"Pemindahan Tanah."
Thunk
Sejun yang telah menebar benih tomat ceri di tanah, menggunakan keahliannya sambil memukul tanah dengan cangkul Myler.
Boom
Tanah bergeser, menelan benih tomat cherry yang berserakan di tanah lalu menguburnya secara berkala.
Kemudian,
[Bumi bergerak menguntungkanmu.]
[Konsumsi kekuatan sihir untuk Perpindahan Tanah berkurang setengahnya.]
[Anda telah menanam 1005 benih tomat ceri ajaib.]
[Poin pengalaman kerjamu sedikit meningkat.]
[Karena benih tomat ceri ajaib mendengarkan suara langkah kaki petani, efek Penaburan Benih Ajaib Lv. 7 telah ditingkatkan.]
[Karena efek Penaburan Benih Ajaib Lv. 7, tingkat pertumbuhan benih tomat ceri ajaib akan berlipat ganda dalam 24 jam.]
[Kemahiranmu dalam Penaburan Benih Ajaib Lv. 7 sedikit meningkat.]
Muncul pesan bahwa tomat ceri telah ditanam. Sementara itu, kekuatan sihirnya telah meningkat sebesar 1, memungkinkan sedikit peningkatan pada jumlah tanaman yang bisa dia tanam.
"Fiuh. Tidak peduli berapa banyak yang aku tanam, itu tidak akan pernah berakhir."
Sejun yang terus bercocok tanam sejak pagi hingga sore hari menyuruh Theo membeli toples, mengeluh karena masih melihat hasil panen memenuhi kekosongan penyimpanannya.
Penyimpanannya penuh dengan hasil panen karena dia telah memanen bahkan yang tidak diperlukan, dalam upaya memanen varietas baru.
Itu bukanlah angka yang bisa dikurangi dengan makan.
Jadi Sejun menanam kembali tanaman yang tidak bisa disimpan lama, kecuali tanaman yang punya cara disimpan lama seperti ubi kering.
Pada saat itu
Grrrumble!
Perut Sejun berbunyi, meminta makanan.
"Apakah sudah waktunya? Aku lapar..."
Sejun mengelus perutnya dan berjalan dengan letih menuju dapur.
Biasanya, sebelum jam perut Sejun berbunyi, Cuengi sudah datang untuk meminta makanan terlebih dahulu, namun hari ini, entah kenapa, Cuengi belum kembali dari hutan barat tempat ia pergi mencari tanaman obat.
Saat Sejun menuju ke dapur,
"Oh! Mereka telah berkembang pesat."
Ia menemukan padi yang ditanam di Pot Kelimpahan Tunggul Pohon Emas telah menumbuhkan tunas hijau dan tumbuh sekitar 10cm hanya dalam tiga hari. Tingkat pertumbuhannya memang sepuluh kali lipat lebih cepat.
"Tumbuh dengan baik."
[Sentuhan Hangat Petani Lv. 4 diaktifkan]
[Pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat saat disentuh.]
Sejun dengan lembut membelai kecambah dengan tatapan penuh kasih.
Hehehe, tinggal sedikit lagi aku bisa makan nasi putih!
"Ah... Pasti enak.... Sesekali."
Membayangkan dirinya menyendok sesendok besar nasi putih dan menambahkan ikan bakar gurih di atasnya, Sejun buru-buru menyeka air liur yang keluar dari mulutnya.
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."
Lapar karena membayangkan makanannya, Sejun segera bangkit dan bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Kemudian,
Dadada.
Krueng! Krueng!
[Ayah Cuengi lapar! Cuengi membawakan makanan untuk Ayah!]
Berlumuran lumpur, Cuengi berlari dengan empat akar kudzu tergenggam di kaki depannya.
"Ya! Terima kasih! Haah..."
Sejun melambai dengan penuh semangat ke arah Cuengi yang mendekat dan tanpa sadar menghela nafas.
'Cuengi menggali empat akar kudzu...'
Dia telah menggali cukup banyak. Seperti yang dikatakan Cuengi, sepertinya makan malam malam ini akan menjadi akar kudzu.
Krueng!
[Makan dengan cepat!]
Cuengi, setelah mencapai Sejun, menyerahkan akar kudzu dan menatapnya dengan mata berbinar.
"Sebentar."
Sejun mengamati lebih dekat akar kudzu yang dibawa Cuengi, yang tampak lebih tebal dari biasanya, mungkin karena suasana hatinya.
[Akar Kehidupan Kudzu yang Tebal dan Kokoh]
→ Itu adalah akar kudzu yang tumbuh dengan menyerap kekuatan hidup dari inang yang hidup.
→ Ia telah menyerap hampir jumlah maksimum kekuatan hidup inangnya, sehingga meningkatkan khasiat obatnya.
→ Saat dikonsumsi, meningkatkan stamina sebanyak 30 atau potensi stamina sebanyak 15.
→ Rasanya pahit yang kuat.
→ Penggarap: Petani Menara Park Sejun
→ Tanggal Kedaluwarsa: 180 hari
→ Nilai: B+
"Ini bukan hanya imajinasiku."
Akar kudzu memang lebih tebal dari biasanya.
Crunch. Crunch.
Sejun dengan berani memakan akar kudzu karena dia tetap akan memakannya.
Gulp.
[Anda telah mengkonsumsi Akar Kehidupan Kudzu yang Tebal dan Kokoh!]
[Staminamu meningkat 30.]
[Anda telah mengkonsumsi obat dengan rasa yang pahit.]
[Bakat: Obat yang Pahit Baik untuk Stamina telah diaktifkan.]
[Staminamu meningkat 3.]
Sejun terus memakan empat akar kudzu secara berurutan.
Saat dia memakan akar kudzu kental pertama, efek 'Obat yang Pahit Baik untuk Stamina' meningkatkan staminanya sebanyak 3, namun efeknya menurun masing-masing menjadi 2, 2, dan 1, karena lidahnya sudah terbiasa dengan rasa pahit.
Sementara itu, mata Cuengi yang melihat Sejun memakan akar kudzu menjadi semakin cerah!
Hehehe. Sekarang waktunya makan jeli madu!
Namun,
"Saatnya menyiapkan makan malam."
Bertentangan dengan ekspektasi Cuengi, Sejun yang sudah sepenuhnya beradaptasi dengan rasa pahit, tidak memanjakan diri dengan pembersih mulut.
Krueng! Krueng?!
[Ayah, kamu mau kemana! Apakah kamu melupakan sesuatu?!]
Cuengi kaget dengan reaksi Sejun dan buru-buru memanggilnya saat dia menuju area memasak.
"Hm? Melupakan sesuatu?"
Sejun, dengan tangan di belakang punggungnya, berpura-pura tidak mengingat apa pun.
Krueng....
Kecewa dengan jawaban Sejun, pikir Cuengi, kalau begitu tidak ada pilihan lain! Aku harus mengeluarkan herbal rahasianya! Cuengi merogoh kantong makanan ringannya untuk mengeluarkan herbal kuat yang akan memaksa Sejun untuk menggunakan pembersih mulut.
Pada saat itu
"Ta-da! Tentu saja aku tidak lupa! Aku hanya bercanda. Ini madu untukmu hari ini."
Sejun menyerahkan toples berisi madu yang ia sembunyikan di belakang punggungnya kepada Cuengi. Sejun tahu bahwa akhir-akhir ini Cuengi sangat ingin berbagi makanan ringan dengannya setelah memberinya akar kudzu.
Kuehehehe. Krueng!
[Hehehe. Ini madu!]
Cuengi dengan cepat menarik kaki depannya dari kantong makanan ringan, yang akan mengambil herbal, dan sebagai gantinya menerima madu. Berkat ini, Sejun tanpa sadar terhindar dari krisis pingsan karena memakan sesuatu yang pahit.
"Kalau begitu, Cuengi, tunggu di sini sambil makan madunya."
Meninggalkan Cuengi untuk memakan madunya, Sejun pergi ke dapur untuk mulai memasak.
***
Area Administrator Menara Hijau.
"Berengsek! Salah lagi."
Brachio mengerutkan kening saat dia melihat monster babi hutan yang telah dipindahkan dari Menara Hitam ke Menara Hijau melalui akta tanah. Sayangnya, Sejun yang menjadi sasaran yang dituju belum tertangkap.
"Pergi dan kumpulkan."
Brachio memerintahkan bawahannya untuk mengambil akta tanah tersebut.
"Ini tidak mudah..."
Brachio bergumam sambil mengerutkan kening, frustrasi karena kegagalannya yang terus-menerus dalam mencoba menangkap Sejun dengan akta tanah.
"Dari mana asal minuman keras itu?"
Brachio teringat Samyangju yang tiba-tiba muncul beberapa hari lalu.
"Enak sekali..."
Mengingat aroma yang dalam dan rasa Samyangju yang bersih, bibir Brachio secara alami membentuk senyuman.
Apalagi Samyangju memiliki efek yang luar biasa.
Meminum Samyangju seolah menghilangkan kabut yang selalu menyelimuti pikirannya. Bukan hanya dia; semua naga hijau yang menyesapnya merasakan hal yang sama.
Dan dengan pikiran jernih, mereka menyadari sesuatu yang aneh pada Naga Hijau lainnya.
"Mengapa mereka tidak tidur?"
Naga Hijau, yang seharusnya berada dalam masa hibernasi, tidak tidur. Mereka lupa fakta bahwa mereka perlu tidur selama hibernasi.
Tidak peduli seberapa kuatnya naga, mereka memerlukan masa hibernasi untuk mengistirahatkan pikiran.
Oleh karena itu, Brachio buru-buru menidurkan naga hijau lainnya yang telah meminum Samyangju secara paksa, bahkan melakukan terapi kejut.
"Kami membutuhkan lebih banyak alkohol... tapi di mana mendapatkannya?"
Saat Brachio memikirkan cara untuk mendapatkan Samyangju,
[Rusa bertanduk raksasa di lantai 78 menara berada dalam bahaya kepunahan.]
[Meerkat garis merah di lantai 56 menara berada dalam bahaya kepunahan.]
...
..
.
Efek kudzu yang disebarkan Sejun di Menara Hijau melalui Ajax mulai terlihat.
***
"Ketua Park! Aku telah kembali, meong!"
Theo melompat ke arah Sejun, yang sedang beristirahat setelah makan malam, dengan keempat anggota tubuhnya terentang.
"Hmm. Wakil ketua Theo, apakah perjalananmu menyenangkan?"
Snap.
Sejun mengulurkan tangan untuk menyambut Theo, tidak ingin mengunyah bulu Theo.
Tetapi
"Puhuhut. Tidak mungkin, meong!"
Swoosh.
Dada.
Theo dengan tangkas memutar tubuhnya di udara, menghindari lengan Sejun, dan berlari ke atas untuk melemparkan dirinya ke wajah Sejun.
Kemudian,
Clutch.
Menggunakan keempat cakarnya, dia menempel erat ke wajah Sejun. Tak pelak, bulu berminyak Theo beserta aroma tubuhnya berakhir di mulut Sejun.
"Hay! Turun!"
"Meong?!"
"Ptui! Ptui!"
Sejun mencengkeram tengkuk Theo dan melepaskannya dari wajahnya, meludahkan bulu yang masuk ke mulutnya.
"Ptui! Pthui! Wakil ketua Theo, apakah kamu mendapatkan toplesnya?"
Sejun bertanya, setelah meludahkan bulu beberapa kali, apakah Theo sudah menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
"Puhuhut. Tentu saja meong! Kamu pikir aku ini siapa, meong?! Aku tidak lain adalah Wakil Ketua Theo, tangan kanan Ketua Park, meong! Aku punya 3000 toples, meong!"
Theo berkata dengan suara bangga sambil meletakkan kaki depannya di pinggangnya.
"Bagus. Kamu melakukannya dengan baik. Mari kita simpan toplesnya di tempat pembuatan bir untuk saat ini."
"Dimengerti, meong! Ayo pergi, meong!"
Theo menempel di lutut Sejun seolah itu adalah hal yang biasa dan berteriak setuju.
Setelah sampai di tempat pembuatan bir, Sejun dan para monyet mulai membersihkan toples yang dibawakan Theo. Mereka harus mengeringkannya malam ini untuk memulai proses pembuatan bir dasar alkohol keesokan paginya.
Sekitar tiga jam setelah membersihkan stoples,
"Meooong.... Ketua Park, apakah kita sudah selesai, meong?"
Theo yang tertidur tergantung di lutut Sejun bertanya dengan lesu sambil menguap lebar.
"Kita sudah selesai sekarang. Ayo tidur."
Setelah membersihkan toples terakhir, Sejun kembali ke rumah bersama Theo, mengakhiri hari ke-339 terdampar.
***
Pagi selanjutnya.
Thud. Thud.
"Ketua Park, bangun, meong!"
Entah kenapa, Theo bangun sangat pagi dan mulai memijat wajah Sejun untuk membangunkannya.
"Ugh... Ada apa?"
Saat Sejun membuka matanya,
"Puhuhut. Ketua Park, lihat ini, meong! Aku membawa sesuatu yang bagus, meong!"
Theo menawari Sejun manik emas yang dibawanya dari gudang hantu.
"Oh?! Apa ini?!"
Saat melihat manik emas tersebut, Sejun langsung teringat inti dalam belut listrik raksasa yang dia makan sebelumnya, yang rasanya seperti soda jeruk.
Gulp.
Sejun menelan ludahnya dan buru-buru memeriksa bagian dalam.
[Inti Dalam Belut Listrik Raksasa Laut Dalam]
→ Ini adalah inti dalam belut listrik raksasa yang telah hidup di laut dalam dimensi samudera selama 2000 tahun.
→ Ia dipenuhi dengan kekuatan listrik, memancarkan cahaya keemasan.
→ Setelah dikonsumsi, Anda dapat membangkitkan Bakat: Zapp.
→ Batasan Penggunaan: Kekuatan sihir 100 atau lebih
→ Nilai: A
"Oh! Aku bisa makan ini!"
Tanpa melihat penjelasan lain dan memastikan bahwa dia memenuhi batasan penggunaan, Sejun langsung menelan inti dalamnya.
Ssshhhhh.
Inti belut listrik raksasa laut dalam menjelma menjadi cairan, memberikan rasa jeruk manis dan sensasi menyegarkan di mulut Sejun.
Gulp.
"Keuh...!"
Saat Sejun menikmati sisa rasa yang menggembirakan...
[Anda telah mengkonsumsi inti belut listrik raksasa laut dalam.]
[Bakat: Zapp telah dibangunkan.]
Sebuah pesan bahwa dia telah memperoleh bakat muncul.
"Zapp?"
Sejun memeriksa bakatnya.
[Bakat: Zapp]
– Bakat yang memungkinkan Anda menggunakan listrik dengan lebih terampil.
– Anda dapat menghasilkan sedikit muatan listrik dengan menggosokkan kedua telapak tangan.
"Listrik?"
Sssshhhhh.
Setelah membaca penjelasannya, Sejun dengan penuh semangat menggosok kedua telapak tangannya untuk mencoba menghasilkan listrik.
Crackle. Crackle.
Listrik statis mulai terbentuk di telapak tangan Sejun.
"Berhasil!"
Sssshhhhh.
Saat Sejun memastikan bahwa listrik sedang dihasilkan di telapak tangannya, dia menggosoknya lebih cepat. Rasanya seperti listrik sungguhan akan dihasilkan jika dia menggosoknya dengan sedikit usaha.
Kemudian,
Krueng?
[Kakak, apakah Ayah melakukan kesalahan padamu?]
Cuengi yang datang mencari sarapan melihat Theo dan Sejun yang rajin mengemis¹ yang sedang menggosok-gosok telapak tangannya dengan penuh semangat, dan bertanya seolah-olah dia mengetahuinya.
Ayah pasti makan sesuatu yang enak sendirian!
Pagi itu adalah pagi yang tidak adil bagi Sejun.
******
Catatan TL:
1) Tindakan menggosok tangan di depan seseorang merupakan isyarat yang dilakukan seseorang ketika telah melakukan kesalahan, yang biasa terlihat di K-drama.