"Kamu Adalah Bidang?"
Sejun kecewa dengan nama skill tempur baru yang diperolehnya. Nama itu sepertinya tidak cocok dengan keterampilan bertarung. Dia merasa sedikit tidak nyaman.
"Mari kita periksa dulu!"
Sejun dengan cepat memeriksa skill baru yang diperolehnya.
[Keterampilan Memerangi Pekerjaan – Anda Adalah Bidang! Lv. 1]
– Anda dapat menanam tanaman pada musuh yang masih hidup. (Namun, itu tidak bisa ditanam pada musuh yang kulitnya tidak bisa ditembus.)
– Menggunakan skill Penaburan Benih pada musuh menyebabkan benih yang ditanam berakar di tubuh musuh, menyerap vitalitasnya (TL: alias kekuatan hidup) dan berkembang pesat. (Beberapa benih memiliki sifat khusus.)
– Dengan menggunakan Pemanenan Benih, kamu dapat memanen tanaman yang ditanam musuh dan menyebabkan damage tambahan. (Ada kemungkinan yang sangat langka untuk mendapatkan stat acak dari target.)
"Apa ini?"
Keterampilan tempur yang baru diperoleh memungkinkan dia untuk menggunakan keterampilan 'Menabur Benih' dan 'Memanen Benih' dalam pertempuran. Tapi bisa menanam tanaman pada makhluk hidup... Apakah itu sejenis tanaman parasit?
Dia ingin mengujinya, tapi tidak ada musuh di sekitarnya.
"Cuengi, ayo kembali."
Sejun memutuskan untuk kembali bersama Cuengi. Segera, Blue Moon ke-12 sejak dia memasuki menara semakin dekat. Dan, karena mereka telah membakar semua kudzu di sekitarnya, area sekitar pohon jeruk keprok di lantai 83 menara aman untuk saat ini.
Dadadada.
Krueng!
[Cuengi akan pulang!]
Mendengar mereka akan pulang, Cuengi bergegas membawa akar kudzu yang sudah dipanen.
Menggunakan titik jalan, Sejun dan Cuengi kembali ke lantai 99 menara.
***
"Meong meong meong. Manusia, aku sudah sampai, meong!"
Sambil menyenandungkan sebuah lagu, Theo mengumumkan kedatangannya di kamp di lantai 40 menara.
Tetapi,
"Meong?!"
Perkemahan di lantai 40 menara itu benar-benar kosong.
"Apa yang terjadi, meong?! Kemana perginya antek-antekku, meong?!"
Itu merupakan tugas pertamanya setelah resmi menjadi Wakil Ketua. Tidak ada hunter yang membeli hasil panen Ketua Park, meong! Semuanya telah kacau sejak awal.
"Ini tidak mungkin, meong!"
Theo dengan cepat mengamati kamp untuk memahami apa yang terjadi. Tenda-tenda itu penuh dengan barang-barang yang tidak dibawa oleh para hunter, dan ada tanda-tanda bahwa mereka telah bergerak tergesa-gesa ke satu arah.
Kesimpulan Theo setelah mengamati sekeliling sudah jelas.
"Pasti manusia dalam bahaya, meong! Baik Ketua Park maupun manusia sama-sama lemah, meong! Puhuhut. Aku harus menyelamatkan mereka dan menjadikan mereka budakku, meong!"
Ini merupakan sebuah lompatan dalam penalaran. Bukan alur pemikiran yang normal.
"Meong! Ini kopi kesukaan Ketua Park, meong!"
Ketika Theo hendak mengambil kopi yang dia temukan di tenda,
"Wakil Ketua Theo, kapan kamu tiba?!"
Eom Jeong-sik, anggota Pasukan Pertahanan Bumi yang sedang tidur di tenda lain, memanggil Theo.
Dari Eom Jeong-sik, Theo mengetahui kemana perginya para hunter.
"Meong? Manusia pergi ke lantai 41 menara, mengeong?!"
"Ya! Mereka semua bergegas ke sana setelah mendengar bahwa pedagang pengembara yang menjual peralatan telah muncul."
"Jadi mereka tidak diculik, meong..."
Theo sangat kecewa dengan pengungkapan Eom Jeong-sik. Rencanaku untuk menyenangkan Ketua Park dengan banyak budak baru...
"Aku harus pergi ke sana dan melihatnya sendiri, meong!"
Ia penasaran siapakah pedagang pengembara yang berani memikat antek-anteknya.
"Beri tahu Han Tae-jun untuk mengumpulkan informasi tentang keluarga Ketua Park, meong!"
"Bahkan jika kamu tidak bertanya, laporan yang dikirim oleh Kapten K... maksudku, Tuan Han... tiba beberapa saat yang lalu."
Eom Jeong-sik menyerahkan laporan itu kepada Theo. Laporan tersebut merinci penggerebekan baru-baru ini di tempat persembunyian Masyarakat Tiga Kepala.
"Terima kasih, meong! Makan ini, meong!"
Theo mengeluarkan kantong kecil seukuran kaki depannya dan menuangkan sekitar 20 kacang ke telapak tangan Eom Jeong-sik. Dia telah mengambil sekantong kacang yang dijatuhkan Iona.
"Terima kasih!"
"Makan yang enak, meong!"
Setelah Theo berangkat ke lantai 41,
"Apa ini?!"
Eom Jeong-sik memeriksa opsi pada kacang tersebut dan tertegun. Itu adalah jenis tanaman baru, dengan efek meningkatkan aktivitas otak.
"Aku harus memberikan ini kepada putriku."
Eom Jeong-sik memikirkan putrinya, yang sedang mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi segera setelah dia melihat pilihannya.
"Tuan Park Theo, kamu di sini?"
Saat Theo tiba di lantai 41, para penjaga Orc Hitam melihatnya dan memberi hormat.
"Di mana pedagang pengembara yang katanya ada di sini, meong!"
"Pedagang pengembara?"
Para Orc Hitam tampak bingung mendengar kata-kata Theo.
"Kudengar ada pedagang pengembara yang menjual peralatan, meong!"
"Ah... Jika yang kamu maksud adalah seseorang yang menjual peralatan, ada seorang pandai besi dengan keterampilan mengesankan yang sering berkunjung akhir-akhir ini."
"Di mana pandai besi itu, meong?"
"Di sana!"
Orc Hitam menunjuk ke arah pandai besi.
Beberapa saat kemudian, ketika Theo mendekati area pandai besi,
"Aku mengklaimnya terlebih dahulu!"
"Apa yang kamu bicarakan?! Kamu belum membayarnya!"
"Apa?!"
Sekitar 30 hingga 50 hunter berebut setiap peralatan, mengklaim bahwa mereka akan membelinya.
Kemudian,
"Uh... Uh... Tolong jangan berkelahi."
Di tengahnya, seekor penguin kecil dengan perut putih pucat dan punggung biru sedang gelisah dan berusaha mati-matian menenangkan para hunter dengan suara lembut yang hampir tidak dapat didengar oleh siapa pun. Penguin ini adalah pandai besi, penyebab semua keributan.
Aroma penurut yang agak kuat tercium di udara. Seorang penurut mengetahui penurut lainnya ketika mereka melihatnya. Melihat penguin kecil itu mengingatkan Theo akan masa lalunya.
Aku harus membantunya, meong! Teringat bagaimana Sejun membantunya saat dia menjadi penurut di masa lalu, Theo melangkah maju. Tentu saja, aku tidak terlalu penurut dari itu, meong!
"Puhuhut. Butuh bantuan, meong?"
Theo mendekati pandai besi dan bertanya sambil tertawa seperti penjahat.
"Hah?"
"Aku akan membantumu, meong! Berapa harga yang kamu rencanakan untuk menjual ini, meong?!"
Theo, yang sangat menyadari harga pasar saat dia mendapat informasi tentang harga peralatan dari pekerja magangnya, menunjuk ke perisai yang diperebutkan oleh para hunter.
"Itu adalah peralatan peringkat C, dan aku berpikir untuk menjualnya seharga 50 Koin Menara..."
Biasanya, perisai peringkat C biasanya berharga sekitar 100 Koin Menara. Tapi menjualnya dengan setengah harga seharga 50 Koin Menara pasti akan menyebabkan kegilaan di kalangan para hunter.
"Berapa harganya, meong?"
Kali ini, Theo menunjuk ke pedang biru. Dilihat dari kerumunan di sekitarnya, sepertinya itu adalah pedang terbaik yang ada.
"Itu adalah peralatan peringkat A, dan saya berencana menjualnya seharga 300 Koin Menara. Apakah itu terlalu mahal? Haruskah aku menurunkan harganya?"
Sejauh ini hanya ada lima item perlengkapan peringkat A yang dirilis di Bumi. Item peringkat A memiliki nilainya. Tapi terpikir untuk menurunkan harga saat menjualnya seharga 300 koin... Huhuhut. Orang ini sangat kurang memiliki kesadaran ekonomi, meow!
Dengan sifat mudah tertipu yang begitu besar, Theo secara alami merasa ingin membantu.
Shush. Shush.
"Ngomong-ngomong, siapa namamu, meong?"
Sambil dengan cepat menyusun kontrak, Theo menanyakan nama pandai besi itu.
"Itu Kona."
"Kona, cap di sini, meong! Tentu saja, kamu bisa menolak jika kamu mau, meong!"
Kontrak tersebut mendelegasikan tanggung jawab penjualan peralatan kepada Theo.
"Hah? Apa ini..."
"Cap dengan cepat, meong!"
"Ya..."
Dengan enggan, Kona mencap kontrak tersebut di bawah tekanan Theo. Meskipun Theo membantu, dia bertindak seperti pengganggu.
"Puhuhut. Serahkan padaku mulai sekarang, meong! Aku akan menjualnya dengan harga tinggi, meong!"
Theo melangkah maju sambil berteriak keras kepada Kona.
Kemudian,
"Kalian semua, kembalikan barang-barang itu ke tempatnya sekarang juga, meong! Kami akan menjual perlengkapannya melalui lelang, meong!"
Dia berteriak kepada para pemburu.
"Hah? Theo?"
"Mengapa Theo ada di sini?"
"Bukankah dia baru saja menyebutkan pelelangan?"
Para hunter sempat dibuat heboh dengan kedatangan Theo.
"Theo, apa hakmu..."
Para hunter mulai berdebat, mengklaim Theo tidak punya hak untuk menjual peralatan tersebut.
Tapi kemudian,
Shush.
Ketika Theo menunjukkan kepada mereka kontrak yang dia terima dari Kona, para hunter dengan patuh mulai mengembalikan peralatan itu ke konter.
"Baiklah, ayo mulai pelelangan perlengkapannya, meong!"
Berkat Theo, perlengkapan Kona terjual hampir dengan harga pasar, dengan perlengkapan peringkat A dijual seharga 5.500 Koin Menara.
"Ini dia, meong."
Theo menyerahkan seluruh hasil penjualan peralatan kepada Kona.
Kemudian,
"Sekarang, mari kita mulai pelelangan hasil panen, meong!"
Selanjutnya, Theo melelang hasil panen Sejun.
"Wow luar biasa..."
Kona memandang Theo dengan kagum, kewalahan dengan kehadiran Theo yang berwibawa. Kona bisa melihat pancaran aura di sekeliling Theo.
"Terjual habis, meong! Sampai jumpa lagi, meong!"
Saat Theo bersiap untuk segera kembali ke sisi Sejun,
"Um... Tuan Theo..."
Kona memanggilnya.
"Kona, ada apa, meong?"
"Bisakah kamu... membantuku menjual peralatanku lagi lain kali? Aku sangat membutuhkan bantuanmu!"
Suara Kona dipenuhi keputusasaan. Ada alasan mendesak mengapa Kona perlu mengumpulkan banyak uang.
"Hmm, meong..."
Merenung, Theo mengambil kontrak.
"Kalau begitu, mulai sekarang, aku akan mengambil komisi 10% dari hasil penjualan, meong. Stempel di sini jika kamu setuju, meong!"
"Ya! Terima kasih!"
Kona yang kurang percaya diri menjual perlengkapan dengan harga tinggi seperti Theo, langsung mencap kontraknya.
"Ikut aku sebentar, meong! Aku punya bawahan untuk diperkenalkan kepadamu, meong!"
"Ya!"
Theo memimpin Kona ke pusat garnisun Orc Hitam.
"Tuan Theo, di mana tempat ini..."
Mengikuti di belakang Theo, Kona melihat sekeliling dengan gugup dengan ekspresi ketakutan. Di sinilah Raja Orc Hitam tinggal. Pertama kali Kona tanpa sadar mengembara ke area ini dan hampir terbunuh.
Namun,
"Salam, Tuan Park Theo."
Bertentangan dengan ekspektasi Kona, para penjaga Orc Hitam, bukannya bersikap bermusuhan, malah membuka jalan dan menyapa Theo.
Lebih-lebih lagi,
"Salam, Tuan Theo!"
"Ulrich, mulai sekarang, lindungi yang ini setiap kali orang ini datang ke sini, meong!"
Theo bahkan memberikan instruksi kepada Raja Orc Hitam. Tuan Theo..... luar biasa! Kona memandang Theo dengan kagum.
"Aku akan memberi tahu pekerja magangku, meong! Lain kali kamu datang, mintalah kucing lain untuk membantu menjual peralatannya, meong!"
"Ya!"
Dengan itu, Theo yang sempat membantu Kona segera menuju ke lantai 99 menara.
***
"Cuengi, ke lokasi itu."
Sejun, melihat sepuluh pekerja semut api di depan, berbicara dengan lembut kepada Cuengi.
Begitu Sejun tiba di lantai 99, dia bermaksud menangkap semut api dari wilayah selatan untuk menguji kemampuan tempur barunya.
Namun,
Krueng!
[Dipahami!]
Cuengi menjawab dengan suaranya yang menggelegar seperti biasanya.
Kieeek!
Alhasil, operasi rahasia Sejun untuk menyergap semut api pekerja gagal karena respon keras Cuengi.
"Cuengi, tekan saja mereka! Buat Awan Petir!"
Saat Sejun mengaktifkan skillnya, langit menjadi gelap, dan awan tebal terbentuk di atas.
Kemudian,
"Lempar Guntur!"
Sejun menyesuaikan kekuatan sihirnya dan menggunakan keahliannya untuk membuat semut api tidak sadarkan diri.
Boom...
Kieeek...
Semut Api yang terkena serangan petir Sejun tak sadarkan diri.
Sementara itu,
[Herbalist Cuengi telah mengalahkan pekerja semut api.]
[Anda telah memperoleh 500 poin pengalaman, yang merupakan 50% dari apa yang diperoleh Herbalist Cuengi.]
...
..
.
Cuengi mengalahkan semut api yang tersisa. Untungnya, efek menjadi penjaga masih berlaku, bahkan setelah berganti pekerjaan menjadi Herbalist.
Krueng!
[Semua selesai!]
Cuengi, setelah dengan mudahnya menghabisi semut api, mendekati Sejun.
"Kerja bagus."
Sejun memuji Cuengi lalu mendekati semut api yang tak sadarkan diri itu. Ia kemudian menanam benih di tubuh Semut Api.
[Keterampilan Tempur – Anda adalah Bidang Lv. 1 telah diaktifkan.]
Akhirnya! Sejun, penuh dengan antisipasi, memusatkan kekuatannya pada tangannya yang memegang benih.
[Tidak dapat menembus kulit musuh, kamu tidak dapat menanam benihnya.]
Seperti yang diharapkan, tidak ada yang mudah. Hehe. Aku juga berharap banyak. Aku tidak datang ke sini tanpa persiapan!
"Cuengi, buat lubang di sini."
Krueng!
[Dipahami!]
Poke.
Saat Cuengi menempelkan cakarnya ke karapas Semut Api, sebuah lubang dengan mudah tercipta.
"Aku tidak harus menjadi orang yang membuat lubang!"
Sejun tertawa dan menanam benih di lubang yang dibuat Cuengi.
[Keterampilan Tempur – Anda adalah Bidang Lv. 1 telah diaktifkan.]
[Kamu telah menanam buah Kudzu di pekerja semut api.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Keterampilan Tempur – Anda adalah Bidang Lv. 1 kemahiran meningkat sedikit.]
...
..
.
[Kudzu tumbuh pesat dengan menyerap kekuatan hidup pekerja semut api.]
Dalam beberapa saat, buah Kudzu yang berakar di tubuh pekerja semut api mulai tumbuh dengan pesat.