Wilayah Administrator.
"Ugh, aku kelelahan..."
Aileen, lelah karena mengukir sihir pada pecahan Jantung Naga Kai-Ra.
Munch.
Dia dengan cepat mengkonsumsi Elixir: Tomat Ceri yang Diberi Kekuatan Sihir Kuat yang diberikan Sejun padanya untuk mengisi kembali kekuatan sihirnya.
Berkat konsumsi tomat ceri tingkat elixir secara terus-menerus, kekuatan sihirnya secara bertahap meningkat, yang pada gilirannya sedikit memperpanjang durasi pengukirannya.
Pada saat itu,
[Petani Menara Park Sejun telah menciptakan pekerjaan: Herbalist.]
[Prestise Menara Hitam meningkat.]
Peringatan muncul di bola kristal.
"Kehehe. Benar saja, Sejun kita!"
Aileen tidak memahami pentingnya naiknya prestise Menara Hitam, tapi dia hanya senang karena Sejun telah mencapai sesuatu.
"Ini bukan waktunya untuk bersantai! Aku akan bekerja lebih keras lagi! Sejun, tunggu aku!"
Terbakar oleh motivasi, Aileen mulai mengukir sihir pada pecahan Jantung Naga sekali lagi.
***
Krueng!
[Ini juga untuk dimakan Ayah!]
Muncul dari tanah, Cuengi menyerahkan akar kudzu merah menyala kepada Sejun.
"Oke. Terima kasih."
Sejun dengan hati-hati memeriksa akar kudzu merah menyala yang diterimanya. Akhir-akhir ini, dia merasa sangat gelisah setiap kali Cuengi memberinya sesuatu.
[Akar Kudzu Api Merah]
→ Akar kudzu yang tumbuh dengan menyerap nutrisi dari kudzu di sekitarnya karena keinginannya yang kuat untuk bertahan hidup. Ia mengalami evolusi dengan menyerap energi api panas.
→ Saat dikonsumsi, semua statistik meningkat sebesar 20, atau potensi semua statistik meningkat sebesar 10.
→ Setelah dikonsumsi, talenta terkait atribut api ditingkatkan.
→ Memiliki rasa pahit dan pedas yang kuat.
→ Batasan penggunaan: Lv. 55 ke atas, semua statistik 100 ke atas
→ Nilai: A+
"Ini semakin sulit."
Sejun menyukai bagian tentang peningkatan bakat terkait atribut api saat dikonsumsi. Namun, kali ini, alih-alih rasa asam, yang ada malah pedas.
Saat itu,
Rumble.
Krueng!
[Ayah, Cuengi lapar!]
"Sebentar."
Untuk Cuengi, yang telah bekerja keras menggali tanaman herbal, Sejun dengan cepat mengambil sekotak ubi dari tempat penyimpanan yang kosong.
Kemudian,
"Gigantifikasi Tanaman. Ini, Cuengi, makanlah ini."
Sejun menggunakan keahliannya untuk memperbesar ubi dan memberikannya pada Cuengi.
Krueng!
[Terimakasih ayah! Cuengi akan makan enak!]
Munch munch munch.
Saat menerima ubi raksasa itu, Cuengi memakannya dengan lahap.
"Teman-teman, waktunya makan siang!"
Setelah memastikan Cuengi makan enak, Sejun memanggil landak.
Dadadada.
Menanggapi panggilan Sejun, 10.000 landak dengan bersemangat bergegas maju.
Kwieek! Kwieek!
Landak berbaris rapi di depan Sejun.
Kemudian,
"Gigantifikasi Tanaman."
Swish. Swish.
Sejun mengiris ubi jalar raksasa itu dan memberikan sepotong kepada masing-masing landak.
Kwieek!
Masing-masing landak, setelah menerima sepotong sebesar dirinya, mengucapkan terima kasih kepada Sejun dan mulai makan.
Munch munch munch.
Hanya suara makan ubi yang terdengar di sekitar.
Saat semua orang sedang makan,
Thump. Thump. Thump.
Sejun meratakan akar kudzu merah dengan mengetuknya menggunakan sisi kapak tangannya yang tumpul.
Dia kemudian mencampurkan kecap, garam, dan madu ke dalam mangkuk, membuat saus untuk dioleskan pada akar kudzu.
Crunch.
"Hmm. Tidak buruk."
Swoosh. Swoosh.
Setelah mencicipi saus dengan kelingkingnya, Sejun dengan ekspresi puas mengoleskannya pada akar yang sudah pipih. Sejun berencana membumbui dan memanggang Akar Kudzu Api Merah seolah-olah itu adalah Deodeok-gui."
(TL: Deodeok-gui)
Idealnya, dia ingin merendamnya dalam madu selama tiga hari dan memakannya sebagai acar madu. Namun, peningkatan bakat atribut api mempengaruhinya.
Saat ini, hanya separuh lapangan kudzu di lantai 85 menara yang terbakar. Dalam dua hari, tempat Sejun menanam kudzu, termasuk lahan lainnya, dengan cepat diambil alih oleh mereka karena nutrisi dari api. Ada kebutuhan mendesak untuk membakar kudzu yang tersisa.
Namun, tanpa buff Peningkatan Api Afinitas dari Flamie, dia tidak bisa membuat api yang kuat, dan api apa pun yang dia nyalakan ke akarnya akan segera padam. Seiring berjalannya waktu, kudzus dapat merambah lahan pertanian, berpotensi menyebabkan dia kehilangan pohon jeruk keprok yang berharga yang telah dia peroleh dengan susah payah.
'Itu tidak mungkin terjadi!'
Sejun sudah mempunyai impian besar untuk mengupas dan memakan jeruk keprok yang sudah dipanen di dalam igloo yang terbuat dari es batu, meringkuk di bawah selimutnya, dengan Theo dan Cuengi sebagai pemanasnya.
Di depan Sejun terdapat akar kudzu, yang sangat meningkatkan bakat atribut api, dan yang terpikir olehnya hanyalah dia harus mengkonsumsinya dengan cara apa pun.
"Aku lebih baik pingsan sehari daripada kehilangan pohon jeruk keprok!"
Dengan tekad seperti itu, Sejun mengoleskan saus pada akar kudzu untuk meningkatkan rasanya ketika,
Krueng!
[Ayah, Cuengi juga menginginkan itu pada ubinya!]
Cuengi mengulurkan ubinya pada Sejun. Melihat Sejun mengoleskan saus pada akar kudzu, Cuengi sepertinya ingin melakukan hal serupa.
"Sebentar."
Membuat sausnya tidak terlalu sulit, jadi Sejun segera menyiapkannya dan mengoleskannya pada ubi Cuengi.
Namun,
Chomp. Chomp.
Krueng!
[Ubi jalar rasanya asin!]
Sepertinya rasa sausnya kurang cocok dengan ubinya. Cuengi dengan cepat kehilangan minat dan kembali memakan ubi polosnya.
Kemudian,
"Sudah siap."
Setelah Sejun memastikan akar kudzu terlumuri saus secara merata, dia mengeluarkan batang kudzu kering, menyalakan api, dan mulai memanggang akar kudzu yang sudah dibumbui.
Setelah akar kudzu dipanggang hingga sempurna,
[Pencapaian terbuka: Pertama yang membuat Akar Kudzu Api Merah Panggang dan Diasinkan di Menara.]
[Resep Akar Kudzu Api Merah Panggang dan Diasinkan yang terdaftar di Memasak Lv. 6.]
[Kemahiran Anda dalam Memasak Lv. 6 telah meningkat secara signifikan.]
Pesan pencapaian muncul saat hidangan selesai.
"Hehehe. Bagus sekali."
Mengharapkan sesuatu dengan nama yang lebih biasa, Sejun dengan penuh semangat memeriksa hidangannya.
[Akar Kudzu Api Merah Panggang dan Diasinkan]
→ Akar Kudzu Api Merah telah dipanggang dengan baik dan direndam dengan saus yang disiapkan oleh koki terampil, sehingga meningkatkan rasanya.
→ Panas telah meningkatkan rasa dan efek akar.
→ Saat dikonsumsi, semua statistik meningkat sebesar 22 atau potensi semua statistik meningkat sebesar 11.
→ Setelah dikonsumsi, bakat atribut api Anda meningkat pesat.
→ Koki: Petani Menara Park Sejun
→ Umur simpan: 140 hari
→ Nilai: S-
Hidangan ini sukses besar. Namanya biasa saja, peningkatan statistik saat konsumsi ditingkatkan, dan deskripsinya diubah menjadi 'sangat' meningkatkan bakat atribut api.
"Sempurna!"
Sejun dengan cepat memasukkan akar kudzu panggang ke dalam mulutnya, mengira itu sangat lezat sehingga Cuengi mungkin akan mencoba mencurinya.
Chomp. Chomp.
Karena itu, Sejun diam-diam memakan akar kudzu panggang, memastikan Cuengi tidak melihatnya.
"Eh!"
Awalnya, rasa sausnya menutupinya, tapi tak lama kemudian, rasa pahit dan pedas yang kuat muncul di mulutnya, dan wajahnya mulai memanas.
"Apakah ini yang mereka maksud dengan rasa yang meningkat?!"
Sejun salah mengartikan rasa 'intensifikasi' yang berarti menjadi lebih nikmat.
Gulp.
Saat rasanya semakin pahit dan pedas setiap kali dikunyah, Sejun buru-buru menelan akarnya. Untungnya, dia telah mencincang akar kudzu sebelumnya, sehingga lebih mudah untuk ditelan.
[Anda telah mengonsumsi Akar Kudzu Api Merah Panggang dan Diasinkan.]
[Potensi semua statistik meningkat sebesar 11.]
[Bakat atribut api Anda saat ini ditingkatkan secara signifikan.]
[Bakat: Penguasaan Api telah berevolusi menjadi Penguasaan Api yang Ditingkatkan.]
Meskipun ada perjuangan, itu tidak sia-sia. Bakat api telah berevolusi.
"Hehehe."
Sejun terkekeh saat dia memeriksa bakat yang berevolusi.
[Bakat: Peningkatan Penguasaan Api]
– Bakat yang memungkinkan manipulasi terampil atas energi berlimpah dalam diri seseorang.
– Anda dapat membuat nyala api yang kuat dengan menjentikkan jari Anda.
Snap.
Whoosh.
"Wow!"
Saat Sejun menjentikkan jarinya setelah memeriksa bakatnya, api sebesar telapak tangannya terbentuk. Ini mirip dengan saat dia menerima buff api yang ditingkatkan dari Flamie.
"Baiklah. Ayo kita bakar... Argh!"
Grumble.
Sejun, yang sedang bersiap untuk membakar ladang kudzu menggunakan bakat apinya yang telah berevolusi, tiba-tiba merasakan perutnya mual. Rasa pahit dan pedas yang menyengat dari tadi sepertinya membuat perutnya sakit.
"Aku harus mencari kamar kecil dulu..."
Sejun buru-buru menuju ke lubang dalam yang telah digali Cuengi sebelumnya ketika mengambil akar kudzu merah, dengan cepat menumpuk beberapa batang kudzu untuk mengaburkan pandangan, dan mengurus urusan mendesaknya.
Namun, dia tidak bisa memblokir suara-suara yang berbeda.
Sneak. Sneak.
Sambil memakan ubi, Cuengi dan para landak segera menjauhkan diri dari Sejun.
Tiga jam kemudian.
"Ugh... Perutku masih terasa mual."
Sejun, dengan perutnya yang sedikit tenang, bersiap untuk membakar ladang kudzu. Dia dengan cepat mengkonsumsi Kentang Listrik dan mengaktifkan efeknya, tapi sepertinya itu tidak melawan efek dari akar kudzu yang mungkin sudah mencapai ususnya.
"Teman-teman, kubur ini."
Sejun mengeluarkan ubi, kentang, dan jagung dari tempat penyimpanan kosong yang dibungkus dengan daun kudzu dan menyerahkannya kepada Cuengi dan landak, memerintahkan mereka untuk menguburnya di bawah ladang kudzu.
Dengan membungkus hasil panen dengan daun kudzu dan menguburnya di dalam tanah, hasil panen tidak akan langsung terbakar tetapi akan matang dengan baik jika menggunakan panas tidak langsung.
Alasan bersusah payah memasak hasil panen dengan cara ini adalah untuk memberikan kenangan yang menyenangkan kepada Cuengi dan para landak, yang akan segera menuju ke lantai 83 menara.
Tidak perlu khawatir tidak dapat menemukannya nanti karena Cuengi, dengan indra penciumannya yang luar biasa, ada di sekitar.
Setelah mengubur hasil panen di ladang kudzu untuk dipanggang,
Snap.
Sejun mengeluarkan api dengan menjentikkan jarinya.
"Ayo kita bakar!"
Saat Sejun menyalakan ladang kudzu,
Whooosh.
Nyala api berkobar dengan ganas dalam waktu singkat. Sejun menunggu api menjadi cukup kuat sehingga tidak akan padam dengan nafas Cuengi lalu menyuruh Cuengi menyebarkan api dengan nafasnya.
Krueng!
Setelah Cuengi menggunakan nafasnya sekitar 10 kali, apinya menyebar ke segala arah, mulai membakar ladang kudzu dengan sungguh-sungguh.
Kemudian,
"Mari makan!"
Sejun dan para hewan menggali tanah di mana api telah lewat dan mencari makan malam mereka.
Krueng!
Kwieek!
Cuengi dan para landak berlomba mencari tanaman yang telah mereka kubur.
"Perpindahan Tanah!"
Menggunakan cangkul Myler, Sejun membalik tanah untuk menemukan tanaman yang terkubur.
Setelah membalikkan tanah sekitar tiga kali,
"Menemukannya!"
Sejun menemukan jagung terkubur di dalam tanah.
Tap. Tap.
Saat dia hendak memakan jagung setelah membersihkan tanah,
Kwieek...
Salah satu landak yang belum menemukan apa pun untuk dimakan memandang Sejun dengan iri. Bagaimana aku bisa makan sementara kamu melihatku seperti itu?
"Di Sini."
Sejun menyerahkan jagung pada landak dan,
"Perpindahan Tanah!"
Dia mencari lebih banyak tanaman. Kali ini, dia menemukan kentang.
"Ini kelihatannya enak."
Saat Sejun hendak memakan kentang setelah mengeluarkan daun kudzu,
Kwieek...
Landak lain, sambil ngiler, sedang menatapnya. Kenapa dia melakukan ini sejak awal?
"Di Sini."
Sejun menyerahkan kentang itu kepada landak. Dia tidak bisa membiarkan landak kelaparan padahal itu adalah idenya.
Munch.
Sejun baru saja mengisi perutnya dengan potongan Bakso Sehat Aileen dan,
"Perpindahan Tanah!"
terus mencari hasil panen untuk dibagikan kepada landak yang belum menemukan makanan.
Meskipun dia tidak sempat makan bersama mereka,
Kwieek!
[Terima kasih, Sejun!]
Kwieek.
[Sejun, kamu luar biasa!]
Dia menerima ucapan terima kasih dari landak.
Kemudian,
Krueng!
[Ayah, Cuengi menemukan beberapa tanaman herbal!]
"Kerja bagus, Cuengi."
Putra yang Berbakti, Cuengi menyenangkan Sejun dengan menemukan lebih banyak akar kudzu emas di antaranya.
Setelah menggali tanah dan makan malam sampai larut malam,
"Ayo tidur sekarang."
Menyaksikan ladang kudzu terbakar di kejauhan, Sejun dan para hewan tertidur.
Pagi selanjutnya,
Kwieek!
[Kami akan turun sekarang!]
Pemimpin landak, Godori, bersiap berangkat bersama landak lainnya, masing-masing membawa ubi di punggungnya. Sejun telah memberikan ubi sebagai hadiah.
Tentu saja, dia tidak berniat membalasnya hanya dengan ubi, dia berencana memberikan hadiah yang pantas kepada mereka nanti.
"Hati-hati di jalan!"
Krueng! Krueng!
[Terima kasih telah membantu Ayah! Hati-hati di jalan!]
Mengikuti Sejun yang sedang mengantar landak, Cuengi pun melambaikan kaki depannya untuk mengucapkan selamat tinggal pada landak.
Setelah mengusir landak,
"Ayo kembali bekerja."
Krueng!
[Dipahami!]
Sejun dan Cuengi kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Sejun mulai menanam bibit kudzu, sedangkan Cuengi yang sudah menjadi herbalist mulai mencari tanaman herbal.
Kemudian,
...
..
.
[Anda telah menyelesaikan pencarian pekerjaan.]
[Sebagai hadiah untuk menyelesaikan misi, Level 61 terbuka.]
[Sebagai hadiah untuk menyelesaikan misi, Anda telah memperoleh 500.000 Koin Menara sebagai hadiah untuk menyelesaikan misi.]
[Sebagai hadiah untuk menyelesaikan misi, Anda telah memperoleh Keterampilan Tempur Pekerjaan – Anda adalah Lapangan! Lv. 1.]
Pada hari ke 330 terdampar, Sejun menyelesaikan pencarian pekerjaannya dan memperoleh keterampilan tempur pertamanya dalam hidupnya.