"Sesuatu pasti telah terjadi pada si bungsu, meong!"
Krueng!
[Kita harus menemukan Kelelawar emasnya!]
Bahkan setelah satu jam berlalu, kelelawar emas belum kembali, dan kecemasan Theo dan Cuengi semakin bertambah. Sejun juga merasakan hal yang sama.
"Kaiser! Kellion!"
Sejun buru-buru mencari Kaiser dan Kellion, orang-orang yang hidup paling lama dan paling bijaksana.
- "Apa masalahnya?"
- "Apa yang sedang terjadi?"
"Dia..."
Sejun menjelaskan situasinya satu jam yang lalu ketika kelelawar emas itu menghilang.
- "Hmm... Sederhana. Bakat anak itu semakin berkembang. Itu sebabnya ia tinggal lebih lama di Bumi. Pasti ada tanda-tandanya sebelumnya."
"Tanda-tanda? Ah..."
Mendengar kata-kata Kaiser, Sejun teringat bagaimana kelelawar emas tidak bisa pergi ke Bumi bahkan setelah seminggu berlalu.
- "Benar. Bakat berbasis mobilitas seperti itu menjadi sangat tidak stabil sebelum berkembang, sehingga kemampuannya mungkin tidak diaktifkan."
Kellion menambahkan penjelasan Kaiser.
'Jadi itu sebabnya ia tidak bisa sampai ke Bumi?'
Dengan penjelasan kedua naga tersebut, Sejun mengerti kenapa kelelawar emas itu tidak bisa pergi ke Bumi.
"Itu melegakan. Kapan kelelawar emas akan kembali?"
- "Kami juga tidak mengetahuinya."
"Apa?!"
- "Ya. Tergantung pada bakatnya, bisa memakan waktu sehari atau bahkan sebulan."
Yang mereka ketahui hanyalah bahwa kelelawar emas itu akan kembali suatu saat nanti, tetapi mereka tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan.
"Theo, cepat turun dan minta Tae-jun mencari Kelelawar emas itu."
Menemukan kelelawar emas di Korea, ketika mereka bahkan tidak tahu di mana keberadaannya, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi mereka harus melakukan sesuatu. Mengingat kelelawar emas itu mungkin bersembunyi dan gemetar ketakutan di suatu tempat...
"Mengerti, meong! Aku akan segera kembali, meong!"
Theo buru-buru mengumpulkan barang-barangnya dan turun dari menara.
***
(Apa yang harus kulakukan?!! Aku tidak bisa kembali!)
Flap. Flap.
Kelelawar emas yang panik terbang dengan panik. Ia belum pernah tinggal di Bumi selama ini, jadi ia sangat bingung.
Namun, setelah satu jam, kelelawar emas secara bertahap beradaptasi dengan situasi. Kalau dipikir-pikir, tidak ada seorang pun di sini yang bisa melukainya.
Sejujurnya, Sejun bukanlah tandingannya dalam hal kekuatan tempur. Dan manusia biasa di sini bahkan lebih tidak bisa ditandingi.
Dan sekarang, ia dapat membaca teks apa pun karena telah mempelajari bahasa Korea sepenuhnya.
(Pip-pip. Karena aku di sini, sebaiknya aku mencari tahu di mana aku berada dan memberi tahu Sejun!)
Dengan pemikiran untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu Sejun, Kelelawar Emas, yang kini dipenuhi dengan keberanian, mulai menjelajahi lingkungan sekitar. Ia membawa dua Choco Pie, karena ia tidak tahu kapan ia akan kembali, dan tidak bisa meninggalkan makanan yang disukai Sejun.
Kemudian,
"Aku menemukannya! Hantu Emas."
Melalui kamera yang dipasang sebelumnya, Bae Jeong-ho, asisten PD 'Ada Sesuatu di Dunia', sedang menonton langsung kelelawar emas.
***
Tidak dapat menghilangkan kekhawatirannya terhadap kelelawar emas, Sejun fokus bertani. Untuk saat ini, tidak ada yang bisa dia lakukan. Khawatir juga tidak akan menyelesaikan masalah.
Di saat seperti ini, lebih baik menggerakkan badan dan mengeluarkan keringat, dan tidak memikirkan apa pun.
"Perpindahan Tanah!"
Sejun menggunakan cangkul Myler untuk menanam batang ubi jalar di ladang ubi jalar yang sudah dipanen.
Thunk.
Saat cangkul yang diayunkan Sejun menancap di tanah,
Rumble.
[Anda telah menanam 20 batang ubi jalar emas.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Karena efek Menabur Lv. 6, kemungkinan kecambah ubi jalar emas berakar meningkat.]
[Kemahiran Anda dalam Menabur Lv. 6 sedikit meningkat.]
Tanah dibalik dan batang ubi jalar yang ditebar kelinci secara berkala di ladang ditanam. Dari memanen hingga menanam, penggunaan skill 'Memindahkan Tanah' benar-benar tidak ada habisnya.
"Bagus! 20 berhasil!"
Sejun menyeka keringat di dahinya dan berbicara. Meskipun dia baru menggunakan skill tersebut beberapa kali, dia berkeringat deras karena tingginya tingkat konsentrasi yang dibutuhkan.
Saat Sejun sibuk menanam batang ubi jalar,
Chomp chomp.
Krueng!
[Sangat lezat!]
Cuengi memperhatikan Sejun sambil makan baekseolgi (kue beras) yang dicelupkan ke dalam madu.
Untuk menghibur Sejun, yang khawatir dengan kelelawar emas, para kelinci telah mengumpulkan semua uang mereka untuk digunakan dalam Relik: Adonan Beras yang melahap Kekayaan. Mereka menambahkan Koin Menara ke dalamnya dan membuat baekseolgi dengan tepung beras yang mereka peroleh.
Tapi karena Sejun sedang tidak ingin makan, Cuengi menikmati baekseolgi sendirian.
"Apakah kamu menikmati kuenya sementara kelelawar emas tidak bisa kembali dari Bumi?"
Dia sangat khawatir beberapa saat yang lalu... tapi sekarang dia terlihat tenang. Bukankah dia beradaptasi terlalu cepat?
Namun,
Krueng!
[Kalau dipikir-pikir, kelelawar emas telah pergi ke Bumi! Dan Ayah adalah penduduk bumi lemah yang tinggal di Bumi! Jadi, kelelawar emas itu aman!]
Cuengi menyadari bahwa tidak perlu khawatir dengan kelelawar emas itu dan menjadi tenang.
Kelelawar emas telah pergi ke Bumi.
Dan Sejun adalah penduduk bumi lemah yang tinggal di Bumi.
Oleh karena itu, Bumi, tempat tinggal penduduk bumi yang lemah, aman bagi kelelawar emas.
Cuengi menjawab dengan menggunakan tiga hukum logika Aristoteles, yang bahkan tidak dia pelajari. Dia pintar, bukan? Cuengi kami benar-benar jenius. Dan Sejun sadar dia melakukan kesalahan lagi.
'Siapa yang aku khawatirkan saat ini?!'
Di lantai 99, tidak ada yang lebih berguna daripada mengkhawatirkan orang lain...
Itu adalah situasi di mana dia harus khawatir jika kelelawar emas itu dapat membahayakan orang. Tentu saja tidak, karena kepribadiannya yang lembut... tapi pada akhirnya, dia hanya merasa kasihan pada Theo yang terjatuh.
"Dia bisa sedikit menderita."
Sejak dia menjadi Wakil Ketua, dia menjadi terlalu sombong tanpa mengangkat satu jari pun.
Kemudian
Gurgle.
Suara dari perut Sejun. Ketika kekhawatiran tentang keselamatan kelelawar emas lenyap, dia menjadi lapar.
"Cuengi, berikan aku sepotong baekseolgi."
Berhenti sebentar.
Cuengi yang sedang asyik mengunyah baekseolgi terhenti mendengar kata-kata Sejun.
Kemudian
Krueng...
[Aku memakan semua baekseolgi...]
Kata Cuengi sambil melirik Sejun. Sepertinya yang baru dia makan adalah potongan terakhir.
"Tidak apa-apa. Kita bisa menghasilkan lebih banyak. Ini akan cepat."
Baekseolgi cukup dibuat dengan mencampurkan tepung beras dengan air dan gula lalu dikukus.
Krueng!
[Kalau begitu Cuengi ingin makan baekseolgi lagi!]
"Tentu."
Jadi, saat Sejun pergi ke dapur bersama Cuengi untuk membuat baekseolgi lagi,
Squeak!
Ayah Kelinci menghampiri Sejun sambil memegang bawang sebesar kepalan tangan.
"Ah?! Bawang? Apakah sudah waktunya panen?"
Squeak!
Ayah Kelinci mengangguk mendengar kata-kata Sejun dan menyerahkan bawang tersebut. Sejun memeriksanya, mengantisipasi pilihan apa yang akan diberikan.
[Bawang Pengusiran]
→ Bawang yang ditanam di menara, bergizi dan lezat.
→ Dibudidayakan oleh petani yang terampil, rasa manis bawang telah ditingkatkan.
→ Mengkonsumsinya akan sedikit mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh.
→ Saat dikonsumsi dalam waktu lama, pengeluaran limbah meningkat, meningkatkan sirkulasi mana.
→ Penumbuh: Petani Menara Park Sejun
→ Tanggal Kedaluwarsa: 90 hari
→ Nilai: C
"Bawang Pengusiran? Ini memiliki efek membuang limbah?"
Selain itu, efek pembuangan limbah meningkat, dan bahkan efek peningkatan sirkulasi mana terjadi jika dimakan dalam jangka panjang. Tampaknya bagus untuk memasoknya ke penyihir dalam jumlah besar nanti.
Dia akan menghasilkan uang dengan menjual bawang bombay, dan para penyihir akan dapat menikmati makanan lezat dengan bawang bombay dibandingkan dengan ramuan pahit dan bola pil; win-win untuk semua.
'Jika mereka tidak membeli, aku harus mendorongnya ke Iona.'
Squeak?
Ayah Kelinci bertanya pada Sejun apa yang akan dia lakukan dengan bawang itu, sama seperti Sejun yang bertekad menjualnya apa pun yang terjadi.
Karena bawang bombay sudah cukup besar untuk dipanen, Ayah Kelinci bertanya apakah Sejun ingin memanennya sekarang atau membiarkannya mekar untuk mengumpulkan benih.
"Tentu saja aku akan mengumpulkan benih untuk menanam bawang lebih banyak. Tapi aku akan memanen sedikit untuk saat ini."
Bawang, sayuran yang ada di hampir setiap masakan Korea. Jadi, Sejun selalu menyesal tidak bisa makan cumi dan bawang bersama-sama setiap kali dia menumis cumi.
"Ini cumi tumis hari ini!"
Makanya, menunya tiba-tiba berubah dari baekseolgi menjadi cumi tumis.
***
(Awalnya terasa canggung. Tapi...)
"Dari mana asal suara ini?"
Pemilik karaoke koin itu mulai fokus pada lagu yang dinyanyikan dengan suara yang jernih dan lembut. Nyanyiannya sangat bagus sehingga bisa dipercaya milik seorang penyanyi profesional.
'Orang yang berbakat di karaoke kita?'
Dia penasaran dengan wajah penyanyi berbakat itu dan mulai memeriksa ruangan tempat para pelanggan berada.
Dan ketika hanya tersisa beberapa ruangan untuk diperiksa,
"Saudaraku! Jangan pergi!"
Bae Jeong-ho bergegas masuk dan menghentikan pemiliknya.
"Ah! Kamu mengagetkanku! Bae Jeong-ho! Apa masalahnya? Mengapa aku tidak bisa pergi?"
Setelah memaksimalkan tingkat afinitasnya, PD Bae Jeong-ho dari 'Ada Sesuatu di Dunia' sudah memanggil pemilik karaoke koin itu sebagai 'saudara'.
"Saudaraku, jangan masuk, tapi lihat ini saja."
Bae Jeong-ho menunjukkan layar laptopnya.
"Apa?! Apa itu?!"
Di layar, seekor kelelawar emas sedang memegang mikrofon dan bernyanyi dengan penuh semangat. Ia bahkan memasukkan uang ke dalam mesin. Itu adalah uang tunai yang Sejun berikan kepada kelelawar emas untuk berjaga-jaga.
"Saudaraku, ini adalah berita eksklusif yang luar biasa!"
Bae Jeong-ho yang telah menyaksikan kelelawar emas sejak turun dari lantai 7 hingga karaoke koin di lantai 5, berkata sambil tersenyum lebar.
***
[Sentuhan Hangat Petani Lv. 4 diaktifkan.]
[Pertumbuhan pohon apel sedikit meningkat saat disentuh.]
Sejun mengelus daun Flamie sambil menunggu Cuengi yang masuk ke dalam air untuk menangkap cumi.
[Hehehe. Tuan! Aku berkembang!]
"Ya. Ayo berkembang dengan cepat, Flamie."
[Ya!]
Sejun, yang tidak menyadari besarnya ukuran Flamie di bawah tanah, menggunakan keahliannya pada Flamie tanpa ragu-ragu, mendesaknya untuk tumbuh dengan cepat.
'Tuan! Aku akan memberikanmu cumi-cumi terbaik!'
Flamie, melihat Sejun menepuknya, sibuk memindahkan akar besarnya ke lautan dimensi untuk menangkap cumi-cumi terbaik.
Kreung!
Splash, splash.
Cuengi berpura-pura berburu, bermain air hingga Flamie menangkap seekor cumi-cumi.
Kemudian, seekor cumi-cumi raksasa melewati akar Flamie.
Squish.
Akar Flamie mencengkeram cumi-cumi itu dengan erat, mulai menyeretnya ke tempat Cuengi menunggu.
Bang! Bang!
Cumi-cumi itu menggerakkan kakinya dengan panik, menyerang akar Flamie agar tidak terseret, tapi ia tidak bisa melepaskannya.
Kemudian
Bang!
Cuengi menghabisi cumi-cumi yang kelelahan yang diseretnya.
Krueng!
[Ayah, aku menangkap cumi-cumi!]
Cuengi sambil memegang insang cumi-cumi raksasa sepanjang 50m itu dengan bangga berjalan keluar kolam.
"Ada benda seperti itu di dalam air?!"
Sejun bertanya dengan ekspresi terkejut sambil menatap cumi-cumi raksasa itu. Airnya tampak jauh lebih berbahaya dari yang dia kira.
Hari ke 292 terdampar. Bukan kekurangan cumi-cumi, melainkan kekurangan bumbu, sehingga tidak bisa membuat semua cumi menjadi cumi tumis.
***
Lantai 40 menara.
"Yang bungsu dalam bahaya, meong!"
Kakak Theo, yang masih mengkhawatirkan Kelelawar Emas, tiba di kamp tempat para hunter berkumpul, untuk menemui Pasukan Pertahanan Bumi yang menunggu di sana.
Namun
"Meong?!"
Kamp para hunter hancur total.
Kemudian
"Kami telah menduduki tempat ini. Enyahlah."
Para Orc Hitam Raksasa, yang seharusnya berada di lantai 49, telah menduduki kamp hunter. Mereka adalah kekuatan besar yang berjumlah lebih dari 10.000 orang.
Monster yang terkejut, karena Minotaur Hitam, bergerak ke bawah menara, menciptakan efek kupu-kupu saat monster di lantai 60 turun ke lantai 50, dan monster di lantai 50 turun ke lantai 40.
"Apa yang terjadi dengan manusia di sini, meong?!"
"Bukankah sudah jelas? Menurut hukum rimba, kami telah memperbudak mereka dan akan memakannya nanti."
"Kamu tidak bisa melakukan itu, meong! Aku, bawahan Naga Hitam Besar, kucing kuning mematikan Park Theo, akan menghentikanmu, meong!"
Swish!
Theo menghunuskan cakarnya dan berteriak. Dia tidak bisa membiarkan pengisapnya menjadi budak.
'Lalu siapa yang akan membeli hasil panen Ketua Park kita, meong?'
Bagi Theo, yang harus menjual hasil panen dan menerima kasih sayang Sejun, hilangnya manusia pengisap adalah masalah serius.