejun ke dapur, terkejut dengan reaksi Sejun.
Dan,
Kooeng... Kooueng...
[Ayah, maaf... Cuengi memakan semuanya...]
Cuengi dengan cepat mundur karena rasa bersalah.
"Kamu memakan semuanya, Cuengi?!"
Krueng...
[Ya...]
Jawab Cuengi sambil melirik Sejun.
"......"
Sejun terdiam mendengar jawaban Cuengi. Ia tak menyangka Cuengi bisa menyantap 1000 porsi mie.
Krueng...
[Maaf...]
Melihat Sejun terdiam, Cuengi yang mengira ayahnya marah, mulai menangis ketakutan.
"Tidak, itu bukan salahmu... Seharusnya aku memberitahumu sebelumnya. Tidak apa-apa. Kita bisa membuat lebih banyak mie."
Sejun menenangkan Cuengi dengan mengelus kepalanya.
"Tapi mulai hari ini, kamu harus membantu Ayah."
Krueng! Krueng!
[Dipahami! Cuengi akan membantu dengan rajin!]
Disemangati oleh kata-kata Sejun, Cuengi berbicara dengan penuh semangat, mengangkat kaki depannya yang menggemaskan.
Satu jam kemudian,
[Administrator menara bertanya apakah ini cara pembuatannya.]
Sebuah silinder hitam mengkilap muncul di hadapan Sejun. Salah satu ujungnya memiliki lubang-lubang kecil dengan jarak yang berdekatan, dan ujung lainnya benar-benar terbuka. Di bagian samping silinder terdapat penutup dengan pegangan yang sesuai dengan ukuran silinder sehingga isinya dapat ditekan.
Itu adalah alat pembuat mie yang terbuat dari sisik Naga Hitam, yang diminta oleh Sejun untuk dibuatkan oleh Aileen, mampu menahan kekuatan Cuengi.
[Mesin Pembuat Mie Hitam]
→ Dibuat menggunakan sisik Naga Hitam yang besar, mesin pembuat mie ini digunakan untuk membuat mie dari adonan.
→ Tidak dapat dipecahkan, bahkan dengan kekuatan yang sangat besar.
→ Secara otomatis menggunakan mantra pembersihan setiap 24 jam.
→ Ukuran dapat diatur sesuai keinginan.
→ Gunakan batasan: Kekuatan 1000 ke atas.
→ Pencipta: Aileen Pritani
→ Nilai: Tidak Terukur
"Bagus."
Sejun senang dengan pembuat mie itu. Bahannya istimewa, tapi struktur mesinnya sendiri sangat sederhana, persis seperti yang diinginkan Sejun.
"Aileen, terima kasih. Aku akan mentraktirmu mie yang enak nanti."
[Administrator menara mengatakan mereka menantikannya.]
Sejun berterima kasih pada Aileen dan menuju ke dapur untuk mulai membuat adonan bihun. Karena hewan berbulu tidak bisa menguleni adonan, tugas ini sepenuhnya berada di tangan Sejun.
"Fiuh! Selesai!"
Setelah beberapa jam menguleni, akhirnya Sejun selesai membuat adonan bihunnya.
Krueng!
[Ayah, Cuengi membawakan sesuatu yang baik untuk Ayah dan kakak laki-laki!]
Cuengi, yang pergi ke hutan barat pada sore hari, kembali. Karena Sejun memerlukan waktu untuk membuat mesin mie dan menguleni adonan, dia mengirim Cuengi untuk menggali akar kudzu untuk diberikan kepada Kelinci Hitam, yang akan segera menikah.
Krueng!
[Di sini mereka!]
Cuengi menyerahkan sembilan akar kudzu biru dan dua akar kudzu putih kepada Sejun.
"Kerja bagus, Cuengi. Ini, makan ini."
Sejun memberi Cuengi sebotol madu dan mulai memakan akar kudzu. Dua akar kudzu putih yang dimaksudkan sebagai hadiah untuk Kelinci Hitam disimpan dengan hati-hati di tempat penyimpanan kosong.
[Anda telah mengonsumsi Akar Potensi Kudzu Biru.]
[Semua potensi stat meningkat 5.]
...
Setelah memakan kesembilan akar kudzu, Sejun memperhatikannya
Lick. Lick.
Cuengi masih sibuk menikmati madunya.
"Dia makan dengan baik."
Sejun memperhatikan Cuengi menikmati makan madu hingga ia menjilat dasar toples kaca hingga bersih, lalu ia mengeluarkan mesin pembuat mie hitam.
Kemudian,
"Sekarang, Cuengi, besarkanlah dan tekan adonan yang kuberikan padamu ke dalam ini."
Sejun menyerahkan mesin pembuat mie itu kepada Cuengi, yang
Krueng!
[Dipahami!]
tumbuh setinggi sekitar 10 meter. Mesin pembuat mie hitam, yang ukurannya dapat disesuaikan, juga diperluas agar sesuai dengan ukuran baru Cuengi.
"Di Sini."
Sejun menyerahkan kepada Cuengi sebuah panci berisi adonan yang sudah disiapkan, yang kemudian diguncang oleh Cuengi untuk dituang ke dalam mesin pembuat mie.
Setelah 1000 kg adonan yang disiapkan oleh Sejun berada di mesin pembuat mie hitam,
Krueng!
Cuengi mulai menekan tutup mesin pembuat mie dengan kuat.
Suueck.
Meski mendapat tekanan yang sangat besar, mesin pembuat mie yang terbuat dari sisik Naga Hitam dengan mudah menahan kekuatan Cuengi dan mulai memproduksi mie.
Berkat ini, Sejun, tanpa gemetar tangan apa pun, mampu membuat 10.000 porsi mie.
Krueng!
[Ayah, Cuengi lapar!]
Tentu saja 1000 porsi itu diperuntukkan bagi perut Cuengi.
***
"Siapa disana?!"
Saat Theo mendekati lokasi pertempuran, seorang penjaga karavan menodongkan tombak ke arahnya dan berteriak.
"Puhuhut. Jika kalian bertanya siapa aku, wajar saja jika menjawabnya..."
Theo, yang bersemangat atas kesempatan langka untuk memperkenalkan dirinya, akan segera melakukannya
"Beraninya kamu, orang bodoh yang kurang ajar! Orang ini, Theo yang hebat, hebat, hebat, adalah tuanku, aku, Gaeron, sang Pemburu Serangga!"
Gaeron, di atas kepala Theo, memarahi penjaga karavan karena tidak menghormati Theo.
Namun,
- "Apa?! Pfft! Pemburu Serangga? Jika kamu seorang Pemburu Serangga, apakah aku seorang Pemburu Ular?!"
Komentar tersebut hanya mendapat cemoohan dari penjaga tersebut. Bagi penjaga, wajar jika katak memakan serangga.
- "Apa?!"
Marah dengan sikap meremehkan penjaga itu, Gaeron hendak menyerang, tapi
"Gaeron, kembalilah, meong! Kamu membuatku tidak dihormati, meong!"
- "Ya!"
Theo yang kesal menyuruh Gaeron pergi.
Kemudian,
"Sekarang, dengarkan, meong! Akulah ..."
Saat Theo hendak memperkenalkan dirinya kembali,
"Apakah kamu baru saja mengatakan bahwa kamu adalah Theo?"
Seekor babi besar berwarna merah muda mendekati Theo.
"Benar, meong! Siapa kamu, meong?"
"Oh! Aku Uren, salah satu pedagang! Apakah kamu benar-benar bawahan Naga Hitam yang hebat, Park Theo, meong?"
"Benar, meong! Aku memang bawahan Naga Hitam yang hebat, Cakar Naga Mematikan, Kucing Kuning, Park Theo, meong!"
Theo memperkenalkan dirinya dengan benar, membusungkan dadanya sebanyak mungkin.
"Oh! Terima kasih para dewa! Tolong selamatkan aku, Theo!"
Uren merasa lega melihat Theo. Uren pun pernah mendengar rumor tentang Theo melalui Mason. Jika Theo ada di sana, dalam skenario terburuk, Naga Hitam besar mungkin akan datang menyelamatkan.
"Puhuhut. Tapi apakah kamu punya cukup uang, meong?"
Theo bertanya pada Uren dengan seringai licik seperti pemeras.