[Anda telah mencapai prestasi membuat sup udang air tawar pedas dan menyegarkan pertama di menara.]
[Resep sup udang air tawar yang pedas dan menyegarkan terdaftar di Memasak Lv. 6.]
[Kemahiran Anda dalam Memasak Lv. 6 meningkat pesat.]
[Kemahiran Anda dalam Memasak Lv. 6 terisi, dan levelnya meningkat.]
Pesan prestasi muncul saat sup udang yang dibuat dengan udang air tawar hasil tangkapan Theo telah selesai.
"Hehehe. Bagus."
Selanjutnya, dengan pesan bahwa level masakannya meningkat, Sejun tersenyum puas dan mengambil sesendok sup udang untuk mencicipinya.
Slurp.
"Ah, menyegarkan sekali."
Sejun membuat ekspresi puas setelah mencicipi sup udang. Rasa kuah udangnya pedas namun menyegarkan, dan semakin dikunyah udangnya, rasa gurihnya semakin keluar. Dengan ini, umpan udang telah selesai.
"Teman-teman, ayo sarapan."
Sejun memanggil binatang-binatang itu.
Krueng?!
[Ayah, apakah ini bisa dimakan?!]
Cuengi melihat udang di dalam sup udang yang Sejun tawarkan dan bertanya. Dia pernah melihat udang saat memetik balanidae, tapi menurutnya udang itu terlalu kecil untuk dimakan.
"Ya. Cobalah."
Krueng!
[Oke!]
Mempercayai perkataan Sejun, Cuengi mulai memakan sup udang tanpa ragu, dan
Peng!
Para penguin yang sudah pernah mencicipinya pun dengan penuh semangat menyantap sup udang air tawar tersebut.
"Bagaimana itu? Lezat, bukan? Jika kalian menangkap udang, aku akan membuat hidangan lezat lainnya dengan udang air tawar untuk makan siang."
Inilah alasan Sejun bekerja keras membuat sup udang sejak pagi. Dia sendiri tidak bisa melihat udang air tawar yang tersembunyi, jadi dia menyuruh hewan menangkap udang untuknya, menggunakan sup udang sebagai umpan.
Krueng!
[Dipahami!]
Peng!
Cuengi dan para penguin mengangguk antusias mendengar perkataan Sejun.
"Sekarang, ayo makan juga."
Slurp.
Chomp chomp.
Gulp.
Setelah berhasil memberikan tugas menangkap udang kepada para hewan, Sejun memberi makan churu buatan Theo dan memakan sup udangnya.
Saat mereka sedang sarapan,
"Hah?!"
Di samping Sejun, Kona dan penguin lain yang sedang makan sup udang mulai menjadi transparan satu per satu dan menghilang.
"Ketua Park, ada apa, meong?"
Theo berhenti memakan churunya dan bertanya pada Sejun yang terlihat panik.
"Wakil Ketua Theo, tiba-tiba Kona dan para penguin... mereka menghilang..."
"Apa yang kamu bicarakan, meong? Tidak bisakah kamu melihat Kona di sini, meong?"
Theo melihat ke sampingnya dan berkata, melihat Kona masih makan sup udang dengan baik.
"Mereka masih di sana?"
Saat Sejun dengan hati-hati mengulurkan tangan ke tempat Kona berada, tangannya menyentuh sesuatu di udara.
"Peng? Tuan Sejun, ada apa?"
Kona yang sedang asyik makan sup bertanya pada Sejun.
"Apakah itu kamu, Kona?"
"Ya."
"Aku tiba-tiba tidak bisa melihatmu."
"Kamu tidak bisa melihatku?"
"Ya."
Kona terlihat bingung dengan perkataan Sejun karena Kona tidak berbuat apa-apa.
"Ah!"
Sejun sadar, dan dia buru-buru memeriksa pilihan supnya.
[Sup Udang Air Tawar Pedas dan Menyegarkan]
→ Dibuat dari udang air tawar yang bersembunyi dan hidup hanya di air bersih, dipadukan dengan daun bawang detoksifikasi, lobak stamina, dan cabai cheongyang.
→ Penambahan lobak menambah rasa segar pada kuahnya.
→ Saat dikonsumsi, stamina meningkat 3 selama 10 menit.
→ Efek khusus: Tersembunyi
→ Koki: Petani menara Park Sejun
→ Tanggal kedaluwarsa: 30 hari
→ Nilai: B
"Seperti yang kupikirkan..."
Sejun menyadari bahwa sifat unik udang ditransfer sebagai efek khusus dalam sup, membuat penguin tidak terlihat olehnya.
"Oh! Apakah itu berarti aku juga bisa menjadi tidak terlihat?"
Sejun buru-buru memakan sup udangnya,
[Anda telah mengonsumsi Sup Udang Air Tawar yang Pedas dan Menyegarkan.]
[Stamina meningkat 1.]
[Efek khusus: Efek sembunyi-sembunyi membuat Anda tidak terlihat selama 30 menit.]
Tubuh Sejun menjadi transparan.
Namun,
"Hah?! Aku juga tidak bisa melihat diriku sendiri!"
Sejun, yang tidak memiliki kemampuan untuk melihat secara sembunyi-sembunyi, berada dalam situasi aneh di mana hewan lain dapat melihat tubuh mereka, tetapi dia tidak dapat melihat tubuhnya sendiri.
"Mari bekerja keras hari ini untuk menangkap banyak balanidae dan udang!"
Krueng!
[Mengerti!]
Peng!
Menanggapi perkataan Sejun, para hewan, yang kini tidak terlihat karena efek sembunyi-sembunyi, dengan penuh semangat menjawab dan menuju ke dalam danau.
"Apakah kamu tidak pergi?"
Sejun bertanya pada Theo yang tergantung di lututnya.
"Aku capek menghilangkan balanidae sekarang, meong! Aku akan bergabung dengan Ketua Park nanti, meong! Dan Iona juga perlu tidur, meong!"
Theo yang tak mau lepas dari Sejun, menjual Iona yang berada di belakangnya.
Meskipun Iona bisa tidur dengan nyaman di bawah air menggunakan sihir ketika Theo memasuki air,
"Aku mengerti."
Sejun menerima argumen Theo. Sejujurnya, bekerja sendirian itu agak membosankan.
"Menyerap!"
[Bakat: Teman Api menyerap energi api yang samar.]
Sejun memulai pekerjaan menghilangkan teritip sementara Theo diikatkan pada kakinya.
Beberapa saat kemudian,
Krueng!
[Cuengi menangkap banyak udang!]
Peng!
Saat menangkap balanidae, Cuengi bersama beberapa penguin yang sesekali menangkap udang saat mengeluarkan balanidae, membawa udang air tawar yang ditangkapnya ke Sejun.
"Masukkan udang air tawar ke sini."
Sejun menyuruh mereka memasukkan udang ke dalam panci besar berisi air, terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran.
Setelah sekitar dua jam,
"Kyoouoooot!"
Iona bangun, melakukan peregangan.
Kemudian,
"Aku sudah terlalu lama meninggalkan menara penyihir, aku harus pergi sekarang. Sejun, ini untukmu."
Ssst.
Iona menyerahkan Sejun koin perunggu yang dia kumpulkan dari mengalahkan Apostle Penghancur selama penggerebekannya di tempat persembunyian Masyarakat Tiga Kepala.
"Koin perunggu? Iona, kamu melawan Apostle Penghancur?"
Ada 35 koin perunggu. Sejun tahu bahwa Iona telah melawan banyak Apostle Penghancur.
"Kyoot-kyoot-kyoot. Ya. Dengan Aileen..."
Iona secara singkat menyebutkan bagaimana dia dan Aileen menghancurkan tempat persembunyian Masyarakat Tiga Kepala.
"Jadi begitu. Terima kasih."
"Kyoot-kyoot-kyoot. Tidak masalah. Aku senang bisa membantumu, Sejun! Aku akan pergi sekarang. Wakil Ketua Theo, berhati-hatilah."
"Iona, hati-hati, meong!"
"Selamat tinggal!"
"Kyoot-kyoot-kyoot. Ya!"
Woo-woong.
Melambai selamat tinggal pada Sejun dan Theo, Iona menghilang dengan cepat menggunakan sihir terbang.
***
Gangnam, Korea.
"Hah? Apa ini?"
Seorang hunter yang hendak memasuki menara melihat sesuatu di tanah. Itu adalah rumput yang tumbuh di aspal.
Biasanya, ini akan terasa aneh, tapi
"Itu karena bilah daun bawangnya yang kokoh, bukan?"
Melihat bilah daun bawang yang kokoh disekitarnya, rerumputan yang tumbuh di aspal sepertinya tidak terlalu aneh. Mereka mengira hal itu mungkin terjadi karena mereka telah menggali aspal di sekitar menara untuk menanam daun bawang.
Baru-baru ini, daun bawang kokoh yang ditanam di sekitar menara di Bumi, yang awalnya ditanam oleh Pasukan Pertahanan Bumi, kini langsung dikelola dan ditanam oleh pemerintah berbagai negara, akibat insiden Brasília.
Pemerintah terkejut ketika menara di Brasília menghilang, dan hunter yang masuk melalui menara yang hilang tersebut tidak dapat kembali ke Bumi.
Hunter yang memanjat menara melambangkan kekuatan suatu bangsa. Dan agar para hunter ini tidak keluar dari menara? Hal ini berarti hilangnya kekuatan nasional secara besar-besaran.
Akibatnya, pemerintah di seluruh dunia berusaha keras untuk tidak kehilangan menara mereka, dan peran Pasukan Pertahanan Bumi pun berkurang drastis. Mereka hanya perlu mengangkut daun bawang kokoh ke lantai pertama dan menyerahkannya kepada masing-masing pemerintah.
"Jae Min, ayolah!"
"Eh! Iya ayo!"
Hunter yang tadinya melihat rumput di tanah pergi atas panggilan rekannya
Crack. Crack.
Terdengar suara sesuatu yang tumbuh dari tanah. Itu adalah akar dari Flamie, yang terus bergerak sejak mendengar ancaman terhadap keluarga Sejun.
Akar Flamie yang mulai mengakar di Korea bergerak mencari keluarga Sejun, untuk melindungi mereka.
Namun, akar yang muncul di negara lain memiliki tujuan yang sangat berbeda: balas dendam.
Balas dendam Flamie lambat, namun gigih dan destruktif.
***
Chii-eek.
Saat Sejun sedang menyiapkan hidangan baru menggunakan udang air tawar, yang telah dia janjikan kepada para hewan,
Krueng!
[Ayah, Cuengi lapar!]
Cuengi yang sedang mengeluarkan balanidae muncul dari dalam danau.
"Ya. Tunggu sebentar."
Sejun berbicara sambil mengeluarkan udang air tawar yang digoreng dengan minyak tuna. Kali ini, karena tidak ada tanaman lain yang digunakan, tidak ada pencapaian memasak yang dibuka.
"Tapi bukan itu yang penting."
Yang penting dia sudah menggorengnya.
"Teman-teman, ayo makan siang!"
Sejun memanggil para hewan dan mengisi mangkuk mereka dengan seporsi besar udang air tawar goreng.
"Celupkan ini ke dalam saus; rasanya akan lebih enak."
Sejun mengeluarkan semua bungkus kecil kecap dan berpikir, 'Setelah semua ini habis, aku tidak akan bisa makan kecap untuk sementara waktu, tapi aku tidak bisa makan gorengannya sembarangan, sudah sudah lama sejak aku memilikinya.'
Crunch.
Krueng! Krueng!
[Sangat lezat! Aku sangat gembira!]
Cuengi yang tak kuasa menahan kegembiraannya, mengambil segenggam udang air tawar goreng dengan cakar depannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya, lalu mulai menggoyangkan pinggulnya sedikit.
Peng?
Sebaliknya, para penguin yang baru pertama kali mencoba gorengan dalam hidupnya, dengan hati-hati memasukkan udang air tawar goreng ke dalam mulutnya.
Crunch.
Peng!
Mata penguin yang mencicipi gorengan itu terbelalak. Teksturnya tidak biasa, tapi terlalu bagus.
Dum-dum.
"Pffft."
Sejun tertawa terbahak-bahak melihat Cuengi dan para penguin memakan udang air tawar goreng sambil menggoyangkan pinggulnya tanpa mereka sadari.
"Aku harus mencobanya juga."
Sejun mencicipi udang gorengnya.
Crunch.
Begitu dia memakannya, adonan nasi dan kulit udangnya terasa renyah. Setelah itu, kekayaan lemak dan rasa gurih udangnya memanjakan mulut Sejun.
Crunch.
Crunch.
Sepanjang makan siang, semua orang asyik dengan makanannya sehingga hanya suara renyah yang terdengar.
Beberapa saat kemudian,
Kuroong.
Ferorong.
Setelah makan siang lengkap, hewan-hewan mulai tidur siang,
Whooosh.
Sejun mulai mengasinkan udang air tawar di dalam panci. Dia sedang membuat terasi asin.
"Hehehe. Saat ini sudah siap, kubis dan sayuran lain yang aku tanam seharusnya sudah tumbuh..."
Sejun tersenyum puas membayangkan bisa makan kimchi yang telah dia siapkan sendiri.
"Baiklah, ayo kembali bekerja!"
Setelah selesai mengasinkan udang, Sejun membangunkan hewan yang tertidur untuk melanjutkan mengeluarkan balanidae.
Saat semua orang bekerja keras, malam tiba,
[Anda telah menghilangkan semua balanidae dari penyu danau.]
[Anda telah menyelesaikan misi administrator tingkat menengah.]
[Anda memperoleh 100.000 poin pengalaman sebagai hadiah karena menyelesaikan misi administrator tingkat menengah.]
[Anda memperoleh 10.000 Koin Menara sebagai hadiah karena menyelesaikan misi administrator tingkat menengah.]
[Sebagai hadiah untuk menyelesaikan Pencarian Manajer Menengah, penyu danau, spesies yang berisiko punah dalam 100 tahun, akan dapat bertelur dengan aman dan berkembang.]
Pencarian administrator tingkat menengah telah selesai.
Puang... Puang...
[Administrator tingkat menengah, aku sangat mengantuk... Tolong periksa lagi aku ketika aku bangun nanti...]
"Baiklah, sampai jumpa saat kamu bangun."
Sejun mengucapkan selamat tinggal pada penyu danau, berpikir dia mungkin tidak ada di sana saat penyu itu bangun.
Splash.
Saat penyu danau menghilang ke kedalaman danau untuk tidur siang,
"Mari kita istirahat untuk hari ini."
Sejun memutuskan untuk membiarkan hewan-hewan itu beristirahat karena ia berencana untuk mendaftar di titik jalan di lantai 44 besok dan kemudian naik ke lantai 99.
Pagi selanjutnya,
"Teman-teman, aku berangkat sekarang. Sampai jumpa lain waktu."
Saat Sejun mengucapkan selamat tinggal pada penguin,
"Tuan Sejun, ini untukmu!"
Untuk mengucapkan selamat tinggal padanya, para penguin secara kolektif menghadiahkan Sejun pedang besar sepanjang 2 meter, terbuat dari cangkang balanidae, yang dibawa oleh sekitar lima puluh penguin, memegangnya di atas kepala mereka.
"Hah? Pedang Hebat?"
Sejun memeriksa pedang besar yang diterimanya.
[Memperkuat Pedang Besar]
→ Pedang besar yang terbuat dari cangkang balanidae yang mengandung inti api, dibuat menggunakan teknik penempaan es unik suku penguin punggung biru.
→ Kekuatan es dan api selaras untuk memperkuat kekuatan serangan saat menggunakan pedang besar.
→ Batasan Penggunaan: Lv. 50 atau lebih tinggi, Kekuatan 100 atau lebih tinggi, Sihir 100 atau lebih tinggi.
→ Pembuat: Suku Penguin Punggung Biru
→ Nilai: S+
Item kelas S+ yang mengesankan!
"Terima kasih teman-teman."
Sejun tergerak saat dia melengkapi senjatanya. Akhirnya, dia punya senjata yang cocok.
"Lengkapi saja ini dan kamu bisa membawa pedang besar itu."
Kona dengan bijaksana memberinya perlengkapan untuk memegang pedang juga.
"Ya. Terima kasih."
Klik.
Sejun melengkapi perlengkapannya dan menyandang pedang besar di punggungnya dengan perasaan yang nyaman.
Namun,
"Hah?!"
Pedang itu tergantung dengan kikuk di punggungnya, terseret. Itu bukanlah penampilan keren yang dia bayangkan.
"..."
Sejun kini punya satu lagi alat yang berguna untuk memotong rumput.