Pertarungan 1 vs 12.000. Bahkan jika Theo adalah makhluk dari lantai 75, dia tidak bisa menangani lebih dari 10.000 musuh sendirian. Tapi Theo punya keyakinan.
"Budakku Gaeron, majulah, meong!"
teriak Theo sambil memegang kalung berwarna pelangi yang dikenakannya. Dia memiliki seorang budak hebat bernama Gaeron, seorang pemburu serangga yang pernah menjadi dewa ras di masa lalu.
Ribbit!
Tanah di bawah kaki Theo berubah menjadi rawa hitam, dan Gaeron, seekor katak raksasa setinggi 30 meter, muncul.
"Gaeron, hukum musuh, meong!"
Theo berteriak, menatap Ulrich dan orc hitam raksasa lainnya dari atas kepala Gaeron.
- "Ya, Tuan Theo!"
Kemudian,
"Beraninya kamu! Apakah kamu menyatakan diri sebagai bawahan naga hitam besar di hadapanku?!"
Raja Orc Hitam Raksasa, Ulrich, berteriak dengan marah.
Dia adalah raja jutaan orc hitam dan pengikut setia naga hitam besar, yang ingin menjadi bawahan naga. Namun, pedagang kucing rendahan ini berani menyamar sebagai bawahan naga hitam besar?!
"Kamu bajingan! Beraninya kamu menghinaku? Bunuh dia!"
Pwooo.
Atas perintah Ulrich, bawahannya mulai meniup terompet mereka.
Kemudian
Thump. Thump. Thump.
Langkah kaki bergema dari segala arah. Jutaan tentara orc hitam yang menaklukkan lantai 40 berkumpul, mulai mengepung Theo.
"Meong?! Apa, meong?"
Pemimpin musuh yang tiba-tiba marah memanggil semua bawahannya, karena dewa mereka dihina, dan ketika jumlah mereka bertambah menjadi 5 juta,
"Aku benar-benar bawahan naga hitam besar, kucing kuning mematikan Park Theo, meong! Bahkan tertulis di lencana emas ini, bukti bahwa aku adalah pedagang pengembara elit, meong!"
Theo, yang bingung, mengeluarkan plakat emasnya yang berharga dan mencoba menyelesaikan kesalahpahaman dengan musuh.
Namun,
"Hmph! Kamu menganggapku bodoh?! Bukankah itu sesuatu yang bisa kamu tulis sesukamu?! Baik! Jika kamu benar-benar bawahan naga hitam besar, tunjukkan padaku buktinya!"
"Bukti apa yang kamu bicarakan, meong?!"
"Jika kamu adalah pengikut naga hitam besar, pasti kamu punya bukti yang signifikan!"
"Meong? Tidak ada yang seperti itu, meong. Ketua Park tidak memberiku apa pun, meong..."
Jawab Theo yang putus asa, suaranya dipenuhi kesedihan. Ketua Park bahkan belum memberikan bukti... Aku sedih sekali, meong...
"Tidak ada bukti? Kalau begitu mati saja!!! Menyerang!"
Pwoooooom!
Dengan perintah Ulrich, klakson berbunyi lagi.
"Waaaaah! Bunuh musuh!"
Didorong oleh suara klakson, 5 juta orc hitam dituntut untuk membunuh Theo saja.
Maka dimulailah pertarungan 2 vs 5 juta.
"Gaeron, bisakah kita menang, meong?"
- "Tuan Theo, aku seorang pemburu serangga, kamu tahu..."
Meskipun Gaeron kuat melawan serangga, dia lemah dalam pertarungan semacam ini. Selain itu, tidak ada air di sekitarnya untuk membantunya mengeluarkan kekuatan penuhnya.
"Kalau begitu tidak ada jalan lain, meong! Iona, bangun, meong!"
Meski dia tidak mau meminta bantuan, itu darurat. Ini bukan waktunya untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Theo buru-buru membangunkan Iona yang tergantung di ekornya. Iona dibawa terburu-buru.
"Kyoo- Wakil Ketua Theo, apa yang terjadi?"
Iona, yang kesal karena dibangunkan oleh Theo, bangkit. Jika dia terbangun tanpa alasan, dia tidak akan melepaskannya. Pengukur kemarahannya berada di level 1.
"Iona! Sekarang bukan waktunya tidur, meong!"
"Kyoo-? Bukan waktunya tidur... ya?! Orc hitam?"
Mendengar kata-kata Theo, Iona melihat sekeliling dan menemukan 5 juta orc hitam menyerang ke arah mereka.
"Kyoo-Kyoo-apa yang terjadi?"
Ukuran kemarahan Iona meningkat. Beraninya mereka mengganggu tidurnya! Saat dia bersiap untuk merapalkan mantra sihir untuk menghukum para Orc hitam yang telah membangunkannya, ketika
"Eh?! Berhenti! Orc hitam, hentikan serangannya!!!"
Dari jauh, Ulrich, yang melihat Iona, buru-buru berteriak pada para Orc hitam. Itu hampir seperti jeritan.
"Semuanya berhenti! Raja memerintahkanmu untuk menghentikan serangan itu!"
Dari belakang, para orc hitam yang mendengar perintah itu bergegas maju untuk menghentikan paksa para orc hitam yang menyerang. Untungnya, belum ada orc hitam yang menyerang.
"Fiuh."
Ulrich, yang baru saja mencegah kepunahan suku Orc Hitam, menyeka keringat dinginnya dan menghela nafas lega. Itu hanya satu musuh lagi, tapi karena musuh itu, Ulrich menyerah. Faktanya, itu bisa dibilang penyerahan diri.
"Mengapa penyihir penghancur hebat, Iona, keluar dari ekor pedagang kucing itu?!'
Ulrich memandang Theo dan Iona dengan ekspresi yang tidak bisa dimengerti.
"Meong?! Mereka tiba-tiba berhenti menyerang, meong?! Itu pasti karena mereka mengenali bawahan Naga Hitam yang hebat, si kucing kuning mematikan Park Theo, meong! Iona, aku minta maaf karena membangunkanmu tanpa alasan, meong!"
Iona-lah yang membuat mereka berhenti, tapi Theo mengira itu berkat perlindungan lutut Sejun. Dan perlindungan lutut seperti itu membuatnya mematikan, meong!
"Puhuhut. Minggir, meong!"
Theo, yang telah memanggil Gaeron secara terbalik, dengan percaya diri berjalan melewati para Orc Hitam menuju Ulrich.
Kemudian,
"Ulrich! Cepat lepaskan pengisapnya... Maksudku, manusia, meong! Mereka adalah pelangganku yang berharga, meong!"
Theo, memandang Ulrich, berbicara dengan percaya diri. Iona memelototi Ulrich dari belakang Theo. Jika kamu tidak mendengarkan, seluruh sukumu akan dimusnahkan! Iona hanya berpikir untuk menyelesaikan situasi dengan cepat dan pergi tidur.
"Fiuh. Baiklah."
"Apa, meong?! 'Baiklah?' Beraninya kamu berbicara secara informal dengan bawahan naga hitam besar, kucing kuning mematikan Park Theo, meong?!"
Melihat Ulrich mundur, kesombongan Theo tampak semakin memburuk.
"...Dipahami. Lepaskan manusianys."
Sesaat kemudian,
"Kami membawa mereka ke sini."
Para Orc Hitam membawa para hunter yang ditangkap.
"Lepaskan dengan cepat, meong!"
"Ya!"
Atas perintah Theo, para Orc Hitam melepaskan para hunter.
"Terima kasih, Theo."
"Terima kasih banyak."
Para hunter mengucapkan terima kasih kepada Theo dan buru-buru mencoba pergi. Meskipun mereka dibebaskan berkat Theo, mereka masih bisa melihat permusuhan di mata para Orc. Mereka tidak tahu kapan mereka akan diserang lagi.
Pada saat itu,
"Mau kemana, meong? Jika kamu berterimakasih, tunjukkan ketulusanmu, meong! Cap di sini, meong!"
Theo, yang tidak mau menyimpannya secara gratis, memberikan kontrak kepada para hunter.
"Apa?! eh..."
"Um..."
Khawatir mereka akan ditangkap lagi oleh Orc Hitam jika mereka menolak, para hunter dengan enggan mencap kontrak tersebut.
"Selamat datang, meong! Kamu sekarang adalah anggota Pasukan Pertahanan Bumi Generasi ke-2, meong!"
Kontrak tersebut menyatakan bahwa mereka akan menjadi bagian dari Pasukan Pertahanan Bumi, dan sebagai anggota Generasi ke-2, mereka harus menyumbangkan 50 Koin Menara setiap bulannya untuk perdamaian Bumi.
"Kamu bisa menemui Han Tae-jun dan memberitahunya aku mengirimmu, meong!"
"Oke."
Setelah mengirimkan para hunter yang telah menjadi anggota Pasukan Pertahanan Bumi,
"Ulrich, kamu juga mencapnya, meong!"
Theo juga menyerahkan kontrak kepada Ulrich. Karena Ulrich mencoba membunuhnya, dia harus membayarnya. Kompensasinya ditetapkan sebesar 5 juta Koin Menara. Aku Wakil Ketua, jadi hidupku mahal, meong!
"Bagus."
Thump.
Ulrich dengan cermat membaca kontrak itu dan mencapnya.
'Puhuhut. Aku akan dipuji lagi oleh Ketua Park, meong!'
Theo memandang Ulrich dan tersenyum. Theo, yang telah memperoleh 100 anggota Pasukan Pertahanan Bumi dan 5 juta pekerja Orc Hitam dalam sekejap, sangat menantikan pujian dari Sejun.
Namun,
"Ini dia."
Thud!
Ulrich meletakkan sebuah kotak berisi 5 juta Koin Menara di depan Theo.
"Meong?!"
Clink.
Imajinasi Theo untuk dipuji oleh Sejun hancur. Theo tidak percaya dia akan memberikan 5 juta Koin Menara dengan mudah. Bagi Ulrich, raja lantai 49, ini bukanlah jumlah yang besar.
"Mundur!"
Ulrich, setelah memberikan uang kepada Theo, mundur ke lantai 41 bersama para Orc Hitam.
"Pekerjaku akan pergi, meong..."
Saat Theo menyaksikan para Orc Hitam yang berangkat dengan ekspresi sedih,
"Tapi Wakil Ketua Theo, kenapa kamu tiba-tiba turun ke lantai 40?"
Iona, yang berencana menaklukkan semut api selatan di lantai 99 dan membangun menara penyihir besok, bertanya. Mereka harus berangkat sekarang agar tiba menjelang fajar.
"Meong?! Aku benar-benar lupa, meong!"
Theo ingat kenapa dia datang ke sini, sama sekali melupakan Kelelawar Emas dalam pemikirannya untuk menciptakan pekerja.
"Tunggu aku, meong!"
Theo buru-buru mengikuti anggota Angkatan Pertahanan Bumi Generasi ke-2 turun ke lantai 39 untuk menyampaikan pesannya kepada Han Tae-jun.
- "Lindungi Kelelawar Emas dengan segala cara!"
Kemudian,
"Para Orc Hitam naik ke lantai 41, jadi lantai 40 aman, meong!"
Ia juga menyampaikan agar lantai 40 bisa digunakan kembali. Mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan uang guna membeli hasil panen Sejun.
Setelah tugasnya selesai, Iona berkata,
"Ayo pergi, Wakil Ketua Theo!"
"Mengerti, meong!"
Theo, dengan Iona tergantung di ekornya, bergegas kembali ke lantai 99.
"Kyoot, Kyoot, Kyoot."
Iona, memegangi ekor Theo yang bergoyang, tertidur lagi dengan gembira.
***
"Hmm?"
Saat Sejun membuka matanya di pagi hari, dia merasakan beban sedang dan kehangatan di lututnya.
Kemudian
Gororong.
Kyuororong.
Suara dengkuran Theo dan Iona. Theo dan Iona sedang tidur di pangkuan Sejun.
"Mereka pasti kembali saat fajar. Haruskah aku bangun nanti?"
Sejun memejamkan mata lagi untuk Theo dan Iona yang pasti lelah karena perjalanan ke lantai 40.
Tetapi
Krueng!
[Ayah, Cuengi lapar!]
Sekitar 30 menit setelah tidur, Cuengi datang membangunkan Sejun.
"Oke, ayo makan."
Saat Sejun bangun,
"Meong... Ketua Park, ayo tidur lebih banyak, meong..."
Theo, sedang berbicara dalam tidurnya.
"Baiklah. Wakil Ketua Theo, tidurlah lebih banyak."
Sejun menepuk pantat Theo dan menggendongnya berlutut ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
[Relik: Adonan Beras yang melahap kekayaan telah menelan 10 Koin Menara dan menghasilkan 50kg tepung beras kualitas terbaik.]
Sarapannya baekseolgi (kue beras), yang kemarin disingkirkan oleh tumis cumi.
"Anak-anak, ayo makan!"
Krueng!
Squeak!
Atas panggilan Sejun, Cuengi dan kelinci datang dan mulai memakan baekseolgi.
Kemudian,
"Ketua Park, aku sangat kesal, meong!"
Theo, yang baru saja bangun, memandang Sejun dengan ekspresi lelah.
"Wakil Ketua Theo, ada apa?"
Theo yang biasanya bersikap arogan kini telinganya murung.
"Aku bawahan Ketua Park... Kenapa aku tidak punya lencana, meong?"
"Lencana? Apa terjadi sesuatu?"
Theo berbicara tentang apa yang terjadi dengan Ulrich.
"Jadi aku ingin lencananya juga, meong!"
Krueng!
[Ayah, Cuengi juga menginginkan lencana!]
Cuengi yang menginginkan semua yang dimiliki kakaknya mulai mengganggu Sejun.
'Tiba-tiba mendapat lencana?'
Sejun memasang wajah gelisah.
Kemudian
"Ah! Sisik Kaiser!"
Ide bagus datang ke Sejun. Jika ada sisik dengan ukiran sihir Kaiser, itu akan terlihat seperti lencana dan bahkan memberikan perlindungan dalam situasi berbahaya.
- "Apa?! Kamu ingin sisikku?"
"Ya! Itu untuk aku dan anak-anak lainnya. Sebagai imbalannya, aku akan memberikanmu 100 botol makgeolli (anggur beras) untuk setiap sisik."
- "Butuh berapa?"
"Hmm... Sekitar 5?"
Sejun menjawab sambil memperhatikan reaksi Kaiser. Dia membutuhkan lima: satu untuk dirinya sendiri, Theo, Kelinci Hitam, Cuengi, dan Kelelawar Emas.
- "Apa?! 5?!"
Suara Kaiser meninggi. Apakah terlalu banyak?
"Kemudian······."
Saat Sejun berpikir untuk mengecualikan dirinya dan Kelelawar Emas ketika,
- "Kamu tidak menghargai hidupmu, bocah! Kamu harus memiliki setidaknya 10 sisikku!"
Di hari ke 293 terdampar, Kaiser yang rakus akan makgeolli, secara paksa menjual kepada Sejun 20 sisik yang diukir dengan skill Suku Naga – Kulit Naga. Bagi Sejun, itu adalah perdagangan yang sangat dia syukuri.